Anda di halaman 1dari 6

Konsep Gangguan Jiwa

Istilah yang dipakai dlm PPDGJ tentang kondisi para pasien dokter jiwa adalah gangguan jiwa atau gangguan
mental (mental disorder) bukan penyakit jiwa (mental illness/mental disease).

Konsep gangguan jiwa tersebut ada 2 versi, yaitu:


1. Menurut PPDGJ II: Gangguan jiwa adalah sindrom atau perilaku tertentu atau kondisi psikologis seseorang
yang secara klinis cukup bermakna, dan secara khusus berkaitan dengan distress (gejala penderitaan) dan
disability (keterbatasan kemampuan normal pada aktivitas normal pada tingkat personal*).
2. Kata DSM IV: Gangguan jiwa itu adalah perilaku penting yang signifikan secara klinis atau sindrom
psikologis atau pola acuan tertentu yang terjadi pada individu yang dihubungkan dengan kondisi distress
dan disability atau dihubungkan dengan peningkatan resiko untuk menderita nyeri, disability, hilangnya
kemampuan bergerak bebas, bahkan kematian.

* definisi ‘disabilitas’ ini sumbernya ICD 10. Sedangkan yang dimaksud ‘aktivitas dalam tingkat personal’… adalah
aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk kelangsungan hidup juga untuk perawatan diri, yaitu hal yang biasa
dilakukan seperti: mandi, BAB, BAK, makan, berpakaian, dll..

Butir-butir pada konsep gangguan jiwa:


1. Ada gejala klinis bermakna berupa:
Bisa sindrom perilaku atau bisa pola perilaku tertentu.
Bisa sindrom psikologis atau bisa pola psikologis tertentu.
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress) contohnya: nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram,
dll..
3. Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (penjelasannya sudah tadi ..)

Proses Diagnosis Ggn Jiwa


Proses diagnosis ggn jiwa mengikuti prosedur klinis yg lazim pada pemeriksaan medis yaitu meliputi langkah-
langkah berikut ini :
1. ANAMNESIS (dengan menanyakan)
- alasan berobat
- riwayat gangguan sekarang
- riwayat gangguan dahulu
- riwayat perkembangan diri
- latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll
2. PEMERIKSAAN meliputi
- Fisik
- Status mental
- Lab
- Radiologik
- Evaluasi psikologik
- Lain-lain
3.DIAGNOSIS dengan dasar aksis, yaitu :
- Aksis I : Klinis
- Aksis II : Kepribadian
- Aksis III : Kondisi medik
- Aksis IV : Psiko sosial
- Aksis V : Taraf fungsi
4. TERAPI
- Farmakoterapi
- Psikoterapi
- Terapi sosial
- Terapi okupasional
- Terapi lainnya

Dgn rumusan matematis dpt disimpulkan:

Langkah2 tersebut harus urut 1-2-3-4. Terus tindak lanjut langkah-langkah tersebut :
- Evaluasi terapi
- Evaluasi diagnosis
- lain-lain

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Kata DSM IV, sistem multiaksial merupakan sistem yang terdiri dari 5 aksis, 5 aksis tersebut berfungsi untuk
menilai pasien. Aksis I dan 2 terdiri dari semua klasifikasi gangguan mental. Aksis 3 tentang kondisi medis umum
(fisik) yang muncul bersamaan dengan gangguan mental. Aksis 4 tentang masalah psikososial dan lingkungannya,
sedang aksis 5 tentang penilaian fungsi-fungsi secara global.
Metode diagnosis dengan pendekatan multiaksial ini pertama kali dipakai oleh Swedia dengan mengacu
pada proposal Essen Moller. Sistem baru yang memakai metode multiaksial adalah sistem DSM III dan DSM IV
(DSM= Diagnostic & Statistical manual of Mental disorder) yang dipakai oleh American Psychatric Association (APA),
juga ICD 10 yang dikeluarkan oleh WHO-yang merupakan acuan diagnostik di seluruh dunia.

Tujuan Diagnosis Multiaksial


1. Membantu dalam perencanaan terapi dan meramalkan prognosis ..mengingat cakupan informasinya yang
komprehensif.
2. Membantu dalam :
- menata dan mengomunikasikan informasi klinis
- menangkap komplesitas situasi klinis
- menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama
..mengingat formatnya yang ‘mudah’ dan sistematis
3. Memacu penggunaan model biopsikososial dalam klinis, pendidikan, dan penelitian

Hubungan DSM-IV & ICD-10


DSM-IV didesain untuk mendampingi ICD-10, disusun pada tahun 1992. Pd waktu itu terdapat konsensus yg kuat
bhw sistem diagnosis di USA hrs sesuai dgn klasifikasi penyakit internasional (ICD-10) sedangkan ICD-10 mrpk
sistem klasifikasi tertinggi yg digunakan di Eropa & negara-negara lain di dunia. Semua kategori yg
digunakan dlm DSM-IV ditemukan dlm ICD-10, tetapi tdk semua kategori ICD-10 ada dalam DSM-IV.

Menurut DSM-IV sistem multiaksial tdr atas 5 aksis & menilai pasien dr 5 aksis tsb.
Aksis I & II terdiri dari seluruh klasifikasi gangguan mental. Dlm berbagai keadaan pasien dpt memiliki 1 atau
lebih gangguan, baik dlm aksis I & II. Contoh: Pasien dapat memiliki gangguan depresi berat pada aksis I dan
gangguan kepribadian narsistik pada aksis II.

AKSIS I
Aksis I
Tdr atas seluruh ggn mental kecuali yg terdaftar dlm aksis II, dan keadaan lain yg merupakan fokus perhatian
klinis. Yang termasuk di dalamnya yaitu :

Gangguan Mental pd ICD-10 (Pada PPDGJ-III) yang terdiri dari :

F0. Ggn Mental Organik (termasuk gangguan mental simptomatik).


Etiologi dasarnya gangguan fisik / kondisi yg melibatkan kerusakan/disfungsi otak.
Kelompok I: terdapat gangguan fungsi kognitif sbg gambaran yg jelas. Tmsk di dalamnya demensia
(alzheimer’s, vaskuler, berhub dgn penyk lain & YTT), sindrom amnesia organik dan delirium bukan akibat zat
psikoaktif.
Kelompok II : tdpt manifestasi nyata pada persepsi (halusinasi), pikiran (delusi),
mood (depresi /manik), berbagai gangguan emosional (cemas, disosiasi, dan
kepribadian)

F1. Ggn Mental & Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif


Yang digolongkan di sini adalah semua gangguan mental yg berhubungan dgn penggunaan zat psikoaktif
Proses Diagnosis & pengkodean dimulai dgn identifikasi zat yg terlibat. (mis: alkohol, opioid, kanabioid,
sedatif, hipnotik, kokain, stimulansia lain, halusinogenik, tembakau, larutan volatil, zat lain & kombinasinya)
Identifikasi kode berikutnya meliputi :
• kondisi klinis,
• intoksikasi akut,
• penggunaan yg merugikan,
• sindr ketergantungan,
• keadaan putus zat,
• ggn psikotik,
• sindr amnestik,
• ggn psikotik residual & onset lambat
• ggn mental lain / YTT

F2. Skizofrenia, Skizotipal & Ggn Waham


Meliputi Skizofrenia, yaitu ggn yg dicirikan oleh penyimpangan dr pikiran, persepsi & afek inappropriate/afek
tumpul.
Yg menarik dr klpk ini adl ggn psikotik akut & sementara; yg meliputi polimorfik akut dgn atau tanpa gejala
skizofrenia, lir skzfr akut & lainnya, yg srg dilaporkan di Negara industri berkembang.

F3. Gangguan Mood (Afektif)


Ggn utama adl: perubhn mood/afek, biasanya melibatkan depresi atau elasi, sering berhubungan dgn
perubahan tingkat aktivitas.
Tmsk di sini adalah: episode manik, ggn afektif bipoler, episode depresi, depresi berulang, ggn mood
menetap lainnya (siklotimia, distimia), ggn mood YTT
F4. Ggn Neurotik, Somatoform & Terakait Stres
Klpk ini berdasar konsep neurosis yg mrpk perpaduan simptom umum.
Tmsk di sini : anxietas fobik dan ggn anxietas lainnya, ggn obsesif kompulsif (misal -kata bapak - orang
sering ga yakin wudunya trus wudu berulang2), reaksi thd stres brt & ggn penyesuaian, ggn disosiatif &
konversi, ggn somatoform, gangguan neurotik lainnya (mis : neurastenia, sindr depersonalisasi-derealisasi)

