Muhammad Nurhanif
Frili Adria
Luciana
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
- Menurut PPDGJ III, diagnosis terdiri dari 5 aksis, yaitu :
1. Aksis I : Gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
2. Aksis II : Gangguan kepribadian dan retardasi mental
3. Aksis III : Kondisi medis umum
4. Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
Antara aksis I,II,III tidak selalu harus ada hubungan etiologi atau patogenesis
Hubungan antara aksis I,II, III, dan aksis IV dapat timbal balik saling mempengaruhi
- Menurut DSM-IV-TR evaluasi multiaksial merupakan suatu sistem yang mengevaluasi
pasien menurut sejumlah variabel dan mengandung 5 aksis. Aksis I dan II meliputi
klasifikasi gangguan mental : 17 klasifikasi mayor dan lebih dari 300 gangguan spesifik.
Dalam banyak kasus, pasien mengalami gangguan pada kedua aksis tersebut.
Contohnya : seorang pasien mungkin mengalami gangguan depresif mayor yang dicatat
pada aksis I dan gangguan kepribadian obsesif konfulsif pada aksis II.
Aksis I : Terdiri dari gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
- Gangguan yang biasanya pertama kali di diagnosis pada masa bayi, kanak-kanak, atau
remaja ( tidak termasuk retardasi mental )
- Delirium, demensia, dan gangguan amnestik serta gangguan kognitif lain.
- Gangguan mental akibat suatu kondisi medis umum yang tidak di klasifikasikan di
tempat lain
- Gangguan terkait zat
- Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
- Gangguan mood
- Gangguan ansietas
- Gangguan somatoform
- Gangguan buatan
- Gangguan disosiatif
- Gangguan seksual dan identitas gender
- Gangguan makan
- Gangguan tidur
- Gangguan pengendalian impuls yang tidak di klasifikasikan di tempat lain
- Gangguan penyesuaian
- Kondisi lain, yang menjadi fokus perhatian klinis
1
Aksis II : Terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi mental. Kebiasaan penggunaan
mekanisme defensi tertentu dapat dinyatakan pada aksis II
- Cluster A
o Gangguan kepribadian paranoid ( Curiga dan tidak percaya yang berlangsung
lama terhadap orang sekitar )
o Gangguan kepribadian skizoid ( Menarik diri dari kehidupan sosial, lebih
menyukai kesendirian )
o Gangguan kepribadian skizotipal ( Bersikap sangat aneh, mempunyai ide-ide dan
keyakinan yang aneh )
- Cluster B
o Gangguan kepribadian antisosial ( Tidak mampu memenuhi norma sosial, ditandai
dengan perilaku kriminal )
o Gangguan kepribadian ambang ( Afek, mood, perilaku dan hubungan objek dan
citra diri yang tidak stabil )
o Gangguan kepribadian histrionik ( Mudah tercetus dan emosional serta perilaku
peunuh warna, dramatis, terbuka )
o Gangguan kepribadian narsistik ( Menganggap dirinya spesial dan mengharapkan
perlakuan khusus )
- Cluster C
o Gangguan kepribadian menghindar ( Sensitivitas yang ekstrem terhadap
penolakan dan menyebabkan penarikan diri )
o Gangguan kepribadian bergantung ( Tidak dapat membuat keputusan tanpa
nasehat dan keyakinan berlebih dari orang lain )
o Gangguan kepribadian obsesif kompulsif ( Pola pervatif perfeksionisme dan
ketidakfleksibelan )
o Gangguan kepribadian YTT ( Untuk gangguan fungsi kepribadian yang tidak
memenuhi kriteria gangguan kepribadian manapun )
Aksis III : Adanya gangguan fisik atau kondisi medis umum lain yang muncul selain
gangguan mental. Kondisi fisik tersebut dapat bersifat kausatif ( contohnya: gangguan
ginjal menyebabkan delirium ) , akibat dari suatu gangguan mental ( contohnya : gastritis
alkohol sekunder terhadap ketergantungan alkohol ) atau tidak berhubungan dengan
gangguan mental.
o Bab 1 A00-B09 Penyakit infeksi dan parasit tertentu
o Bab II C00-D48 Neoplasma
o Bab IV E00-G90 Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik
o Bab VI G00-G99 Penyakit susunan saraf
o Bab VII H00-H59 Penyakit mata dan adneksa
o Bab VIII H60-H95 Penyakit telinga dan proses mastoid
o Bab IX I00-I99 Penyakit sistem sirkulasi
o Bab X J00-J99 Penyakit sistem pernafasan
o Bab XI K00-K93 Penyakit sistem pencernaan
2
o Bab XII L00-L99 Penyakit kulit dan jaringan subkutan
o Bab XIII M00-M99 Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat
o Bab XIV N00-N99 Penyakit sistem genitourinaria
o Bab XV O00-O99 Kehamilan, kelahiran anak, dan masa nifas
o Bab XVII Q00-Q99 Malformasi kongenital, deformasi, kel. Kr
o Bab XVIII R00-R99 Gejala, tanda dan temuan klinis-lab. Abn
o Bab XIX S00-S99 Cedera, keracunan dan akibat kausa ekst.
o Bab XX V01-Y98 Kausa eksternal dr morb. & mortalitas
o Bab XXI Z00-Z99 Faktor -> Status kes. & pelayanan kes.
Aksis IV : Untuk mengkode masalah psikososial dan lingkungan yang secara signifikan
berperan dalam timbulnya atau eksaserbasi gangguan saat ini. Informasi mengenai stresor
mungkin berperan penting dalam memformulasi rencana terapi yang mencakup upaya
untuk menghilangkan stresor psikososial. Terdiri dari :
o Masalah dengan primary support group ( keluarga )
o Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial
o Masalah pendidikan
o Masalah pekerjaan
o Masalah perumahan
o Masalah ekonomi
o Masalah akses pelayanan kesehatan
o Masalah berkaitan interaksi dengan hukum atau kriminal
o Masalah psikososial dan lingkungan lain
Aksis V : Kriteria fungsi di evaluasi dengan cara menggali fungsi secara sosial. Fungsi
okupasional dan fungsi psikologis yang kemudian dikategorikan menggunakan skor yang
menggambarkan tingkat keparahan pada 3 arah tersebut meliputi:
3
o 100-91 = tidak ada gejala, fungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak
tertanggulangi
o 90-81 = gejala minimal, fungsi baik, tidak lebih dari masalah harian biasa
o 80-71 = gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial
o 70-61 = beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum baik
o 60-51 = gejala dan disabilitas sedang
o 50-41 = gejala dan disabilitas berat
o 40-31 = beberapa disabilitas dalam hubunhan realita dan komunikasi dan daya
nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
o 30-21 = disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam hampir semua bidang
o 20-11 = bahaya mencederai diri sendiri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam
komunikasi dan mengurus diri
o 10-01 = persisten dan lebih serius
o 0 = informasi tidak adekuat
Pada awal wawancara, harus dimulai dengan perkenalan diri pada pasien, Dan
medapatkan respon dari pasien. Hal ini, akan tercermin sikap pasien terhadap dokter.
Empati
Waktu
Umumnya waktu untuk wawancara 45-90 menit. Namun, pada pasien yang
merasa kebingungan, gejala psikotik waktu yang dapat ditoleransi adalah 20-30 menit.
4
Identifikasi data
Keluhan utama
Diawali dengan pertanyaan terbuka sehingga pasien dapat berbicara bebas dan
menghasilkan keterangan yang lebih bermakna.
Riawayat dahulu
Keterangan mengenai segala kejadian yang pernah dialami baik yang didalam dirinya
maupun lingkungan. Riwayat lampau meliputi, minat, kebiasaan, kejadian seperti ini
sebelumnya, tumbuh kembang, riwayat kesehatan, sekolah.
Riwayat keuarga
Kebanyakan pasien jiwa memiliki keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
Kehidupan dan suasana keluarga memiliki peranan penting dalam terjadinya gangguan jiwa pada
individu. Meliputi data mengenai hubungan antar anggota keluarga, kesukaan, tidak sukanya,
ada ketegangan, ketergantunga.
Riwayat sosial
5
Pemerikasaan status mental
Status mental menjelajahi area fungsi dan menunjukan tanda dan gejala dari gangguan
jiwa. Status mental memberikan status pasien pad saat wawancara dan berguna untuk
memantau perubahan dari waktu ke waktu. Meliputi, data penamilan, motorik, sikap dan
prilaku, perasaan, afek, cara bicara, persepsi, isi pikir, kognitif, konsentrasi, kecerdasan, pikiran
abstrak dan tilikan.
Mekanisme kerja melalui interaksi antar serotonin dan dopamine pada ke 4 jalur
dopamine otak. Memblokade dopamine dan serotonin sehingga efektif untuk
gejala negative dan positif. Contoh : Olanzapin, risperidon, quetiapin, dan
clozapin.
b) Anti depresan
Bekerja di sistem neurotransmitter serotonin dengan cara menghambat enzim
yang memecah serotonin sehingga jumlah serotonin yang dilepas ke celah sinaps
bertambah.4Contoh : Fluoxetine, paroxetin, sertralin, fluxoamin.
c) Anti ansietas
Secara selektif reseptor GABA akan membiarkan ion chloride masuk ke dalam
sel, sehingga terjadi hiperpolarisasi neuron dan menghambat pengelepasan
transmisi neuronal. Contoh : Diazepam, lorazepam, clobazam, alprazolam,
fenobarbital.
d) Mood Stabilizer
6
Efek dari lithium disebabkan karena kemampuannya mengurangi dopamine
reseptor supersensitivity, meningkatnya cholinergic-muscarinic activity dan
menghambat cyclic AMP. Contoh : Lithium karbonat, karbamazepin, asam
valproat.
e) ECT
Electro convulsive Therapy merupakan salah satu jenis terapi fisik yang
merupakan pilihan untuk indikasi terapi. Indikasi utamanya adalah depresi berat
Edukasi
Tujuan utama pada tahap ini adalah mencegah kambuhnya gejala pasien dan membantu
pasien untuk meningkatkan kembali fungsinya. Edukasi dapat diterapkan tidak hanya kepada
individu tetapi juga dapat pada keluarga, termasuk anggota keluarga yang akan merawat pasien
tersebut. Tujuan umum paling utama pada psikoedukasi yaitu :
1) Penukaran informasi (pasien dan keluarga belajar tentang gejala, penyebab, dan konsep
pengobatan)
2) Mengeluarkan emosi (pasien menceritakan keluh kesahnya kepada keluraga maupun
sebaliknya)
3) Dukungan pengobatan atau tindakan lainnya, untuk meningkatkan kepatuhan minum
obat.
4) Pelatihan dalam aspek menghadapi masalah dan langkah-langkah yang harus diambil.
7
DAFTAR PUSTAKA
Elvira, Sylvia D dan Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013
Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dan PPDGJ III
dan DSM 5 . Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.2013
Mental Health Treatment Plans. North Western Melbourne: Australian
Government Intrative. 2014
Sadock, Benjamin James, etc. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry
eleventh edition. 2015
Sadock VA, Sadock BJ. Kaplan & Sadock Synopsis Psikiatri Edisi 1. Jakarta :
EGC.2010
8
9