GANGGUAN ORIENTASI
REALITAS : HALUSINASI &
WAHAM
Disampaikan Oleh :
Ns. Sri Supami, S.kep, S.Pd, M.Kes
Definisi Gangguan Orientasi Realitas
Ketidakmampuan klien menilai dan berespon
terhadap realitas.
Ketidakmampuan membedakan rangsangan.
Ketidakmampuan membedakan lamunan dan
kenyataan.
• Perhatian
Sensori Internal
pada
Biokimia
informasi • Gerakan
Emosi
yang masuk motorik
• Diskriminasi • Proses pikir
Sensori Eksternal
informasi • Respons
• Penglihatan
• Pengorganis sosial
• Pendengaran
asian • Respons
• Perabaan
• Informasi emosional
• Pengecapan
menjadi
• penghidu
respon
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat Kadang-kadang Ggn proses pikir :
Emosi proses pikir terganggu Waham
konsisten Ilusi Halusinasi
dengan Emosi Tidak mampu
pengalaman berlebihan/berkurang mengalami emosi
Perilaku cocok Perilaku yang tidak Perilaku tidak
Hubungan biasa terorganisir
sosial positif Menarik diri Isolasi sosial
1. Biologis
Gangguan perkembangan otak frontal dan
temporal.
Lesi pada korteks frontal, temporal dan
limbik.
Gangguan tumbang pada prenatal,
neonatal, dan anak-anak.
Kembar 1 telur lebih berisiko dari kembar
2 telur.
2. Psikologis
Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektive,
dingin, tidak sensitif.
Hubungan dengan ayah yang tidak
dekat/perhatian yang berlebihan.
Konflik pernikahan.
Komunikasi “double bind”
Hidup terisolasi
DEFINISI
Kepercayaan yang salah terhadap obyek dan
tidak konsisten dengan latar belakang intelektual
dan budaya (rawlin, 1998 dalam Keliat, 2005)
Suatu sistem kepercayaan yang tdak dapat
divalidasi dipertemukan dengan realitas (Haber,
1998 dalam Keliat 2005)
Keyakinan yang salah yang tidak dapat diubah
dengan alasam logis/kejadian nyata (Stuart
Sundeen, 2015).
Jenis-jenis waham :
Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulangkali tetapi tidak
sesuai kenyataan.
Waham kebesaran
Klien yakin bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Somatik
Klien yakin bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham Curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai
kenyataan.
Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada
didunia/meninggal, diucapkan berulang kali tapi
tidak sesuai kenyataan
Waham Sisip Pikir
Klien yakin bahwa ada ide pikiran orang lain yang
disisipkan kedalam pikirannya, diucapkan berulang
kali tapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Siar Pikir
Klien yakin orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun tidak dinyatakan kepada orang
tersebut, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai
kenyataan.
Waham Kontrol Pikir
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai
kenyataan.
Proses Terjadinya
Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas, merasa sesuatu
yang tidak menyenangkan hati
Maladaptif
Ilusi
Halusinasi
Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi terhadap suatu
stimulus ekternal dimana stimulus tersebut pada
kenyataanya tidak ada (Stuart Sundeen, 2015).
Jenis-jenis Halusinasi
Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulus nyata dan orang
lain tidak mendengarnya. ( 70 % )
Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa
stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.( 20
%)
Halusinasi Penghidu/Penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa
sesuatu yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
Halusinasi Pengecapan
Klien merasakan makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya
merasakan rasa makanan yang tidak enak.
Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang
nyata. ( 10 % dari ketiga halusinasi tsb ).
Intensitas dan Proses Terjadinya
Halusinasi (Stuart dan Sundeen, 2015)
Level Karakteristik Perilaku Klien
Tahap 1
Memberi rasa Mengalami ansietas Tersenyum/
nyaman/comfo kesepian, rasa tertawa sendiri
rting bersalah, dan ketakutan Menggerakan
Tingkat Mencoba berfokus pada bibir tanpa suara
ansietas pikiran yang dapat Menggerakan
sedang menghilangkan mata yang cepat
Secara umum ansietas Respons verbal
halusinasi/pen Pikiran dan yang lambat
galaman pengalaman sensori Diam dan
sensori masih ada dalam kosentrasi
merupakan kontrol kesadaran.
suatu
kesenangan NON PSIKOTIK
Tahap II
Isolasi Sosial
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Risiko Perilaku Kekerasan
HALUSINASI
Tindakan Keperawatan Pada Klien Halusinasi
Tetapkan hubungan saling percaya
Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum
obat bius atau alkohol
Kaji isi, frekuensi, waktu, intensitas, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan halusinasi
Jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana
bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang
sama
contoh : saya percaya anda mendengar suara ......,
tapi saya sendiri tidak mendengarnya
Bantu klien menjelaskan kebutuhan
yang mungkin direfleksikan dalam hal
halusinasi.
Bantu klien mengidentifikasi
hubungan antara halusinasi dan
kebutuhan yang direfleksikan.
Sarankan dan kuatkan penggunaan
hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.
II. FUNGSI EMOSI
Emosi digambarkan dalam istilah mood dan
afek.
Mood adalah suasana emosi yang memajang,
yang mempengaruhi kepribadian dan fungsi
kehidupan individu.
Afek mengacu pada perilaku: gerakan tangan
dan tubuh, ekpresi wajah dan intonasi suara
diamati ketika individu mengekspresikan dan
mengalami perasaan-perasaan dan emosi.
Adaptif
Afek sesuai dengan mood
Maladaptif
Gangguan emosi dapat dikaji melalui
perubahan afek yaitu :
Afek Tumpul
Afek Datar
Ambivalen
Masalah emosi pada klien skizofrenia :
“Alexithemia” : kesulitan
menentukan dan menjelaskan
emosi.
Apatis : kurangnya perasaan,
emosi, minat dan
perhatian.
Anhedonia : ketidakmampuan
/kurangnya
kemampuan mengalami perasaan
puas, senang, intim dan akrab.
III. FUNGSI MOTORIK
Adaptif
Aktifitas motorik merupakam
manifestasi fungsi kognitif,
persepsi dan afektif secara
simultan.
Aktifitas motorik dapat terlihat
aktifitas fisik klien.
Maladaptif
Perubahan motorik dimanifestasikan dalam :
Peningkatan/penurunan tingkat aktifitas motorik.
Impulsif.
Manerisme
Automatisme
Stereotipi
Kataton
Parkinson (gajala-gejala ektrapiramidal)
Gerakan mata abnormal
Grimasen
Apraksia
Ekopraksia
Cara berjalan abnormal
Masalah keperawatan yang mungkin
Resiko perilaku kekerasam
Keletihan
Kerusakan fisik; mobilitas
Intoleransi aktifitas
Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh.
IV FUNGSI SOSIAL
Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk
membentuk hubungan kerja sama dan saling
ketergantungan.