Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

KEPRIBADIAN

OLEH

KELOMPOK 4:

1. HOTMIAN PURBA
2. IMELDA LABORA SIBURIAN
3. PRINALDI SIHOMBING
4. MAGDALENA SILALAHI
5. HERLINA TARIGAN

STIKES SANTA ELISABETH


MEDAN
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepribadian dapat di defenisikan sebagai pola perilaku dan berhubungan dengan diri
sendiri dan orang lain yang melekat dan terus ada., termasuk persepsi sikap dan emosi diri
tentang diri sendiri dan dunia. Karakteristik dan perilaku tersebut konsisten dalam berbagai
situasi dan tidak mudah diubah. Individu biasanya tidak menyadari kepribadian mereka.
Banyak factor mempengaruhi kepribadian seseorang : beberapa berasal dari struktur biologis
dan genetic, dan sebagian laiinya di dapat ketika seseorang berkembang dan berinteraksi
dengan lingkungan dan orang lain.Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian
individu menjadi kaku dan maladaptive dan secara signifikan menggangu cara individu
melakukan fungsi dalam masyarakat atau menyebabkan distress emosional individu.
Gangguan kepribadian biasanya tidak didiagnosis sampai usia dewasa, saat kepribadian
individu terbentuk lebih komplet, tetapi pola perilaku maladaptive tersebut sering kali terjadi
pada masa remaja atau masa kanak kanak awal. Meskipun ada banyak variasi diantara klien
yang mengalami gangguan kepribadian dalam beberapa hal ada gangguan yang signifikan
dalam memenuhu peran keluarga, akademik, pekerjaan, dan peran fungsional lainnya.
Gangguan kepribadian dapat berlangsung lama karena karakteristik kepribadian tidak
mudah diubah. Ini berarti bahwa klien yang mengalami gangguan kepribadian terus
berprilaku yang sama walaupun perilaku tersebut menyebabkan kesulitan atau distress.
Tidak ada pengobatan khusus yang dapat mengubah kepribadian individu, dan terapi yang
dirancang untuk membantu klien membuat perubahan sering kali membutuhkan waktu yang
lama, dengan kemajuan yang sangat lama dan kemajuan yang sangat lambat. Ada pula
kesulitan dalam mendiagnosis dan mengobati klie yang mengalami gangguan kepribadian
karena kesamaan dan tidak kentaranya perbedaan di antara kategori atau tipe gangguan
tersebut. Sering kali ada tumpang tindih diantara tipe gangguan kepribadian juga mengalami
gangguan jiwa mayor

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi

Koplan dan Saddock mendefenisikan kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan
perilaku yang menandai kehidupan seorang dari hari kehari dalam kondisi yang biasanya.
Gangguan kepribadian adalah kelompok gangguan yang sangat heterogen. Gangguan tersebut
diberi kode pada aksis II dalam DSM dan dianggap sebagai pola perilaku dan pengalaman
internal yang bertahan lama, pervasive , dan tidak fleksibel yang menyimpang dari ekspektasi
budaya orang yang bersangkutan, serta dapat mengganggu dalam fungsi social dan pekerjaan
(Nasir,2010)

2.2 Tanda dan gejala

1. Ketergantungan yang berlebihan


2. Ketakutan yang berlebihan dan intimitas
3. Kesedihan yang mendalam
4. Tingkah laku yang eksploitatif
5. Kemarahan yang tidak dapat dikontrol
6. Kalau masalah mereka tidak ditangani , kehidupan mereka akan dipenuhi
ketidakpuasan (Nasir,2010).

2.3 Etiologi

1. Fakfor Genetik

Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatri pada 15.000 pasangan
kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk
gangguan kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi di bandingkan kembar dizigotik.

2. Factor Temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa kanak kanak mungkin berhubungan
dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa.

3.Faktor Biologis

1. Hormon. Orang yang menunjukkan sifat implusif sering kali juga


menunjukkan peningkatan kadar testosterone, 17- estradion, dan estrone.
2. Neurotransmitter . penelitian sifat kepribadian dan system dopaminergik
dan sarotonergik menyatakan suatu fungsi mengaktifasi kesadaran dari
neurotransmitter tersebut.
3. Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram
(EEG) telah ditemukan pada beberapa pasien dengan gangguan
kepribadian, paling sering pada tipe anti social dan ambang, dimana
ditemukan aktifitas gelombang lambat.
4. Factor psikoanalitik. Sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada
salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Sebagai contoh, suatu
karakter oral adalah pasif dan dependen karena terfiksasi pada stadium
oral, dimana ketergantungan pada orang lain untuk asupan makanan
adalah menonjol. .(Abdul Nasir & Abdul muthi 2010)

2.4 Kategori gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian digolongkan menjadi tiga kelompok dalam DSM-IV-TR, yaiyu

1. Kelompok A (odd/eccentric cluster) terdiri dari atas gangguan kepribadian yang


perilakunya tampak aneh atau ekstentrik termasukk gangguan paranoid, schizoid, dan
schizottypal)
2. Kelompok B ( Dramatic / erratic cluster) atas gangguan kepribadian tampak dramatis
,emosional, atau tidak lazim dan termasuk gangguan antisocial, borderline, dan
narcissistic.
3. Kelompok c ( anxious/fearful cluster) terdiri atas gangguan kepribadian cemas atau
ketakutan avoidant, dependen, dan obsessive-compulsive (Videbeck 2008)

2.5 Jenis gangguan kepribadian

1. Paranoid karakteristiknya tidak percaya, dan curiga terhadap orang lain, berhati hati,
efek terbatas
2. Schizoid , memisahkan diri dari hubungan social . efek terbatas : lebih berkutat dengan
benda dari pada dengan orang lain
3. Skizotipang , ketidaknyamanan akut dalam hubungan: gangguan kognitif atau presepsi :
perilaku eksentrik.
4. Anti social, karakteristik yaitu tidak memperhatikan hak orang lain, aturan , dan hokum
5. Ambang , ketidakstabilan hubungan citra diri dan afek : inpulsivitas , mencederai diri
6. Histrionic , emosi dan mencari perhatian yang berlebihan
7. Narsisistik , grandiositas : kurang empati: ingin di kagumi.
8. Menghindar , inhibisi social, perasaan tidak mampu: hipersensitif terhadap evaluasi
negative
9. Dependen. Perilaku tunduk dan patuh : kebutuhan yang berlebihan untuk dijaga
10. Obsesif-kompulsif preokupasi denganketeraturan , kesempurnaan , dan pengendalian
11. Depresif , pola kognisi dan perilaku depresif dalam berbagai konteks.
12. Pasif-agresif, pola sikap negative dan perlawanan pasif atas tuntutan performal yang
adekuat dalam situasi social dan okupasional (Videbeck 2008)

2.5 Penatalaksanaan

1. Psikoterapi
2. Tes psikologi
3. Terapi individu
4. Terapi kelompok
5. Farmakoterapi (Nasir,2010).

2.6 Pengkajian

1. Riwayat
Awitan gangguan kepribadian antisocial terjadi pada masa kanak kanak atau remaja
walaupun diagnosis resmi tidak ditegakkan sampai usia 18tahun.
2. Penampilan umum dan perilaku motorik
penampilan klien sering kali normal:klien sangat menarik dan bahkan
memesona.Bergantungan pada keadaan wawancara ,klien mungkin menunjukan tanda
tanda ansietas sedang atau ringan,terutama jika pengkajian dilakukan oleh orang lain
ataun institusi
3. MOOD dan Afek
Klien sering kali menunjukkan pemilihan emosi yang salah untuk menyesesuaikan satu
peristiwa atau mendapat keuntungan baginya.
4. Isi dan proses pikir
Klien tidak mengalami gangguan pikiran, tetapi pandangannya terhadap dunia sempit dan
terganggu. Mereka cenderung percaya bahwa orang lain dipengaruhi oleh koersi dan
keuntungan pribadi sama seperti mereka sendiri.
5. Sensorium dan Proses Intelektual
Klien terorientasi, tidak ada perubahan persepsi sensori dn memiliki hasil IQ rata rata
atau di atas rata rata
6. Penilaian dan Daya Tilik
Meggunakan penilaian yang buruk untuk berbagai alasan. Klien tidak
mempertimbangkan etik dan moral saat membuat keputusan .
7. Konsep Diri
Klien tampak percaya diri, yakin pada dirinya, dan pandai bahkan mungkin banyak bicara
atau arogan.
8. Peran dan Hubungan
Klien memanipulasi dan mengekploitasi semua yang ada disekitarnya. Hubungan di
pandang sebagai sarana untuk melayani kebutuhan klien dan dicari cari hanya untuk
keuntungan pribadiny ( Videbeck,2008)

2.7 Diagnosa Keperawatan

1. Keputusasaan berhubungan dengan sters jangka panjang

2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental

3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan gaya hidup keputusasaan

4. Ansietas berhungan dengan stresor

5. Resiko Kesepiaan berhubungan dengan isolasi sosial

6. Ketidakefektifan koping berhungan dengan kurang percaya diri dalam kemampuan


mengatasi masalah.
7. Ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan depresi( NANDA 2015-2017)

2.8. Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


NOC : NOC : Penurunan ansietas
Ansietas berhungan dengan
1. Tingkat Ansietas 1. Kaji dan
stresor
pengendalian diri dokumentasikan
2. Pengendalian diri tingkat kecemasan
terhadap ansietas pasien,termasuk
3. Konsentrasi
reaksi fisik
4. Koping
2. Kaji untuk faktor
Setelah dilakukan tindakan
budaya misalnya
Asuhan Keperawatan
konflik nilai yang
ansietas dapat teratasi
menjadi penyebab
dengan kriteria hasil:
ansietas
Meneruskan aktivitas yang 3. Berikan informasi
dibutuhkan meskipun mengenai sumber
mengalami kecemasan, komunitas yang
mempertahan performa tersedia seperti
peran teman, tetangga,
tempat ibadah,
lembaga
sukarelawan dan
pusat rekreasi
4. Beri dorongan
kepada klien untuk
mengungkapkan
secara verbal pikiran
dan perasaan untuk
mengeksternalisasik
an ansietas
5. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
6. Yakinkan kembali
klien melalui
sentuhan dan sikap
empatik secara
verbal dan
nonverbal secara
bergantian
7. Kurangi ransangan
yang berlebihan
dengan
menyediakan
lingkungan yang
tenang, kontak yang
terbatas dengan
orang lain jika
dibutuhkan serta
pembatasaan
penggunaan kafein
8. Kolaborasi
pemberian obat
untuk menurunkan
ansietas jika perlu
NOC : NIC : Peningkatan koping
Gangguan ketidakefektifan
1. Tingkat depresi 1. Kaji durasi kesulitan
performa peran 2. Penyesuaian
yang diantisipasi
berhubungan dengan psikososial
dalam menjalankan
3. Performa peran peran
depresi 2. Kaji kebutuhan
Setelah dilakukan tindakan
terhadap bantuan
asuhan keperawatan
dari lembaga sosial
ketidakefektifan performa
untuk perencanaan
peran dapat teratasi dengan
perawatan dengan
kriteria hasil:
klien atau keluarga
Mampu untuk memenuhi
3. Bantu klien
harapan peran,
mengidentifikasi
mengungkapakan secara
kekuatan diri
verbal perasaan produktif 4. secara aktif
yang berguna dengarkan klien dan
keluarga dan pahami
realitas
kekhawatiran
5. bantu klien untuk
mengidentifikasi
berbagai peran
dalam hidup
6. bantu klien untuk
mengidentifikasi
peran yang biasanya
dalam keluarga
NOC : NIC : Manajemen alam
Isolasi sosial berhubungan
1. Keparahan kesepian perasaan
dengan perubahan status 2. Keseimbangan
1. Bantu pasien
mental dalam perasaan
membedakan antara
3. Keterlibat sosial
4. Dukungan sosial persepsi dan
kenyataan
2. Identifikasi bersama
pasien faktor faktor
yang mempengaruhi
perasaan isolasi
sosial
3. Beri penguatan
terhadap usaha
usaha yang
dilakukan pasien
keluarga dan teman
teman untuk
berinteraksi
4. Berikan umpan balik
tentang peningkatan
dalam perawatan
penampilan diri atau
aktivitas lain
5. Dukung klien
mengubah
lingkungan seperti
jalan jalan.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepribadian dapat di defenisikan sebagai pola perilaku dan berhubungan dengan
diri sendiri dan orang lain yang melekat dan terus ada., termasuk persepsi sikap dan
emosi diri tentang diri sendiri dan dunia. Karakteristik dan perilaku tersebut konsisten
dalam berbagai situasi dan tidak mudah diubah
Gangguan kepribadian adalah kelompok gangguan yang sangat heterogen.
Gangguan tersebut diberi kode pada aksis II dalam DSM dan dianggap sebagai pola
perilaku dan pengalaman internal yang bertahan lama, pervasive , dan tidak fleksibel
yang menyimpang dari ekspektasi budaya orang yang bersangkutan, serta dapat
mengganggu dalam fungsi social dan pekerjaan (Nasir,2010).

Jenis gangguan kepribadian :

1. Paranoid karakteristiknya tidak percaya, dan curiga terhadap orang lain, berhati
hati, efek terbatas
2. Schizoid , memisahkan diri dari hubungan social . efek terbatas : lebih berkutat
dengan benda dari pada dengan orang lain
3. Skizotipang , ketidaknyamanan akut dalam hubungan: gangguan kognitif atau
presepsi : perilaku eksentrik.
4. Anti social, karakteristik yaitu tidak memperhatikan hak orang lain, aturan , dan
hokum
5. Ambang , ketidakstabilan hubungan citra diri dan afek : inpulsivitas , mencederai
diri
6. Histrionic , emosi dan mencari perhatian yang berlebihan
7. Narsisistik , grandiositas : kurang empati: ingin di kagumi.
8. Menghindar , inhibisi social, perasaan tidak mampu: hipersensitif terhadap
evaluasi negative
9. Dependen. Perilaku tunduk dan patuh : kebutuhan yang berlebihan untuk dijaga
10. Obsesif-kompulsif preokupasi denganketeraturan , kesempurnaan , dan
pengendalian
11. Depresif , pola kognisi dan perilaku depresif dalam berbagai konteks.
( Videbeck 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Videbeck ,Sheila. 2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta.EGC

Heather, Herdman.2015.Diagnosis Keperawatan : Defenisi Klasifikasi 2015- 2017.Jakarta.EGC

Judith,Wilkinson.2014.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta.EGC

Nasir,Abdul,dkk.2010.Dasar dasar keperawatan Jiwa.Jakarta>Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai