Anda di halaman 1dari 25

Pengukuran dalam Bedah

• Pengawasan sistem operasi harus mencakup


pengukuran kapasitas, volume dan hasil untuk
perencanaan kesehatan masyarakat.
• Data harus mudah dikumpulkan di negara-
negara dengan sumber daya terbatas,
walaupun negara dengan sumber daya lebih
banyak dapat mengumpulkan data tambahan
dalam perawatan operasi
Semua Negara Anggota WHO berusaha
mengumpulkan data dasar, intermediet, dan
tambahan.

1. Data dasar pengawasan operasi meliputi:


– jumlah kamar operasi di setiap negara,
– jumlah operasi yang dilakukan di kamar operasi di
masing-masing negara,
– jumlah ahli bedah terlatih dan ahli anestesi
terlatih di setiap negara,
– jumlah kematian pada hari operasi dan
– jumlah kematian di rumah sakit setelah operasi.
2. Data Pengawasan Operasi Level
Intermediet
– jumlah kamar operasi berdasarkan lokasi: rumah sakit atau
ambulatori, publik atau swasta;
– jumlah ahli bedah terlatih menurut spesialisasi: bedah umum,
ginekologi dan kebidanan, bedah saraf, oftalmologi,
otorhinolaryngology, ortopedi dan urologi;
– jumlah penyedia bedah lainnya: penduduk, terakreditasi
dokter nonsurgeon, petugas medis atau ahli lainnya penyedia
layanan yang bukan dokter medis;
– jumlah anestesi terlatih berdasarkan tingkat pelatihan: dokter
ahli anestesi, perawat anestesi, petugas anestesi;
– jumlah perawat perioperatif;
– jumlah prosedur bedah yang dilakukan di kamar operasi untuk
10 prosedur paling umum di negara ini, mendesak atau elektif;
– proporsi kematian pada hari operasi dengan prosedur untuk
10 prosedur paling lazim di negara ini; dan
– proporsi kematian di rumah sakit setelah operasi dengan
prosedur untuk 10 prosedur paling lazim di negara ini.
3. Data Pengawasan Operasi Level
Lanjut
Data Operasi: Penilaian Dasar Pasien
untuk Rumah Sakit dan Dokter
• Rasio Kematian Pada Hari Operasi dan Setelah
Operasi: Untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan
perawatan. Namun pengukuran ini tidak dapat
diterapkan untuk membandingkan satu rumah sakit
dengan yang lainnya. Contohnya suatu rumah sakit
yang menerima banyak pasien trauma dengan angka
mortalitas tinggi pada hari operasi dengan suatu rumah
sakit dengan angka operasi elekif yang lebih banyak.
• Infeksi di Lokasi Pembedahan: Merupakan suatu
indikator kualitas perawatan pembedahan. Institusi
perawatan lokasi pasca pembedahan penting untuk
meningkatkan kualitas dan keamanan pembedahan.
Apgar Score pada Operasi: Hasil
Sederhana untuk Operasi
• Penilaian sederhana yang dapat membantu
dokter melihat kondisi pasien setelah operasi.
• Terdiri dari 10 poin berdasarkan 3 parameter
intraoperasi: Kehilangan darah selama operasi,
denyut jantung paling rendah dan tekanan rata-
rata arteri (MAP) terendah.
• Dimuali dari 0 dengan kehilangan darah yang
banyak, hipotensi dan peningkatan denyut
jantung atau asistol sampai skor 10 dengan
kehilangan darah yang minimal, tekana darah
yang normal, dan denyut jantung yang fisiologis.
Masa Depan Pengawasan Operasi
1. Sangat Direkomendasikan
• Untuk pengawasan operasi di tingkat nasional, data berikut harus
dikumpulkan secara sistematis oleh Negara Anggota WHO:
– jumlah ruang operasi,
– jumlah prosedur operasi yang dilakukan dalam operasi kamar,
– Jumlah ahli bedah terlatih dan jumlah yang terlatih ahli anestesi,
– tingkat kematian saat operasi dan
– angka kematian di rumah sakit pasca operasi

• Untuk pengawasan operasi di rumah sakit dan tingkat praktisi, data


berikut ini harus dikumpulkan secara sistematis oleh fasilitas dan dokter:
– tingkat kematian hari-operasi,
– angka kematian di rumah sakit pasca operasi.
2. Direkomendasikan
• Sebagai ukuran pengawasan operasiyang lebih rinci di WHO Negara-negara
anggota dengan kemampuan data yang lebih maju, yang data berikut harus
dikumpulkan secara sistematis:
– Jumlah kamar operasi berdasarkan lokasi: rumah sakit atau ambulatori, publik atau
swasta;
– Jumlah ahli bedah terlatih menurut spesialisasi: bedah umum, ginekologi dan
kebidanan, bedah saraf, oftalmologi, otorhinolaryngology, ortopedi dan urologi;
– Jumlah penyedia bedah lainnya: penduduk, tidak terakreditasi dokter, petugas medis;
– Jumlah ahli anestesi terlatih berdasarkan tingkat pelatihan: dokter ahli anestesi,
perawat anestesi, petugas anestesi;
– jumlah perawat perioperatif;
– Jumlah prosedur bedah yang dilakukan di kamar operasi untuk 10 prosedur paling
sering di negara ini, muncul atau pilihan;
– proporsi kematian pada hari operasi dengan prosedur untuk 10 prosedur paling sering
di negara ini; dan
– proporsi kematian di rumah sakit setelah operasi dengan prosedur untuk 10 prosedur
paling sering di negara ini.

• Untuk pengawasan operasi yang lebih rinci di rumah sakit dan tingkat praktisi,
data berikut harus dikumpulkan oleh fasilitas dan dokter: -
– tingkat infeksi situs bedah dan
– Skor Apgar bedah.
BAB III
CEKLIS KEAMANAN OPERASI WHO
BAB IV
PETUNJUK PENGGUNAAN CEKLIS
KEAMANAN OPERASI PADA PASIEN
OLEH WHO
Program operasi yang aman Menyelamatkan Nyawa
di buat oleh Bagian Keselamatan Pasien WHO
sebagai usaha untuk mengurangi angka kematian
karena operasi di seluruh dunia.

Tujuan dari program ini adalah untuk


memanfaatkan keinginan komitmen politik dan
praktisi untuk masalah keselamatan, berupa
keselamatan anestesi yang kurang, infeksi
pembedahan yang dapat dihindari dan komunikasi
yang kurang diantara anggota.
Tujuan dari program ini adalah (tersedia di
www.who.int/safesurgery) sebagai alat untuk
digunakan oleh dokter yang tertarik dalam
meningkatkan keamanan operasi mereka dan
mengurangi kematian saat pembedahan tanpa
komplikasi. Penggunaannya telah terbukti
terhadap penurunan angka komplikasi dan
kematian di berbagai rumah sakit .
Cara Menggunakan Ceklis
Untuk menerapkan ceklis saat operasi,
dibutuhkan satu orang yang bertanggungjawab
untuk mengecek komponen keselamatan yang
ada di list, bisa berupa perawat atau petugas
kesehatan yang berpartisipasi saat operasi.
Ceklis dibagi menjadi 3 bagian.
• Periode sebelum induksi anestesi,
• Periode setelah induksi dan sebelum insisi
bedah
• Periode selama atau setelah luka ditutup
tetapi sebelum mengeluarkan pasien dari
ruang operasi.
Semua step harus dicek secara lisan oleh
anggota tim untuk meyakinkan tindakan yang
perlu dilakukan sudah dilakukan dengan benar.
1. Sebelum Induksi Anestesi
• Koordinator ceklis akan merivew dokter anestesi
dan pasien secara verbal ( identitas pasien sudah
pasti benar, prosedur dan lokasi pembedahan
serta memastikan informed consent sudah
diberikan).
• Koordinator mengecek langsung lokasi
pembedahan yang sudah ditandai
• Mengkonfirmasi dengan dokter anestesi
mengenai kemungkinan kehilangan darah selama
operasi, kesulitan napas, reaksi alergi dan mesin-
mesin serta obat-obatan anestesi
2. Sebelum Insisi Kulit
• Semua anggota tim operasi mengenalkan diri
masing-masing berupa identitas dan peran
selama operasi.
• Konfirmasi nama pasien, prosedur dan lokasi
insisi yang akan dilakukan
• Menanyakan apakah antibiotik profilaksis sudah
diberikan selama 60 menit terakhir
• Mempersiapkan terjadinya komplikasi selama
operasi berupa diskusi antara dokter bedah,
anestesi dan perawat.
• Untuk Dokter Bedah: Apa saja tindakan yang dapat
membahayakan pasien? Dan bagaimana
mengantisipasinya?
• Untuk dokter anestesi: Apakah kondisi pasien butuh
perhatian khusus? (berisiko kehilangan darah yang
banyak atauhemodinamik yang tidak stabil), review
berapa dokter anestesi yang dibutuhkan untuk
tindakan resusitasi.
• Untuk tim perawat: Apakah sterilitas sudah terjamin?
Apakah ada masalah dengan alat bedah?
• Apakah pemeriksaan penunjang (imaging seperti foto
polos, USG, MRI, atau CT Scan) sudah terpajang?
3. Sebelum Pasien Meninggalkan
Ruang Operasi
• Bertujuan untuk menyampaikan informasi
penting kepada petugas yang
bertanggungjawab terhadap pasien setelah
operasi.
• Ceklis bisa dilakukan oleh perawat, dokter
bedah, atau dokter anestesi dan harus
dilakukan sebelum dokter bedah
meninggalkan ruang operasi. Bisa bersamaan
pada saat penutupan luka operasi
• Perawat mengucapkan secara lisan berupa:
– Nama prosedur yang sudah dilakukan
– Kelengkapan instrumen, penghitungan jarum
– Penamaan spesimen
– Apakah ada peralatan yang bermasalah
• Dokter bedah, dokter anestesi dan perawat
mendiskusikan langkah penting untuk manajemen
pemulihan pada pasien setelah operasi.
Ceklis sudah selesai dilakukan, kertas ceklis
diletakkan di status pasien atau dapat digunakan
untuk keperluan asuransi pasien

Anda mungkin juga menyukai