Istilah yang dipakai dlm PPDGJ tentang kondisi para pasien dokter jiwa adalah gangguan jiwa atau gangguan
mental (mental disorder) bukan penyakit jiwa (mental illness/mental disease).
* definisi ‘disabilitas’ ini sumbernya ICD 10. Sedangkan yang dimaksud ‘aktivitas dalam tingkat personal’… adalah
aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk kelangsungan hidup juga untuk perawatan diri, yaitu hal yang biasa
dilakukan seperti: mandi, BAB, BAK, makan, berpakaian, dll..
Langkah2 tersebut harus urut 1-2-3-4. Terus tindak lanjut langkah-langkah tersebut :
- Evaluasi terapi
- Evaluasi diagnosis
- lain-lain
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Kata DSM IV, sistem multiaksial merupakan sistem yang terdiri dari 5 aksis, 5 aksis tersebut berfungsi untuk
menilai pasien. Aksis I dan 2 terdiri dari semua klasifikasi gangguan mental. Aksis 3 tentang kondisi medis umum
(fisik) yang muncul bersamaan dengan gangguan mental. Aksis 4 tentang masalah psikososial dan lingkungannya,
sedang aksis 5 tentang penilaian fungsi-fungsi secara global.
Metode diagnosis dengan pendekatan multiaksial ini pertama kali dipakai oleh Swedia dengan mengacu
pada proposal Essen Moller. Sistem baru yang memakai metode multiaksial adalah sistem DSM III dan DSM IV
(DSM= Diagnostic & Statistical manual of Mental disorder) yang dipakai oleh American Psychatric Association (APA),
juga ICD 10 yang dikeluarkan oleh WHO-yang merupakan acuan diagnostik di seluruh dunia.
Menurut DSM-IV sistem multiaksial tdr atas 5 aksis & menilai pasien dr 5 aksis tsb.
Aksis I & II terdiri dari seluruh klasifikasi gangguan mental. Dlm berbagai keadaan pasien dpt memiliki 1 atau
lebih gangguan, baik dlm aksis I & II. Contoh: Pasien dapat memiliki gangguan depresi berat pada aksis I dan
gangguan kepribadian narsistik pada aksis II.
AKSIS I
Aksis I
Tdr atas seluruh ggn mental kecuali yg terdaftar dlm aksis II, dan keadaan lain yg merupakan fokus perhatian
klinis. Yang termasuk di dalamnya yaitu :
F5. Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dgn Ggn Fisiologis dan faktor Fisik
Termasuk disini adalah:
• ggn makan
• ggn tidur non organik
• disfungsi sexual
• gangguan mental yg berhubungan dgn masa nifas YTK
• faktor psikologis yg berpengaruh pd ggn fisik
• penyalahgunaan zat yg tdk menyebabkan ketergantungan (contohnya antidepresan, hormon, analgetik
& obat lainnya)
F9. Gangguan Perilaku & Emosional dgn Onset Biasanya Pada Masa Kanak & Remaja
Kelas ini melengkapi F7 & F8.
Gangguan dengan onset pd anak-anak meliputi:
> gangguan hiperkinetik yg dikarakteristikkan dgn onset awal
> over aktif
> berkurangnya perhatian.
Yg tmsk dlm kls ini : gangguan emosional, fungsi sosial, tic, & ggn lain.
AKSIS II
Aksis II terdiri dari gangguan kepribadian, retardasi mental, dan mekanisme
pembelaan. Yang termasuk di dalamnya adalah :
AKSIS III
Terdiri dari gangguan fisik/medis yg muncul bersamaan dgn ggn mental.
Kondisi fisik tersebut dpt kausatif (ex: gagal hati menyebabkan delirium), interaktif (ex: gastritis akibat
ketergant alkohol), & akibat (ex: demensia & infeksi HIV dpt menyebabkan pneumonia).
Ketika kondisi medis berhubungan secara kausal dgn gangguan mental, gangguan mental tsb dimasukkan
dlm aksis I & kondisi medis yg berkaitan dimasukkan dlm aksis III
Contoh Penyakit dalam aksis III :
A00 – B99 : Penyk infeksi & parasit ttt
C00 – D48 : Neoplasma
E00 – G90 : Penyk endokrin,nutrisi & metabolik
G00 – G99 : Penyk susunan srf, dll
AKSIS IV
Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis & lingkungan yang secara bermakna berperan
pada perkembangan/ eksaserbasi gangguan yang sekarang
Masalah yang dicakup : keluarga (“primary support group”), lingk sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan,
ekonomi, akses ke layanan kesehatan, hukum/kriminal, psikososial & lingkungan lainnya.
AKSIS V
Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-sering-disebut GAF (Global Assesment of Functioning) di
mana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu (mis:
saat pemeriksaan / tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bln selama 1 tahun terakhir).
Fungsional diartikan sbg kesatuan dr 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi psikologis.
Fungsi berupa skala dgn 100 poin. 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dlm semua bidang.
GAF Scale
100 – 91 : berfungsi max, ga ada masalah yang tidak tertanggulangi
90 – 81 : gejala minimal (misal : cemas akan ujian), berfungsi baik, tdk lebih dari masalah harian biasa
masih tetap puas dengan kehidupannya.
80 – 71 : gejala sementara & dpt diatasi, disabilitas ringan dlm sosial, pekerjaan, sekolah (misal : kurang
konsentrasi untuk pekerjaan lain akibat cemas akan menghadapi ujian)
70 – 61 : beberapa gejala ringan & menetap (mood terdepresi bisa, insomnia juga bisa), disabilitas ringan
dlm fungsi sosial, pekerjaan, atau sekolah.
misal : mencuri, membolos pelajaran) tapi secara umum fungsinya masih cukup baik.
60 – 51 : gejala sedang (misal serangan manik dan afek datar), disabilitas sedang dalam fungsi sosial,
pekerjaan atau sekolah (misal : sedikit teman, konflik dengan teman sebaya atau teman kerja)
50 – 41 : gejala berat (ide bunuh diri, ritual obsesional), disabilitas berat dalam fungsi sosial, pekerjaan
atau sekolah (misal : tidak punya teman, tidak mampu bekerja)
40 – 31 : beberapa disabilitas dalam berhubungan dgn realitas & komunikasi (misal: bicara kadang tidak
jelas, tidak relevan), gangguan yang lebih berat lagi dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan
sekolah. misal : orang depresi yang menghindari teman, menelantarkan keluarga dan tidak
mampu bekerja, anak sering memukul anak yang lebih kecil, menyimpang di rumah, gagal di
sekolah.
30 – 21 : disabilitas berat dlm komunikasi & daya nilai, tdk mampu berfungsi hampir semua bidang (misal:
preokupasi bunuh diri, tinggal di tempat tidur sepanjang hari tanpa pekerjaan)
20 – 11 : terdapat bahaya mencederai diri / Orang Lain (misal : usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas
akan kematian, sering melakukan kekerasan, manik), disabilitas amat sangat berat dlm
komunikasi (misal : sebagian besar membisu & mengurus diri ( misal mengusap-usap feses)
10 – 01 : bahaya seperti di atas tapi persisten & lebih serius (misal kekerasan rekuren, tindakan bunuh diri
yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas).
0 : informasi tidak adekuat.
Catatan :
Antara aksis I, II, III tidak selalu harus ada hubungan etiologik atau patogenesis
Hubungan antara aksis I,II,III dan IV dpt timbal balik saling mempengaruhi
!"!
# $ $ % & ' & ' $& $& $( $ )))