Anda di halaman 1dari 62

PEDOMAN PENGGOLONGAN

DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA


Elly Rosila Wijaya
Psikiater

Kesehatan Jiwa
(UU No. 23 tahun 1992 Ps 24, 25, 26 dan 27):
adalah suatu kondisi mental sejahtera
yang memungkinkan hidup harmonis dan
produktif sebagai bagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang dengan
memperhatikan semua segi kehidupan
manusia.

.
Ciri orang yang sehat jiwa mempunyai
Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya.
Mampu menghadapi stres kehidupan yang
wajar.
Mampu bekerja produktif dan memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Dapat berperan serta dalam lingkungan
hidup.
Menerima baik dengan apa yang ada pada
dirinya.
Merasa nyaman bersama dengan orang lain.
Psikiatri (ilmu kedokteran jiwa)
adalah cabang spesialistik dari ilmu
kedokteran yang mempelajari perilaku
manusia baik dalam keadaan sehat
maupun sakit serta meneliti genesis,
diagnosis, terapi, rehabilitasi dan
prevensi gangguan jiwa serta promosi
kesehatan jiwa.

Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Masalah kesehatan jiwa meliputi:
Masalah perkembangan manusia yang
harmonis dan peningkatan kualitas
hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa
yang berkaitan dengan siklus kehidupan,
mulai dari anak dalam kandungan sampai
usia lanjut.
Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Masalah psikososial
yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat
psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik
dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab
terjadinya gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata,
atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada
lingkungan sosial, misalnya: tawuran, kenakalan remaja,
penyalahgunaan NAPZA, masalah seksual, tindak kekerasan, stres
pasca trauma; pengungsian/migrasi, usia lanjut yang terisolir,
masalah kesehatan jiwa di tempat kerja, penurunan produktivitas;
gelandangan psikotik, pemasungan, anak jalanan.
Istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah Gangguan Jiwa
atau Gangguan mental (mental disorder), tidak mengenal
istilah penyakit jiwa (mental disease/mental illnes)

Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ-II merujuk ke DSM-III:
sindrom atau pola perilaku seseorang, yang secara klinis
cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan
suatu gejala penderitaan atau hendaya didalam satu atau
lebih fungsi yang penting dari manusia.

Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah
disfungsi dalam segi perilaku, psikologik, atau biologik dan
gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam
hubungan antara orang itu dengan masyarakat
konsep Disability dari the ICD-10 Classification of
Mental and Behavioral Disorder :
gangguan kinerja (peformance dalam peran sosial dan
pekerjaan yang tidak digunakan sebagai komponen esensial
untuk diagnosis gangguan jiwa, oleh oleh karena hal itu
berkaitan dengan variasi sosial-budaya yang sangat puas
yang diartikan sebagai Disability adalah keterbatasan atau
kemampuan untuk melaksanakan suatu aktivitas pada tingkat
personal, yaitu melakukan kegiatan hidup sehari-hari yang
biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan
hidup(mandi, berpakaian, makan,kebersihan diri, buang air
besar dan kecil0

Dari konsep tersebut diatas, dapat
dirumuskan bahwa di dalam konsep
gangguan jiwa, didapatkan butir-butir:
1. Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa:
- sindrom atau pola perilaku
- sindrom atau pola psikologik
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan
penderitaan antara lain dapat berupa:
tidak nyaman
Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa
Gangguan jiwa
yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,
yang menimbulkan penderitaan pada individu dan
atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial.

Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa

Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
NAPZA, alkohol dan rokok;
depresi;
ansietas; gangguan somatoform (psikosomatik);
gangguan afektif;
gangguan mental organik;
skizofrenia;
gangguan jiwa anak dan remaja serta retardasi
mental.

Pedoman Penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III)
PPDGJ-III disusun atas dasar :
International Classification of Mental and
Behavioural Disorder 10 (ICD-10)
Diagnosis and Statistical Manual IV (DSM-IV)
Pedoman Diagnosis
Diagnosis Multiaksial
Aksis I : Gangguan Klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Aksis II : Gangguan Kepribadian
Retardasi Mental
Aksis III: Kondisi Medik Umum
Aksis IV : Masalah Psikososial dan
Lingkungan
Aksis V : Penilaian Fungsi secara Global
Kategori Diagnosis :
F.00-F.09 : Gangguan Mental Organis (+simptomatik)
F.10-F.19 : Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat Psikoaktif
F.20-F.29 : Skizofrenia, Gang. Skizopat dan Gang. Waham
F.30-F.39 : Gangguan Suasana Perasaan (Afektif/mood)
F.40-F.49 : Gg. Neurotik, Gg. Somatoform dan Gg. Terkait
stress.
F.50-F.59 : Sindr. Perilaku yg berhub. dng Gg Fisiologis dan
Faktor Fisik
F.60-F.69 : Sindroma Kepribadian dan Perilaku masa Dewasa
F.70-F.79 : Retardasi Mental
F.80-F.89 : Gangguan Perkembangan Psikologis
F.90-F.98 : Gg. Perilaku dan Emosional onset masa kanak dan
remaja
F.99 : Gangguan jiwa yang tidak tergolongkan
Tanda (sign)
Adalah temuan objektif hasil diobservasi
Contoh : afek yang terbatas, retardasi psikomotor
Gejala (symptom)
Adalah pengalaman subyektif yang digambarkan oleh
pasien
Contoh : mood yang tertekan, tenaga berkurang
Sindroma
Adalah kelompok tanda dan gejala yang terjadi
bersama-sama sebagai suatu kondisi yang dapat
dikenali yang mungkin kurang spesifik dibandingkan
gangguan atau penyakit yang jelas


Tanda dan Gejala dalam Psikiatri
I. Kesadaran
II. Emosi
III. Perilaku Motorik
IV. Berfikir
V. Berbicara
VI. Persepsi gangguan persepsi
VII. Ingatan dan Daya ingat
VIII. Intelegensia
IX. Insight/ tilikan
X. Pertimbangan
I. KESADARAN
A. Gangguan Kesadaran
B. Gangguan Perhatian
C. Gangguan Sugestibilitas

II. EMOSI
A. Affect = hidup emosi
B. Mood = Afek
C. Emosi yang lain
D. Gg. Psikologis yang berhubungan dng mood


III. PERILAKU MOTORIK
IV. BERFIKIR
A. Gg. Umum dalam bentuk/proses berpikir
B. Gg.Spesifik pada bentuk pikiran
C. Gg. Spesifik pada isi pikiran
V. BERBICARA
A. Gg. Bicara
B. Gg. Afasik
VI. PERSEPSI Gg.PERSEPSI
A. HALUSINASI
B. ILusi
VII.INGATAN/ DAYA INGAT
A. Gg. Ingatan/ Daya ingat
B. Tingkat Daya Ingat

VIII. INTELEGENSIA
A. Retardasi Mental
B. Dementia
C. Pseudo Dementia
D. Berpikir konkrit
E. Berpikir abstrak
IX. INSIGHT/ TILIKAN
X. PERTIMBANGAN
A. Pertimbangan kritis
B. Pertimbangan otomatis
C. Pertimbangan yang terganggu

Apersepsi :
persepsi yang dimodifikasi oleh emosi dan pikiran
seseorang
Sensorium :
keadaan fungsi kognitif tentang perasaan khusus ~
sering digunakan sebagai sinonim kesadaran
Gangguan kesadaran sering berhubungan dengan asal
patologis

A. GANGGUAN KESADARAN
1. Disorientasi
Gangguan orientasi w,t,o
2. Pengaburan kesadaran
Kejernihan ingatan yang tidak lengkap, dengan
gangguan persepsi dan sikap
3. Stupor
Hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap
lingkungan sekeliling
4. Delirium
Kebingungan, gelisah, konfusi, reaksi,
disorientasi yang disertai dengan rasa takut dan
halusinasi
5. Koma
Derajat ketidaksadaran yang berat
A. GANGGUAN KESADARAN
6. Koma Vigil
Koma dimana pasien tampak tertidur, tetapi
segera dapat dibangunkan (juga dikenal sebagai
mutisme akinetik)
7. Keadaan temaram (Twilight state)
Gangguan kesadaran dengan halusinasi
8. Keadaan seperti mimpi (dreamlike state)
Seringkali digunakan secara sinonim dengan
kejang parsial komleks atau epilepsi psikomotor
9. Somnolensi
Mengantuk yang abnormal yang paling sering
ditemukan pada proses organik
B. GANGGUAN ATENSI (PERHATIAN)
Jumlah usaha yang dilakukan untuk
memusatkan bagian tertentu dari
pengalaman
Kemampuan untuk mempertahankan
perhatian pada satu aktifitas
Kemampuan berkonsentrasi

B. GANGGUAN ATENSI (PERHATIAN)
1. Distraktibilitas
Ketidakmampuan memusatkan perhatian
Penarikan atensi kepada stimuli eksternal yang
tidak penting atau tidak relevan
2. Inatensi selektif
Hambatan hanya pada hal-hal yang menimbulkan
kecemasan
3. Hipervigilitas
Atensi dan pemusatan yang berlebihan pada
semua stimuli internal dan eksternal, biasanya
sekunder dari keadaan delusional atau paranoid
4. Keadaan tak sadarkan diri Trance
Atensi yang terpusat dan kesadaran yang berubah,
biasanya terlihat pada hipnosis, gangguan
dissosiatif, dan pengalaman religius yang luar biasa
C. GANGGUAN SUGESTIBILITAS
Kepatuhan dan respon yang tidak kritis
terhadap gagasan atau pengaruh
1. Folie a deux (folie a trois)
Penyakit emosional yang berhubungan
antara dua (atau tiga) orang
2. Hipnosis
Modifikasi kesadaran yang diinduksi
secara buatan yang ditandai dengan
peningkatan sugestibilitas
II. EMOSI
Kompleks keadaan perasaan dengan komponen
psikis, somatik dan pelilaku yang berhubungan
dengan affect dan mood
A. Affect
Ekspresi emosi yang terlihat; mungkin tidak
konsisten dengan emosi yang dikatakan pasien
1. Afek yang tidak sesuai
2. Afek yang sesuai
3. Afek yang terbatas
4. Afek yang tumpul
5. Afek yang datar
6. Afek yang labil
Emosi
B. Mood :
Emosi yang meresap dan dipertahankan, yang
dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh
pasien dan terlihat oleh orang lain
1. Mood eutimik
2. Mood disforik
3. Mood yang meluap-luap (expansive mood)
4. Iritabel
5. Labil
6. Meninggi (elevated mood)
7. Euforia
8. Gembira luas biasa (Ectasy)
9. Depresi
10. Anhedonia
11. Duka Cita
12. Aleksitemia
Emosi
C. EMOSI YANG LAIN
1. Kecemasan
2. Kecemasan yang mengambang bebas
3. Ketakutan
4. Agitasi
5. Ketegangan
6. Panik
7. Apati
8. Ambivalensi
9. Abreaksional
10. Rasa malu
11. Rasa Bersalah
Emosi
D. GG. PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MOOD
Tanda disfungsi somatik (biasanya
otonomik)
Sering berhubungan depresi (disebut tanda
vegetatif)
1. Anoreksia
2. Hiperfagia
3. Insomnia (awal. Pertengahan, terminal)
4. Hipersomnia
5. Variasi diurnal (mood yg secara teratur terubvuk
pada pagi hari, segera setelah terbangun, dan membaik
dengan semakin siangnya hari)
6. Penurunan libido
7. Konstipasi
III. PERILAKU MOTORIK
Impuls
Motivasi
Dorongan
Harapan
Instink
Idaman
Diekspresikan oleh
perilaku dan
aktivitas motorik
III. Perilaku Motorik
1. Ekopraksia : peniruan gerakan
2. Katatonia Nonorganik
a. Katalepsi : mempertahankan satu posisi
b. Luapan katatonik : agitasi, tanpa tujuan, tanpa stimuli
eksternal
c. Stupor katatonik : penurunan aktivitas motorik, imobil,
tampak tak menyadari keadaan lingkungan
d. Rigiditas katatonik: postur yang kaku, menentang
usaha untuk digerakkan
e. Posturing : postur yang kaku, dipertahankan dalam
waktu yang lama
f. Feksibilitas lilin : dapat diatur dalam suatu posisi yang
kemudian dipertahnkannya, tubuh seperti terbuat dari
lilin

III. Perilaku Motorik
3. Negativisme
4. Katapleksi
5. Stereotipik
6. Mannerisme
7. Otomatisme
8. Otomatisma perintah
9. Mutisme
10. Overaktivitas :


III. Perilaku Motorik
10. Overaktivitas :
a. Agitasi psikomotor
b. Hiperaktivitas
c. Tik
d. Tidur berjalan
e. Akaathisia
f. Kompulsi
g. Ataksia
h. Polifagia
Dipsomania (alkohol)
Kleptomania (mencuri)
Nimfomania (kebutuhan untuk
koitus dan kompulsif pd
seorang wanita)
Satiriasis (idem pada laki2)
Trikotilomania (cabut rambut)
III. Perilaku Motorik
10. Hipoaktivitas
11. Mimikri (aktivitas motorik tiruan dan sederhana pada anak2)
12. Agresi
13. Memerankan (acting out) fantasi yang tidak
disadati, dihidupkan secara impulsif dalam perilaku)
14. abulia
Aliran gagasan, simbol, dan asosiasi :
Diarahkan oleh tujuan
Dimulai oleh masalah/ tugas
Mengarah pada kesimpulan
Orientasi kenyataan
Jika terjadi urutan yang logis, berpikir adalah
normal
A. Gangguan Umum Dalam Bentuk
atau Proses Berfikir
1. Gangguan mental
Sindroma perilaku atau psikologis yang bermakna
secara klinis
disertai dengan penderitaan atau ketidak mampuan,
tidak hanya suatu respon yang di perkirakan dari
peristiwa tertentu atau terbatas pada hubungan
antara seseorang dan masyarakat.

2. Psikosis
Ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari
fantasi
gangguan tes realitas, dengan menciptakan realitas
baru Tes realitas
A. Gangguan Umum Dalam Bentuk
atau Proses Berfikir
3. Tes realitas
Pemeriksaan dan pertimbangan objektif tentang dunia
di luar diri
4. Gangguan pikiran formal
Kekenduran asosiasi : neologisme, dan kontruksi yang
tidak logis, didefinisikan psikotik
5. Berfikir tidak logis
Berpikir mengandung kesimpulan yang salah atau
kontradiksi internal
Patologis jika nyata dan tidak disebabkan oleh nilai
kultural atau defisit intelektual

A. Gangguan Umum Dalam Bentuk
atau Proses Berfikir
6. Dereisme
Aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika dan
pengalaman
7. Berpikir autistik
Preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi
Agak sama dengan dereisme
8. Berpikir magis
Bentuk pikiran dereistik (dapat menyebabkan atau
mencegah suatu peristiwa)
9. Proses berpikir primer
Istilah umum untuk berpikir dereistik, tidak logis, magis
normalnya ditemukan pada mimpi abnormal pada
psikosis


1. Neologisme
2. Word Salad ( gado-gadon
kata )
3. Sirkum Stanstansialitas
4. Tangensialitas
5. Inkoherensi
6. Perseverasi
7. Ekolalia
8. Kondensasi
9. Jawaban tidak relevan
10. Pengenduran asosiasi
(Assosiasi longgar)
11. Keluar jalur
(derailment)
12. Flight of ideas
13. Verbigerasi
14. Asosiasi bunyi
15. Blocking
16. glossolalia

1. Kemiskinan isi pikiran
2. Gagasan yang berlebihan
3. Waham
W. somatik
W. Paranoid
- W. kejar
- W. besar
- W. referensi
W. menyalahkan diri sendiri
W. pengendalian
- thought withdrawal
- thought insertion
- thought broadcasting
- thought control
W. cemburu
Erotomania
Pseudologia Phantastika


5. Preokupasi
6. Monomania
7. Egomania
8. Hipokondria
9. Obsesi
10. Kompulsi
11. Koprolalia
12. Fobia
13. Noesis
14. Unio Mystica
GAGASAN, PIKIRAN, PERASAAN
Diekspresikan melalui bahasa
KOMUNIKASI KATA-KATA & BAHASA
A. GANGGUAN BICARA
1. Tekanan Bicara
2. Logorrhea
3. Miskin Bicara
4. Bicara Tak Spontan
5. Kemiskinan Isi Bicara
6. Disprosodi
7. Disartria
8. Bicara Keras / lemah Berlebihan
9. Gagap
10. Kekacauan Bicara
B. Gangguan Afasik
1. A. Motorik
2. A. Sensorik
3. A. Nominal
4. A. Sintatikal
5. A. Logat Khusus
6. A. Global.
VI. Persepsi
Proses Memindahkan Stimulasi Fisik Informasi
Psikologis
A. Gangguan Persepsi
1. HALUSINASI
H. Hipnagogik
H. Himnopompik
H. Dengar
H. Visual
H. Olfaktoris
H. Gustatoria
H. Taktil/ Haptik
H. Somatik
H. Yang Sejalan Mood
H. Yang Tak Sejalan Mood
Halusinosis
Sinestesia
Trailing phenomenon

2. ILUSI
Mispersepsi/ misinterpretasi- stimuli nyata
B. Gangguan Yang Berhubungan Dengan
Fenomena Konversi & Disosiatif
Distorsi fisik otot volunter/ organ sensorik
Bukan dibawah kontrol Volunter
Tidak disebabkan gangguan fisik
C. Gangguan Yang Berhubungan Dengan
Gangguann Kognitif

Ketidak mampuan
Mengenali
Menginterpretasikan
VII. DAYA INGAT
Informasi disimpan- diingat kembali
kesadaran
A. Daya ingat

1. AMNESIA
ANTEROGRAD
RETROGRED

2. PARAMNESIA
FAUSE RECONNAISANCE
PEMALSUAN RETROSPEKTIF
KONPABULASI
DEJA VU
DEJA ENTENDO
DEJA PENSE
JAMAIS VU
A. Daya ingat

3. HIPERMNESIA
4. EIDETIC IMAGE
5. SCREEN MEMORY
6. REPRESI
7. LETILOGIKA
B. TINGKAT DAYA INGAT
1. SEGERA : DETIK-MENIT
2. BARU SAJA : HARI
3. AGAK LAMA : BULAN
4. JAUH(JANGKA PNJNG : SUDAH LAMA
B. DEMENSIA
FUNGSI INTELEKTUAL ORGANIK- BURUK,
GLOBAL
PENGABURAN KESADARAN KURANG
1. DISKALKULIA
2. DISGRAFIA
3. ALEKSIA
VIII. INTELIGENSIA: KEMAMPUAN
1. MENGERTI
2. MEMGINGAT
3. MENGERAKKN
4. MENYATUKAN
A. RETARDASI MENTAL (IQ)
50/55 70 : RINGAN
35/40 - 50/55 : SEDANG
20/25 - 35/40 : BERAT
< 20/25 : SANGAT BERAT
IDIOT : USIA MENTAL < 3 TH
IMBESIL : USIA MENTAL 3 7 TH
MORON : USIAMENTAL 8 TH
C. PSEUDODEMENSIA
DEPRESI
D. BERFIKIR KONKRET
HARPIAH, SATU DIMENSI
E. BERFIKIR ABSTRAK
PAHAM NUANSA ARTI MULTIDIMENSIONAL,

PAHAM KIASAN & HIPOTESIS
IX. TILIKAN
KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI PENYEBAB
SEBENARNYA & ARTI DARI SUATU SITUASI

1. T. INTELEKTUAL
2. T. SESUNGGUHNYA
3. T. YANG TERGANGGU
X. PERTIMBANGAN
MAMPU MENILAI SITUASI & BERTINDAK
TEPAT

1. P. KRITIS
2. P. OTOMATIS
3. P. YANG TERGANGGU

Anda mungkin juga menyukai