MOHAMAD SOLEH
11.2015.425
PENDAHULUAN
Gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur
Diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas di siang hari.
Merupakan kondisi sementara atau jangka pendek kronis
Gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional stres akut
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh mengantuk di siang hari
mengeluhkan rasa lelah dan letih, dengan konsentrasi yang buruk
Insomnia merupakan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah gangguan medis, psikiatris,
dan tidur
FISIOLOGI TIDUR
NREM REM
NREM TAHAP
TAHAP 4
NREM
3
TAHAP
2
NREM
TAHAP
1
PEMBAGIAN TIDUR (NREM)
DEFINISI
The International Classification • kesulitan memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal
of Diseases 3 malam/minggu selama minimal satu bulan
The International Classification • kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak
of Sleep Disorders nyaman setelah episode tidur tersebut
KLASIFIKASI INSOMNIA
Primer Sekunder
Mempunyai faktor penyebab yang
jelas.
Pola tidur, kebiasaan sebelum Biasanya terjadi akibat efek dari
tidur dan lingkungan tempat tidur hal lain, misalnya kondisi medis
seringkali menjadi penyebab dari
jenis insomnia primer ini.
PATOFISIOLOGI
Dihubungkan dengan hipotesis peningkatan arousal. Arousal dikaitkan dengan struktur yang memicu kesiagaan di
ARAS (ascending reticular activating system), hipotalamus, basal forebrain yang berinteraksi dengan pusat-pusat
pemicu tidur pada otak di anterior hipotalamus dan thalamus. Hyperarousal merupakan keadaan yang ditandai
dengan tingginya tingkat kesiagaan yang merupakan respon terhadap situasi spesifik seperti lingkungan tidur.
PATOFISIOLOGI
functional
Psikofisiologi
Elektrofisiologi Neuroendokrin neuroanatomi
dan Metabolic
studies of arousal
Terjadi peningkatan
kecepatan metabolisme
glukosa baik pada waktu
peningkatan suhu tidur maupun terjaga.
tubuh, peningkatan peningkatan level Penurunan aktivitas
dorselateral prefrontal cortical
peningkatan frekuensi kortisol dan
denyut nadi dan gelombang beta adrenokortikoid
penurunan variasi pada EEG selama (ACTH) sebelum
periode jantung tidur NREM dan selama tidur hipoperfusi diberbagai
selama tidur tempat yang paling jelas pada
basal ganglia
ETIOLOGI
Iatrogenik
Intrinsik
hygiene, suhu,
kelembaban dan Kecemasan & Kafein, nikotin dan
perubahan lingkungan Depresi alkohol
sekitar atau jadwal
kerja Kondisi Medis
FAKTOR RESIKO
Wanita
Usia > 60
Pekerjaan
tahun
Insomnia
ggg.
Stress Kesehatan
mental
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
1.Miscellaneous
Non-
Benzodiazpine sleep promoting
benzodiazepin
agent
pada reseptor γ-aminobutyric
acid (GABA) postsynaptic, dimana Zolpidem; bekerja pada reseptor
obat ini meningkatkan efek GABA selektif α-1 subunit GABA A 1. Melatonin
(menghambat neurotransmitter di
reseptor
CNS) yang memberi efek sedasi, 2. Antihistamin
mengantuk, dan melemaskan otot
3. Antidepresan
4. Kava-kava
merasa pusing, hipotensi dan juga
distress respirasi. Zaleplon: waktu kerja yang cepat 5.Valerian
sudah mulai ditingalkan karena dan sangat pendek yatu 1 jam,
sering menyebab ketergantungan, efek yang lebih superior 6. Aroma terapi
efek toleran dan menimbulkan berbanding zolpidem
gejala withdrawal
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI