BERHUBUNGAN DENGAN
GANGGUAN FISIOLOGIS DAN
FAKTOR FISIK
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 3 stadium,
lalu diikuti oleh fase REM. Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan
waktu tidur Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur.
SIKLUS TIDUR
NREM-2
NREM-1 NREM-3
REM NREM-4
NREM-1
• Dimulai saat kita mulai ikut tidur dan berlangsung dalam waktu
yang sangat singkat sekitar lima menit.
• Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktivitas otot
menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun.
• Banyak orang yang merasakan sensasi seperti terjatuh pada tahap
ini.
NREM-2
• Pada tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar –
benar tidur
• berlangsung antara 10 – 30 menit.
• Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat relax, aktivitas otak lebih
lambat
• gerakan mata berhenti
• detak jantung melambat
• temperatur tubuh menurun seseorang agak susah terbangun di
tahap ini.
NREM-3 DAN NREM 4
• Kedua tahap ini merupakan tahap pahap paling dalam dari tidur
NREM.
• Sangat sulit untuk terbangun pada tahap ini
• jika terbangun kita akan mengalami disorientasi serta
membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit pada bagian
terdalam dari tahap ini
• aktivitas otak sangat lambat
• aliran darah lebih banyak dialirkan ke otot
REM
• Fase tidur ini lebih dalam dari NREM.
• Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak – gerak atau
berkedut (itulah mengapa fase ini disebut rapid eye movement)
• nafas menjadi lebih tidak teratur
• aktivitas otak dan ritme detak jantung juga meningkat.
• Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM.
• Namun otak melumpuhkan otot – otot tubuh, khususnya tangan
dan kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.
GANGGUAN
A.DISSOMNIA
TIDUR
Kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah
jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional,
1. Insomnia
2. Hipersomnia
3. Sleep-wake cycle disturbance
B. PARASOMNIA
Peristiwa episodic abnormal yang terjadi selama tidur.
1. Somnambulisme
2. Nightmares
3. Night terrors
Kriteria Diagnostik (DSM V)
• Kesulitan dalam memulai atau • Hal dibawah ini diperlukan untuk
mempertahankan tidur membuat diagnosis pasti:
INSOMNIA • Dapat bersifat sementara atau
menetap.
a) keluhan adanya kesulitan masuk
tidur, atau mempertahankan tidur, atauu
kualitas tidur yang buruk
FARMAKOLOGI
b) gangguan terjadi minimal 3 kali
dalam seminggu, selama minimal satu
Zolpidem bulan
Triazolam
Flurazepam c) adanya preokupasi dengan tidak bias
Quazepam tidur dan peduli berlebihan terhadap
akibatnya pada malam hari dan
sepanjang siang hari
Kriteria Diagnosis
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk
diagnosis pasti:
a) Pola tidur jaga dari individu tidak seirama (out of
synchrony) dengan pola tidur jaga yang normal bagi
masyaraka setempat
b) Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan
hypersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga, yang
dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan
atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek.
c) Ketidakpuasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu
tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
• Terdiri atas rangkaian perilaku kompleks yang
diawali pada sepertiga pertama malam selama tidur
NREM tahap 3 dan 4
• Pasien dapat duduk dan kadang-kadang melakukan
somnambulisme tindakan motoric pervasive
• Perilaku ini terkadang berakhir dengan terbangun
disertai beberapa menit kebingungan.
PSIKO SOSIO
EDUKATIF KULTURAL
• Kurasi
• Rehabilitasi
PREVENSI
(ORGANOBIOLOGIK)
• Mencegah perkawinan incest (genetik)
• Mencegah trauma kepala
• Mencegah radang otak / radang selaput otak
• Mencegah kekurangan gizi
• Mencegah keracunan
• Mencegah tumor otak
DENGAN PENYULUHAN KESWA
PREVENSI (PSIKO-
EDUKATIF)
• Anak tidak dimanja
• Hindarkan “over protected child”
• Disiapkan untuk trampil dan mandiri
• Stabilitas keluarga
• Mengalami proses yang wajar dalam tumbuh
kembang psiko-sosial sbb:
PERKEMBANGAN PSIKO-
SOSIAL YANG NORMAL
(ERIKSON)
• Basic trust ---- hope
• Autonomy ---- will
• Initiative ---- purpose
• Industry ---- competitive
• Identity ---- Fidelity
• Intimacy ---- love
• Generativity ---- care
• Integrity ---- wisdom
PREVENSI (SOSIO
KULTURAL)
• Lingkungan pergaulan yang baik
• Suasana tempat tinggal dan sekolah yang baik
• Mass media, buku dan majalah yang mendukung
• Pola permainan yang mendukung
• Kegiatan anak-remaja yang positif : kepanduan
• Suasana sosial politik yang demokratis
PROMOSI KESWA
• Tidak mengikuti pola hidup yang merugikan : rokok,
alkohol, judi, pelacuran
• Belajar menerima realitas
• Aktif dalam kegiatan sosial & keagamaan
• Siap menghadapi kematian
PROMOSI KESWA
• Meningkatkan kualitas hidup
• Membuat hidup lebih berarti
• Jaminan hari tua
• Meningkatkan daya adaptasi lingkungan
• Belajar merasa bahagia karena memberi
• Belajar lepas dari kemelekatan
KURASI
• Segera bertemu dengan profesi yang tepat untuk
terapi
• Segera mendapatkan terapi yang akurat
• Segera mengalami kesembuhan
MODEL TERAPI
• Psikofarmaka : tablet, tetes, infus, supp & suntik
• Psikoterapi
• Individu
• Kelompok
• keluarga
• Kejang listrik
• Hipnoterapi – Past-life therapy
• Okupasional – gerak – musik dll
REHABILITASI
• “Therapeutic community”
• “Sheltered workshop”
• Keluarga dan masyarakat siap menerima kembali
• Ada jaringan kerja sama antara pihak keluarga –
kesehatan – dinas sosial –(dunia usaha) / tenaga kerja
PREVALENSI GANGGUAN JIWA
(GOLDBERG & HUXLEY, EROPA)
1. Lapis I : 260-315 ‰ (dlm masyarakat)
2. Lapis II : 230 ‰ (ke dokter umum)
3. Lapis III : 101,5 ‰ (terdiagnosis)
4. Lapis IV : 23,5 ‰ (dirujuk ke psikiater/ rumah sakit
jiwa)
5. Lapis V : 5,7 ‰ (perlu dirawat di rumah sakit jiwa)
INSIDENSI KASUS PSIKIATRI
• Psikosis 7-8 ‰
• Schizophrenia 1-3 ‰
• Psikoneurosis 6-8 %
• Psikosomatik 8-12 %
• Gangguan kepribadian 1-3 %
• Napza/narkoba 1-3 %
• Deviasi seksual 1-3 %
• Retardasi mental 3%
MENTAL PROBLEMS
1. MENTAL ADDICTION 44 %
2. MENTAL DEFICIT 34 %
3. MENTAL DYSFUNCTION 16,2 %
4. MENTAL DISORDER 5,8 %