Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PENGGOLONGAN

DAN DIAGNOSIS GANGGUAN


JIWA (PPDGJ)
Dosen :
dr. Rinie Indah Chandra, W., SpKJ
Konsep Gangguan Jiwa
• Istilah dalam Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di
Indonesia : Gangguan Jiwa atau
Gangguan Mental (mental disorder),
tidak mengenal istilah “penyakit jiwa”
(mental disease/mental illness)
Berdasarkan :
- Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ-II yang
merujuk ke DSM III
- Konsep Gangguan Jiwa dari DSM IV (yang
merupakan rujukan dari PPDGJ-III)
- Konsep Disability dari The ICD 10 Classification
of Mental and Behavioral Disorders.
Maka dpt dirumuskan bahwa di dalam Konsep
Gangguan Jiwa, didapatkan butir-butir :
1. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa :
- Sindrom atau pola perilaku
- Sindrom atau pola psikologik
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan
“penderitaan” (distress), antara lain dapat
berupa : rasa nyeri, tidak nyaman, tidak
tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh,
dll.
3. Gejala klinis tersebut menimbulkan
“disabilitas” (disability) dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari yang biasa dan
diperlukan untuk perawatan diri dan
kelangsungan hidup (mandi, berpakaian,
makan, kebersihan diri, dll).
Penggolongan gangguan
jiwa
• Pendekatan ateoretik (kecuali gangguan
mental organik) dan deskriptif
• PPDGJ III tidak menganggap bahwa
setiap ggn jiwa adalah suatu kesatuan
yang tegas dengan batas-batas yang
jelas antara gangguan jiwa tertentu
dengan gangguan jiwa lainnya
sebagaimana juga antara gggn jiwa dan
tidak ggn jiwa.
Penggolongan
gangguan jiwa

• Suatu anggapan yang salah bahwa penggolongan


gangguan jiwa menggolongkan orang-orang. Yang
digolongkan adalah gangguan-gangguan yang
diderita seseorang.
Contoh : bukan “seorang pecandu” hendaknya dipakai
istilah “seorang dengan ketergantungan zat”

• Seseorang yang menderita ggn jiwa yang sama,


persamaannya hanya terletak pada ciri-ciri
gangguan jiwa itu, mereka dapat pula menunjukkan
perbedaan dalam byk hal penting yang
mempengaruhi terapi dan hasil terapi.
Penggolongan
gangguan jiwa
• Dalam PPDGJ III terdapat Kondisi Lain Yang
Menjadi Fokus Perhatian Klinis, yang tidak
atau belum digolongkan sebagai gangguan jiwa
tetapi menjadi pusat perhatian klinikus atau
kalangan yang bekerja di bidang kesehatan jiwa
• PPDGJ III mengelompokkan diagnosis ggn jiwa
ke dalam 100 kategori diagnosis mulai F00
sampai F98
F99 = Gangguan Jiwa YTT (Yang Tidak
Tergolongkan)
= Untuk mengelompokkan “Gangguan Jiwa
Tidak Khas”
Urutan Hirarki Blok Diagnosis
Gangguan Jiwa berdasarkan
PPDGJ-III

I. = Gangguan Mental Organik & Simtomatik (F00-F09)


= Gg. Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-F19)
Ciri khas : etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder
II. = Skizofrenia, Gg. Skizotipal & Gg. Waham (F20-F29)
Ciri khas : Gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas
III. = Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
(F30-F39)
Ciri khas : gejala gg. Afek (psikotik/non psikotik)
IV. = Gg. Neurotik, Gg. Somatoform & Gg. Stres
(F40-48)
Ciri khas : gejala non psikotik, etiologi non organik
V. = Sindrom Perilaku yang berhub. Dgn gg
Fisiologis & Faktor Fisik (F50-F59)
Ciri khas : gejala disfungsi fisiologis, etiologi non
organik
VI. = Gg. Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-F69)
Ciri khas : gejala perilaku, etiologi non organik
VII. = Retardasi Mental (F70-F79)
Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak
VIII. = Gg. Perkembangan Psikologis (F80-F89)
Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak
IX. = Gg. Perilaku & Emosional dengan onset masa Kanak & Remaja
(F90-F98)
Ciri khas : gejala perilaku/emosional, onset masa kanak
X. = Kondisi Lain Yg Menjadi Fokus Perhatian Klinis (Kode Z)
Ciri khas : tidak tergolong gangguan jiwa
TUJUAN DARI DIAGNOSIS
MULTIAKSIAL
1. Mencakup informasi yang “komprehensif”
– Perencanaan terapi
– Meramalkan “outcome” atau prognosis
2. Format yang “mudah” & “sistematik”
– Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis
– Menangkap kompleksitas situasi klinis
– Menggambar heterogenitas individual dengan
diagnosis klinis yang sama
3. Memacu penggunaan model “Bio-Psiko-sosial”
dalam
klinis, pendidikan dan penelitian
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
5 AKSIS:
I. - Gangguan klinis
- Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
II. - Gangguan kepribadian
- Retardasi Mental
III. - Kondisi Medik Umum
IV. - Masalah psikososial dan lingkungan
V. - Penilaian fungsi secara global (GAF SCALE)

- Aksis I,II,III : tidak selalu harus ada hubungan etilogik atau


patogenesis
- Tetapi hubungan antara aksis I,II,III & IV dapat timbal balik
saling mempengaruhi
TIPOLOGI KEPRIBADIAN
• KREATSCHMER:
• LEPTOSOM - SKIZOTIM
• PIKNIS - SIKLOTIM
• ATLETIS - SKIZOTIM DISPLASTIS
• C.G. JUNG:
• INTROVERT
• EXTROVET
• SHELDON:
• EKTOMORFIK – SEREBOTONIK
• ENDOMORFIK – VISEROTONIK
• MESOMORFIK – SOMATOTONIK
• ALLPORT: KELOMPOK-2 SIFAT KEPRIBADIAN
KONTINUITAS ANTARA SIFAT YANG BERTENTANGAN
NORMAL - ABNORMAL
Ciri Kepribadian : Sesuatu yang khas dalam diri
seseorang dalam berperilaku, mengatasi masalah,
yang melekat sejak dulu.
Gangguan Kepribadian : Bila ciri kepribadian sudah
tidak fleksibel/adaptabel atau sudah menimbulkan
konflik intrapersonal/interpersonal.
CK Premorbid : CK yang dimiliki seseorang sebelum
sakit, dapat diketahui dari diri pasien sendiri
(intrapersonal), informasi/hubungan dgn orang lain
(interpersonal), manajemen stres dan interaksi
sosial dalam hal pelaksanaan tugas-tugas.
CK Prodromal : CK yang muncul saat awal sakit.
PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
• Manusia adalah mahluk holistik
– Status Fisik: internistik dan neurologik
– Status Psikiatrik – Sosial
• Status psikiatrik (mental)  bagan
• Hub. Px – DR
– Koorperatif
– Tidak koorperatif: Teknik Khusus, Nonverbal
 Cara melakukan anamnesis (data-2) : alasan berobat, riwayat ggn sekarang, riwayat gangguan
dahulu, riwayat perkembangan diri, latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan, dll
 Pemeriksaan Psikiatrik : fisik diagnostik, status mentalis, laboratorium, radiologik, evaluasi
psikologik, dll
 Tes Psikologi
 DX/DDX PPDGJ – III (Multi Aksial)
 Penatalaksanaan secara holistik : farmakoterapi, psikoterapi, terapi sosial, terapi okupasional, dll
 Prognosa
 Tindak lanjut/Monitoring : evaluasi terapi, evaluasi dignosis, dll
PEMERIKSAAN DAN LAPORAN
PSIKIATRI
• Identifikasi pasien/klien
• Keluhan utama
• Gangguan sekarang
• Riwayat pribadi
• Riwayat keluarga
• Pemeriksaan badaniah
• Pemeriksan psikiatrik: Observasi, Auto-, Hetero-Anamnesis, cara
lain (Aspek Etik)
• Evaluasi Psikologik
• Evaluasi Sosiologik
• Diagnosik atau klasifikasi gangguan atau masalah
• Program bantuan/pengobatan dan hasil
• Data pengakhiran bantuan atau selesainya masalah
• Tindak – lanjut
Perubahan - perkembangan Diagnosis
Gangguan Jiwa pada DSM-5
1. Neurodevelopmental Disorders 13. Sexual Dysfunction
2. Schizophrenia Spectrum and 14. Gender Dysphoria
Other Psychotic Disorders 15. Disruptive, Impulse Control,
3. Bipolar and Related Disorders and Conduct Disorders
4. Depressive Disorders 16. Substance-Related and
5. Anxiety Disorders Addictive Disorders
6. Obsessive-Compulsive and 17. Neurocognitive Disorders
Related Disorders 18. Personality Disorders
7. Trauma-and Stressor-Related 19. Paraphilic Disorders
Disorders 20. Other Mental Disorders
8. Dissociative Disorders 21. Medication-Induced Movement
9. Somatic Symptom and Related Disorders and Other Adverse
Disorders Effect of Medication
10. Feeding and Eating Disorders 22. Other Condition That May Be
11. Elimination Disorders Of Clinical Attention.
12. Sleep-Wake Disorders

Anda mungkin juga menyukai