Anda di halaman 1dari 25

DIAGNOSIS INSOMNIA SEBAGAI GANGGUAN

DAN BAGAIMANA MEMBEDAKANNYA DENGAN


SIMTOM INSOMNIA SEBAGAI SUATU
GANGGUAN DALAM ICD X

Oleh :

dr. Dapot Gultom, Sp.Kej. M.Kes


I. PENDAHULUAN
1. Pengertian : Simtom, disorder (gangguan), insomnia
2. Klasifikasi insomnia
3. Anamnese masalah tidur
4. Diagnosis gangguan tidur non organik
5. Simtom insomnia sebagai suatu gangguan dalam
ICD X
6. Membedakan Insomnia sebagai Gangguan dengan
Insomnia sebagai Simtom dari Gangguan Lain /
Penyakit
II. PENGERTIAN SIMTOM, GANGGUAN, INSOMNIA

A. SIMTOM

Adalah keluhan subjektif, sign (tanda) adalah


bukti objektif dari kondisi patologis
B. GANGGUAN (DISORDER)

Adalah tanda dan gejala dengan perjalanan yang


spesifik dari keadaan sakit (illness) promorbid
history, dan riwayat keluarga. Pada disorder
fungsi sosial dan pekerjaan terganggu
C. INSOMNIA

Adalah persepsi yang tidak adekuat dari


kuantitas atau kualitas tidur dengan akibat
terkait di siang hari.
III. KLASIFIKASI INSOMNIA
A. BENTUK / POLA INSOMNIA

1. Sleep Onset Insomnia (sulit masuk tidur > 30’)


2. Sleep Maintenance Insomnia (sulit mempertahankan
tidur, bisa tidur tapi sering terbangun)
3. Early Morning Waking, Without Further Sleep
(terbangun dini hari dan sulit tidur lagi)

B. LAMA INSOMNIA

1. Acut Insomnia = Transient Insomnia ( < 3 minggu)


2. Chronic Insomnia ( > 4 minggu)
D. DSM V

Insomnia Disorder, masuk dalam kelompok


Sleep Wake Disorder

E. ICD X : INSOMNIA NON ORGANIK

Masuk dalam kelompok gangguan tidur non organik.


Gangguan Tidur Non Organik :
• Dyssomnia : Insomnia, hipersomnia gangguan jadwal
tidur jaga
• Parasomnia : Somrabolisme, terror tidur (night
terrors), mimpi buruk (nightmares)
IV. ANAMNESE MASALAH TIDUR

Lama, Kualitas, Waktu Tidur

Perubahan Lama dan Stadium Tidur dengan Usia

Lama Tidur Stadium Stadium REM


(jam) 1-2 (%) 3-4%
Bayi 13 – 16 10 – 30% 30 – 40% 40 – 50%
Anak 8 – 12 40 – 60% 20 – 30% 20 – 30%
Dewasa 6–9 45 – 60% 15 – 25% 15 – 25%
Usia Lanjut 5–8 50 – 80% 5 – 15% 15 – 25%
 Keluhan : Sulit tidur, sulit mempertahankan,
bangun terlalu cepat, tidur tidak
menyegarkan

 Penting untuk diagnosis : Preokupasi dan


kepedulian terhadap tidur, masalah sosial /
pekerjaan

 Akibat gangguan tidur : cepat marah, kurang


energi, sulit konsentrasi, dll.

 Anamnese lain : masalah mimpi, lingkungan,


penyakit-penyakit medis, zat, dll
v. DIAGNOSIS INSOMNIA
NON ORGANIK
F.51.0 INSOMNIA NON ORGANIK

• Diagnosis Pasti
A. Keluhan sulit masuk mempertahankan tidur
atau kualitas tidur buruk
B. Gangguan minimal 3x / minggu selama
minimal satu bulan
C. Preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang
berlebihan terhadap akibatnya.
D. Ketidakpuasan terhadap kualitas dan atau
kualitas tidur  penderita  mempengaruhi
fungsi sosial / pekerjaan
• Adanya gejala gangguan lain seperti depresi
ansietas atau obsesi tidak menyebabkan
diagnosis insomnia diabaikan. Semua
komorbiditas harus dicantumkan.

• Kriteria “lama tidur” tidak digunakan


VI. SIMTOM INSOMNIA SEBAGAI SUATU
GANGGUAN DALAM ICD X

A. F41.0 GANGGUAN PANIK

• Ditegakkan sebagai diagnostik


utama bila tidak ditemukan GAF

• Diagnostik pasti harus


PEDOMAN
ditemukan beberapa kali
DIAGNOSTIK
adanya serangan ansietas
berat (attacks of autonomic
anxiety) dalam masa satu bulan :
a. Keadaan tidak ada bahaya
b. Situasi tidak dapat diduga
c. Anxietas antisipatorik
Terbangun paroximal
atau memasuki tidur
stadium 3 dan 4
TIDUR PADA  Gejala emosional dan
GANGGUAN kognitif serangan panik
PANIK
ditemukan
Takikardi dan peningkatan
pernafasan
B. F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (GCM)

PEDOMAN DIAGNOSTIK

 Ansietas sebagai gejala primer berlangsung setiap


hari beberapa minggu sampai beberapa bulan.
 Gejala mencakup unsur :
- Kecemasan
- Ketegangan motorik
- Overahdifitas otonomik
 Pada anak : adanya kebutuhan untuk ditenangkan
dan gejala genetik yang menonjol
 Gejala-gejala lain seperti depresi
Tidur pada GCM

 Kesulitan masuk dan mempertahankan tidur


yang tidak segar / nyaman dihubungkan
dengan kecemasan kronik
 Kecemasan yang berlebihan dihubungkan
dengan kesulitan mempertahankan tidur.
 Polisomnografi (PSG) : pengurangan latensi
REM.
C. F43.1 GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA (GSPT)

PEDOMAN DIAGNOSTIK

o Timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian


trauma (masa laten beberapa minggu sampai beberapa
bulan)
o Bukti tambahan, selain trauma harus ada bayang-bayang
atau mimpi yang berulang
o Gangguan otonomik, afek dan tingkah laku dapat
mewarnai diagnosis.
 Kesulitan masuk dan mempertahankan tidur
 Nightmares  manifestasi spesifik
 Aktivitas motorik yang berlebihan, dengan simtom
kecemasan somatik.
 PSG : - Efisiensi waktu tidur yang kurang,
peningkatan keadaan terjaga
- Tidur REM yang terganggu dengan
manifestasi laporan mimpi, stereolipi
dan nightmares
- Peningkatan gerakan mata dan aktivitas
otot pada periode REM.
D. GANGGUAN SUASANA PERASAAN

F30. EPISODE MANIK

Afek yang meningkat, disertai


KARAKTERISTIK peningkatan dalam jumlah dan
kecepatan aktivitas fisik.

TIDUR PADA Penurunan kebutuhan untuk


EPISODE MANIK tidur
F32 EPISODE DEPRESIF
 Gejala Utama : - Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi  mudah celah
 Gejala Lain : a. Konsentrasi dan perhatian kurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri kurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah
d. Pandangan masa depan suram dan
pesimis
e. Gagasan atau perbuatan membahayan
diri
f. Tidur terganggu dan nafsu makan
berkurang
TIDUR PADA DEPRESIF
 Bangun lebih cepat
 Kesulitan mempertahankan tidur
 PSG : - Pemendekan intensi tidur REM
- Peningkatan persentasi tidur REM
- Pergeseran distribusi REM dari
setengah bagian terakhir ke
setengah bagian awal dari tidur
F. PSIKOSIS (SKIZOFRENIA)
• Halusinasi
• Waham
• Gangguan Tidur pada skizofrenia
Psikomotor
• Gejala negatif -Kesulitan memulai tidur
• Pembicaran -Kesulitan mempertahankan
yang kacau tidur
(disorganisasi)
G. SIMTOM INSOMNIA AKIBAT KMU
• Penyakit yang tidak menyenangkan /
menyakinkan misalnya kanker
• Lesi / SSP : Tumor otak
• Penyakit endokrin dan metabolik :
contoh tyroid
• Penyakit infeksi, contoh : Bronditis
• Dll

Tidur pada KMU


• Sulit masuk tidur
• Sulit mempertahankan tidur
VII. Bagaimana Membedakan Insomnia sebagai
Gangguan dengan Insomnia sebagai Simtom
dari Gangguan Lain / Penyakit

 Pada gangguan insomnia non organik butir


pertama harus ada khususnya point (d)
ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau
kualitas tidur menyebabkan penderitaan cukup
berat dan mempengaruhi fungsi sosial dan
pekerjaan
 Pada simtom imsomnia, point (d) tidak ada
 Jika gangguan insomnia non organik
berhubungan dengan gangguan jiwa lain
(misalnya episode depresi ringan) 
komorbiditas. Contoh : F32.0 + F51.0
 Insomnia dapat berupa gejala atau gangguan
 Penyebab insomnia dapat tidak diketahui
(idiopatik, primer) dalam ICD X : F51.0,
Insomnia Non Organik
 Simtom atau gangguan insomnia dapat
diakibatkan oleh gangguan lain / penyakit yang
disebut insomnia sekunder.
 Perbedaan simtom insomnia akibat gangguan
lain / penyakit dengan gangguan insomnia
adalah terletak pada fungsi sosial dan
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai