Anda di halaman 1dari 16

INSOMNIA

MOHAMAD SOLEH
11.2015.425
PENDAHULUAN

 Gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur
 Diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari.
 Merupakan kondisi sementara atau jangka pendek  kronis
 Gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut
 Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh mengantuk di siang hari 
mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan konsentrasi yang buruk
 Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah gangguan medis, psikiatris,
dan tidur
FISIOLOGI TIDUR

 Tidur Dibagi Menjadi 2 TipeYaitu:


1.Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2.Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
 Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium,
lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM
dan REM terjadi secara bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.
 Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan
dibagi menjadi 4 stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari
keseluruhan waktu tidur. Tidak dibagi-bagi dalam stadium seperti
dalam tidur NREM
TAHAPAN TIDUR

NREM REM
NREM TAHAP
TAHAP 4
NREM
3
TAHAP
2
NREM
TAHAP
1
PEMBAGIAN TIDUR (NREM)
DEFINISI

• kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-


DSM-IV restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan
gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi individu

The International Classification • kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal
of Diseases 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

The International Classification • kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak
of Sleep Disorders nyaman setelah episode tidur tersebut
KLASIFIKASI INSOMNIA

Primer Sekunder
Mempunyai faktor penyebab yang
jelas.
Pola tidur, kebiasaan sebelum Biasanya terjadi akibat efek dari
tidur dan lingkungan tempat tidur hal lain, misalnya kondisi medis
seringkali menjadi penyebab dari
jenis insomnia primer ini.
PATOFISIOLOGI

 Dihubungkan dengan hipotesis peningkatan arousal. Arousal dikaitkan dengan struktur yang memicu kesiagaan di
ARAS (ascending reticular activating system), hipotalamus, basal forebrain yang berinteraksi dengan pusat-pusat
pemicu tidur pada otak di anterior hipotalamus dan thalamus. Hyperarousal merupakan keadaan yang ditandai
dengan tingginya tingkat kesiagaan yang merupakan respon terhadap situasi spesifik seperti lingkungan tidur.
PATOFISIOLOGI

functional
Psikofisiologi
Elektrofisiologi Neuroendokrin neuroanatomi
dan Metabolic
studies of arousal
Terjadi peningkatan
kecepatan metabolisme
glukosa baik pada waktu
peningkatan suhu tidur maupun terjaga.
tubuh, peningkatan peningkatan level Penurunan aktivitas
dorselateral prefrontal cortical
peningkatan frekuensi kortisol dan
denyut nadi dan gelombang beta adrenokortikoid
penurunan variasi pada EEG selama (ACTH) sebelum
periode jantung tidur NREM dan selama tidur hipoperfusi diberbagai
selama tidur tempat yang paling jelas pada
basal ganglia
ETIOLOGI

cahaya, kebisingan, Stres Obat-obatan


Ekstrinsik

Iatrogenik
Intrinsik
hygiene, suhu,
kelembaban dan Kecemasan & Kafein, nikotin dan
perubahan lingkungan Depresi alkohol
sekitar atau jadwal
kerja Kondisi Medis
FAKTOR RESIKO

Wanita

Usia > 60
Pekerjaan
tahun

Insomnia

ggg.
Stress Kesehatan
mental
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
1.Miscellaneous
Non-
Benzodiazpine sleep promoting
benzodiazepin
agent
pada reseptor γ-aminobutyric
acid (GABA) postsynaptic, dimana Zolpidem; bekerja pada reseptor
obat ini meningkatkan efek GABA selektif α-1 subunit GABA A 1. Melatonin
(menghambat neurotransmitter di
reseptor
CNS) yang memberi efek sedasi, 2. Antihistamin
mengantuk, dan melemaskan otot
3. Antidepresan
4. Kava-kava
merasa pusing, hipotensi dan juga
distress respirasi. Zaleplon: waktu kerja yang cepat 5.Valerian
sudah mulai ditingalkan karena dan sangat pendek yatu 1 jam,
sering menyebab ketergantungan, efek yang lebih superior 6. Aroma terapi
efek toleran dan menimbulkan berbanding zolpidem
gejala withdrawal
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI

1.Stimulus Conrol 1.Sleep Restriction


• Hanya berada ditempat tidur apabila • Hitung rata-rata total waktu tidur pada
penderita benar-benar kelelahan atau tiba penderita
waktu tidur • Batasi jam tidur berdasarkan perhitungan
• Hanya gunakan tempat tidur untuk tidur jumlah waktu tidur
 Bangun pada waktu yang telah ditetapkan  Jangan tidur kurang dari 5 jam

setiap pagi  Tidur di siang hari diperbolehkan, tetapi

 Hindari tidur di siang hari tidak melebihi 1 jam


TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI

1.Sleep Hygiene 1.Cognitive Therapy


 Hindari mengkonsumsi alkohol, kafein dan produk nikotin • suatu metode untuk mengubah pola pikir, pemahaman
sebelum tidur penderita yang salah tentang sebab dan akibat insomnia
• Meminimumkan suasana bising, pencahayaan yang terlalu • Kebanyakan penderita mengalami cemas ketika hendak
terang, suhu ruangan yang terlalu dingin atau panas tidur dan ketakutan yang berlebihan terhadap kondisi
 Menggunakan bantal dan kasur yang nyaman dengan mereka yang sulit tidur. untuk mengatasi hal itu, mereka
penderita lebih sering tidur di siang hari dengan tujuan untuk
• Hindari makanan dalam jumlah yang banyak sebelum tidur mengganti jumlah tidur yang tidak efisien di malam hari
• Lakukan senam secara teratur (3-4x/minggu), dan hindari
melakukan aktivitas yang berat sebelum tidur
KOMPLIKASI

Anda mungkin juga menyukai