DISUSUN OLEH:
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keabnormalan dibagi ke dalam dua golongan gangguan jia “Neurasi” dan sakit jiwa
“psikosa”. Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting yaitu:
Ketegangan atau Tension rasa putus asa dan murung,gelisah,perbuatan yang terpaksa
Consulsive (Yosep,2007)
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan definisi gangguan jiwa?
2. Jelaskan tanda dan gejala fungsi mental utama?
3. Sebutkan dan jelaskan penggolongan gangguan jiwa dan bentuk-bentuknya?
4. Sebutkan dan jelaskan penatalaksaan medic berdasarkan penggolongan gangguan jiwa?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi gangguan jiwa
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda dan gejala fungsi mental utama gangguan jiwa
3. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan penggolongan gangguan jiwa dan bentuk-
bentuknya
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2. Gangguan kemauan/Abulia
Kemauan yaitu suatu proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangkan untuk
kemudian diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.
a. Terdiri dari tanggapan dan tegangan yang cukup kuat (saat terlihat)
b. Sudah ada yang diinginkan, walau hanya dalam niat saja, tapi benda yang menjadi
tujuannya sudah ada (saat objektif)
c. Timbul kesadran akan akan keinginan dan menghendaki ,tindakan sudah
dikhayalkan dan dialami (saat aktuil)
d. Berupa tindakan kemauan itu sendiri, dengan kesadaran penuh dan menggunakan
segla daya dan tenaga (saat subjektif). ( Yosep, 2007)
Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah- marah atau temper tantrum. Ansietas,
frustrasi, dan agitasi adalah hal biasa. Anak tampak terdorong untuk terus bergerak atau
berbicara dan tampak memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut. Usaha untuk
memfokuskan perhatian anak atau mengalihkan anak pada topik semula dapat menimbulkan
perlawanan dan kemarahan. Klien mungkin tenang dan enggan berbicara atau mungkin
menunjukkan marah atau bermusuhan secara terang-terangan. Sikap klien mungkin tidak
hormat terhadap orang tua, perawat, atau setiap orang yang dianggap berada pada posisi yang
berwenang. Iritabilitas, frustrasi, dan marah-marah biasa terjadi. Klien mungkin tidak mau
menjawab pertanyaan atau bekerja sama saat wawancara, dengan meyakini bahwa ia tidak
membutuhkan bantuan atau terapi. Jika klien mempunyai masalah hukum, ia dapat
mengungkapkan perasaan bersalah atau menyesal yang dangkal, tetapi perasaan tersebut tidak
mungkin tulus.
Gangguan kepribadian didianosa saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan
maladaptive dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam
masyarakat atau menyebabkan distress emosional individu. (videbeck,2001)
a. Cara mempresepsikan dan menginterpretasikan diri sendiri, orang lain, dan
peristiwa
b. Rentang, intensitas, kelabilan, dan ketepatan respon emosional
c. Fungsi interpersonal
d. Kemampuan untuk mengendalikan impuls atau mengekspresikan perilaku pada
waktu dan tempat yang tepat (videbeck,2001)
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola peri- laku dan berhubungan dengan diri
sendiri dan orang lain yang melekat dan terus ada, termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri
tentang diri sendiri dan dunia. Karakteristik dan perilaku tersebut konsisten dalam berbagai
situasi dan tidak mudah diubah. Individu biasanya tidak menyadari kepribadian mereka. Banyak
faktor memengaruhi kepribadian seseorang: beberapa berasal dari struktur biologis dan genetik,
dan sebagian lainnya didapat ketika seseorang berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan
dan orang lain.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan
maladaptif dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam masyarakat
atau menye- babkan distres emosional individu. Gangguan kepribadian biasanya tidak
didiagnosis sampai usia dewasa, saat kepribadian individu terbentuk lebih komplet, tetapi pola
perilaku maladaptif tersebut sering kali dapat terjadi pada masa remaja atau masa kanak-kanak
awal. Meskipun ada banyak variasi di antara klien yang mengalami gangguan kepribadian, dalam
beberapa hal ada gangguan yang signifikan dalam memenuhi peran keluarga, akademik,
pekerjaan, dan peran fungsional lainnya.
Diagnosis ditegakkan saat individu terus memper- lihatkan pola perilaku yang
menyimpang dari harapan budaya pada dua atau lebih area berikut:
Cara memersepsikan dan mengintepretasikan diri sendiri, orang lain, dan peristiwa
(kognisi)
Rentang, intensitas, kelabilan, dan ketepatan respons emosional (afek)
Fungsi interpersonal
Kemampuan untuk mengendalikan impuls atau mengekspresikan perilaku pada waktu
dan tempat yang tepat (pengendalian impuls).
6. Reterdasi mental
Gambaran penting retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ di
bawah 70) yang disertai dengan keterbatasan yang penting dalam area fungsi adaptif,
seperti keterampilan komunikasi, perawatan diri, tinggal di rumah, keterampilan
interpersonal atau sosial, penggunaan sumber masyarakat, penunjukan diri, keterampilan
aka- demik, pekerjaan, waktu senggang, dan kesehatan serta keamanan (King et al., 2000).
Beberapa orang yang mengalami retardasi mental bersikap pasif dan tergantung, sedangkan
yang lain bersikap agresif dan impulsif. Tingkat retardasi, berdasarkan IQ (ringan, IQ 50-70;
sedang, IQ 35-50; berat, IQ 20-35; atau sangat berat, IQ di bawah 20), mempunyai dampak
yang besar pada kemampuan individu dalam melakukan fungsi. Faktor penyebab retardasi
mental adalah hereditas, seperti penyakit Tay-Sachs atau sindrom kromosom X fragil;
perubahan awal pada perkembangan embrionik, seperti trisomi 21 atau asupan alkohol
maternal yang menyebabkan/eto/ alcohol syndrome; masalah kehamilan atau perinatal,
seperti malnutrisi janin, hipoksia, infeksi, dan trauma; kondisi medis bayi, seperti infeksi
atau keracunan timbal; dan pengaruh lingkungan. secOH deprivasi pengasuhan atau
stimulasi. sehari-hari, termasuk sosialisasi. Gangguan berbahasa ekspresif mencakup
gangguan kemam- puan untuk berkomunikasi melalui bahasa verbal dan isyarat. Anak
mengalami kesulitan mempelajari kata baru dan berbicara dalam kalimat yang lengkap dan
benar, serta bicaranya terbatas. Gangguan berbahasa reseptif-ekspresif campuran
mencakup masalah gangguan berbahasa ekspresif dan kesulitan mengerti (menerima) kata-
kata dan kalimat serta menentukan maknanya. Dua gangguan tersebut dapat muncul saat
lahir (perkembangan), atau keduanya diperoleh sebagai akibat cedera neurologis atau
cedera pada otak.
Gangguan fonologis mencakup masalah dalam artikulasi, atau menghasilkan suara yang
merupa- kan bagian dari bicara. Gangguan gagap adalah gangguan pola waktu dan kefasihan
bicara yang biasa terjadi. Kedua gangguan komunikasi tersebut rerjadi pada keluarga dan
lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Ahli terapi bahasa dan
bicara menangani anak-anak untuk me- ringkatkan keterampilan komunikasi dan mengajar-
kan orang tua untuk melanjutkan kegiatan terapi ricara di rumah (Johnson & Beitchman,
2000). Gangsman komunikasi mungkin ringan sampai berat, dan kesulitan yang terjadi yang
berlanjut sampai usia dewasa sangat berkaitan erat dengan keparahan gangguan.
8. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa anak remaja
Anak-anak dan remaja mengalami beberapa masalah kesehatan jiwa yang sama
seperti orang dewasa, misalnya depresi, gangguan bipolar, dan gangguan ansietas, dan
didiagnosis mengalami gangguan tersebut dengan menggunakan kriteria yang sama seperti
pada orang dewasa. Gangguan makan, terutama anoreksia, biasanya dimulai pada masa
remaja dan berlanjut hingga dewasa. Banyak gangguan yang pertama kali ditemukan pada
masa bayi, kanak-kanak, dan remaja berlangsung sampai masa dewasa. Kotak 18-1
mencantumkan gangguan yang biasanya didiagnosis pertama kali pada masa bayi, kanak-
kanak, atau remaja.
RETARDASI MENTAL
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat
GANGGUAN BELAJAR
Gangguan membaca
Gangguan berhitung
Gangguan ekspresi menulis
GANGGUAN KOMUNIKASI
Gangguan berbahasaekspresif
Gangguan berbahasa reseptif dan ekspresif campuran
Gangguan fonologis
Gagap
ECT adalah sah meskipun keburukan ECT tidak dapat dibenarkan walaupun mekanisme
kerjanya diketahui.
2. Psikoterapi
Asal latin dari kasih saying kata berarti “sufer dengan” definisi lain adalah perasaan yang
mendalam berbagi penderitaan lain bersama-sama dengan inclination untuk memberikan
bantuan atau dukungan aau menunjukan belas kasihan (stuart laraia, 2005)
BAB 3
PENUTUP
Keabnormalan dibagi ke dalam dua golongan gangguan jia “Neurasi” dan sakit jiwa “psikosa”.
Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting yaitu: Ketegangan atau Tension
rasa putus asa dan murung,gelisah,perbuatan yang terpaksa Consulsive (Yosep,2007)
SARAN