Disomnia
• Insomnia : sulit untuk memulai tidur, kualitas tidur
buruk, dan terjadi minimal 1 bulan.
• Narkolepsi : mengantuk berlebihan, fase REM lebih
awal dimulai, hipnogogik, , hipnopompik, katapleksi,
tiba-tiba bisa tertidur, saat bangun segar.
• Hipersomnia : rasa kantuk pada siang hari saat
beraktivitas yang berlebih, terjadi setiap hari > bulan,
dan kualitas tidur buruk.
• Gangguan irama sirkardian : pola tidur tidak teratur,
kualitas dan kuantitas tidur tidak memuaskan
• Gangguan tidur akibat kelainan pernapasan : OSA dan
CSA.
Parasomnia
peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama
tidur; (pada kanak-kanak hal ini terkaitdengan
perkembangan anak, sedangkan pada dewasa
tama pengaruh psikogenik)
misalnya: somnambulisme (sleepwalking),teror
tidur (night terrors), mimpi buruk (nightmares).
Somnambulisme (Sleep Walking)
Gambaran klinjs dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a) Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur,
biasanya pada sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-ialan;
(kesadaran berubah)
b) Selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring
face), relatif tak memberi rcspons terhadap upaya orang lain untuk
mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita, dan
hanya dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah.
c) Pada waktu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya),
individu tidak ingat apa yang terjadi;
d) Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut,
tidah ada gctngguan aktiuitas mental,walaupun dapat dimuiai dEngan
sedikit bingung dan disorientasi dalam waktu singkat.
e) Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik. Somnambulisme harus
dibedakan dari serangan Epilepsi Psikomotor dan Fugue Disosiatif F44.1
Night Terror
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
(a) Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan
berteriak karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar, dan
hiperaktivitas otonomik seperti jantung berdebar-debar, napas cepat, pupil
melebar, dan berkeringat
(b) Episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya berkisar 1-10 menit, dan
biasanya terjadi pada sepertiga awal tidur malam
(c) Secara relatif tidak bereahsi terhadap berbagai upaya orang lain untuk
mempengaruhi keadaan teror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit
setelah bangun biasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang;
(d) Ingatan terhadap kejadian, kalaupun ada, sangat minimal (biasanya terbatas
pada satu atau dua bayangan-bayangan yang terpilah-pilah);
(e) Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.
Teror tidur harus dibedakan dari Mimpi Buruh (F51.5), yang biasanya terjadi setiap
saat dalam tidur, mudah dibangunkan, dan teringat dengan jelas kejadiannya.
Teror tidur dan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai
karakteristik klinis dan Patofisiologis yang sama.
Mimpi Buruk (Nightmare)
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:
a) Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan
mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci
dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman kelangsungan hidup,
keamanan, atau harga diri; terbangunnya dapat terjadi kapan saja
selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua
masa tidur;
b) Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera
sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya;
c) Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu,
menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individu.
Dydy kece
Neurotik Psikotik
PERILAKU UMUM
Dekompensasi Kepribadian Ringan Berat
Kadang sedikit
Realitas Berat
terganggu
Fungsi Sosial Relatif Masih Baik Tidak Bisa
GEJALA
Psikologik dan Somatik Bervariasi Luas Bervariasi Luas
Waham, Halusinasi Tidak ada ada
Gg. Proses Pikir tidak ada ada
Gg. Emosi Dapat dirasakan Tidak dapat
Gg. Perilaku Relatif masih baik Terganggu
INSIGHT Masih Baik Terganggu
ASPEK SOSIAL
Membahayakan diri sendiri kadang ada ada
Membahayakan lingkungan Tidak ada ada
Tatalaksana dan KIE
• Menyelesaikan masalah yang menjadi faktor
penyebab
• Beri penjelasan bahwa gangguan dapat sembuh
total
• Terapi tidur (latihan tepat waktu), ubah pola
tidur, memodifikasi cahaya, serta menjaga
kebersihan dan kenyamanan pada saat tidur
• Medikamentosa jangka panjang tidak diajurkan
(ex diazepam, chlorphenamine)
• Antidepresan : gol trisiklik, gol tetrasiklik, gol
MAIO serta gol SSRI.
Sumber
Maslim, Rusdi, 2013. Buku Saku: Diagnosis
Gangguan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya