Anda di halaman 1dari 68

KONSEP GANGGUAN

ORIENTASI REALITAS

Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp. M.Kes

GOR

Ketidakmampuan klien menilai dan berespon terhadap


realitas
Ketidakmampuan membedakan rangsangan internal
dan eksternal
Ketidakmampuan membedakan lamunan dan kenyataan

Perilaku yg sukar dimengerti dan mungkin


menakutkan

PROSES INFORMASI
Proses informasi merupakan proses masuknya informasi yang akurat,
penyimpan informasi dan pemakaian kembali informasi tersebut

Masuk informasi

Proses di otak

Resp Plku

Sensori internal
* Perhatian pada
* Gerakan
Biokimia
Informasi yang masuk
motorik
Emosi
Sensori External
* Diskriminasi informasi * Proses pikir
Penglihatan
Pendengaran
* Pengorganisasian
* Respons sosial
Perabaan
Pengecapan
* Informasi menjadi
* Respons
Penghidu
respons
Emosional

Gangguan Proses Informasi


Penyebab gangguan proses informasi
1. Jumlah dan akurasi informasi
2. Disfungsi anatomi dan neurofisiologi otak
* Reseptor penerima stimulus
* Thalamus
* Lobus Frontal
* Ganglia basal
* Ketidakseimbangan neurotransmiter dan neuromodulator
3. Pengalaman belajar yang lalu (termasuk pengalaman
emosional).

Rentang Respon Neurobiologik


(Dikutip dari Stuart dan Sundeen 1995, h. 477)
Respons Adaptif

Pikiran logis
proses pikir tgg
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dg pengalaman
Perilaku cocok
tidak biasa
Hubungan sosial
positif

Resp Maladaptif

Kadang-kadang
Gangguan proses
pikir / waham
Ilusi
Halusinasi
Emosi berlebihan/
Tidak mampu
kurang.
Mengalami emosi
Perilaku yg
Perilaku tidak
terorganisir
Menarik diri Isolasi sosial

PENYEBAB
Gangguan Fungsi Otak :

Fungsi kognitif / proses pikir


Fungsi persepsi
Fungsi emosi
Fungsi motorik
Fungsi sosial

Muncul respons neurologik yang maladaptif

I. FUNGSI KOGNITIF
Adaptif
Cara berpikir logis
Cara berpikir koheren
Maladaptif
Peredaran neurotransmiter terlalu cepat
Peredaran neurotransmiter terlalu lambat
Peredaran neurotransmiter terhalang.
Dikaji melalui :
Daya ingat
Perhatian
Bentuk dan pengorganisasian bicara
Isi pikir

II. FUNGSI PERSEPSI


Adaptif
Persepsi adalah respons sensoris
terhadap stimulasi eksternal, juga pengenalan
dan pemahaman terhadap sensasi sehingga
individu
dapat
mengindentifikasi
dan
menginterpretasikan stimulus yang diterima.
Maladaptif
Ilusi
Halusinasi

III. FUNGSI EMOSI


Masalah emosi pada klien Skizofrenia
Alexithemia : Kesulitan menentukan dan menjelaskan
emosi
Apatis
: Kurangnya perasaan, emosi, minat,
dan perhatian
Anhedonia
:Ketdkmampuan/kurangnya kemampuan
mengalami perasaan puas, senang,
intim dan akrab .

IV.FUNGSI MOTORIK
Aktivitas motorik mrpkan manifestasi fungsi kognitif
persepsi, dan afektif scr simultan.
Aktivitas motorik dpt terlihat mll aktivitas fisik
klien
Maladaptif
Perub motorik dimanifestasikan dlm
Pe/ Pe tingkat aktivitas motorik
Impulsif
Manerisme Automatisme Stereotipi
Kataton
Parkinson (Gejala-gejala ekstrapiramidal)
Gerakan mata abnormal Grimasen Ekopraksia
Cara berjalan abnormal

V. FUNGSI SOSIAL
ADAPTIF
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk membentuk hubungan
kerjasama dan saling ketergantungan.
MALADAPTIF
Efek Langsung
Tidak ada privasi
Menarik diri
Isolasi sosial
Ketidakmampuan berkomunikasi secara koheren
Kemunduran ketrampilan sosial
Defisit perawatan diri
Paranoia

Efek Tidak Langsung

Harga diri rendah


Hubungan sosial yang tidak sesuai
Tidak berminat dalam aktivitas rekreasi
Gangguan identitas pribadi

SUMBER KOPING
1. Klien
Identifikasi koping, kekuatan dan kemampuan
yang masih dimiliki klien
2. Sumber daya dan dukungan sosial
- Pengetahuan keluarga
- Finansial keluarga
- Waktu dan tenaga keluarga yang tersedia
- Kemampuan keluarga memberikan asuhan.

PENGKAJIAN

Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
Sumber koping
Respons koping
- Fungsi kognitif / proses pikir
- Fungsi persepsi
- Fungsi emosi
- Fungsi motorik
- Fungsi sosial

FAKTOR PRESIPITASI

Sumber
Asal (original)
Waktu
Jumlah

: Biologi, psikologis, sosial budaya


: Diri klien atau lingkungan eksternal
: Lama dan frekuensi stimulus
: Stimulus yang dialami

FAKTOR PRESIPITASI UMUM

Kondisi kesehatan
Kondisi lingkungan
Sikap dan perilaku klien

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
- Gangguan perkembangan otak frontal dan temporal
- Lesi pada korteks frontal, temporal, dan limbik
- Gangguan tumbang pada prenatal, perinatal,
neonatal, dan anak-anak.
- Kembar 1 telur lebih berisiko dari kembar 2 telur

FAKTOR PREDISPOSISI
2. Psikologis.
- Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektif, dingin, tidak
sensitif
- Hubungan dg ayah yang tidak dekat/perhatian yg berlebihan.
- Konflik pernikahan
- Komunikasi double bind
- Koping dalam menghadapi stres tidak konstruktif atau tidak
adaftif
- Gangguan identitas
- Ketidakmampuan menggapai cinta.

FAKTOR PREDISPOSISI
3. Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial budaya
- Hidup terisolasi
- Stres yang menumpuk
- Tinggal di ibu kota

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
HALUSINASI

PENGERTIAN
Pencerapan

panca indra tanpa rangsang dari


luar(Maramis, 1998).
Penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa stimulus
eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993).
Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai
indera (Stuart & Laraia, 2001)

Jenis Halusinasi

Halusinasi pendengaran (70%)


Halusinasi penglihatan (20%)
Halusinasi penghidu
Halusinasi pengecapan
Halusinasi perabaan
10%
Halusinasi kinestetik
Halusinasi cenestetik

Jenis halusinasi

Data Obyektif

Data Subyektif

Halusinasi Dengar

Bicara atau tertawa sendiri


Marah-marah tanpa sebab
Menyedengkan telinga ke arah
tertentu
Menutup telinga

Mendengar suara-suara atau


kegaduhan.
Mendengar suara yang mengajak
bercakap-cakap.
Mendengar suara menyuruh
melakukan
sesuatu
yang
berbahaya.

Halusinasi Penglihatan

Menunjuk-nunjuk
ke
arah
tertentu
Ketakutan dengan pada sesuatu
yang tidak jelas.

Melihat bayangan, sinar, bentuk


geometris,
bentuk
kartoon,
melihat hantu atau monster

Halusinasi Penghidu

Mengisap-isap seperti sedang


membaui bau-bauan tertentu.
Menutup hidung.

Membaui bau-bauan seperti bau


darah, urin, feses, kadangkadang bau itu menyenangkan.

Halusinasi Pengecapan

Sering meludah
Muntah

Merasakan rasa seperti darah,


urin atau feses

Halusinasi Perabaan

Menggaruk-garuk
kulit

permukaan

Mengatakan ada serangga di


permukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik

INTENSITAS DAN PROSES TERJADINYA HALUSINASI

Levei

Karakteristik

Perilaku Klien

Tahap I
Memberi rasa nyaman

Mengalami ansietas,
kesepian,
rasa
bersalah,
dan
ketakutan
Mencoba
berfokus
pada pikiran yang
dapat
menghilangkan
ansietas
Pikiran
dan
pengalaman sensori
masih ada dalam
kontrol kesadaran.
NON PSIKOTIK

Tersenyum/tertawa

Tingkat Ansietas
sedang
Secara umum hall
/pengalaman sensori
merupakan suatu
kesenangan

sendiri.
Menggerakkan bibir
tanpa suara
Pergerakan mata
yang cepat
Respon verbal yang
lambat
Diam dan
berkonsentrasi.

Tahap II
Menyalahkan
Tingkat ansietas
berat
Secara umum
halusinasi/
pengalaman sensori
menyebabkan rasa
antipati.

Pengalaman

sensori
menakutkan
Mulai rasa
kehilangan kontrol
Merasa dilecehkan
oleh pengalaman
sensori tersebut
Menarik diri dari
orang lain
NON PSIKOTIK

Peningkatan SSO;
tanda-tanda ansietas
peningkatan denyut
jantung, pernapasan,
dan tekanan darah.
Rentang perhatian
menyempit
Konsentrasi dengan
pengalaman sensori
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dari
realita .

Tahap III
Mengontrol
Tingkat ansietas
berat
Halusinasi tidak
dapat ditolak lagi

Perintah halusinasi
Menyerah dan
menerima halusinasi/ ditaati
Sulit berhubungan
pengalaman
sensorisnya.
dengan orang lain
Isi halusinasi
Rentang perhatian
menjadi atraktif
hanya beberapa
Kesepian bila
detik/menit
Gejala fisik
halusinasi /
ansietas:
pengalaman
berkeringat, tremor,
sensorisnya berakhir
tidak mampu
mengikuti perintah.
PSIKOTIK

Tahap IV.
Menguasai
Tingkat ansietas
panik
Secara umum diatur
dan dipengaruhi o/
halusinasi
/pengalaman
sensorinya

Halusinasi /
Pengalaman sensori
menjadi ancaman
Halusinasi/
Pengalaman
sensori dapat
berlangsung
selama beberapa
jam / hari (jika
tidak diintervensi)

PSIKOTIK

Perilaku panik
Resiko tinggi untuk
bunuh diri/
mbunuh org lain
Tidak kekerasan,
agitasi, md
atau ketakutan
Tidak mampu
berespons thd
perintah yang
kompleks.
Tidak mpu
berespons thd
> dari satu orang

Proses Keperawatan
Halusinasi
Pengkajian

Implementasi/
evaluasi

Dx Keperawatan

Perencanaan

7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi :
.
Waktu terjadinya:
.
Frekuensi halusinasi:

Respon pasien:
.
Masalah keperawatan:
.

Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi:
halusinasi ........

Prinsip Tindakan Keperawatan Pada Klien Halusinasi

Tetapkan hubungan saling percaya


Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum obat bius atau
alkohol
Kaji isi, frekuensi, waktu, intensitas, perasaan dan tindakan yang
berhubungan dengan halusinasi
Jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana bahwa perawat
tidak mengalami stimulus yang sama
Contoh: Saya percaya anda mendengar suara , tapi saya sendiri
tidak mendengarnya.
Bantu klien menjelaskan kebetuhan yang mungkin direfleksikan
dalam isi halusinasi
Bantu klien mengindentifikasi hubungan antara halusinasi dan
kebutuhan yang direfleksikan
Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.

TUJUAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Untuk pasien:

Pasien mengenali halusinasinya


Pasien dapat mengontrol halusinasi
Pasien mengikuti program pengobatan secara
optimal

TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK


PASIEN
Bina

hubungan saling percaya


Bantu pasien mengenali halusinasi
Latih klien mengontrol halusinasi.
Fasilitasi klien menggunakan obat

Membina Hubungan saling


Percaya

Mengucap salam
Berkenalan dg klien
Buat kontrak asuhan yang
jelas
Dengarkan ungkapan klien
dg empati

Mendengar keluhan
Tdk membantah atau
menyokong
Segera menolong jika
pasien membutuhkan
perawat

Bantu mengenal halusinasi

Jika klien tdk sedang mengalami halusinasi:

Jika pasien sedang halusinasi:

Diskusikan isi, waktu, frekuensi


Diskusikan hal yg menimbulkan atau
tdk menimbulkan halusinasi
Tanyakan apa yg didengar atau dilihat
Katakan perawat tdk dengar atau
lihat hal serupa

Diskusikan apa yg dilakukan jika halusinasi


timbul
Diskusikan dampak jika klien menikmati
halusinasi
Diskusikan perasaan klien saat mengalami
halusinasi

Melatih klien mengontrol


halusinasi

Identifikasi cara yg dilakukan klien untuk


mengendalikan halusinasi
Diskusikan cara yg digunakan, bila adaptif berikan
pujian
Diskusikan cara mengendalikan halusinasi

Menghardik halusinasi
Berbincang dg orang lain
Mengatur jadwal aktivitas
Menggunakan obat secara teratur

Menghardik halusinasi

Dilakukan saat sedang


mengalami halusinasi.
Katakan pada diri
Saya tak mau dengar/
lihat kamu
Untuk meningkatkan
kendali diri; tidak
mengikuti isi halusinasi

Tindakan:
Jelaskan

cara menghardik
Memperagakan cara menghardik
Meminta pasien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara ini

Berbincang dg orang lain

Dilakukan menjelang
halusinasi muncul (tandatanda awal halusinasi)
Berbicara dg org lain
memaparkan pada stimulus
eksternal.
Menurunkan fokus
perhatian pada stimulus
internal (halusinasi)

Mengatur jadwal aktivitas

Halusinasi terjadi
karena banyak waktu
luang.
Mengatur jadwal
aktivitas;
meminimalisasi waktu
luang
Membuat jadwal
harian, menepati
jadwal.

Tindakan:
Jelaskan

pentingnya aktivitas teratur


Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan
Melatih pasien melakukan aktivitas
Menyusun jadwal aktivitas
Memantau pelaksanaan aktivitas

Melatih pasien menggunakan obat


secara teratur

Jelaskan pentingnya penggunaan


obat.
Jelaskan akibat bila tdk
menggunakan obat sesuai
program
Jelaskan akibat putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat
Jelaskan 5 benar cara
menggunakan obat

Untuk keluarga:

Keluarga dapat merawat di rumah dan menjadi


sistem pendukung yg efektif

Tindakan Keperawatan:

Tahap I: menjelaskan masalah


Tahap II: melatih merawat
Tahap III: melatih merawat langsung

Penkes Keluarga untuk


Merawat Klien Halusinasi

Buat kontrak
Jelaskan:

Pengertian halusinasi?
Tanda dan gejala halusinasi
Proses terjadinya
Cara merawat pasien:

Komunikasi
Pemberian obat
Aktivitas

Sumber-sumber pelayanan
kesehatan

Psikofarmakoterapi

Anti psikotik:

Chlorpromazine (Promactile, Largactile)


Haloperidol (Haldol, Serenace, Lodomer)
Stelazine
Clozapine (Clozaril)
Risperidone (Risperdal)

Anti parkinson:

Trihexyphenidile
Arthan

EVALUASI

Untuk pasien:
Percaya dengan perawat
Menyadari halusinasinya
Mampu mengontrol halusinasi
Untuk Keluarga:
Menjelaskan masalah halusinasi
Menjelaskan cara merawat
Memperagakan cara merawat
Menjelaskan fasilitas kesehatan
Melaporkan keberhasilan merawat

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
WAHAM

Pengertian
Suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
WAHAM
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

Kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak konsisten


dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin, 1993)
Suatu
sistem
kepercayaan
yang
tidak
dapat
divalidasi/dipertemukan dengan realitas (Haber, 1982)
Keyakinan yang salah yang tidak dapat diubah dengan alasan
logis/kejadian nyata (Cook dan Fontaine, 1987).

JENIS - JENIS WAHAM


Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
Waham Kebesaran
Klien yakin bahwa ia memilih kebesaran atau kekuasaan khusus,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Somatik
Klien yakni bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Waham Curiga.
Klien yakni ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.

WAHAM
Waham Nihilistik
Klien yakni bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
Waham Sisip Pikir
Klien yakni bahwa ada ide pikiran orang lain yang disispkan
kedalam pikirannya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Waham Siar Pikir
Klien yakni orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
tidak dinyatakannya kepada orang tersebut, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Kontrol Pikir
Klien yakni pikirannya dokontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

WAHAM
PROSES TERJADINYA

Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas merasa sesuatu yang tidak


menyenangkan
Mencoba mengingkari ancaman dari persepsi diri atau obyek realitas
dengan menyalahartikan kesan terhadap kejadian
Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif/tidak
dapat diterima menjadi bagian eksternal.
Individu mencoba memberi pembenaran/rasional/alasan interpretasi
personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.

KATEGORI WAHAM
Waham

sistematis: konsisten, berdasarkan


pemikiran mungkin terjadi walaupun hanya
secara teoritis.
Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang
secara logis dan teoritis tidak mungkin

PENGKAJIAN
Faktor

predisposisi
Faktor Presipitasi
Mekanisme Koping
Perilaku

Faktor Predisposisi

Genetis; diturunkan
Neurobiologis; adanya gangguan pada korteks pre
frontal dan kosteks limbik
Neurotransmiter; abnormalitas pada dopamin,
serotonin, dan glutamat
Virus: paparan virus influenza pd trimester III
Psikologis: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah
tdk peduli

Faktor Presipitasi
Proses

pengolahan informasi yang


berlebihan
Mekanisme penghantaran listrik yang
abnormal
Adanya gejala pemicu

Pengkajian
Tanda dan Gejala waham:
1. Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan

berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

2. Meyakini ada seseorang atau kelompok yang berusaha

merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi


tidak sesuai kenyataan

Pengkajian
3. Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
5. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham

Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang


diungkapkan dan menetap?
Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau
apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau
kesehatannya?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca
pikirannya?

Bila diperoleh salah satu data diatas


maka diagnosa keperawatan yang
dapat ditetapkan adalah:

GANGGUAN PROSES PIKIR:


WAHAM

Perhatian!

Selama pengkajian Anda harus mendengarkan dan


memperhatikan semua informasi yang diberikan
oleh pasien tentang wahamnya,
Untuk mempertahankan hubungan saling percaya
yang telah terbina jangan menyangkal dan menolak
keyakinan pasien.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Untuk pasien, bertujuan:


1.
Pasien dapat berorientasi kpd realita secara
bertahap
2.
Pasien mampu berorientasi dengan orang lain
dan lingkungan
3.
Pasien dapat memenuhi kebutuhannya melalui
aktifitas
4.
Pasien dapat menggunakan obat dengan
prinsip 5 benar

Prinsip Tindakan Keperawatan Pada Waham

Tetapkan hubungan saling percaya


Identifikasi isi dan jenis waham
Kaji intensitas, frekuensi, dan lamanya waham
Identifikasi Stresor waham
Identifikasi stres terbesar yang dialami baru-baru ini
Hubungan onset waham dan onset stres
Jika klien bertanya apakah anda percaya waham tersebut, katakan
bahwa
Contoh: Saya mengerti anda merasa sebagai ., tapi sukar bagi
saya untuk mempercayainya karena
Penuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh waham
Identifikasi kebutuhan emosional yang dipenuhi oleh waham
Sekali waham dimengerti, hindari dan jangan mendukung
pembicaraan berulang tentang waham.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Untuk pasien
1. Bina hubungan saling percaya

a). Mengucapkan salam terapeutik


b). Berjabat tangan
c). Menjelaskan tujuan interaksi
d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap
kali bertemu pasien

TINDAKAN KEPERAWATAN
2.Tidak mendukung dan membantah waham pasien
3.Yakinkan pasien dalam keadaan aman
4.Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
5.Diskusikan kebutuhan psikologi/ emosional yg tdk terpenuhi
6.Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya
dengarkan tanpa memberikan dukungan dan menyangkal
sampai pasien berhenti membicarakannya
7.Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas

TINDAKAN KEPERAWATAN
8. Diskusikan kemampuan realistis yang dimiliki
9. Anjurkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya.
10.Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional
11.Berbicara dalam konteks realitas
12. Beri pujian bila mampu memperlihatkan kemampuan
positifnya

TINDAKAN KEPERAWATAN
13. Jelaskan

pada pasien tentang program pengobatannya


(manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat
yang
diminum serta cara meminum obat yang
benar)

14. Diskusikan akibat bila berhenti minum obat

TINDAKAN KEPERAWATAN
Untuk Keluarga, bertujuan:
1.
Keluarga dapat mengidentifikasi waham pasien
2.
Keluarga dapat memfasilitasi pasien untuk memenuhi
kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya.
3.
Keluarga dapat mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal

TINDAKAN KEPERAWATAN UTK KELUARGA


1.Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
2.Diskusikan dengan keluarga tentang :
a) Cara merawat pasien waham dirumah
b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
3. Diskusikan ttg obat pasien
4. Diskusikan kondisi pasien yg perlu konsultasi segera

EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari pasien :
a.Pasien dapat mengungkapkan
keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b.Pasien dapat berkomunikasi sesuai kenyataan
c. Pasien dapat menggunakan obat dg benar

Anda mungkin juga menyukai