Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH:

DAYANG ARI SUDARYUNI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK

PROGRAM LANJUTAN PRODI S1 KEPERAWATAN

2016
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keabnormalan dibagi ke dalam dua golongan gangguan jia “Neurasi” dan sakit jiwa
“psikosa”. Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting yaitu:
Ketegangan atau Tension rasa putus asa dan murung,gelisah,perbuatan yang terpaksa
Consulsive (Yosep,2007)

B. Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi gangguan jiwa?
2. Jelaskan tanda dan gejala fungsi mental utama?
3. Sebutkan dan jelaskan penggolongan gangguan jiwa dan bentuk-bentuknya?
4. Sebutkan dan jelaskan penatalaksaan medic berdasarkan penggolongan gangguan jiwa?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi gangguan jiwa
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala fungsi mental utama gangguan jiwa
3. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan penggolongan gangguan jiwa dan bentuk-
bentuknya
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

A. Penggolongan gangguan jiwa di Indonesia


1. Tanda dan gejala fungsi mental utama
Keabnormalan dibagi ke dalam dua golongan gangguan jia “Neurasi” dan sakit jiwa
“psikosa”. Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting yaitu:
Ketegangan atau Tension rasa putus asa dan murung,gelisah,perbuatan yang terpaksa
Consulsive (Yosep,2007)
a. Pemeriksaan status mental

Pemeriksaan ini dibagi menjadi beberpa bagian. Mereka dapat diatur


dengan cara yang berbeda,asalkan perawat menguasai semua bidang. Beberapa
bagian dari pemeriksaan status mental selesai melalui pengamatan sederhana dari
pasien, seperti dengan mancatat pakain atau wajah ekspresi pasien. (Stuart &
Laraia, 2005)

2. Gangguan kemauan/Abulia
Kemauan yaitu suatu proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangkan untuk
kemudian diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
a. Terdiri dari tanggapan dan tegangan yang cukup kuat (saat terlihat)
b. Sudah ada yang diinginkan, walau hanya dalam niat saja, tapi benda yang menjadi
tujuannya sudah ada (saat objektif)
c. Timbul kesadran akan akan keinginan dan menghendaki ,tindakan sudah
dikhayalkan dan dialami (saat aktuil)
d. Berupa tindakan kemauan itu sendiri, dengan kesadaran penuh dan menggunakan
segla daya dan tenaga (saat subjektif). ( Yosep, 2007)

3. Gangguan emosi/ afek

Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah- marah atau temper tantrum. Ansietas,
frustrasi, dan agitasi adalah hal biasa. Anak tampak terdorong untuk terus bergerak atau
berbicara dan tampak memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut. Usaha untuk
memfokuskan perhatian anak atau mengalihkan anak pada topik semula dapat menimbulkan
perlawanan dan kemarahan. Klien mungkin tenang dan enggan berbicara atau mungkin
menunjukkan marah atau bermusuhan secara terang-terangan. Sikap klien mungkin tidak
hormat terhadap orang tua, perawat, atau setiap orang yang dianggap berada pada posisi yang
berwenang. Iritabilitas, frustrasi, dan marah-marah biasa terjadi. Klien mungkin tidak mau
menjawab pertanyaan atau bekerja sama saat wawancara, dengan meyakini bahwa ia tidak
membutuhkan bantuan atau terapi. Jika klien mempunyai masalah hukum, ia dapat
mengungkapkan perasaan bersalah atau menyesal yang dangkal, tetapi perasaan tersebut tidak
mungkin tulus.

4. Penggolongan gangguan jiwa


Bentuk-bentuk gangguan psikomotor
a. Aktivitas yang meningkat
b. Aktivitas yang menurun
c. Aktivitas yang terganggu atau tidak sesuai
d. Aktivitas yang berulang-ulang
e. Otomatisme perintah dia menurun sebuah perintah secara tidak sadar
f. Negativism : suatu pertahanan psikologik yang diperhatian dengan melawan atau
atau menentang terhadap apa yang disuruh

5. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa

Gangguan kepribadian didianosa saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan
maladaptive dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam
masyarakat atau menyebabkan distress emosional individu. (videbeck,2001)
a. Cara mempresepsikan dan menginterpretasikan diri sendiri, orang lain, dan
peristiwa
b. Rentang, intensitas, kelabilan, dan ketepatan respon emosional
c. Fungsi interpersonal
d. Kemampuan untuk mengendalikan impuls atau mengekspresikan perilaku pada
waktu dan tempat yang tepat (videbeck,2001)

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola peri- laku dan berhubungan dengan diri
sendiri dan orang lain yang melekat dan terus ada, termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri
tentang diri sendiri dan dunia. Karakteristik dan perilaku tersebut konsisten dalam berbagai
situasi dan tidak mudah diubah. Individu biasanya tidak menyadari kepribadian mereka. Banyak
faktor memengaruhi kepribadian seseorang: beberapa berasal dari struktur biologis dan genetik,
dan sebagian lainnya didapat ketika seseorang berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan
dan orang lain.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan
maladaptif dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam masyarakat
atau menye- babkan distres emosional individu. Gangguan kepribadian biasanya tidak
didiagnosis sampai usia dewasa, saat kepribadian individu terbentuk lebih komplet, tetapi pola
perilaku maladaptif tersebut sering kali dapat terjadi pada masa remaja atau masa kanak-kanak
awal. Meskipun ada banyak variasi di antara klien yang mengalami gangguan kepribadian, dalam
beberapa hal ada gangguan yang signifikan dalam memenuhi peran keluarga, akademik,
pekerjaan, dan peran fungsional lainnya.
Diagnosis ditegakkan saat individu terus memper- lihatkan pola perilaku yang
menyimpang dari harapan budaya pada dua atau lebih area berikut:
 Cara memersepsikan dan mengintepretasikan diri sendiri, orang lain, dan peristiwa
(kognisi)
 Rentang, intensitas, kelabilan, dan ketepatan respons emosional (afek)
 Fungsi interpersonal
 Kemampuan untuk mengendalikan impuls atau mengekspresikan perilaku pada waktu
dan tempat yang tepat (pengendalian impuls).

Gangguan kepribadian dapat berlangsung lama karena karakteristik kepribadian tidak


mudah diubah. Ini berarti bahwa klien yang mengalami gangguan kepribadian terus berperilaku
yang sama walaupun perilaku tersebut menyebabkan kesulitan atau distres. Tidak ada
pengobatan khusus yang dapat mengubah kepribadian individu, dan terapi yang dirancang
untuk membantu klien membuat per- ubahan sering kali membutuhkan waktu yang lama,
dengan kemajuan yang sangat lambat. Beberapa individu yang mengalami gangguan
kepribadian percaya bahwa masalah mereka berasal dari orang lain atau dunia secara umum,
dan tidak mengakui bahwa perilaku mereka sendiri menyebabkan kesulitan. Untuk alasan
tersebut, individu yang mengalami gangguan kepribadian sulit diobati; hal dapat membuat
frustrasi. perawat dan perawatan lainnya, serta keluarga dan teman pula kesulitan dalam
mendiagnosis dan mer e: klien yang mengalami gangguan kepribadian kesamaan dan tidak
kentaranya perbedaan di kategori atau tipe gangguan tersebut. Sering kai; tumpang-tindih di
antara tipe gangguan dan! individu yang mengalami gangguan kepr.: juga mengalami gangguan
jiwa mayor.

KATEGORI GANGGUAN KEPRIBADIAN


Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disa. Text Revision (DSM-IV-TR, 2000) memuat gan^
kepribadian dalam kategori yang terpisah cr beda dari gangguan jiwa mayor lainnya. Di:_
tersebut berdasarkan aksis II sistem klas' multiaksial. DSM-IV-TR meng kasikan gangguan
kepribadian ke dalam kelompok-kelompok", atau kategori berdasarkan ga gangguan yang utama
atau yang tender.
• Kelompok A mencakup individu perilakunya tampak aneh atau eksentnl termasuk gangguan
kepribadian pa: skizoid, dan skizotipal.
• Kelompok B mencakup individu yang dramatis, emosional, atau tidak lazi~ termasuk gangguan
kepribadian an: ambang, histrionik, dan narsisistik.
• Kelompok C mencakup individu yang cemas atau ketakutan dan termasuk gar.c,_. kepribadian
menghindar, depender. obsesif-kompulsif.
Dua gangguan yang bukan gangguan badian resmi tetapi dipelajari untuk dimasu.
sebagai gangguan kepribadian (tercantum DSM-IV-TR) adalah gangguan kepribadian d dan pasif-
agresif.
Dalam lingkungan psikiatri, perawat sering menemukan klien yang mengalami gar.
kepribadian ambang dan antisosial. Oleh kar~-a dua gangguan tersebut akan menjadi fokus bab
ini. Klien yang mengalami gangguan kep dian ambang sering dihospitalisasi karena ke stabilan
emosi mereka dapat menimbulkar, ce akibat perbuatan diri sendiri. Klien yang mer g gangguan
kepribadian antisosial mungkin lingkungan psikiatri sebagai bagian evaluasi

6. Reterdasi mental

Gambaran penting retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ di
bawah 70) yang disertai dengan keterbatasan yang penting dalam area fungsi adaptif,
seperti keterampilan komunikasi, perawatan diri, tinggal di rumah, keterampilan
interpersonal atau sosial, penggunaan sumber masyarakat, penunjukan diri, keterampilan
aka- demik, pekerjaan, waktu senggang, dan kesehatan serta keamanan (King et al., 2000).
Beberapa orang yang mengalami retardasi mental bersikap pasif dan tergantung, sedangkan
yang lain bersikap agresif dan impulsif. Tingkat retardasi, berdasarkan IQ (ringan, IQ 50-70;
sedang, IQ 35-50; berat, IQ 20-35; atau sangat berat, IQ di bawah 20), mempunyai dampak
yang besar pada kemampuan individu dalam melakukan fungsi. Faktor penyebab retardasi
mental adalah hereditas, seperti penyakit Tay-Sachs atau sindrom kromosom X fragil;
perubahan awal pada perkembangan embrionik, seperti trisomi 21 atau asupan alkohol
maternal yang menyebabkan/eto/ alcohol syndrome; masalah kehamilan atau perinatal,
seperti malnutrisi janin, hipoksia, infeksi, dan trauma; kondisi medis bayi, seperti infeksi
atau keracunan timbal; dan pengaruh lingkungan. secOH deprivasi pengasuhan atau
stimulasi. sehari-hari, termasuk sosialisasi. Gangguan berbahasa ekspresif mencakup
gangguan kemam- puan untuk berkomunikasi melalui bahasa verbal dan isyarat. Anak
mengalami kesulitan mempelajari kata baru dan berbicara dalam kalimat yang lengkap dan
benar, serta bicaranya terbatas. Gangguan berbahasa reseptif-ekspresif campuran
mencakup masalah gangguan berbahasa ekspresif dan kesulitan mengerti (menerima) kata-
kata dan kalimat serta menentukan maknanya. Dua gangguan tersebut dapat muncul saat
lahir (perkembangan), atau keduanya diperoleh sebagai akibat cedera neurologis atau
cedera pada otak.
Gangguan fonologis mencakup masalah dalam artikulasi, atau menghasilkan suara yang
merupa- kan bagian dari bicara. Gangguan gagap adalah gangguan pola waktu dan kefasihan
bicara yang biasa terjadi. Kedua gangguan komunikasi tersebut rerjadi pada keluarga dan
lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Ahli terapi bahasa dan
bicara menangani anak-anak untuk me- ringkatkan keterampilan komunikasi dan mengajar-
kan orang tua untuk melanjutkan kegiatan terapi ricara di rumah (Johnson & Beitchman,
2000). Gangsman komunikasi mungkin ringan sampai berat, dan kesulitan yang terjadi yang
berlanjut sampai usia dewasa sangat berkaitan erat dengan keparahan gangguan.

7. Gangguan perkembangan psikologis


Terapi kesehatan jiwa saat ini memiliki pende- katan eklektik atau pendekatan yang
mengga- bungkan konsep dan strategi dari berbagai sumber. Bab ini berisi ulasan teori
psikososial utama, menekankan ide-ide dan konsep dalam praktik saat ini, dan menjelaskan
berbagai modalitas terapi psikososial. Teori psikososial telah menciptakan banyak model
yang digunakan dalam terapi individual, kelompok, dan lingkungan terapi.
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939; Gbr. 3-1) pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Vienna, tempat Freud meng- habiskan sebagian besar
hidupnya. Banyak praktisi psikoanalisis dan ahli teori tercatat lainnya memberi kontribusi
pada ilmu pengetahuan ini, tetapi Freud adalah perintis yang tidak diragukan lagi. Banyak
klinisi dan ahli teori tidak sependapat dengan banyak teori psikoanalisis Freud kemudian
mengem- bangkan teori dan gaya terapi mereka sendiri.
Freud mengembangkan ide dan penjelasan awal tentang perilaku manusia dari
pengalamannya mene- liti beberapa klien, semua wanita yang memper- lihatkan perilaku
seperti gangguan penglihatan dan wicara, ketidakmampuan untuk makan, dan paralisis
ekstremitas. Gejala ini tidak memiliki dasar fisiologi atau penyebab dan dengan demikian
dianggap perilaku neurotik atau "histeris" wanita. Setelah lama meneliti wanita tersebut,
Freud menyimpulkan bahwa banyak masalah timbul akibat trauma masa kanak-kanak atau
gagal menyelesaikan tugas per- kembangan psikoseksual. Kebutuhan dan perasaan seksual
yang tidak terpenuhi, juga peristiwa trauma, direpresi (dikeluarkan dari alam sadar).
Perilaku histeris atau neurotik timbul akibat konflik yang tidak selesai. Pengalaman awal
meneliti klien wanita membentuk dasar teori, keyakinan, dan metode terapi psikoanalisis
Freud.Teori psikoanalisis mendukung gagasan bahwa semua perilaku manusia ada
penyebabnya dan dapat dijelaskan (teori deterministik). Freud yakin bahwa banyak perilaku
manusia dimotivasi oleh impuls dan naluri seksual yang direpresi.

Komponen Kepribadian: Id, Ego, dan Superego Freud mengonseptualisasi struktur


kepribadian dalam tiga komponen: id, ego, dan superego. Id merupakan bagian sifat
individu yang mencermin- kan naluri dasar atau bawaari, seperti perilaku mencari
kesenangan, agresi, dan impuls seksual. Id mencari kesenangan instan, menyebabkan
perilaku impulsif dan tidak dipikirkan, dan tidak mematuh: aturan atau konvensi sosial.
Superego merupakar bagian sifat individu yang mencerminkan konsep moral dan etis, nilai,
serta harapan sosial dan orang tua. Oleh karena itu, superego secara langsung ber- lawanan
dengan id. Komponen ketiga, ego, merupakan kekuatan pengimbang atau penengah antars
id dan superego. Ego dianggap menunjukkar nya sama sekali. Hal ini mencakup sebagian
besar mekanisme pertahanan dan beberapa dorongan naluri atau motivasi. Menurut teori
Freud, memori tentang peristiwa trauma yang terlalu menyedihkan untuk diingat individu,
direpresi ke keadaan unconscious.
Freud yakin bahwa banyak hal yang kita lakukan dan katakan dimotivasi oleh alam bawah
sadar (di bawah tingkat conscious), pikiran atau perasaan yang ada pada tingkat kesadaran
preconscious atau unconscious. "Salah bicara Freudian" merupakan istilah yang biasa digunakan
untuk menggambarkan salah bicara, misalnya, berkata, "Kamu kelihatan gemuk hari ini"
kepada teman yang kelebihan berat badan, padahal Anda ingin mengatakan, "Kamu
kelihatan gemasin hari ini." Freud yakin "salah bicara" ini bukan kejadian yang tidak
disengaja atau kebetulan, tetapi merupakan indikasi perasaan atau pikiran alam bawah
sadar yang tanpa sengaja muncul dalam percakapan sehari-hari.
Analisis Mimpi Freud.Freud yakin bahwa mimpi individu mencerminkan lebih dari sekadar
alam bawah sadar dan memiliki makna yang signifikan (Gabbard, 2000). Analisis mimpi,
metode utama yang digunakan dalam psikoanalisis, dilakukan dengan mendiskusikan mimpi
klien untuk menemu- kan makna dan arti yang sebenamya. Freud yakin bahwa mimpi
bermakna karena mimpi mengungkap pikiran dan perasaan alam bawah sadar individu
walaupun kadang kala makna mimpi tersebut tersembunyi atau simbolik. Misalnya, seorang
klien wanita mungkin memberi tahu bahwa ia terus ber- mimpi yang menakutkan tentang
ular yang mengejarnya. Interpretasi Freud adalah bahwa wanita tersebut merasa takut
berhubungan intim dengan pria; ular dipandang sebagai simbol falik, yang melambangkan
penis.
Metode lain yang digunakan untuk memasuki pikiran dan perasaan alam bawah sadar ialah
asosiasi bebas. Di dalam asosiasi bebas, ahli terapi mencoba menemukan pikiran dan
perasaan klien yang sesungguhnya dengan mengucapkan kata dan meminta klien berespons
cepat dengan hal yang pertama kali terpikir olehnya. Freud yakin bahwa respons yang cepat
tersebut akan lebih mungkin untuk menemukan perasaan atau pikiran alam bawah sadar
atau yang direpresi.

8. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa anak remaja
Anak-anak dan remaja mengalami beberapa masalah kesehatan jiwa yang sama
seperti orang dewasa, misalnya depresi, gangguan bipolar, dan gangguan ansietas, dan
didiagnosis mengalami gangguan tersebut dengan menggunakan kriteria yang sama seperti
pada orang dewasa. Gangguan makan, terutama anoreksia, biasanya dimulai pada masa
remaja dan berlanjut hingga dewasa. Banyak gangguan yang pertama kali ditemukan pada
masa bayi, kanak-kanak, dan remaja berlangsung sampai masa dewasa. Kotak 18-1
mencantumkan gangguan yang biasanya didiagnosis pertama kali pada masa bayi, kanak-
kanak, atau remaja.

RETARDASI MENTAL
 Ringan
 Sedang
 Berat
 Sangat berat

GANGGUAN BELAJAR
 Gangguan membaca
 Gangguan berhitung
 Gangguan ekspresi menulis

GANGGUAN KETERAMPILAN MOTORIK


 Gangguan koordinasi perkembangan

GANGGUAN KOMUNIKASI
 Gangguan berbahasaekspresif
 Gangguan berbahasa reseptif dan ekspresif campuran
 Gangguan fonologis
 Gagap

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF


 Gangguan autistic
 Gangguan Rett
 Gangguan disintegratif masa kanak-kanaK

B. Penatalaksanaan medic berdasarkan penggolongan gangguan jiwa


1. Biologi (psikofarmaka, ECT)

ECT adalah sah meskipun keburukan ECT tidak dapat dibenarkan walaupun mekanisme
kerjanya diketahui.

2. Psikoterapi
Asal latin dari kasih saying kata berarti “sufer dengan” definisi lain adalah perasaan yang
mendalam berbagi penderitaan lain bersama-sama dengan inclination untuk memberikan
bantuan atau dukungan aau menunjukan belas kasihan (stuart laraia, 2005)
BAB 3
PENUTUP

Keabnormalan dibagi ke dalam dua golongan gangguan jia “Neurasi” dan sakit jiwa “psikosa”.
Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting yaitu: Ketegangan atau Tension
rasa putus asa dan murung,gelisah,perbuatan yang terpaksa Consulsive (Yosep,2007)

SARAN

Perawat-perawat dan adanya klinik di harapkan membantu mengatasi banyaknya warga-warga


yang mengalami kesehatan jiwa. Serta bantuan dari masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai