ORIENTASI REALITAS
GOR
PROSES INFORMASI
Proses informasi merupakan proses masuknya informasi yang akurat,
penyimpan informasi dan pemakaian kembali informasi tersebut
Masuk informasi
Proses di otak
Resp Plku
Sensori internal
* Perhatian pada
* Gerakan
Biokimia
Informasi yang masuk
motorik
Emosi
Sensori External
* Diskriminasi informasi * Proses pikir
Penglihatan
Pendengaran
* Pengorganisasian
* Respons sosial
Perabaan
Pengecapan
* Informasi menjadi
* Respons
Penghidu
respons
Emosional
Pikiran logis
proses pikir tgg
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dg pengalaman
Perilaku cocok
tidak biasa
Hubungan sosial
positif
Resp Maladaptif
Kadang-kadang
Gangguan proses
pikir / waham
Ilusi
Halusinasi
Emosi berlebihan/
Tidak mampu
kurang.
Mengalami emosi
Perilaku yg
Perilaku tidak
terorganisir
Menarik diri Isolasi sosial
PENYEBAB
Gangguan Fungsi Otak :
I. FUNGSI KOGNITIF
Adaptif
Cara berpikir logis
Cara berpikir koheren
Maladaptif
Peredaran neurotransmiter terlalu cepat
Peredaran neurotransmiter terlalu lambat
Peredaran neurotransmiter terhalang.
Dikaji melalui :
Daya ingat
Perhatian
Bentuk dan pengorganisasian bicara
Isi pikir
IV.FUNGSI MOTORIK
Aktivitas motorik mrpkan manifestasi fungsi kognitif
persepsi, dan afektif scr simultan.
Aktivitas motorik dpt terlihat mll aktivitas fisik
klien
Maladaptif
Perub motorik dimanifestasikan dlm
Pe/ Pe tingkat aktivitas motorik
Impulsif
Manerisme Automatisme Stereotipi
Kataton
Parkinson (Gejala-gejala ekstrapiramidal)
Gerakan mata abnormal Grimasen Ekopraksia
Cara berjalan abnormal
V. FUNGSI SOSIAL
ADAPTIF
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk membentuk hubungan
kerjasama dan saling ketergantungan.
MALADAPTIF
Efek Langsung
Tidak ada privasi
Menarik diri
Isolasi sosial
Ketidakmampuan berkomunikasi secara koheren
Kemunduran ketrampilan sosial
Defisit perawatan diri
Paranoia
SUMBER KOPING
1. Klien
Identifikasi koping, kekuatan dan kemampuan
yang masih dimiliki klien
2. Sumber daya dan dukungan sosial
- Pengetahuan keluarga
- Finansial keluarga
- Waktu dan tenaga keluarga yang tersedia
- Kemampuan keluarga memberikan asuhan.
PENGKAJIAN
Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
Sumber koping
Respons koping
- Fungsi kognitif / proses pikir
- Fungsi persepsi
- Fungsi emosi
- Fungsi motorik
- Fungsi sosial
FAKTOR PRESIPITASI
Sumber
Asal (original)
Waktu
Jumlah
Kondisi kesehatan
Kondisi lingkungan
Sikap dan perilaku klien
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
- Gangguan perkembangan otak frontal dan temporal
- Lesi pada korteks frontal, temporal, dan limbik
- Gangguan tumbang pada prenatal, perinatal,
neonatal, dan anak-anak.
- Kembar 1 telur lebih berisiko dari kembar 2 telur
FAKTOR PREDISPOSISI
2. Psikologis.
- Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektif, dingin, tidak
sensitif
- Hubungan dg ayah yang tidak dekat/perhatian yg berlebihan.
- Konflik pernikahan
- Komunikasi double bind
- Koping dalam menghadapi stres tidak konstruktif atau tidak
adaftif
- Gangguan identitas
- Ketidakmampuan menggapai cinta.
