Anda di halaman 1dari 25

INSOMNIA

Oleh:
Muhammad Firas Balafif

Pembimbing
Dr. dr. Masruroh Rahayu, M.Kes
Definisi Tidur
Suatu keadaan tidak sadar di mana
persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang dan Guyton,
2006
dapat dibangunkan kembali dengan
 Fase Tidur  susunan saraf pusat
indera atau
masih rangsangan
bekerja yang cukup
dimana neuron-neuron
di substansia retikularis ventral batang
otak melakukan sinkronisasi
 Terletak pada substansia ventrikulo
retikularis batang otak yang disebut
sebagai pusat tidur (sleep center).
 Bagian susunan saraf pusat yang
Kaplan,
menghilangkan sinkronisasi/ 2010
desinkronisasi terdapat pada bagian
rostral batang otak disebut sebagai
pusat penggugah (arousal center).
PUSAT TIDUR
• VLPO
• NT : PGD2 & Adenosin

PUSAT BANGUN
• TMN
• NT : Histamin; PGE2 &
Orexin

SIKLUS BANGUN & TIDUR


• Keseimbangan antara
VLPO dan TMN
• Bangun : TMN dominan
• Tidur : VLPO dominan
Pembagian Tidur

Stadium 1
Stadium 2
NREM
Stadium 3
Tipe
Stadium 4
REM
Tipe NREM
PEMBAGIAN KETERANGAN

Stadium 1 • berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggap
stadium tidur paling ringan. EEG menggambarkan gambaran kumparan tidur
yang khas, bervoltase rendah, dengan frekuensi 3 sampai 7 siklus perdetik, yang
disebut gelombang teta

Stadium 2 • berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. EEG
menggambarkan gelombang yang berbentuk pilin (spindle shaped) yang sering
dengan frekuensi 12 sampai 14 siklus perdetik, lambat, dan trifasik yang dikenal
sebagai kompleks K. Pada stadium ini, orang dapat dibangunkan dengan mudah

Stadium 3 • berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. EEG menggambarkan gelombang
bervoltase tinggi dengan frekuensi 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik, yaitu
gelombang delta. Orang tidur dengan sangat nyenyak, sehingga sukar
dibangunkan

Stadium 4 • berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. Gambaran EEG hampir sama
dengan stadium 3 dengan perbedaan kuantitatif pada jumlah gelombang delta.
Stadium 3 dan 4 juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau delta sleep, atau
Slow Wave Sleep (SWS)
INSOMNIA
Definisi Insomnia
keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau
mempertahankan tidur yang berlangsung
setidaknya satu bulan dan menyebabkan
DSM-IV
gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi
individu.

kesulitan memulai atau mempertahankan


tidur yang terjadi minimal 3 malam/minggu The International
Classification of
selama minimal satu bulan Diseases

kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap


The International
malam, disertai rasa tidak nyaman setelah
Classification of
episode tidur tersebut. Sleep Disorders
Epidemiologi
• Sekitar 50% orang dewasa menderita gangguan tidur yang
kemungkinan salah satunya disebabkan oleh kecemasan dan
dilaporkan bahwa di Amerika Serikat gangguan kecemasan terjadi
13,3% pada orang berusia 18 hingga 54 tahun dan 10,6% pada
mereka yang berusia diatas 55 tahun
• 10 % penduduk Indonesia menderita Insomnia , 5 % diantaranya
adalah Insomnia Kronis.
• Lebih sering diderita wanita daripada pria. orang yang tua, tidak
bekerja, atau sosial ekonomi rendah telah dilaporkan lebih banyak
menderita insomnia . 40 % insomnia mempunyai kelainan psikiatrik
(anxiety, depressi)

(Dipiro,2008)
Faktor Resiko
Klasifikasi
Penyebab Gejala Durasi

• Organik • Kesulitan memulai • Akut


• Non organik tidur • Kronik
• Kesulitan
mempertahankan
tidur
• Multiple awakening
• Nonrestorative
sleep
Tanda dan Gejala Insomnia
• Kesulitan memulai tidur
• Sering terbangun pada malam hari
• Bangun tidur terlalu awal
• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
PENYEBAB INSOMNIA

Stress
Kecemasan dan
depresi

Kafein, nikotin, Kondisi medis


alkohol
Perubahan
Obat-obatan
lingkungan
Efek Insomnia

Gangguan
physiology

Gangguan kognitif
atau tingkah laku
Efek Insomnia
Perubahan mood
dan Sleepiness

Increased risks of
auto accidents
Neurologic minor &
reversible
mild nystagmus, hand
tremors, ptosis, slurred
speech, increase pain
sensitivity

Gangguan Autonomic change

physiology Small decrease body


temperature

Immune function

Decreased killer cell activity


Con’t . . .

Efek Insomnia pada Tenaga Kesehatan


Gantcharov dkk, dan Eastridge dkk
• Residen bedah melakukan kesalahan teknis hingga 2x lipat pada simulasi
tindakan laparatomi setelah dinas semalam dibandingkan dengan residen
bedah yang tidur malam sebelum simulasi dilakukan

Friedman dkk
• Dokter internship membuat kesalahan dalam membaca EKG hampir 2x lipat
setelah dinas jaga > 24 jam

Yeung dkk
• Mahasiswa dengan kualitas tidur yang jelek meningkatkan resiko
penurunan performa akademik termasuk resiko meningkatkan depresi dan
anxietas

(The new england journal of medicine ,2004)


Con’t . . .
Terapi Insomnia

• Terapi tingkah laku


Non • Gaya hidup &
farmakologis pengobatan di rumah

• Benzodiazepin
Farmakologis • Non Benzodiazepin
• Antidepresan
Pemilihan obat ditinjau dari sifat gangguan tidur

Initial Insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)


Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep inducing anti-insomnia” yaitu
golongan benzodiazepine (Short Acting)
Misalnya pada gangguan anxietas

Delayed Insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk
kembali ke proses tidur selanjutnya)
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Prolong latent phase Anti-
Insomnia”, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan
Tetrasiklik)
Misalnya pada gangguan depresi

Broken Insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan
terpecah-pecah menjadi beberapa bagian (multiple awakening).
Obat yang dibutuhkan adalah bersifat “Sleep Maintining Anti-
Insomnia”, yaitu golongan phenobarbital atau golongan
benzodiazepine (Long acting).
Misalnya pada gangguan stres psikososial.
Obat Anti-Depresi

Tricyclic Tetracyclic Monoamine- Selective Atipycal Anti-


oxydase Serotonin Re- Depresant
Inhibitor uptake Inhibitor
(MOI) (SSRI)

Amitriptilin, Maprotiline, Maclobemide Sertaline, Trazadone


Imipramine, Mianserine, Paroxetine,
clomipramine,dll Amoxapine Fluxamine,
Fluoxetine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai