Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA

PASIEN GANGGUAN JIWA

LABORATORIUM KLINIK SEMESTER V

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Dosen Pembimbing :

Ns. Nana K. S.Kep

Disusun Oleh :

Rizki Amelia Koswara

2018720039

Kelas : 5A (Reguler)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

I. Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi sensori yang keliru dan melibatkan panca indra
(Isaacs,2002)
Gangguan sensori persepsi adalah suatu kondisi dimana individu atau kelompok
menjalani atau berisiko mengalami perubahan dalam jumlah dan pola atau interpretasi
terhadap stimulus yang masuk (carpenito.L.J,20002)
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indera, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan terhadap sumber
yang tidak nyata (Keliat & Akemat, 2007; Stuart, Keliat & Pasaribu, 2017).

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor predisposisi
1. Biologis
 Gangguan perkembangan otak frontal dan temporal
 Lesi pada korteks frontal,temporal,dan limbik.
 Gamgguan tumbuh kembang pada prenatal,perinatal,neonatal,dan anak-
anak.
 Kembar satu telur lebih beresiko dari kembar dua telur.
2. Psikologis
 Ibu atau pengasuh yang cemas atau overprotektif,dingin,tidak sensitive.
 Hubungan dengan ayah yang tidak dekat atau perhatian yang berlebihan.
 Konflik pernikahan seperti pertengkaran orang
tua,penganiayaan,kekerasan,atau pola asuh yang tidak adekuat yang
disertai dengan kekosongan emosi,kurang kasih sayang,juga menjadi
faktor resiko.
 Komunikasi “double bind”
 Koping dalam menghadapi stress tidak konstruktif atau adaptif
 Gangguan identitas
 Ketidakmampuan menggapai cinta.
3. Sosial Budaya
 Kemiskinan
 Ketidak harmonisan sosial budaya misalnya peperangan,kerusuhan.
 Hidup terisolasi
 Tinggal di ibukota
4. Faktor biokimia
Faktor yang mempengaruhi terjadinya ganggua jiwa dengan adanya stres yang
berlebihan dalam tubuh seseorang akan menghasilkn suatu zat yang bersifat
halusinogen.
b. .Faktor presipitasi
1) Sumber : biologis,psikologis,sosial budaya.
2) Asal(original : dari klien atau lingkungan ekternal
3) Waktu : lama dan frekuensi stimulus
4) Jumlah : stimulus yang dialami

Faktor presipitasi umum :

1. Kondisi kesehatan
2. Kondisi lingkungan
3. Sikap dan perilaku klien
III. Rentang respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
 Pikiran logis  Terkadang proses  Waham
 Persepsi akurat pikir terganggu  Halusinasi
 Emosi sesuai  Emosi berlebihan  Kesukaan proses
pengalaman atau kurang emosi
 Perilaku sesuai  Perilaku aneh atau  Perilaku yang tidak
 Hubungan sosial tidak biasanya terorganisir
harmonis  Menarik diri  Isolasi sosial

Respon adaptif

 Pikiran logis : pendapat atau pertimbangan yang dapat diteroma akal


 Persepsi akurat : pandangan dari seseorang tentang suatu persitiwa secara cermat
 Emosi konsisten dengan pengalaman : kemantapan perasaan jiwa sesuai dengan
peristiwa yang pernah dialami
 Perilaku sesuai : kegiatan individu atau seuatu yang berkaitan dengan individu
tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak bertentangan
dengan moral
 Hubungan social : hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan ditengah
– tengah masyarakat

Respon transisi

 Pikiran kadang menyimpang : kegagalan dalam mengambil kesimpulan


 Emosi reaksi berlebihan atau berkurang : emosi yang diekspresikan dengan sikap
yang tidak sesuai
 Perilaku aneh / tak lazim : perilaku aneh yang tidak enak dipandang,
membingungkan
 Menarik diri : perilaku menghindar dari orang lain

Respon maladaptive
 Gangguan pikiran atau waham : keyakinan yang salah yang secara kokoh
dipertahankan walau tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
social
 Halusinasi : persepsi yang salah terhadap rangsangan
 Ketidakmampuan utnuk control emosi : ketidakmampuan atau menurunnya
kemampuan untuk mengalami kesenangan, kebahagian, keakraban dan kedekatan
 Ketidakteraturan perilaku : ketidakselarasan antara perlikau dan gerakan yang
ditimbulkan
IV. Mekanisme koping
perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman
yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik termasuk.
 Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengulangi ansietas,hanya mempunyai sedikit energy yang tertinggal untuk
aktifitas hidup sehari-hari.
 Proyeksi sebagai upaya untuk menjelasan keracunan persepsi.

V. TERAPI
1. Terapi Kognitif Perilaku
Sesi 1: mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negative dan perilaku negative
Sesi 2: melawan pikiran otomatis negative
Sesi 3: mengubah perilaku negative menjadi positif
Sesi 4: memanfaatkan system pendukung
Sesi 5: mengevaluasi manfaat melawan pikiran negative dan mengubah
perilaku negative
2. Terapi Penerimaan Komitmen (acceptance commitment therapy)
Sesi 1: mengidentifikasi pengalaman/kejadian yang tidak menyenangkan
Sesi 2: mengenali keadaan saat ini dan menemukan nilai-nilai terkait
pengalaman yang tidak menyenangkan
Sesi 3: berlatih menerima pengalaman/kejadian tidak menyenangkan
menggunakna nilai-nilai yang dipilih klien
Sesi 4: berkomitmen menggunakan nilai-nilai yang dipilih klien untuk
mencegah kekambuhan
Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan

a. Pohon Masalah

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi C/P

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis


VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
3. Perubahan persepsi sensori halusinasi
4. Isolasi social
5. Harga diri rendah kronis

VII. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa
Keperawata Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
n
Gangguan TUM : 1. Setelah satu kali interaksi klien menunjukkan tanda- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
Sensori Klien dapat tanda percaya kepada perawat : prinsif komunikasi terapeutik :
Persepsi : membedakan  Ekpresi wajah bersahabat  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
Halusinasi anatara halusinasi  Menunjukkan rasa senang verbal
dengan realita.  Ada kontak mata  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
 Mau berjabat tangan berkenalan
TUK :  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
 Mau menyebutkan nama
1. Klien dapat disukai klien
 Mau menjawab salam
membina  Buat kontrak yang jelas
 Mau duduk berdampingan dengan perawat
hubungan saling  Tunjukkan sikap jujur, dan menempati janji setiap kali
 Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi
percaya
interaksi
 Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan
dasar klien
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi
klien
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan
klien

2. Klien dapat 1.Setelah … x interaksi klien menyebutkan : 1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
mengenal  Isi 2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya  Waktu halusinasinya, jika klien sedang berhalusinasi:

 Frekwensi  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu

 Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi (halusinasi dengar/ lihat / penghidu / raba / kecap)
 Jika klien menjawab iya, tanyakan apa yang sedang
dialaminya
 Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami
hal tersebut, namun perawat sendiri tidak
mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal
yang sama
 Katakan bahwa perawat akan membantu klien

3. Jika klien sedang berhalusinasi klarifikasi tentang


adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien
 Isi, waktu dan frekwensi terjadinya halusinasi
( pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang-
2. setelah … x interaksi klien menyatakan perasaan dan kadang)
responnya saat mengalami, halusinasi :  Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
 Marah menimbulkan halusinasi
 Takut 1. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika
 Sedih terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk
 Senang mengungkapkan perasaannya

 Cemas 2. diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk

 Jengkel mengatasi perasaan tersebut


3. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila
klien menikmati halusinasinya

3. klien dapat 1. setelah … x interaksi klien menyebutkan tindakan identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang
mengontrol yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
halusinasinya halusinasinya menyibukkan diri, dll)
1. diskusikan cara yang digunakan klien :
 jika cara yang digunakan adaptif beri pujian
 Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan
kerugian cara tersebut
2. setelah … x interaksi klien menyebutkan cara baru 2. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol
mengontrol halusinasi timbulnya halusinasi:
 Katakan pada dirisendiri bahwa ini tidak nyata
(’saya tidak mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba/
kecap’) pada sat halusinasi terjadi.
 Menemui orang lain/ perawat/ teman/ anggota
keluarga untuk menceritakan halusinasinya
 Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan
sehari-hari yang telah disusun
 Meminta keluarga / teman/ perawat menyapa jika
3. setelah … x interaksi klien dapat memilih dan sedang berhalusinasi.
memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar / 3. Bantu klien memilih cara yang sudah diajarkan dan
lihat / penghidu / raba / kecap) latih untuk mencobanya
4. setelah … x interaksi klien melaksanakan cara yang
telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya 4. beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih
dan dilatih
5. setelah … x pertemuan klien mengikuti terapi 5. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika
aktivitas kelompok berhasil beri pijian
6. anjurkan klien mengikuti trapi aktifitas klompok,
orientasi realita, setimulasi persepsi.
4. Klien dapat 1. Setelah … x pertemuan keluarga, keluarga 1. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu,
dukungan dari menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan tempat dan topik)
keluarga dalam perawat 2. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan
mengontrol 2. setelah … x interaksi keluarga menyebutkan keluarga / kunjungan rumah)
halusinasinya pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya  Pengertian halusinasi
dengan baik halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan  Tanda dan gejala halusinasi
halusinasi  Cara yang dapat dilakukan klien dengan keluarga
untuk memutus halusinasi
 Obat-obatan halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
dirumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama, memantau
obat-obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
 Beri informasi waktu kontrol kerumah sakit dan
bagai mana mencari bantuan jika halusinasi tidak
dapat diatasi dirumah

5. Klien dapat 1. Setelah ... x interaksi klien menyebutkan: 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian
memanfaatkan  Manfaat minum obat tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi
obat dengan baik  Kerugian tidak minum obat dan efek samping penggunaan minum obat. Pantau
 Nama, Warna, dosis, efek terapi dan efek samping klien saat penggunaan obat
obat
2. Setelah ... x interaksi klien mendemontrasikan 2. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
penggunaan obat dengan benar
3. Setelah ... x interaksi klien menyebutkan akibat 3. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
minum obat tanpa konsultasi dokter konsultasi dengan dokter
4. anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

PERTEMUAN KE : 1 (SATU)

DIAGNOSA KEP : HALUSINASI

SP :1

HARI/TANGGAL :

PROSES KEPERAWATAN

A. KONDISI KLIEN

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Klien mengatakan: “sering mendengar  Klien tampak ketakutan.


suara-suara yang membisiki dan isinya  Klien tampak bicara sendiri.
tidak jelas serta melihat setan-setan.”  Klien tampak marah tanpa sebab.
 Klien kadang tertawa sendiri.
 Klien sering menyendiri.
 Klien tampak mondar-mandir.

Diagnose keperawatan :

Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran

Tindakan Khusus :

 Klien dapat membina hubungan saling percaya


 Klien dapat mengenal halusinasi
 Klien dapat mengontrol halusinasi
 Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi
Tindakan keperawatan :

 Bina hubungan saling percaya


 Diskusikan jenis halusinasi klien
 Diskusikan isi halusinasi
 Diskusikan waktu halusinasi
 Diskusikan frekuensi halusinasi
 Diskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi
 Diskusikan respon klien terhadap halusinasi
 Ajarkan klien cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
Proses pelaksanaan Tndakan

Orientasi

1. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu perkenalkan nama saya perawat amel. Nama ibu siapa? Lebih suka di
panggil siapa bu? Saya adalah mahasiswa S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA, saya yang peraktek disini pada hari ini dari pukul
13.00 sampai 20.00 WIB.
2. Evaluasi/ Validasi
”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini?”
3. Kontak
a. Topik : “Pagi ini kita berbincang-bincang sebentar ya bu, untuk melakukan
perkenalan, dan berbincang-bincang tentang apa yang ibu rasakan saat ini.”
b. Waktu : ibu mau kita berbincang-bincang berapa lama bu? bagaimana kalau
10 menit saja?’
c. Tempat : “dimana kita berbincang-bincangnya bu? Bagaimana kalau dimeja
makan saja bu?”
Tujuan : “agar kita saling mengenal, ibu lebih mengenal saya dan saya lebih
mengenal ibu, serta bapak dapat mengenal perasaan apa yang ibu rasakan saat ini.”
Kerja

”ibu sudah berapa lama di rawat disini? Kalau saya boleh tau ada masalah apa sampai ibu
di bawa kesini? Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan
suara itu? Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering di dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri? Apa yang ibu rasakan pada saat mendengar
suara itu? Apa yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-
suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul? ibu, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung ibu bilang, pergi saya
tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba ibu peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba
lagi! Ya bagus ibu Y sudah bisa.”

Terminasi

a. Evaluasi
 Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi.”
 Objektif
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut.”
b. Rencana Tindak Lanjut
 “Saya berharap bila suara-suara itu muncul bapak dapat menghardiknya, jangan
lupa bapak masukan ke dalam jawal kegiatan harian ya pak.”
c. Kontrak Yang Akan Datang
 Topik : “bapak besok kita akan bertemu lagi dan berbincang-bincang tentang
cara menghilangkan suara-suara selain menghardik
 Waktu : “ besok kita bertemu jam berapa? Bagai mana kalau jam 08.00 wib?”
 Tempat : “ bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Di ruang makan atau teras?
Baik pak, saya permisi dulu sampai jumpa besok”

REFERENSI

Nita fitria,2010.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP dan SP ). Jakarta,Penerbit Salemba.

Towsend Mary,C,1998.Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri.edisi 3, Jakarta ;


EGC.

Fitria, Nita. 2014. Prinsip dan Aplikassi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan (Lp dan Sp). Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai