GANGGUAN KEPRIBADIAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
CUT IRVANIA
NIM. PO 5120210 005
GIAN HAWARA
NIM. PO 5120210 009
T.A 2012/2013
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Definisi
Kepribadian adalah sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh
dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan, serta berpokir tentang diridan lingkungan dalam
konteks hubungan personal yang luas. Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dengan sikap
dan perilaku yang tidak fleksibel, maladapatis, serta fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.
Keperibadian sehat:
Sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan tanpa mengganggu
integritas dirinya.
Gangguan ciri kepribadian:
Suatu sika dan perilaku yang tidak fleksibel, maladaptif yang dapat mengganggu fungsi
sosial dan pekerjaan
Psikosis:
Suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai gangguan kemampuan
daya nilai realitas
Pembeda individu normal dengan gangguan kepribadian adalah terdapat pada adaptasi
yang tidak fleksibel yang dipergunakan, terdapat lingkaran setan antara cara persepsi yang
dialami oleh individu tersebut dengan orang lain, serta kemampuan yang lemah yang dimiliki
oleh individu.
Jenis-jenis Gangguan Kepribadian
Terdapat tiga jenis grup secara garis besar gangguan kepribadian berdasarkan simtom utama dan
jenis pengalaman individu.
Gejala Umum
Individu dengan gagguan kepribadian sarat dengan berbagai pengalaman. Konflik dan
ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala umum gangguan
kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari harapan sosial (sosial
expectation). Penyimpangan pola tersebut adalah sebagai berikut
a. Cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya,
orang lain, dan waktu
b. Afeksi (respon emosisonal terhadap diri sendiri, labil, intensistas, dan cakupan)
c. Fungsi-fungsi interpersonal
d. Kontrol terhadap inpuls
2. Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu den berpengaruh
pada situasi sosial.
3. Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distres atau
memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting
lainnya.
4. Dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada
episode penyakit jiwa.
5. Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang
disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.
A. Pengkajian
I. Identitas klien
Mencakup nama, jenis kelamin, asal, umur, agama, status perkawinan, dan pekerjaan.
1. Kepribadian histerionik
Ciri pokok : sebagai suatu pola pervasif dari emosional dan mencari perhatian yang berlebihan.
Gejala : emosional tinggi, mendramatisasi diri, menarik perhatian, manipulatif, toleransi rendah,
tidak rasional, tempentantrum, manipulatif, reaksi berlebihan pada stres
2. Kepribadian narsisitik
Tidak hangat, tidak responsive, terikat pada aturan (tertib, rapi), perfeksionistik, seriously (tidak
dapat rileks, tertawa dan menangis ), hubungan sosial terbatas.
3. Kepribadian borderline
Sukar membina hubungan sosial dan personal, depresi, mengeluh perasaan bosan dan hampa,
tidak percaya pada orang lain, perasaan sepi, sangat sensitif terhadap penolakan, tidak mampu
mengatasi cemas dan frustasi, kontrol diri kurang
4. Kepribadian tergantung
Tidak mandiri, orang lain yang mengambil keputusan tentang dirinya, kurang percaya diri,
vitalitas dan mobilitas kurang
5. Kepribadian kompulsif
Tidak hangat, tidak responsif, terikat pada aturan (tertib,rapi), perfeksionistik, seriusly (tidak
dapat rileks, ketawa dan menangis), hubungan sosial terbatas
7. Kepribadian pasif-agresif
Menolak tuntutan untuk berpenampilan adekuat (sosial,pekerjaan), penolakan tidak diungkapkan
dengan langsung (menangguhkan, buang-buang waktu dan pelupa)
8. Kepribadian schizoid
Emosi dingin dan tidak peduli, tanpa kehangatan dan kelembutan, tidak dapat membedakan
pujian, kritik pada perasaan orang lain, menolak kontak mata, menghindari komunikasi spontan,
tidak tertarik dengan lawan jenis, pikiran paranoid, pikiran magis & masalah komunikasi
Tindakan :
1. Kepribadian Histerik
- Bekerja sama dengan klien dan keluarga
- Terapi perilaku untuk membantu pencapaian tumbang
- Bantu orang tua untuk mendisiplinkan anak
- Bantu anak beradapatasi dalam kelompok
- Respon perawat untuk dipengaruhi gender
2. Kepribadian narsistik
- Bantu klien mengemembangkan harga diri yang kuat
- Fasilitasi ledakan rasa marah dan bermusuhan
- Tanggapi setiap perilaku klien
- Beri penjelasan singkat, jelas dan terbatas
- Bantu klien menyadari perasaan, kemampuan dan keterbatasannya
- Tetapkan harapan yang jelas, konsisten & amp; mantap
- Bantu klien melepaskan diri dari pengalaman yang menyakitkan
- Beri umpan balik perilaku klien
- Libatkan dalam terapi kelompok
- Lakukan terapi keluarga
3. Kepribadian Borderline
- Ciptakan lingkungan yang terapeutik
- Kerja sama dengan klien dan keluarga
- Lakukan kontrak dengan klien dalam pencapaian tujuan
- Hindari tawar menawar
- Gunakan contoh peran, teknis reinforcement
- Konfrontasi perilaku klien yang tidak sesuai
- Identifikasi perilaku destruktif & amp; pantau perilaku regresi penanganan segera
- Identifikasi kebutuhan klien yang membutuhkan
- Libatkan dalam terapi kelompok
- Berikan terapi dengan tepat
4. Kepribadian Tergantung
- Rancang batasan usia yang sesuai dan konsisten
- Libatkan keluarga dan orang terdekat
- Hindari perilaku balas dendam dan tekankan tanggung jawab terhadap perilaku, pikiran dan
perasaan
- Beri kesempatan untuk mengontrol kehidupan perilakunya
- Tunjukkan penerimaan/ pengakuan terhadap keputusan klien
- Tetap beri informasi tentang kegiatan terapi
- Arahkan klien pada pemikiran rencana masa depan
5. Kepribadian Kompulsif
- Ekspresif psikoterapi
- Diskusikan efek stress dan beri saran
- Cegah ketidak jelasan
- Beri penekanan pada kebutuhan dengan contoh konkrit
- Strategi perilaku dan kognitif sangat berguna
- Terapi kelompok untuk orang tua dan keluarga
6. Kepribadian Menghindar
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien menerima kritik orang lain
- Bantu klien mengkritik diri sendiri
- Bantu klien agar keluar dari lingkaran kritik dengan mengkonfrontasi kesepiannya
- Bantu klien untuk sosialisasi dan mendapat teman
- Beri reinforcement akan kemampuan yang telah dimiliki klien
D. Masalah
1. Isolasi sosial
2. Depresi
3. Harga diri rendah
E. Pohon Masalah
Depresi
DS:
- Klien tampak menjauh dari
keramain
- Klien tampak menyendiri
2. DO: Depresi
- Klien mengatakan tidak dapat
mengatasi masalah yang dia
hadapi
- Klien mengatakan sudah putus
asa dengan masalah nya
- Klien merasa tidak mempunyai
kemampuan untuk
menyelesaikan masalah nya
DS:
- Klien tampak depresi dengan
masalah yang dia hadapi
- Klien tampak frustasi dengan
masalahnya.
3. DO: Harga diri rendah
- Klien merasakan dirinya sudah
tidak berharga lagi
- Klien mengatakan bahwa
dirinya sudah tidak berguna
DS:
- Klien tampak menarik diri dari
lingkungan social
- Klien menganggap dirinya
rendah dan tidak berguna
Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi social
2. Depresi
3. Harga diri rendah
Perencanaann
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan Rasional
Keperawatan
Kriteria Hasil Intevensi
1. Isolasi sosial Tupan : Kriteria hasil : - Bina hubungan saling - Hubungan salin percaya
Klien siap percaya akan meninmbulkan
Klien mampu ; kepercayaan klien pada
masuk dalam
Klien dapat perawat sehingga akan
therapi aktivitas mempermudah dalam
mendemonstr pelaksanaan tindakan
ditemani
asikan selanjutnya
seorang perawat
keinginan - Bantu klien menerima - Karena kritik merupakan
yang dia percaya kritik orang lain hal yang membangun dan
dan hasrat
sebuah langkah untuk
untuk membuka diri untuk orang
Tupen :
bersosialisasi lain
Klien dapat - Bantu klien mengkritik diri
dengan orang - Agar dapat menyadari/
meluangkan sendiri
lain introspeksi diri
waktu bersama .
Klien dapat - Bantu klien untuk
klien lain dan - Karena sosialisasi
mengikuti sosialisasi dan mendapat
perwawat dalam teman merupakan dasar dalam
therapi menjalin hubungan
melakukan
aktivitas - Beri reinforcement akan
therapi aktivitas kemampuan yang telah - Meningkatkan rasa
tanpa disuruh dimiliki klien percaya diri klien
Klien dapat
bersosialisasi
2. Depresi Tupan : Kriteria hasil : - Ciptakan lingkungan yang - Karena lingkungan yang
Klien mampu Klien dapat terapeutik therapiutik dapat
berinteraksi mengendalik membantu dalam
sosial an suasana mengurangi depresi
hati.
Tupen : Klien mampu - Kerja sama dengan klien - Meringankan beban
Klien dapat menerima dan keluarga depresi klien
mengikuti terapi segala yang
aktivitas yang - Gunakan contoh peran, - Meningkatkan harga diri
tejadi pada
dilakukan teknis reinforcement klien dan rasa percaya diri
nya.
dengan fokus Klien mampu - Identifikasi kebutuhan - Memenuhi kebutuhan yang
menguraikan klien yang membutuhkan dibutuhkan klien dapat
masalah yang
mengurangi beban deprsi
sedang dia
hadapi - Libatkan dalam terapi - Terapi dapat mengurangi
Klien mau kelompok beban depresi dan dapat
mencurahkan membuat klien menjadi
isi hati nya lebih puas
ketia dia
sedang - Berikan terapi dengan - Terapi yang tepat dapat
mendapatkan tepat membantu klien dalam
masalah mengatasi masalah dan
menghilangkan beban
fikiran lebih cepat.
3. Harga diri Tupan : Kriteria hasil : - Bantu klien untuk - Meningkatkat rasa percaya
rendah Harga diri klien mengembangkan harga diri diri dapat membuat klien
meningkat dan Membuat yang kuat mudah dalam berinteraksi.
klien dapat daftar paling
menghargai - Tanggapi setiap perilaku - Dapat meningkatkan harga
dirinya sendiri sedikit lima klien diri klien, Karen klien
dan orang lain aspek positif merasa dihargai
tiga sifat
yang akan
diubahnya
Evaluasi
- Klien mampu berhubungan dengan orang lain secara efektif
- Perilaku klien merefleksikan kemampuan dalam hubungan : percaya, terbuka dan kerja sama
- Sumber koping
STRATEGI PERENCANAAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Pertemuan : Pertama
Faktor Predisposisi
• Tumbuh kembang : Gangguan dalam perkembangan persepsi, berpikir dan hubungan
dengan orang lain
• Hubungan dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang tidak
mendukung proses tumbang
Faktor Presipitasi
• Perpisahan/ kehilangan : Orang berarti dalam waktu sementara/ lama (perceraian,
kematian atau dirawat di RS
• Penyakit kronis dan kecacatan : Cenderung isolasi diri sehingga gangguan pola
hubungan
• Sosial budaya : Perubahan status social ekonomi ( perusahaan bangkrut tau tinggal di
tempat baru )
Diagnosa keperawatan
1. Isolasi social
2. Depresi
3. Harga diri
Tujuan Umun
1. Mencegah terjadinya gangguan jiwa berat
2. Membantu mengembangkan kemampuan hubungan sosial
3. Mendorong partisipasi keluarga dalam merawat klien
Strategi pelaksanaan
1. Fase orientasi
Salam therapiutik : selamat pagi pak, saya perawat gian dan cut yang akan merawat
bapak pada hari ini. Namanya siapa? Biasa di panggil apa pak?
Evaluasi/validasi : Apa kabar pak? Sudah makan belum pak ?
Kontrak :
o Topik : Pak hari ini bapak akan bersama dengan kami berdua, kita akan
berbincang bincang .
o Tempat : Bapak mau tempat nya dimana? “bagaimana kalo di teras ?”
o Waktu : Bapak mau berapa lama? “ bagaimana kalo 10 menit ?”
2. Fase kerja
Apa yang bapak rasakan saat ini?
Hari ini bapak sudah melakukan apa saja pak?
Apa yang bapak lakukan biasanya?
Ada yang bisa kami berdua bantu pak ?
3. Fase terminasi
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
Evaluasi objektif : Apakah bapak merasa senang?
Rencana tindak lanjut : Tadi kan kita sudah berbincang-bincang, bapak masih ingat tidak
apa yang kita bincang kan tadi?
Kontrak :
o Topik : Pak besok kami kesini lagi ya pak, sekarnag kami izin pulang dulu ya
pak?
o Tempat : Bapak besok mau tempat nya dimana? “bagaimana kalo di ruang
perawat?”
o Waktu : Besok bapak mau berapa lama? “ bagaimana kalo 10 menit?”
Daftar pustaka
Kusmawati Farida dan Hartono Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Stuart, Gail. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : Buku Kedokteran EGC