Anda di halaman 1dari 15

DIAGNOSIS BERDASARKAN AKSIS PPDGJ III

Konsep Gangguan Jiwa

Istilah yang dipakai dlm PPDGJ tentang kondisi para pasien dokter jiwa adalah gangguan jiwa atau gangguan mental (mental disorder) bukan penyakit jiwa (mental illness/mental disease).bukan penyakit jiwa (mental illness/mental disease).

Konsep gangguan jiwa tersebut ada 2 versi, yaitu:

Menurut PPDGJ II: Gangguan jiwa adalah sindrom atau perilaku tertentu atau kondisi psikologis seseorang yang secara klinis cukup bermakna, dan secara khusus berkaitan dengan distress (gejala penderitaan) dan disability (keterbatasan kemampuan normal pada aktivitas normal pada tingkat personal*).

Kata DSM IV: Gangguan jiwa itu adalah perilaku penting yang signifikan secara klinis atau sindrom psikologis atau pola acuan tertentu yang terjadi pada individu yang dihubungkan dengan kondisi distress dan disability atau dihubungkan dengan peningkatan resiko untuk menderita nyeri, disability, hilangnya kemampuan bergerak bebas, bahkan kematian.

* definisi disabilitas ini sumbernya ICD 10. Sedangkan yang dimaksud aktivitas dalam tingkat personal adalah aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk kelangsungan hidup juga untuk perawatan diri, yaitu hal yang biasa dilakukan seperti: mandi, BAB, BAK, makan, berpakaian, dll.. definisi disabilitas ini sumbernya ICD 10. Sedangkan yang dimaksud aktivitas dalam tingkat personal adalah aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk kelangsungan hidup juga untuk perawatan diri, yaitu hal yang biasa dilakukan seperti: mandi, BAB, BAK, makan, berpakaian, dll..

Butir-butir pada konsep gangguan jiwa: Ada gejala klinis bermakna berupa: Bisa sindrom perilaku atau bisa pola perilaku tertentu. Bisa sindrom psikologis atau bisa pola psikologis tertentu.

Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress) contohnya: nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, dll.. Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (penjelasannya sudah tadi ..) Proses Diagnosis Ggn Jiwa Proses diagnosis ggn jiwa mengikuti prosedur klinis yg lazim pada pemeriksaan medis yaitu meliputi langkah-langkah berikut ini : 1. ANAMNESIS (dengan menanyakan) - alasan berobat - riwayat gangguan sekarang - riwayat gangguan dahulu - riwayat perkembangan diri - latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dll 2. PEMERIKSAAN meliputi - Fisik - Status mental - Lab - Radiologik - Evaluasi psikologik - Lain-lain 3.DIAGNOSIS dengan dasar aksis, yaitu : - Aksis I : Klinis

- Aksis II : Kepribadian - Aksis III : Kondisi medik - Aksis IV : Psiko sosial - Aksis V : Taraf fungsi 4. TERAPI - Farmakoterapi - Psikoterapi - Terapi sosial - Terapi okupasional - Terapi lainnya Dgn rumusan matematis dpt disimpulkan:

Langkah2 tersebut harus urut 1-2-3-4. Terus tindak lanjut langkah-langkah tersebut : - Evaluasi terapi - Evaluasi diagnosis - lain-lain

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Kata DSM IV, sistem multiaksial merupakan sistem yang terdiri dari 5 aksis, 5 aksis tersebut berfungsi untuk menilai pasien. Aksis I dan 2 terdiri dari semua klasifikasi

gangguan mental. Aksis 3 tentang kondisi medis umum (fisik) yang muncul bersamaan dengan gangguan mental. Aksis 4 tentang masalah psikososial dan lingkungannya, sedang aksis 5 tentang penilaian fungsi-fungsi secara global. Metode diagnosis dengan pendekatan multiaksial ini pertama kali dipakai oleh Swedia dengan mengacu pada proposal Essen Moller. Sistem baru yang memakai metode multiaksial adalah sistem DSM III dan DSM IV (DSM= Diagnostic & Statistical manual of Mental disorder) yang dipakai oleh American Psychatric Association (APA), juga ICD 10 yang dikeluarkan oleh WHO-yang merupakan acuan diagnostik di seluruh dunia.