F5. Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dgn Ggn Fisiologis dan faktor Fisik
Termasuk disini adalah:
• ggn makan
• ggn tidur non organik
• disfungsi sexual
• gangguan mental yg berhubungan dgn masa nifas YTK
• faktor psikologis yg berpengaruh pd ggn fisik
• penyalahgunaan zat yg tdk menyebabkan ketergantungan (contohnya antidepresan, hormon, analgetik
& obat lainnya)

F8. Ggn Perkembangan Psikologis


Digambarkan sbb :
a. Onset bervariasi selama masa bayi / kanak-2.
b. Adanya hendaya/kelambatan perkemb fungsi-2 yg berhub dgn kematangan biologis susunan srf pusat.
c. Berlangsung scr terus menerus tanpa adanya remisi & kekambuhan yg khas pada penderita ggn jiwa.

F9. Gangguan Perilaku & Emosional dgn Onset Biasanya Pada Masa Kanak & Remaja
Kelas ini melengkapi F7 & F8.
Gangguan dengan onset pd anak-anak meliputi:
> gangguan hiperkinetik yg dikarakteristikkan dgn onset awal
> over aktif
> berkurangnya perhatian.
Yg tmsk dlm kls ini : gangguan emosional, fungsi sosial, tic, & ggn lain.

AKSIS II
Aksis II terdiri dari gangguan kepribadian, retardasi mental, dan mekanisme
pembelaan. Yang termasuk di dalamnya adalah :

F6. Ggn Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa


Mencakup kondisi klinis yg bermakna & pola perilaku yg cenderung menetap.
Merupakan ekspresi dari : pola hidup yg khas dari seseorang & cara berhubungan antara dirinya dgn diri
sendiri maupun org lain
Kategori inovatif adl perubh keprid yg berlangsung lama yg tdk diakibatkan oleh kerusakan / penyakit otak,
biasanya muncul setelah terjadinya katastrofik / penyakit psikiatri
Kelas ini meliputi ggn impuls, identitas jenis kelamin, preferensi seksual, ggn perkembangan & orientasi
seksual.
Contohnya: F60.0 Ggn Kepribadian Paranoid
F 60.1 Ggn Kepribadian Skizoid

F7. Retardasi Mental


Merupakan salah satu riwayat klasifikasi psikiatri yg plg lama, yaitu suatu keadaan perkembangan jiwa yg
terhenti /tdk lengkap, terutama ditandai oleh terjadinya hendaya (di slide dan hsc 2001 tulisannya emang
begini, ada yang tau artinya?) Ketrampilan selama masa perkembangan.shg berpengaruh pd tingkat
kecerdasan scr menyeluruh, mis: kemamp kognitif, bahasa, motorik, & sosial.
Sub kategorinya dibagi berdasar tingkat keparahan:
F 70. RM ringan
F 71. RM sedang
F 72. RM berat
F 73. RM sangat berat
F 78. RM lainnya
F 79. RM YTT

AKSIS III
Terdiri dari gangguan fisik/medis yg muncul bersamaan dgn ggn mental.
Kondisi fisik tersebut dpt kausatif (ex: gagal hati menyebabkan delirium), interaktif (ex: gastritis akibat
ketergant alkohol), & akibat (ex: demensia & infeksi HIV dpt menyebabkan pneumonia).
Ketika kondisi medis berhubungan secara kausal dgn gangguan mental, gangguan mental tsb dimasukkan
dlm aksis I & kondisi medis yg berkaitan dimasukkan dlm aksis III
Contoh Penyakit dalam aksis III :
A00 – B99 : Penyk infeksi & parasit ttt
C00 – D48 : Neoplasma
E00 – G90 : Penyk endokrin,nutrisi & metabolik
G00 – G99 : Penyk susunan srf, dll

AKSIS IV
Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis & lingkungan yang secara bermakna berperan
pada perkembangan/ eksaserbasi gangguan yang sekarang
Masalah yang dicakup : keluarga (“primary support group”), lingk sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan,
ekonomi, akses ke layanan kesehatan, hukum/kriminal, psikososial & lingkungan lainnya.

AKSIS V
Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-sering-disebut GAF (Global Assesment of Functioning) di
mana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu (mis:
saat pemeriksaan / tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bln selama 1 tahun terakhir).
Fungsional diartikan sbg kesatuan dr 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi psikologis.
Fungsi berupa skala dgn 100 poin. 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dlm semua bidang.

GAF Scale
100 – 91 : berfungsi max, ga ada masalah yang tidak tertanggulangi
90 – 81 : gejala minimal (misal : cemas akan ujian), berfungsi baik, tdk lebih dari masalah harian biasa
masih tetap puas dengan kehidupannya.
80 – 71 : gejala sementara & dpt diatasi, disabilitas ringan dlm sosial, pekerjaan, sekolah (misal : kurang
konsentrasi untuk pekerjaan lain akibat cemas akan menghadapi ujian)
70 – 61 : beberapa gejala ringan & menetap (mood terdepresi bisa, insomnia juga bisa), disabilitas ringan
dlm fungsi sosial, pekerjaan, atau sekolah.
misal : mencuri, membolos pelajaran) tapi secara umum fungsinya masih cukup baik.
60 – 51 : gejala sedang (misal serangan manik dan afek datar), disabilitas sedang dalam fungsi sosial,
pekerjaan atau sekolah (misal : sedikit teman, konflik dengan teman sebaya atau teman kerja)
50 – 41 : gejala berat (ide bunuh diri, ritual obsesional), disabilitas berat dalam fungsi sosial, pekerjaan
atau sekolah (misal : tidak punya teman, tidak mampu bekerja)
40 – 31 : beberapa disabilitas dalam berhubungan dgn realitas & komunikasi (misal: bicara kadang tidak
jelas, tidak relevan), gangguan yang lebih berat lagi dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan
sekolah. misal : orang depresi yang menghindari teman, menelantarkan keluarga dan tidak
mampu bekerja, anak sering memukul anak yang lebih kecil, menyimpang di rumah, gagal di
sekolah.
30 – 21 : disabilitas berat dlm komunikasi & daya nilai, tdk mampu berfungsi hampir semua bidang (misal:
preokupasi bunuh diri, tinggal di tempat tidur sepanjang hari tanpa pekerjaan)
20 – 11 : terdapat bahaya mencederai diri / Orang Lain (misal : usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas
akan kematian, sering melakukan kekerasan, manik), disabilitas amat sangat berat dlm
komunikasi (misal : sebagian besar membisu & mengurus diri ( misal mengusap-usap feses)
10 – 01 : bahaya seperti di atas tapi persisten & lebih serius (misal kekerasan rekuren, tindakan bunuh diri
yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas).
0 : informasi tidak adekuat.

PEMERIKSAAN MULTI AKSIAL


Inga!! ini bahasan utama kita, jadi buat ngingatin, nih diulangin aksis-aksis itu ....

AKSIS I tentang : - Gangguan klinis


- Kondisi klinis yg mgk mjd pusat perhatian klinis
AKSIS II : - Gangguan Kepribadian
- Retardasi Mental
AKSIS III : - Kondisi Medis Umum
AKSIS IV : - Masalah psikososial & lingkungan
Periksa masalah yang berhubungan dengan kelompok pendukung primer, masalah yang berhubungan
dengan lingkungan sosial, masalah kependudukan, masalah pekerjaan, mslh perumahan, mslh ekonomi, mslh dgn
akses pelayanan kesehatan, masalah berkaitan dgn sistem hukum / kriminal, masalah psikososial & lingkungan lain.
AKSIS V : - Global Assesment of Functioning Scale

Catatan :
Antara aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologik atau patogenesis
Hubungan antara aksis I,II,III dan IV dpt timbal balik saling mempengaruhi

Finally, contoh pencatatan diagnosis multiaksial tu kayak gini :


(ini dari slide, semoga bisa bantuin kefahamannya) ^_^
Aksis I : F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F10.1 Penggunaan alkohol yg merugikan (harmful)
Aksis II : F60.7 Gangguan kepribadian dependen
Sering menggunakan mekanisme defense menolak (denial)
Aksis III : Tidak ada diagnosis (none)
Aksis IV : Ancaman kehilangan pekerjaan
Aksis V : GAF 60 – 51 (mutakhir)

!"!
# $ $ % & ' & ' $& $& $( $ )))

Anda mungkin juga menyukai