FAKTOR PREDISPOSISI
3. Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial budaya
- Hidup terisolasi
- Stres yang menumpuk
- Tinggal di ibu kota
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
HALUSINASI
PENGERTIAN
Pencerapan
Jenis Halusinasi
Jenis halusinasi
Data Obyektif
Data Subyektif
Halusinasi Dengar
Halusinasi Penglihatan
Menunjuk-nunjuk
ke
arah
tertentu
Ketakutan dengan pada sesuatu
yang tidak jelas.
Halusinasi Penghidu
Halusinasi Pengecapan
Sering meludah
Muntah
Halusinasi Perabaan
Menggaruk-garuk
kulit
permukaan
Levei
Karakteristik
Perilaku Klien
Tahap I
Memberi rasa nyaman
Mengalami ansietas,
kesepian,
rasa
bersalah,
dan
ketakutan
Mencoba
berfokus
pada pikiran yang
dapat
menghilangkan
ansietas
Pikiran
dan
pengalaman sensori
masih ada dalam
kontrol kesadaran.
NON PSIKOTIK
Tersenyum/tertawa
Tingkat Ansietas
sedang
Secara umum hall
/pengalaman sensori
merupakan suatu
kesenangan
sendiri.
Menggerakkan bibir
tanpa suara
Pergerakan mata
yang cepat
Respon verbal yang
lambat
Diam dan
berkonsentrasi.
Tahap II
Menyalahkan
Tingkat ansietas
berat
Secara umum
halusinasi/
pengalaman sensori
menyebabkan rasa
antipati.
Pengalaman
sensori
menakutkan
Mulai rasa
kehilangan kontrol
Merasa dilecehkan
oleh pengalaman
sensori tersebut
Menarik diri dari
orang lain
NON PSIKOTIK
Peningkatan SSO;
tanda-tanda ansietas
peningkatan denyut
jantung, pernapasan,
dan tekanan darah.
Rentang perhatian
menyempit
Konsentrasi dengan
pengalaman sensori
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dari
realita .
Tahap III
Mengontrol
Tingkat ansietas
berat
Halusinasi tidak
dapat ditolak lagi
Perintah halusinasi
Menyerah dan
menerima halusinasi/ ditaati
Sulit berhubungan
pengalaman
sensorisnya.
dengan orang lain
Isi halusinasi
Rentang perhatian
menjadi atraktif
hanya beberapa
Kesepian bila
detik/menit
Gejala fisik
halusinasi /
ansietas:
pengalaman
berkeringat, tremor,
sensorisnya berakhir
tidak mampu
mengikuti perintah.
PSIKOTIK
Tahap IV.
Menguasai
Tingkat ansietas
panik
Secara umum diatur
dan dipengaruhi o/
halusinasi
/pengalaman
sensorinya
Halusinasi /
Pengalaman sensori
menjadi ancaman
Halusinasi/
Pengalaman
sensori dapat
berlangsung
selama beberapa
jam / hari (jika
tidak diintervensi)
PSIKOTIK
Perilaku panik
Resiko tinggi untuk
bunuh diri/
mbunuh org lain
Tidak kekerasan,
agitasi, md
atau ketakutan
Tidak mampu
berespons thd
perintah yang
kompleks.
Tidak mpu
berespons thd
> dari satu orang
Proses Keperawatan
Halusinasi
Pengkajian
Implementasi/
evaluasi
Dx Keperawatan
Perencanaan
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu
Jelaskan:
Isi halusinasi :
.
Waktu terjadinya:
.
Frekuensi halusinasi:
Respon pasien:
.
Masalah keperawatan:
.
Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi:
halusinasi ........
TUJUAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
Untuk pasien:
Mengucap salam
Berkenalan dg klien
Buat kontrak asuhan yang
jelas
Dengarkan ungkapan klien
dg empati
Mendengar keluhan
Tdk membantah atau
menyokong
Segera menolong jika
pasien membutuhkan
perawat
Menghardik halusinasi
Berbincang dg orang lain
Mengatur jadwal aktivitas
Menggunakan obat secara teratur
Menghardik halusinasi
Tindakan:
Jelaskan
cara menghardik
Memperagakan cara menghardik
Meminta pasien memperagakan ulang
Memantau penerapan cara ini
Dilakukan menjelang
halusinasi muncul (tandatanda awal halusinasi)
Berbicara dg org lain
memaparkan pada stimulus
eksternal.
Menurunkan fokus
perhatian pada stimulus
internal (halusinasi)
Halusinasi terjadi
karena banyak waktu
luang.
Mengatur jadwal
aktivitas;
meminimalisasi waktu
luang
Membuat jadwal
harian, menepati
jadwal.
Tindakan:
Jelaskan
Untuk keluarga:
Tindakan Keperawatan:
Buat kontrak
Jelaskan:
Pengertian halusinasi?
Tanda dan gejala halusinasi
Proses terjadinya
Cara merawat pasien:
Komunikasi
Pemberian obat
Aktivitas
Sumber-sumber pelayanan
kesehatan
Psikofarmakoterapi
Anti psikotik:
Anti parkinson:
Trihexyphenidile
Arthan
EVALUASI
Untuk pasien:
Percaya dengan perawat
Menyadari halusinasinya
Mampu mengontrol halusinasi
Untuk Keluarga:
Menjelaskan masalah halusinasi
Menjelaskan cara merawat
Memperagakan cara merawat
Menjelaskan fasilitas kesehatan
Melaporkan keberhasilan merawat
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
WAHAM
Pengertian
Suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
WAHAM
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
WAHAM
Waham Nihilistik
Klien yakni bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan
Waham Sisip Pikir
Klien yakni bahwa ada ide pikiran orang lain yang disispkan
kedalam pikirannya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Waham Siar Pikir
Klien yakni orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
tidak dinyatakannya kepada orang tersebut, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Kontrol Pikir
Klien yakni pikirannya dokontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
WAHAM
PROSES TERJADINYA
KATEGORI WAHAM
Waham
PENGKAJIAN
Faktor
predisposisi
Faktor Presipitasi
Mekanisme Koping
Perilaku
Faktor Predisposisi
Genetis; diturunkan
Neurobiologis; adanya gangguan pada korteks pre
frontal dan kosteks limbik
Neurotransmiter; abnormalitas pada dopamin,
serotonin, dan glutamat
Virus: paparan virus influenza pd trimester III
Psikologis: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah
tdk peduli
Faktor Presipitasi
Proses
Pengkajian
Tanda dan Gejala waham:
1. Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
Pengkajian
3. Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
4. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
5. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Perhatian!
TINDAKAN KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Untuk pasien
1. Bina hubungan saling percaya
TINDAKAN KEPERAWATAN
2.Tidak mendukung dan membantah waham pasien
3.Yakinkan pasien dalam keadaan aman
4.Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
5.Diskusikan kebutuhan psikologi/ emosional yg tdk terpenuhi
6.Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya
dengarkan tanpa memberikan dukungan dan menyangkal
sampai pasien berhenti membicarakannya
7.Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas
TINDAKAN KEPERAWATAN
8. Diskusikan kemampuan realistis yang dimiliki
9. Anjurkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya.
10.Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional
11.Berbicara dalam konteks realitas
12. Beri pujian bila mampu memperlihatkan kemampuan
positifnya
TINDAKAN KEPERAWATAN
13. Jelaskan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Untuk Keluarga, bertujuan:
1.
Keluarga dapat mengidentifikasi waham pasien
2.
Keluarga dapat memfasilitasi pasien untuk memenuhi
kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya.
3.
Keluarga dapat mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal
EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari pasien :
a.Pasien dapat mengungkapkan
keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b.Pasien dapat berkomunikasi sesuai kenyataan
c. Pasien dapat menggunakan obat dg benar