0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan17 halaman
Pedoman ini membahas konsep gangguan jiwa, penggolongan gangguan jiwa, tujuan diagnosis multiaksial, dan perubahan diagnosis gangguan jiwa pada DSM-5. Konsep gangguan jiwa mencakup gejala klinis, penderitaan, dan disabilitas. Penggolongan gangguan jiwa didasarkan pada gejala dan etiologi, bukan orang. Diagnosis multiaksial bertujuan memberikan informasi komprehensif untuk perencanaan terapi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
3a. PEDOMAN PENGGOLONGAN DAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA
Pedoman ini membahas konsep gangguan jiwa, penggolongan gangguan jiwa, tujuan diagnosis multiaksial, dan perubahan diagnosis gangguan jiwa pada DSM-5. Konsep gangguan jiwa mencakup gejala klinis, penderitaan, dan disabilitas. Penggolongan gangguan jiwa didasarkan pada gejala dan etiologi, bukan orang. Diagnosis multiaksial bertujuan memberikan informasi komprehensif untuk perencanaan terapi.
Pedoman ini membahas konsep gangguan jiwa, penggolongan gangguan jiwa, tujuan diagnosis multiaksial, dan perubahan diagnosis gangguan jiwa pada DSM-5. Konsep gangguan jiwa mencakup gejala klinis, penderitaan, dan disabilitas. Penggolongan gangguan jiwa didasarkan pada gejala dan etiologi, bukan orang. Diagnosis multiaksial bertujuan memberikan informasi komprehensif untuk perencanaan terapi.
JIWA (PPDGJ) Dosen : dr. Rinie Indah Chandra, W., SpKJ Konsep Gangguan Jiwa • Istilah dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia : Gangguan Jiwa atau Gangguan Mental (mental disorder), tidak mengenal istilah “penyakit jiwa” (mental disease/mental illness) Berdasarkan : - Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ-II yang merujuk ke DSM III - Konsep Gangguan Jiwa dari DSM IV (yang merupakan rujukan dari PPDGJ-III) - Konsep Disability dari The ICD 10 Classification of Mental and Behavioral Disorders. Maka dpt dirumuskan bahwa di dalam Konsep Gangguan Jiwa, didapatkan butir-butir : 1. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa : - Sindrom atau pola perilaku - Sindrom atau pola psikologik 2. Gejala klinis tersebut menimbulkan “penderitaan” (distress), antara lain dapat berupa : rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll. 3. Gejala klinis tersebut menimbulkan “disabilitas” (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll). Penggolongan gangguan jiwa • Pendekatan ateoretik (kecuali gangguan mental organik) dan deskriptif • PPDGJ III tidak menganggap bahwa setiap ggn jiwa adalah suatu kesatuan yang tegas dengan batas-batas yang jelas antara gangguan jiwa tertentu dengan gangguan jiwa lainnya sebagaimana juga antara gggn jiwa dan tidak ggn jiwa. Penggolongan gangguan jiwa
• Suatu anggapan yang salah bahwa penggolongan
gangguan jiwa menggolongkan orang-orang. Yang digolongkan adalah gangguan-gangguan yang diderita seseorang. Contoh : bukan “seorang pecandu” hendaknya dipakai istilah “seorang dengan ketergantungan zat”
• Seseorang yang menderita ggn jiwa yang sama,
persamaannya hanya terletak pada ciri-ciri gangguan jiwa itu, mereka dapat pula menunjukkan perbedaan dalam byk hal penting yang mempengaruhi terapi dan hasil terapi. Penggolongan gangguan jiwa • Dalam PPDGJ III terdapat Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis, yang tidak atau belum digolongkan sebagai gangguan jiwa tetapi menjadi pusat perhatian klinikus atau kalangan yang bekerja di bidang kesehatan jiwa • PPDGJ III mengelompokkan diagnosis ggn jiwa ke dalam 100 kategori diagnosis mulai F00 sampai F98 F99 = Gangguan Jiwa YTT (Yang Tidak Tergolongkan) = Untuk mengelompokkan “Gangguan Jiwa Tidak Khas” Urutan Hirarki Blok Diagnosis Gangguan Jiwa berdasarkan PPDGJ-III
I. = Gangguan Mental Organik & Simtomatik (F00-F09)
= Gg. Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-F19) Ciri khas : etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder II. = Skizofrenia, Gg. Skizotipal & Gg. Waham (F20-F29) Ciri khas : Gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas III. = Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) (F30-F39) Ciri khas : gejala gg. Afek (psikotik/non psikotik) IV. = Gg. Neurotik, Gg. Somatoform & Gg. Stres (F40-48) Ciri khas : gejala non psikotik, etiologi non organik V. = Sindrom Perilaku yang berhub. Dgn gg Fisiologis & Faktor Fisik (F50-F59) Ciri khas : gejala disfungsi fisiologis, etiologi non organik VI. = Gg. Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-F69) Ciri khas : gejala perilaku, etiologi non organik VII. = Retardasi Mental (F70-F79) Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak VIII. = Gg. Perkembangan Psikologis (F80-F89) Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak IX. = Gg. Perilaku & Emosional dengan onset masa Kanak & Remaja (F90-F98) Ciri khas : gejala perilaku/emosional, onset masa kanak X. = Kondisi Lain Yg Menjadi Fokus Perhatian Klinis (Kode Z) Ciri khas : tidak tergolong gangguan jiwa TUJUAN DARI DIAGNOSIS MULTIAKSIAL 1. Mencakup informasi yang “komprehensif” – Perencanaan terapi – Meramalkan “outcome” atau prognosis 2. Format yang “mudah” & “sistematik” – Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis – Menangkap kompleksitas situasi klinis – Menggambar heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama 3. Memacu penggunaan model “Bio-Psiko-sosial” dalam klinis, pendidikan dan penelitian DIAGNOSIS MULTIAKSIAL 5 AKSIS: I. - Gangguan klinis - Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis II. - Gangguan kepribadian - Retardasi Mental III. - Kondisi Medik Umum IV. - Masalah psikososial dan lingkungan V. - Penilaian fungsi secara global (GAF SCALE)
- Aksis I,II,III : tidak selalu harus ada hubungan etilogik atau
patogenesis - Tetapi hubungan antara aksis I,II,III & IV dapat timbal balik saling mempengaruhi TIPOLOGI KEPRIBADIAN • KREATSCHMER: • LEPTOSOM - SKIZOTIM • PIKNIS - SIKLOTIM • ATLETIS - SKIZOTIM DISPLASTIS • C.G. JUNG: • INTROVERT • EXTROVET • SHELDON: • EKTOMORFIK – SEREBOTONIK • ENDOMORFIK – VISEROTONIK • MESOMORFIK – SOMATOTONIK • ALLPORT: KELOMPOK-2 SIFAT KEPRIBADIAN KONTINUITAS ANTARA SIFAT YANG BERTENTANGAN NORMAL - ABNORMAL Ciri Kepribadian : Sesuatu yang khas dalam diri seseorang dalam berperilaku, mengatasi masalah, yang melekat sejak dulu. Gangguan Kepribadian : Bila ciri kepribadian sudah tidak fleksibel/adaptabel atau sudah menimbulkan konflik intrapersonal/interpersonal. CK Premorbid : CK yang dimiliki seseorang sebelum sakit, dapat diketahui dari diri pasien sendiri (intrapersonal), informasi/hubungan dgn orang lain (interpersonal), manajemen stres dan interaksi sosial dalam hal pelaksanaan tugas-tugas. CK Prodromal : CK yang muncul saat awal sakit. PEMERIKSAAN PSIKIATRIK • Manusia adalah mahluk holistik – Status Fisik: internistik dan neurologik – Status Psikiatrik – Sosial • Status psikiatrik (mental) bagan • Hub. Px – DR – Koorperatif – Tidak koorperatif: Teknik Khusus, Nonverbal Cara melakukan anamnesis (data-2) : alasan berobat, riwayat ggn sekarang, riwayat gangguan dahulu, riwayat perkembangan diri, latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, perkawinan, dll Pemeriksaan Psikiatrik : fisik diagnostik, status mentalis, laboratorium, radiologik, evaluasi psikologik, dll Tes Psikologi DX/DDX PPDGJ – III (Multi Aksial) Penatalaksanaan secara holistik : farmakoterapi, psikoterapi, terapi sosial, terapi okupasional, dll Prognosa Tindak lanjut/Monitoring : evaluasi terapi, evaluasi dignosis, dll PEMERIKSAAN DAN LAPORAN PSIKIATRI • Identifikasi pasien/klien • Keluhan utama • Gangguan sekarang • Riwayat pribadi • Riwayat keluarga • Pemeriksaan badaniah • Pemeriksan psikiatrik: Observasi, Auto-, Hetero-Anamnesis, cara lain (Aspek Etik) • Evaluasi Psikologik • Evaluasi Sosiologik • Diagnosik atau klasifikasi gangguan atau masalah • Program bantuan/pengobatan dan hasil • Data pengakhiran bantuan atau selesainya masalah • Tindak – lanjut Perubahan - perkembangan Diagnosis Gangguan Jiwa pada DSM-5 1. Neurodevelopmental Disorders 13. Sexual Dysfunction 2. Schizophrenia Spectrum and 14. Gender Dysphoria Other Psychotic Disorders 15. Disruptive, Impulse Control, 3. Bipolar and Related Disorders and Conduct Disorders 4. Depressive Disorders 16. Substance-Related and 5. Anxiety Disorders Addictive Disorders 6. Obsessive-Compulsive and 17. Neurocognitive Disorders Related Disorders 18. Personality Disorders 7. Trauma-and Stressor-Related 19. Paraphilic Disorders Disorders 20. Other Mental Disorders 8. Dissociative Disorders 21. Medication-Induced Movement 9. Somatic Symptom and Related Disorders and Other Adverse Disorders Effect of Medication 10. Feeding and Eating Disorders 22. Other Condition That May Be 11. Elimination Disorders Of Clinical Attention. 12. Sleep-Wake Disorders
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita