SKIZOFRENIA SIMPLEKS
SKIZOFRENIA
Epidemiologi
Data American Psychiatric Association (APA) 1%
populasi penduduk dunia skizofrenia.
Diperkirakan 75% 16-25 tahun.
Usia remaja dan dewasa muda beresiko stressor
kehidupan.
Sekitar 1% dari populasi orang dewasa di AS
skizofrenia (> 2 juta orang)
Prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 1 %.
Diperkirakan penduduk Indonesia sekitar 200 juta
jiwa 2 juta jiwa skizofrenia
Kriteria Diagnostik
Pedoman doagnostik pada PPDGJ-III
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat
jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejalagejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
Thought echo, thought insertion or withdrawal, thought
broadcasting
Delusion of control, delusion of influence, delusion of
passivity, Delusional perception
Halusinasi auditorik
Waham-waham menetap jenis lainnya.
Continue ...
2. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada
secara jelas
Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja
Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan, atau neologisme;
Perilaku katatonik
Gejala-gejala "negatif
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan (overall quality)
SKIZOFRENIA SIMPLEKS
Istilah Skizofrenia Simpleks digunakan selama
suatu periode dimana skizofrenia mempunyai
konseptualisasi diagnostic yang luas.
Timbul pertama kali masa pubertas, gejala
negatif perlahan-lahan tapi progresif.
Tidak ada waham dan halusinasi
Gejala negatif timbul tanpa didahului gejala
psikotik yang nyata
Gejala Utama
Apati
Berbaring, malas-malasan, jorok, tidur-tiduran, jarang
mandi, motorik lamban dan jarang berbicara
Tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan pemuasan
(tidak mau apa-apa), yang apabila dipaksa untuk
melakukan sesuatu seringkali muncul reaksi agresi
(marah)
Kurang memperhatikan keluarga, menarik diri dari
pergaulan makin lama makin mundur dalam pelajaran
& pekerjaan pengangguran pengemis, penjahat
Diagnosis Banding
Skizofrenia Residual (F20.5)
Gangguan Skizotipal (F21)
Episode Depresif (F32)
Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi :
Antipsikotik Generasi 1 (efektif untuk gejala positif)
Golongan Phenotiazine : Rantai aliphatic (CPZ), rantai piperazine
(Pepremazine, Trifluoperazine, Trifluoperazine), rantai piperidine
(Thioridazine)
Golongan Butyrophenone : Haloperidol
Golongan Diphenylbutyl piperidine : Primozide
Antipsokotik Generasi 2 (Untuk gejala positif dan negaif)
Continue ...
2. Terapi Psikososial
mencakup berbagai metode untuk meningkatkan
kemampuan sosial, kecukupan diri, keterampilan
praktis, dan komunikasi interpersonal pada pasien
skizofrenia
3. Terapi Kejang Listrik
dapat juga bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat
beberapa psikosis akut. Beberapa pasien skizofrenia
yang tidak berespon dengan obat-obatan dapat
membaik dengan terapi kejang listrik.
Prognosis
Sebagian besar prognosis penderita Skizofrenia
Simpleks adalah BURUK
TERIMA KASIH