POLA TIDUR
TUGAS
Salah Satu Tugas Estase KDP Pada Program Ners
Fakultas Ilmu Kesahatan Universitas Galuh
Oleh
Putri Daratama
1490120071
1. Pengertian Tidur
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masingmasing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah,
2006).
2. Fisiologi Tidur
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tiduratau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan hipertensi, gangguan pernapasan seperti
asma, bronkitis, dan penyakit persyarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
8. Usia
Lanjut usia tidak memerlukan waktu lebih untuk tertidur, mereka lebih sering
terbangun ditengah-tengah tidurnya pada malam hari dan tetap terjaga untuk waktu
yang lama. Mereka mungkin banyak tertidur dengan waktu yang singkat, dalam
sehari dan lebih sensitive terhadap zone waktu dan perubahan lingkungan.
Dari penelitian diketahui bahwa pada lanjut usia yang berperan mengatur
siklus tidur adalah menurunnya reaktifitas terhadap informasi fotik dan non fotik,
demikian pula berubah peranan dari retina, nucleus suprakiasmatikum dari
hipotalamus, dan glandula pinealis yang berperan pada sirkardian tidur.
Perubahan pada sruktur sel neuron dan sel glia yaitu kematian sel neuron,
retraksi dendrite yang berlanjut, hilangnya sinap atau hubungan informasi antar sel
saraf, reaktivitas sel glia yang didasari adanya perubahan protein-protein sitoskeletal
dan penumpukkan protein seperti amiloid ekstraseluler, juga perubahan pada sistem
vaskuler yang mengalirkan darah di otak yang rentan dengan proses aterosklerotik
dan arteriosklerosis di usia lanjut. Pada lanjut usia terjadi pengurangan jumlah tidur
gelombang lambat ( stadium 3 dan 4 tidur NREM )
9. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga maslah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau
ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.
Kelainan Deskripsi
Insomnia Primer Susah tidur atau tetap tertidur. Penyebabnya antara lain :
Stres situasional
Penyakit
Penggunaan hipnotik berlebihan
Kebiasaan tidur yang buruk
Insomnia dapat berkembang menjadi siklus yang ganas saat seseorang
mengalami lebih banyak kesulitan untuk tertidur dan tetap tertidur karena
antisipasinya terhadap masalah tidur.
Deprivasi tidur Periode tidur tidak memadai secara berkepanjangan (jumlah dan / atau
kualtasnya). Faktor pendukungnya antara lain :
Penyakit atau rawat inap.
Penggunaan obat (terapeutik atau rekreasional)
Pola kerja
Stres
Lingkungan tidur
Narkolepsi Mengantuk berlebihan sepanjangan hari. Episode ini berlangsung 10 – 15
menit.
Serangan REM yang cepat (15 – 20 menit)
Terjadi paralisis tidur
Mengalami mimpi yang hidup
Katafleksi (kelemahan otot tiba-tiba) yang dapat menyebabkan
seseorang jatuh.
Parasomnia Aktivitas-aktivitas yang terjadi selama tidur yang normalnya terjadi
ketika seseorang terjaga :
Berjalan dalam tidur
Mengigau
Enuresi
Aktivitas lain yang termasuk kategori ini antara lain :
Mimpi buruk
Gigi menggeratak
Apnea Tidur Periode apnea berlangsung 10 detik atau lebih sementara seseorang
tersebut tidur. Faktor pendukung apnea tidur di antaranya :
Pemakaian alkohol
Obesitas
Merokok
Posisi tidur (tidur telentang)
Gangguan jaringan ringan
Deformitas tulang rahang
Mengorok dan mengantuk sepanjang hari adalah dua manifestasi umum
yang menyertai apnea tidur. Perangkat Tekanan udara positif
berkelanjutan (CPAP) dan pembedahan serta modifikasi gaya hidup
dapat membantu pasien yang memiliki apnea tidur.
Gangguan Pola Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan individu
Tidur secara mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas
umum pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu
gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, 1995).
Gangguan ini dapat dilihat dari kondisi pasien yaitu :
Memperlihatkan perasaan lelah
Mudah terangsang dan gelisah
Lesu dan apatis
Kehitaman di daerah sekitar mata
Kelopak mata bengkak
Konjungtiva merah, mata perih
Perhatian terpecah-pecah
Sakit kepala
Sering menguap atau mengantuk
Penyebab gangguan pola tidur antara lain kerusakan transpor oksigen,
gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilitas,
nyeri pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang mengganggu, dll.
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi
keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya “apakah
kamu tidur nyenyak tadi malam?” seorang perawat haruslah bertanya jika pasien merasa
kesulitan untuk tertidur, mengalami bangun lebih awal dan susah untuk kembali tidur,
dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya
jika pasien merasa lelah dan mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk perawat
tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :
2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?
3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?
6. Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau
pertemuan,, atau ketika kamu menonton tv atau film?
4. Apakah kamu menemukan dirimu terjaga pada malam hari karena cemas akan
suatu masalah atau suatu aktivitas yang akan datang?
Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut Tarwoto &
Wartonah (2010) yaitu :
1. Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur
2. Pemeriksaan fisik
a. Elektroencefalogram (EEG)
b. Elektromiogram (EMG)
c. Elektrookulogram (EOG)
2 . Analisa Data
Data Subjektif :
Jika perawat sedang memulai perawatan untuk suatu gangguan pola tidur, hasil
yang diharapkan dalam dua minggu yaitu pasien akan mengalami penyembuhan tidur
dan akan mengatakan dapat tertidur dengan mudah dan merasa segar saat bangun. Jika
perawat sedang memulai perawatan untuk suatu kondisi seperti mimpi buruk, hasil yang
diharapkan yaitu pasien akan memahami gangguan dan menetapkan cara mengatasi
gangguan tersebut di dalam keluarganya.
Kriteria Hasil yang diharapkan dari Gangguan Pola Tidur setelah dilakukan tindakan
keperawatan :
Aziz, Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medika.
Bulechek, Gloria M. (2013). Nursing Interventions Classification, Edisi Ke-6 Ahli
Bahasa Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Doenges, Marilynn E. (2011). Manual Diagnosis Keperawatan : Rencana, Intervensi, &
Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Edisi Ke-3 Ahli Bahasa Ns. Bhesty
Angelina, S.kep, dkk. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification, Edisi Ke-5 Ahli Bahasa
Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Potter & Perry. (2005). Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi Ke-4 Ahli Bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Jakarta : EGC.
Prayitno. (2002). Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya. Jurnal Tidak diterbitkan. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK
Universitas Trisakti.
Tawoto & Wartona. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Madika.
Universitas
Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari
ketiga maslah berikut : insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau
ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.
Kelainan Deskripsi
Insomnia Primer Susah tidur atau tetap tertidur. Penyebabnya antara lain :
Stres situasional
Penyakit
Penggunaan hipnotik berlebihan
Kebiasaan tidur yang buruk
Insomnia dapat berkembang menjadi siklus yang ganas saat seseorang
mengalami lebih banyak kesulitan untuk tertidur dan tetap tertidur karena
antisipasinya terhadap masalah tidur.
Deprivasi tidur Periode tidur tidak memadai secara berkepanjangan (jumlah dan / atau
kualtasnya). Faktor pendukungnya antara lain :
Penyakit atau rawat inap.
Penggunaan obat (terapeutik atau rekreasional)
Pola kerja
Stres
Lingkungan tidur
Narkolepsi Mengantuk berlebihan sepanjangan hari. Episode ini berlangsung 10 – 15
menit.
Serangan REM yang cepat (15 – 20 menit)
Terjadi paralisis tidur
Mengalami mimpi yang hidup
Katafleksi (kelemahan otot tiba-tiba) yang dapat menyebabkan
seseorang jatuh.
Parasomnia Aktivitas-aktivitas yang terjadi selama tidur yang normalnya terjadi
ketika seseorang terjaga :
Berjalan dalam tidur
Mengigau
Enuresi
Aktivitas lain yang termasuk kategori ini antara lain :
Mimpi buruk
Gigi menggeratak
Apnea Tidur Periode apnea berlangsung 10 detik atau lebih sementara seseorang
tersebut tidur. Faktor pendukung apnea tidur di antaranya :
Pemakaian alkohol
Obesitas
Merokok
Posisi tidur (tidur telentang)
Gangguan jaringan ringan
Deformitas tulang rahang
Mengorok dan mengantuk sepanjang hari adalah dua manifestasi umum
yang menyertai apnea tidur. Perangkat Tekanan udara positif
berkelanjutan (CPAP) dan pembedahan serta modifikasi gaya hidup
dapat membantu pasien yang memiliki apnea tidur.
Gangguan Pola Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan individu
Tidur secara mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas
umum pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu
gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, 1995).
Gangguan ini dapat dilihat dari kondisi pasien yaitu :
Memperlihatkan perasaan lelah
Mudah terangsang dan gelisah
Lesu dan apatis
Kehitaman di daerah sekitar mata
Kelopak mata bengkak
Konjungtiva merah, mata perih
Perhatian terpecah-pecah
Sakit kepala
Sering menguap atau mengantuk
Penyebab gangguan pola tidur antara lain kerusakan transpor oksigen,
gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, imobilitas,
nyeri pada kaki, takut operasi, faktor lingkungan yang mengganggu, dll.
C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat harus selalu mengkaji pola tidur pasien untuk melengkapi dokumentasi
keperawatan. Pengkajian pola tidur pasien tidak cukup jika hanya bertanya “apakah
kamu tidur nyenyak tadi malam?” seorang perawat haruslah bertanya jika pasien merasa
kesulitan untuk tertidur, mengalami bangun lebih awal dan susah untuk kembali tidur,
dan merasa istirahat/tidurnya cukup di pagi hari. Selanjutnya, perawat haruslah bertanya
jika pasien merasa lelah dan mengantuk sepanjang hari. Pertanyaan untuk perawat
tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :
2. Apakah kamu sering terbangun? Jika iya, berapa kali dalam semalam?
3. Jika kamu terbangun pada malam hari, bisakah kamu kembali tidur?
6. Apakah kamu temukan dirimu mengantuk atau tidur selama dikelas atau
pertemuan,, atau ketika kamu menonton tv atau film?
Evaluasi klien apakah disana ada banyak perubahan lingkungan berhubungan dengan
kamar tidur dan rumah tangga yang bisa menjadi pengaruh perubahan di dalam siklus
tidur. Pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen & Lawrence, 2001) :
Menentukan apakah ada banyak stressor emosional yang bisa menjadi pendukung
kemampuan untuk tidur. Sebuah pertanyaan untuk perawat tanyakan yaitu (Noreen &
Lawrence, 2001) :
1. Apakah kamu menemukan dirimu terjaga pada malam hari karena cemas akan
suatu masalah atau suatu aktivitas yang akan datang?
Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan tidur menurut Tarwoto &
Wartonah (2010) yaitu :
4. Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
terbangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
c. Adakah alat bantu tidur : apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur
5. Pemeriksaan fisik
a. Elektroencefalogram (EEG)
b. Elektromiogram (EMG)
c. Elektrookulogram (EOG)
2 . Analisa Data
Data Subjektif :
Jika perawat sedang memulai perawatan untuk suatu gangguan pola tidur, hasil
yang diharapkan dalam dua minggu yaitu pasien akan mengalami penyembuhan tidur
dan akan mengatakan dapat tertidur dengan mudah dan merasa segar saat bangun. Jika
perawat sedang memulai perawatan untuk suatu kondisi seperti mimpi buruk, hasil yang
diharapkan yaitu pasien akan memahami gangguan dan menetapkan cara mengatasi
gangguan tersebut di dalam keluarganya.
Kriteria Hasil yang diharapkan dari Gangguan Pola Tidur setelah dilakukan tindakan
keperawatan :
Aziz, Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Medika.
Bulechek, Gloria M. (2013). Nursing Interventions Classification, Edisi Ke-6 Ahli
Bahasa Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Doenges, Marilynn E. (2011). Manual Diagnosis Keperawatan : Rencana, Intervensi, &
Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Edisi Ke-3 Ahli Bahasa Ns. Bhesty
Angelina, S.kep, dkk. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue. (2013). Nursing Outcomes Classification, Edisi Ke-5 Ahli Bahasa
Intansari Nurjannah. Yogyakarta : MocoMedia
Potter & Perry. (2005). Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi Ke-4 Ahli Bahasa Renata Komalasari, S.Kp, dkk. Jakarta : EGC.
Prayitno. (2002). Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya. Jurnal Tidak diterbitkan. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK
Universitas Trisakti.
Tawoto & Wartona. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
Jakarta : Salemba Madika.
Universitas