Tujuan Diagnosis Multiaksial

Membantu dalam perencanaan terapi dan meramalkan prognosis ..mengingat cakupan informasinya yang komprehensif. Membantu dalam : - menata dan mengomunikasikan informasi klinis

- menangkap komplesitas situasi klinis - menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama ..mengingat formatnya yang mudah dan sistematis Memacu penggunaan model biopsikososial dalam klinis, pendidikan, dan penelitian

Hubungan DSM-IV & ICD-10

DSM-IV didesain untuk mendampingi ICD-10, disusun pada tahun 1992. Pd waktu itu terdapat konsensus yg kuat bhw sistem diagnosis di USA hrs sesuai dgn klasifikasi penyakit internasional (ICD-10) sedangkan ICD-10 mrpk sistem klasifikasi tertinggi yg digunakan di Eropa & negara-negara lain di dunia. Semua kategori yg digunakan dlm DSM-IV ditemukan dlm ICD-10, tetapi tdk semua kategori ICD-10 ada dalam DSM-IV.

Menurut DSM-IV sistem multiaksial tdr atas 5 aksis & menilai pasien dr 5 aksis tsb. Aksis I & II terdiri dari seluruh klasifikasi gangguan mental. Dlm berbagai keadaan pasien dpt memiliki 1 atau lebih gangguan, baik dlm aksis I & II. Contoh: Pasien dapat memiliki gangguan depresi berat pada aksis I dan gangguan kepribadian narsistik pada aksis II.

AKSIS I

Aksis I Tdr atas seluruh ggn mental kecuali yg terdaftar dlm aksis II, dan keadaan lain yg merupakan fokus perhatian klinis. Yang termasuk di dalamnya yaitu :

Gangguan Mental pd ICD-10 (Pada PPDGJ-III) yang terdiri dari :

F0. Ggn Mental Organik (termasuk gangguan mental simptomatik). (termasuk gangguan mental simptomatik).

Etiologi dasarnya gangguan fisik / kondisi yg melibatkan kerusakan/disfungsi otak. Kelompok I: terdapat gangguan fungsi kognitif sbg gambaran yg jelas. Tmsk di dalamnya demensia (alzheimers, vaskuler, berhub dgn penyk lain & YTT), sindrom amnesia organik dan delirium bukan akibat zat psikoaktif. Kelompok II : tdpt manifestasi nyata pada persepsi (halusinasi), pikiran (delusi), mood (depresi /manik), berbagai gangguan emosional (cemas, disosiasi, dan kepribadian)

F1. Ggn Mental & Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif Yang digolongkan di sini adalah semua gangguan mental yg berhubungan dgn penggunaan zat psikoaktif Proses Diagnosis & pengkodean dimulai dgn identifikasi zat yg terlibat. (mis: alkohol, opioid, kanabioid, sedatif, hipnotik, kokain, stimulansia lain, halusinogenik, tembakau, larutan volatil, zat lain & kombinasinya) Identifikasi kode berikutnya meliputi :

kondisi klinis,

intoksikasi akut,

penggunaan yg merugikan,

sindr ketergantungan,

keadaan putus zat,

ggn psikotik,

sindr amnestik,

ggn psikotik residual & onset lambat ggn mental lain / YTT

F2. Skizofrenia, Skizotipal & Ggn Waham Meliputi Skizofrenia, yaitu ggn yg dicirikan oleh penyimpangan dr pikiran, persepsi & afek inappropriate/afek tumpul. Yg menarik dr klpk ini adl ggn psikotik akut & sementara; yg meliputi polimorfik akut dgn atau tanpa gejala skizofrenia, lir skzfr akut & lainnya, yg srg dilaporkan di Negara industri berkembang.

F3. Gangguan Mood (Afektif) Ggn utama adl: perubhn mood/afek, biasanya melibatkan depresi atau elasi, sering berhubungan dgn perubahan tingkat aktivitas.

Tmsk di sini adalah: episode manik, ggn afektif bipoler, episode depresi, depresi berulang, ggn mood menetap lainnya (siklotimia, distimia), ggn mood YTT

F4. Ggn Neurotik, Somatoform & Terakait Stres Klpk ini berdasar konsep neurosis yg mrpk perpaduan simptom umum. Tmsk di sini : anxietas fobik dan ggn anxietas lainnya, ggn obsesif kompulsif (misal -kata bapak - orang sering ga yakin wudunya trus wudu berulang2), reaksi thd stres brt & ggn penyesuaian, ggn disosiatif & konversi, ggn somatoform, gangguan neurotik lainnya (mis : neurastenia, sindr depersonalisasi-derealisasi)

F5. Sindrom Perilaku yang Berhubungan Dgn Ggn Fisiologis dan faktor Fisik Termasuk disini adalah:

ggn makan

ggn tidur non organik

disfungsi sexual

gangguan mental yg berhubungan dgn masa nifas YTK

faktor psikologis yg berpengaruh pd ggn fisik penyalahgunaan zat yg tdk menyebabkan ketergantungan (contohnya antidepresan, hormon, analgetik & obat lainnya)

F8. Ggn Perkembangan Psikologis Digambarkan sbb : a. Onset bervariasi selama masa bayi / kanak-2. b. Adanya hendaya/kelambatan perkemb fungsi-2 yg berhub dgn kematangan biologis susunan srf pusat. c. Berlangsung scr terus menerus tanpa adanya remisi & kekambuhan yg khas pada penderita ggn jiwa.

F9. Gangguan Perilaku & Emosional dgn Onset Biasanya Pada Masa Kanak & Remaja

Kelas ini melengkapi F7 & F8. Gangguan dengan onset pd anak-anak meliputi: > gangguan hiperkinetik yg dikarakteristikkan dgn onset awal > over aktif > berkurangnya perhatian. Yg tmsk dlm kls ini : gangguan emosional, fungsi sosial, tic, & ggn lain.

AKSIS II

Aksis II terdiri dari gangguan kepribadian, retardasi mental, dan mekanisme pembelaan. Yang termasuk di dalamnya adalah :

F6. Ggn Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa Mencakup kondisi klinis yg bermakna & pola perilaku yg cenderung menetap. Merupakan ekspresi dari : pola hidup yg khas dari seseorang & cara berhubungan antara dirinya dgn diri sendiri maupun org lain Kategori inovatif adl perubh keprid yg berlangsung lama yg tdk diakibatkan oleh kerusakan / penyakit otak, biasanya muncul setelah terjadinya katastrofik / penyakit psikiatri Kelas ini meliputi ggn impuls, identitas jenis kelamin, preferensi seksual, ggn perkembangan & orientasi seksual. Contohnya: F60.0 Ggn Kepribadian Paranoid F 60.1 Ggn Kepribadian Skizoid

F7. Retardasi Mental Merupakan salah satu riwayat klasifikasi psikiatri yg plg lama, yaitu suatu keadaan perkembangan jiwa yg terhenti /tdk lengkap, terutama ditandai oleh terjadinya hendaya (di slide dan hsc 2001 tulisannya emang begini, ada yang

tau artinya?) Ketrampilan selama masa perkembangan.shg berpengaruh pd tingkat kecerdasan scr menyeluruh, mis: kemamp kognitif, bahasa, motorik, & sosial. Sub kategorinya dibagi berdasar tingkat keparahan: F 70. RM ringan F 71. RM sedang F 72. RM berat F 73. RM sangat berat F 78. RM lainnya F 79. RM YTT

AKSIS III

Terdiri dari gangguan fisik/medis yg muncul bersamaan dgn ggn mental. Kondisi fisik tersebut dpt kausatif (ex: gagal hati menyebabkan delirium), interaktif (ex: gastritis akibat ketergant alkohol), & akibat (ex: demensia & infeksi HIV dpt menyebabkan pneumonia). Ketika kondisi medis berhubungan secara kausal dgn gangguan mental, gangguan mental tsb dimasukkan dlm aksis I & kondisi medis yg berkaitan dimasukkan dlm aksis III Contoh Penyakit dalam aksis III : A00 B99 : Penyk infeksi & parasit ttt

C00 D48 : Neoplasma E00 G90 : Penyk endokrin,nutrisi & metabolik G00 G99 : Penyk susunan srf, dll

AKSIS IV

Aksis IV digunakan untuk memberi kode pada masalah psikologis & lingkungan yang secara bermakna berperan pada perkembangan/ eksaserbasi gangguan yang sekarang Masalah yang dicakup : keluarga ("primary support group"), lingk sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses ke layanan kesehatan, hukum/kriminal, psikososial & lingkungan lainnya.

AKSIS V

Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-seringdisebut GAF (Global Assesment of Functioning) di mana dokter mempertimbangkankeseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu (mis: saat pemeriksaan / tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bln selama 1 tahun terakhir).

Fungsional diartikan sbg kesatuan dr 3 bidang utama yaitu fungsi sosial, fungsi pekerjaan, fungsi psikologis. Fungsi berupa skala dgn 100 poin. 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dlm semua bidang.

GAF Scale

100 91 : berfungsi max, ga ada masalah yang tidak tertanggulangi 90 81 : gejala minimal (misal : cemas akan ujian), berfungsi baik, tdk lebih dari masalah harian biasa masih tetap puas dengan kehidupannya. 80 71 : gejala sementara & dpt diatasi, disabilitas ringan dlm sosial, pekerjaan, sekolah (misal : kurang konsentrasi untuk pekerjaan lain akibat cemas akan menghadapi ujian) 70 61 : beberapa gejala ringan & menetap (mood terdepresi bisa, insomnia juga bisa), disabilitas ringan dlm fungsi sosial, pekerjaan, atau sekolah. misal : mencuri, membolos pelajaran) tapi secara umum fungsinya masih cukup baik. 60 51 : gejala sedang (misal serangan manik dan afek datar), disabilitas sedang dalam fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah (misal : sedikit teman, konflik dengan teman sebaya atau teman kerja)

50 41 : gejala berat (ide bunuh diri, ritual obsesional), disabilitas berat dalam fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah (misal : tidak punya teman, tidak mampu bekerja) 40 31 : beberapa disabilitas dalam berhubungan dgn realitas & komunikasi (misal: bicara kadang tidak jelas, tidak relevan), gangguan yang lebih berat lagi dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan sekolah. misal : orang depresi yang menghindari teman, menelantarkan keluarga dan tidak mampu bekerja, anak sering memukul anak yang lebih kecil, menyimpang di rumah, gagal di sekolah. 30 21 : disabilitas berat dlm komunikasi & daya nilai, tdk mampu berfungsi hampir semua bidang (misal: preokupasi bunuh diri, tinggal di tempat tidur sepanjang hari tanpa pekerjaan) 20 11 : terdapat bahaya mencederai diri / Orang Lain (misal : usaha bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, manik), disabilitas amat sangat berat dlm komunikasi (misal : sebagian besar membisu & mengurus diri ( misal mengusap-usap feses) 10 01 : bahaya seperti di atas tapi persisten & lebih serius (misal kekerasan rekuren, tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas). 0 : informasi tidak adekuat.

PEMERIKSAAN MULTI AKSIAL

Inga!! ini bahasan utama kita, jadi buat ngingatin, nih diulangin aksis-aksis itu .

AKSIS I tentang : - Gangguan klinis - Kondisi klinis yg mgk mjd pusat perhatian klinis AKSIS II : - Gangguan Kepribadian - Retardasi Mental AKSIS III : - Kondisi Medis Umum AKSIS IV : - Masalah psikososial & lingkungan Periksa masalah yang berhubungan dengan kelompok pendukung primer, masalah yang berhubungan dengan lingkungan sosial, masalah kependudukan, masalah pekerjaan, mslh perumahan, mslh ekonomi, mslh dgn akses pelayanan kesehatan, masalah berkaitan dgn sistem hukum / kriminal, masalah psikososial & lingkungan lain. AKSIS V : - Global Assesment of Functioning Scale

Anda mungkin juga menyukai