PEMERIKSAAN FISIK
PADA ANAK
ANAMNESIS
Pengertian
Anamnesis : pemeriksaan yang dilakukan
dengan wawancara
Sistematika
Identitas pasien
Keluhan utama dan keluhan tambahan
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat pasien dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan, imunisasi, riwayat TK & keluarga
Identitas Pasien
Keluhan Utama
Riwayat pertumbuhan
Dapat ditelaah dari kurva BB/U dan PB/U
Kurva PB/U menggambarkan status pertumbuhan sebenarnya.
Dari kurva ini dapat dideteksi riwayat penyakit kronik, MEP,
penyakit endokrin.
Kurva BB/U : mencerminkan riwayat kesehatan anak
Riwayat perkembangan
Tahapan perkembangan sesuai normal atau ada penyimpangan
Perlu ditanyakan beberapa patokan (milestones) dibidang
motorik kasar/halus, sosial-personal dan bahasa.
Riwayat Keluarga
Tepi tajam/tumpul
Konsistensi lunak/keras/kenyal/kistik/fluktuasi
Mempergunakan stetostop
Stetoskop bianural
Sisi membran: nada tinggi
Sisi sungkup: nada rendah
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesan keadaan sakit :
Kesadaran
Status gizi
Tanda vital:
Nadi: frekuensi, irama, isi, kualitas, ekualitas
TD
Pernapasan
Suhu
Data antropometrik :
Berat Badan,Tinggi Badan, Lingkaran kepala, lingkaran dada,
Linkaran Lengan Atas, tebal lipatan kulit.
Pemeriksaan
Berat Badan
Pemeriksaan
tinggi badan
Pemeriksaan panjang badan
Tebal lipatan kulit
Kesadaran dapat dinilai bila os tdk tidur
Tingkatan:
Kompos mentis: sadar sepenuhnya
Apatis: sadar tapi acuh tak acuh
Somnolens : mengantuk, tidak respons terhadap stimulus
ringan, respons terhadap stimulus agak keras
Sopor: tidak ada respons terhadap stimulus ringan/sedang,
refleks cahaya masih positif
Koma: tidak ada respon terhadap semua stimulus, refleks
cahaya negatif
Delirium : kesadaran menurun serta kacau, biasanya
disorientasi, iritatif dan salah persepsi
Modifikasi glasgow coma scale untuk anak-anak:
Nadi
Idealnya dihitung dalam keadaan tenang
Posisi berbaring atau duduk
Bayi/anak kecil: nadi dihitung dengan meraba
a.brakialis atau a.femoralis
Anak besar : nadi dihitung dengan meraba a. radialis
Perabaan nadi dengan ujung jari 2, 3 dan 4 tangan
kanan. Ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Sebaiknya penghitungan nadi bersamaan denyut
jantung, selama 1 menit penuh
Nadi
Frekuensi
Takikardi: frekuensi nadi lebih cepat dari normal
Demam :kenaikan suhu 1 derajat diatas 37,5 C, nadi naik 15-20 x/mn
Bradikardi: frekwesi nadi lebih lambat dari normal
Irama : raba nadi dan auskultasi jantung
Normal : teratur
Disritmia
Kualitas nadi
Normal : cukup
Pulsus seler: nadi teraba sangat kuat, tekanan nadi besar
Nadi
Pulvus parvus et tardus : nadi dengan amplitudo rendah,
terdapat pada stenosis aorta.
Pulsus alternans : denyut nadi selang seling kuat dan lemah.
Pulsus paradoksus : nadi teraba lemah saat inspirasi, normal
atau kuat saat ekspirasi, pada tamponade jantung.
Ekualitas nadi
Normal: teraba sama pada ke 4 ekstremitas
Koarktasio aorta: Nadi pada ekstremitas atas kuat sedangkan
ekstremitas bawah lemah/tak teraba
Takayasu: sebaliknya
Trombo emboli pada arteri perifer: nadi distal tak teraba
Tekanan darah
Posisi : berbaring telentang dengan lengan lurus disamping
badan, atau duduk dengan lengan bawah diletakkan diatas meja
lengan berada setinggi jantung
Cara:
Pasang manset melingkari lengan atas atau tungkai atas dengan batas
bawah + 3 cm dari siku atau lipat lutut
Dengan cepat manset dipompa sampai denyut nadi a.radialis atau dorsalis
pedis tidak teraba, kemudian teruskan dipompa sampai 20-30 mm Hg lagi.
Sambil mendengar dengan stetoskop pada a.brakialis ( di fossa cubiti) atau
pada a.poplitea ( di fosa poplitea), kosongkan manometer perlahan
dengan kecepatan 2-3 cm tiap detik.
Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi korotkoff
Tekanan darah
Bunyi korotkoff :
I : bunyi pertama kali terdengar, berupa bunyi detak perlahan
II: seperti K I tetapi disertai bunyi desis
III: seperti K II tetapi lebih keras
IV: bunyi tiba-tiba melemah
V : bunyi menghilang
Tekanan sistolik:
Saat mulai terdengar bunyi K I
Normal: dilengan < 10-15 mmHg dari tungkai ( kecuali bayi < 1th)
Tekanan diastolik:
Saat mulai terdengar bunyi K IV
Pd bayi dan anak bersamaan/hampir sama dg menghilangnya bunyi K V.
Bila melemah dan menghilangnya bunyi tak bersamaan maka hasil
pemeriksaan ditulis keduanya,,mis: 100/70/40 mmHg.
Tekanan darah
Ideal : diukur pada ke 4 ekstremitas
Lengan atas kanan
Tekanan sistolik dan diastolik tinggi : kelainan ginjal
Tek sistolik tinggi tanpa peningkatan diast ( tekanan nadi
besar ): PDA, AI, fistula, anemia, anxietas (hiperkinetik)
Tek sistolik rendah dengan tek diast normal (tek nadi
kecil) : stenosis aorta
Tek sistolik dan diastolik menurun : syok
Pernapasan
Frekuensi
Takipnu
Bradipnu
Dispnu : kesulitan bernapas, ditandai dg pernapasan cuping
hidung, retraksi subcostal, intercostal, suprasternal, sianosis
Irama/keteraturan
Kedalaman
Tipe/pola pernapasan
Bayi : abdominal/diafragma
kussmaul
Cheyne-Stokes
Biot
Pernapasan
Frekuensi pernapasan dapat dihitung dengan cara :
Inspeksi:
Pemeriksa melihat gerakan napas dan menghitung frekuensinya (
tidak praktis dan tidak dianjurkan )
Palpasi
Tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada, kemudian dihitung
gerakan pernapasan yang terasa pada tangan, sementara pemeriksa
memperhatikan jarum jam
Auskultasi
Dengan stetoskop didengar dan dihitung bunyi pernapasan
FN
USIA
Pada waktu lahir tinggi duduk 70% TB. Perbandingan ini menurun sehingga pada umur 2 th
menjadi 60% dan pada umur 10 th 52%. Bila tinggi duduk mencapai 50% dikatakan
tubuh tipe dewasa. Tubuh dg tipe infantil persisten gangguan pertumbuhan
Kulit, Rambut dan KGB
Kulit
Warna
Sianosis
Ikterus
Paling jelas disklera, kulit serta selaput lendir
Bilirubin indirek: kuning terang
Bilirubin direk kuning kehijauan
Bedakan dengan karotenemia : kuning di telapak
tangan/kaki, tidak pada sklera
Pucat
Paling baik dinilai pada telapak tangan/kaki, kuku, mukosa
mulut dan konjungtiva
KGB: memerlukan perhatian khusus
Yang diperiksa
KGB oksipital
KGB retroaurikuler
KGB inguinal
Rinci
Ukuran, bentuk, mobilitas, tanda radang
KGB teraba sampai 3 mm : normal
KGB di servikal/inguinal < 1cm : normal
Mata
Bercak Bitot : def. vit A
Massa putih seperti berbusa, berbentuk segitiga
dengan puncak menghadap ke arah luar kornea
Mulut
Trismus : kesukaran membuka mulut
Sebaiknya diukur berapa mm/cm mulut dapat
dibuka ( diukur dari ujung gigi seri atas dan
bawah)
Kepala dan Leher
Faring
Perhatikan dinding posterior ( hiperemia, edema, abses, post
nasal drip )
Tonsil : nyatakan besarnya dalam To, T1,T2,T3
Leher
Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi dan terputar
kesisi lain akibat pemendekan m.sterno kleidomastoideus
Ukur tekanan vena yugularis:
Posisi pasien telentang dengan dada dan kepala diangkat
15-30 derajat
Lihat batas atas distensi vena yugularis , bila perlu
dengan mengosongkan terlebih dulu dengan menekan
bagian kranial vena dan mengurut kearah kaudal,
kemudian dilepas.
Dada
Inspeksi
Dinding dada
Bentuk dan besar dada
Simetrisasi dada dalam keadaan statis /dinamis
Bentuk dada
Pektus ekskavatum
Sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke dalam terutama
inspirasi
Pektus karinatum
Sternum menonjol biasanya disertai depresi vertikal kostokondral
Barrel chest
Dada berbentuk bulat seperti tong
Sternum terdorong kearah depan dengan iga-iga horizontal
Paru
Inspeksi : cukup pada waktu inspeksi dada
Palpasi
Letakkan telapak tangan serta jari-jari pada seluruh dinding
dada dan punggung
Tentukan:
Simetri/asimetri toraks, kelainan tasbih, benjolan
Fremitus suara
Mudah dilakukan pada anak yang menangis atau anak yang bisa diajak
bicara ( suruh katakan tujuh puluh tujuh)
Meninggi : konsolidasi
Berkurang: atelektasis, efusi pleura dan tumor
Krepitasi subkutis ( terdapatnya udara dibawah jaringan kulit)
Perkusi
Dapat dilakukan dengan 2 cara
Langsung
Tidak langsung
Suara perkusi
Normal : sonor
Abnormal : hipersonor/ redup
Suara perkusi berkurang : redup atau pekak
Daerah pekak hati
Setinggi iga ke 6 garis aksilaris media kanan
Pekak hati menunjukkan peranjakan dengan gerakan pernapasan,
yakni menurun pada saat inspirasi dan naik pada ekspirasi.
Peranjakan berkisar 1-2 sela iga, sulit diperiksa pada anak < 2 th
Pekak hati meninggi : hepatomegali, massa intra abdominal,
atelektasis, kolaps paru kanan
Pekak hati menurun pada asma/emfisema paru.
Auskultasi
Deteksi suara napas dasar dan tambahan
Dilakukan diseluruh dada dan punggung
Stetoskop sebaiknya ditekan dengan cukup kuat
pada sela iga
Dimulai dari atas kebawah dan bandingkan
kanan dan kiri dada
Auskultasi
Suara napas dasar
Vesikuler :
Terjadi karena udara masuk dan keluar melalui jalan napas
Saat inspirasi lebih keras dan lebih panjang
Terdengar seperti membunyikan ffff danwwww
Bronkial
Terdengar inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang
lebih keras, normal terdengar pada bronkus besar kanan
dan kiri.
Dapat disamakan dengan bunyi khkhkhkh
Amforik
Menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol kosong,
Terdengar pada caverne
Suara napas tambahan
Ronki basah( rales)
Suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran
yang terjadi karena cairan dalam jalan napas dilalui udara
RBH : dari duktus alveolus, bronkiolus, bronkus halus
RBS : dari bronkus kecil atau sedang
RBK: dari bronkus diluar jaringan paru
RB nyaring: berarti nyata benar terdengar karena suara disalurkan
melalui benda padat ( infiltrat/konsolidasi), karena melalui media
normal ( tdk ada infiltrat/konsolidasi)
RB tak nyaring suara ronki disalurkan melalui media normal (tidak
terdapat infiltrat atau konsolidasi).
Ronki kering ( rhonchi)
Suara kontinu yang terjadi karena udara melalui jalan nafas yang
sempit
Lebih jelas terdengar pada ekspirasi
Jenis ronki kering yang terdengar lebih musikal atau sonor
Wheezing ( mengi )
Terdengar fase ekspirasi
Mengi fase inspirasi : obstruksi saluran napas atas
Mengi fase ekspirasi: obstruksi saluran napas bawah (asma, bronkiolitis)
Krepitasi
Suara membukanya alveoli
Normal dibelakang bawah dan samping pada inspirasi dalam
Patologis : pada pneumonia
Pleural friction rub
Bunyi gesekan pleura
Suara gesekan kasar seolah-olah dekat telinga
Paling jelas akhir inspirasi
Biasanya terdengar di bagian bawah belakang paru
Suara nafas tambahan
Jantung
Inspeksi dan Palpasi
Denyut apeks dan aktivitas ventrikel
Denyut apeks/ Iktus kordis:
Bayi/anak kecil: ICS IV linea midclavicularis kiri, sedikit lateral
Anak usia > 3 th: ICS V sedikit medial L midclavicularis kiri
Aktivitas ventrikel:
Pembesaran ventrikel kiri peningkatan aktv ventrikel kiri (left ventricular lift
atau left ventricular thrust)
Apeks jantung kebawah dan lateral
Biasanya disertai denyut apeks yang lebih kuat
Pembesaran ventrikel kanan peningkatan aktv ventrikel kanan ( right ventricular
heave )
Apeks jantung tetap pada tempatnya yang normal
Teraba peningkatan aktv. Ventrikel kanan di parasternal kiri bawah serta epigastrium
Palpasi
Detak pulmonal
Normal :BJ II tidak teraba
Kor pulmonale
Palpasi
Getaran bising/ thrill
Thrill adalah getaran pada dinding dada yang terjadi
akibat bising jantung yang keras
Perabaan : ujung jari 2 dan 3 atau telapak tangan
dengan palpasi ringan
Thrill menandakan ada bising jantung yang keras
(derajat 4/6 atau lebih )
Tempat getaran: merupakan pungtum maksimum
bising.
Dapat diraba pada fase sistolik dan diastolik
Perkusi
Pada anak besar perkusidapat memberikan:
informasi besarnya jantung (terutama pada
kardiomegali yang nyata )
Pada bayi dan anak kecil
perkusi sulit dilakukan
Informasi dapat menyesatkan
Auskultasi
Stetoskop
Bianural: mempunyai sisi mangkok dan sisi
diafragma
Besarnya stetoskop sesuai dengan besar bayi/anak
Bernada rendah
Paling baik di apeks atau parasternal kiri bawah dan
lebih jelas bila pasien miring kekiri
Dapat terdengar pada anak dan dewasa muda normal.
Terjadi karena dreselerasi darah pada akhir pengisian
cepat ventrikel saat diastolik
BJ III mengeras pada dilatasi ventrikel
Jika BJ III mengeras disertai takikardi maka terjadi
irama gallop (patologis)
Bunyi Jantung IV
Bernada rendah
Terjadi akibat deselerasi darah pada saat
pengisian ventrikel oleh atrium
Normal : tidak terdengar
Patologis : terdengar
Dilatasi/hipertropi ventrikel
Pemeriksaan thorax
Abdomen
Pada bayi & anak kecil pemeriksaan abdomen
seringkali didahulukan dari bagian tubuh lain
Pada pemeriksaan abdomen palpasi paling
berperan. tetapi auskultasi dilakukan lebih dulu
(agar interpretasi auskultasi tidak salah karena
setiap manipulasi abdomen akan mengubah
bunyi peristaltik usus)
Hasil pemeriksaan selain dinyatakan dengan kata
atau angka, dianjurkan untuk digambarkan
secara skematis.
Auskultasi
Normal : suara peristaltik terdengar sbg suara dg
intensitas rendah dan terdengar tiap 10-30 dtk
Bising usus meningkat : obstruksi (bunyi metalik)
Batas hati
Oppenheim
Tekan sisi medial pergelangan kaki
Refleks yg terjadi seperti Babinsky
Refleks patologis
Refleks Hoffmann
Dilakukan ketukan pada falang terakhir jari kedua
Positif terjadi fleksi jari pertama dan ketiga
Terdapat pada lesi piramidal dan tetani
Klonus pergelangan kaki
Lakukan dorsofleksi kaki pasien dengan cepat dan kuat
sementara sendi lutut diluruskan dengan tangan lain
pemeriksa yang diletakkan difossa poplitea
Positif terjadi gerakan fleksi dan ekstensi kaki secara terus
menerus dan cepat
Refleks Patologis
GRM
Kaku kuduk
Pasien telentang
Bila lehernya ditekuk
secara pasif terdapat
tahanan, sehingga dagu
tidak dapat menempel
pada dada
GRM
Brudzinski I:
letakkan 1 tangan pemeriksa
dibawah kepala pasien, tangan
lain diletakkan didada pasien agar
badan tidak terangkat,