Anda di halaman 1dari 13

Nama

NIM
Kelompok

: Tristy yunita pratiwi


: 201520401011099
: C2

BAB 1 ANAMNESIS

Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Terdapat 2 jenis


anamnesis, yakni:

Autoanamnesis anamnesis yang dilakukan langsung kepada pasien


Aloanamnesis anamnesis yang dilakukan terhadap orang tua, wali, orang yang
dekat dengan pasien, atau sumber lain, termasuk keterangan dokter yang merujuk,
catatan rekam medis

Teknik anamnesis

Dalam melakukan anamnesis, pemeriksa harus berupaya agar tercipta suasana yang
kondusif
Pada saat-saat yang tepat pemeriksa harus mengajukan pertanyaan yang lebih rinci
dan spesifik
Pemeriksa harus bersikap empatik
Pemeriksa harus menyesuaikan diri dengan keadaan sosial, budaya, ekonomi,
pendidikan dan memperhatikan kepribadian serta kedaan emosi orang yang
diwawancarai.
Pada kasus darurat, anamnesis seyogyanya terbatas pada keluhan utama dan hal-hal
yang sangat penting untuk mengatasi keadaan daruratnya, jika kedaan pasien sudah
stabil barulah anamnesis dilengkapi.
Catat dari siapa hasil anamnesis diperoleh
Catat siapa yang mengirim pasien, apakan dari dokter rujukan, perawat, puskesmas,
atau rumah sakit lainnya.

Langkah-langkah dalam pembuataan anamnesis

Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat perjalanan penyakit yang sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat pasien ketika berada dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran pasien
Riwayat makanan sejak lahir hingga saat ini
Riwayat imunisasi yang sudah diberikan
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat keluarga

1) Identitas pasien

a) Nama harus jelas dan lengkap: nama depan, nama tengah (bila ada), nama
keluarga, nama panggilan
b) Usia dapat dilihat dari tanggal lahir atau ditanyakan langsung. Usia mempunyai
ke khasannya tersendiri dalam morbiditas dan mortalitasnya
c) Jenis kelamin menilai nilai-nilai baku, insiden seks, penyakit-penyakit
terangkai seks
d) Nama orangtua nama ayah, ibu atau wali pasien
e) Alamat nomor rumah, nama jalan, RT, RW, kelurahan dan kecamatannya
f) Usia, pendidikan dan pekerjaan orang tua informasi tersebut dapat
menggamnbarkan keakuratan data yang akan diperoleh
g) Agama dan suku bangsa hal tersebut bisa berpengaruh terhadap perilaku serta
kebiasaan orang tentang kesehatan
2) Riwayat penyakit
a) Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien datang
berobat
b) Riwayat perjalanan penyakit riwayat perjalanan penyakit disusun cerita
kronologis, terinci dandan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum
terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat
Pada umumnya hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala
Lamanya keluhan berlangsung
Bagaimana sifat terjadinya gejala: apakah mendadak, perlahan, terus-menerus
berupa bangkitan-bangkitan atau serangan, hilang-timbul, apakah
berhubungan dengan waktu (misalnya terjadi pada waktu pagi, sore, malam)
Untuk keluhan lokal harus dirinci lokasi dan sifatnya: apakah menetap,
cenderung bertambah berat, cenderung berkurang.
Terdapatnya hal yang mendahului keluhan
Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah
sebelumnya, bila sudah pernah sebelumnya, dirinci apakah intensitas dan
karakteristiknya sama atau berbeda, dan interval antara keluhan-keluhan
tersebut
Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yang sama
Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya
DEMAM

Berapa lama demamberlangsung


Kapan waktu dimulai demam (hari dan jam)
Berapa suhunya (jika sudah diukur)
Apakah sudah diberikan obat, apa responnya
Apakah timbulnya mendadak, remiten, intermitten, kontinu
Apakah terutama terjadi pada malam hari atau berlangsung beberapa hari
Apakah selalu demam atau kadang menurun kemudia naik lagi dan sebagainya
Apakah pasien menggigill, kejang kesadaran menurun, meracau, mengigau,
mencret, muntah, sesak nafas, terdapatnya , manifestasi perdarahan

BATUK

Berapa lamu batuk berlangsung

Apakah batuk sering berulang atau kambuh


Apakah batuk bersifat spasmodik, kering atau produktif
Jika berdahak, dirinci sifat dahknya: kekentalan, warna, bau, serta adanya darah
atau tidak.
Adakah sesak nafas, mengi, keringat malam, sianosis,berat badan turun
Apakah pasien memerlukan perubahan posisi (ortopne), muntah dan sebagainya
Apakah orang disekitar pasien juga memiliki gejala yang sama

MENCRET

Apakah mencret bersifat akut atau kronik


Frekuensi defekasi sehari
Banyaknya feses setiap kali defekasi
Konsistensi tinja
Warnanya tinja
Baunya (busuk atau anyir)
Apakah disertai lendir atau tidak
Keluhan lainnya: muntah,sesak nafas, kejang, gangguan kesadaran, kencing
berkurang, lemas, lecet didubur, dubur keluar dan sebagainya

KEJANG

Kapan kejang terjadi


Apakah ini kejang pertama atau pernah kejang sebelumnya
Bila sudah pernah, berapa kali
Waktu pertama kali anak kejang, usia berapa
Kapan kejang terakhir
Sifat kejang, bersifat klonik, tonik, umum, fokal
Suhu saat kejang
Lamanya serangan kejang
Interval antara 2 serangan
Kesadaran saat kejang dan pasca kejang
Gejala yang menjahului, demam, muntah, lumpuh, kesadaran atau penurunan
perkembangan

MUNTAH

Sejak usia berapa keluhan muntah berlangsung


Berapa kali frekuensi muntah
Sifat muntah (proyektil atau didahului nausea)
Berapa banyak jumlah sekali muntah
Apa warnanya
Makanan yang dikonsumsi sebelum timbulnya muntah
Posisi tubuh yang menyebabkan muntah
Gejala lain, perut kembung, konstipasi, menceret, demam, batuk spasmodik

EDEMA

Kapan edema mulai nampak


Bagian tubuh yang pertama edem
Apakah kemudian menjalar
Bagaimana penjalarannya
Apakah tergantung waktu (pagi saja atau terjadi sepanjang hari)
Perkembangan edema progresif atau cepat
Menetap atau tidak
Keluhan lain, batuk, oliguria, sesak nafas, berdebar, pucat, pernah sakit kuning

SESAK NAFAS

Apakah keluhan sudah berulang atau pertama kali


Dengan berapa bantal anak tidur ortopne
Hal yang dilakukan sebelum muncul sesak
Apakah anak lebih cepat lelah dibandingkan anak lain
Keluhan lain, batuk, mengi, perut membesar, demam, sakit dada, sianosis
Ada riwayat tersedak

SIANOSIS

Apakah sianosis timbul berkaitan dengan aktivitas fisik


Apaakah ada penurunan toleransi latihan
Apakah pasien sering jongkok setelah berjalan beberapa puluh meter

IKTERUS

Ditanyakan sejak kapan


Ditanyakan warna urin anak
Apakah ada kejang, demam, tidak mau minum, muntah dan tinja berwarna dempul

PERDARAHAN

Ditanyakan saat timbulnya


Lokasi perdarahan
Apakah sudah pernah terjadi sebelumnya
Jumlah perdarahan
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami gejala yang sama
Jika perdarahan kulit, tanyakan riwayat trauma
Apakah gusi anak berdarah spontan apabila menggosok gigi
Epistaksis, tanyakan apakah anak memasukan benda di hidung
Tanyakan keluhan lain, apakah ada demam, perut yang , membesar, nafsu makan
berkurang, serrta apakah anak semakin puncat
3) Riwayat penyakit yang pernah diderita
4) Riwayat kehamilan ibu
Ada tidaknya masalah selama kehamilan
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal
Apakah ibu mendapatkan toksoid tetanus

Obat-obat yang diminum selama kehamilan muda


5) Riwayat kelahiran
Tempat kelahiran
Tanggal kelahiran
Siapa yang menolong
Cara kelahiran
Kedaaan segera setelah lahir
Cukup bulan atau tidak
Berat dan panjang badan lahir
6) Riwayat makanan
Apakah diberikan ASI, hingga berapa lama
Untuk asi dan susu formula tanyakan cara pemberiannya
Susu formula, jenis merek, takaran, frekuensi
Pemberian makanan tambahan, usia berapa mulai diberikan, durasi pemberian
makanana tambahan.
7) Riwayat imunisasi
8) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a) Riwayat pertumbuhan
b) Riwayat perkembangan
9) Riwayat keluarga
10) Corak reproduksi ibu
Usia ibu saat hamil/melahirkan, terutama yang pertama
Usia kakak adiknya sehingga dapat diketahui jarak (interval) kelahiran
Jumlah persalinan, termasuk aborsi
11) Data perumahan
Apakah keluarga inti atau keluarga besar
Adakah masalah dalam keluarga
Kedaan perumahan danlingkungan
Apakah ada penyakit tertentu dalam keluarga.

BAB 2 PEMERIKSAAN FISIS

Cara pendekatan: untuk mengurangi ketegangan (hal pertama yang perlu dilakukan)
< 4 bulan: pendekatan mudah (belum membedakan orang di sekitarnya)
> 4 bulan:
pendekatan mulai saat dalam gendongan
lambat laun ke meja periksa dengan diajak bicara manis dan dipegang-pegang
anak yg agak besar:

beri salam, tanya nama, umur, sekolah, dll

dipuji
CARA PEMERIKSAAN PADA BAYI DAN ANAK
Sama dengan pada orang dewasa
inspeksi (pemeriksaan lihat)
palpasi (pemeriksaan raba)
perkusi (pemeriksaan ketok)
auskultasi (pemeriksaan dengar)
pada abdomen dan jantung: pemeriksaan auskultasi didahulukan (supaya tidak
mengganggu pemeriksaan akibat palpasi)

Bayi/ anak dibaringkan pada meja pemeriksaan dengan posisi kepala sebelah kiri dokter
(pemeriksa di kanan pasien)
Posisi pasien yang nyaman
Dokter cuci tangan sebelum pemeriksaan (sesudah selesai cuci tangan lagi)
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan:
tidak berulang pada bagian tubuh yang sama
tidak didahului dengan alat-alat spt tenggorok, mulut, telinga, tekanan darah,
suhu
Bila pasien tidak mau berbaring, periksa dalam gendongan/ pangkuan dulu, atau dalam
posisi duduk/ berdiri kemudian dibaringkan

Inspeksi

Inspeksi umum: dilihat anak secara umum apa ada perubahan


(kesan: keadaan umum pasien)

Inspeksi lokal: pemeriksaan setempat


Dilihat perubahan sampai sekecil-kecilnya, untuk bahan pembanding perlu diperhatikan
keadaan sisi lainnya.
Palpasi

Meraba dengan telapak tangan dan jari-jari tangan

Ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan dan konsistensi organ:


Bsr dinyatakan dg satuan ttentu mis bola pingpong, telur ayam, biji rambutan
dsb
Permukaan: licin/ benjol-benjol
Konsistensi: lunak, keras, kenyal, kistik, fluktuasi
Tepi: tajam, tumpul
Bebas/ melekat
Palpasi abdomen dilakukan dengan:
Fleksi sendi pinggul dan lutut
Abdomen diraba dengan telapak tangan mendatar dan jari-jari II III IV
rapat
Bila ada bag yang sakit, dimulai dari bagian yang tidak sakit
Dengan 2 tangan untuk mengetahui adanya cairan atau ballotement

Perkusi: dada abdomen kepala


Untuk mengetahui perbedaan suara ketuk ditentukan batas suatu organ: paru,
jantung, hati atau mengetahui batas-batas massa abnormal dalam rongga abdomen
Cara langsung: dengan jari II/ III (jarang)
Cara tidak langsung:
Jari II atau III diletakkan lurus di bagian tubuh sebagai landasan ketuk
Diketuk pada phalange bagian distal proximal kuku dengan jari II/ III tangan kanan
yang membengkok
Suara perkusi:
Sonor (suara paru normal)
Pekak (pada perkusi otot)
Timpani (perkusi abdomen bagian lambung)
Redup (di antara sonor dan pekak)
Hiper sonor (antara sonor dan timpani)

Ketukan tidak terlalu keras (fibrasi dan resonansi)


Auskultasi: untuk mendengarkan suara napas, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan
aliran darah dalam pembuluh darah

Alat stetoskop
Pediatrik (neonatus dan anak)
Diameter membran 3 3.5 cm
Diameter mangkok 3 cm

Nada rendah pada


Bising presistolik
mid diastolik
Bising jantung I, II, III, IV

Nada tinggi pada


Bising sistolik
Friksi pericard
PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan Umum

Pemeriksaan fisik dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien


1. Kesan keadaan sakit, termasuk fasies dan posisi pasien
2. Kesadaran
3. Kesan status gizi
Dengan penilaian keadaan umum ini akan dapat diperoleh kesan:

Pasien dalam keadaan distres akut perlu pertolongan segera ; baru


dilakukan pemeriksaan fisik

Relatif stabil pertolongan dilakukan setelah pemeriksaan fisik


lengkap

Pasien dengan dehidrasi berat (mata cekung, napas sesak)


periksa cepat tanda-tanda vital
pertolongan awal dengan IVFD
kemudian baru pemeriksaan fisis lain
Pasien dengan status konvulsivus
atasi dulu kejangnya
kemudian baru pemeriksaan fisis lain
Pada keadaan umum yang dinilai adalah:
1. Kesan keadaan sakitnya
Tampak sakit:
Berat
Sedang
Ringan
2. Kesadaran (pasien dalam keadaan tidak tidur)
Kompos mentis
Sadar penuh
Respons adequat thdp semua stimulus
Apatik
Sadar tapi tak acuh
Masih ada respons thdp stimulus
Somnolen

Tamapk mengantuk

Responsif thd stimulus kuat tapi tidur lagi


Sopor

Sedikit responsif thd stimulus kuat

Refleks pupil thd cahaya masih positif


Koma

Tidak responsif sama sekali thd stimulus

Refleks pupil thd cahaya negatif (kesadaran yang paling rendah)


Delirium

Kesadaran menurun, kacau, disorientasi, iritatif

Sering ada halusinasi (salah persepsi terhadap rangsangan sensorik)


Dalam praktek sering sukar menentukan secara tepat apatis somnolen - sopor koma
- dsb
Neonatus & bayi kecil respons terhadap stimulus sesuai tingkat perkembangannya

3. Status mental dan tingkah laku


Gembira, tenang, koperatif
Ketakutan, agresif, hiperaktif
Gaduh-gelisah, murung, cengeng
4. Kelainan-kelainan yang segera tampak
Dyspnoe, retraksi
Napas cuping hidung sianosis
Icterus, edema anasarka, dll
Karakteristik tangisan
Kuat (merasa sakit, ketakutan, atau sekedar menangis) pasien tidak
dalam distres berat dan pasien tidak dalam keadaan lemah
Lemah (sakit berat)
Cengeng (malnutrisi berat, penyakit kronik)
Nada tinggi/ high pitched cry (tekanan intrakranial meningkat atau lesi
SSP lain)
Serak (kelainan laring, tetani, kretinisme).
5. Status gizi/nutrisi

Berat badan
Diukur secara rutin
Tiap bln pd 6 bulan pertama
Tiap 3 bln pd 6 bln berikutnya
2x sethn dlm 3 thn berikutnya
1 kali setahun selanjutnya
Untuk menilai tumbuh kembang anak
Diplot pada grafik BB anak baku
Pengukuran berkala penting daripada sesaat
Kehilangan BB akut: dehidrasi malnutrisi
Kehilangan BB kronik: penyakit menahun
Kelebihan/ kenaikan BB cepat:

Overhidrasi/ edema

Makan berlebih
Obesitas

Makan terlalu banyak dan aktivitas kurang

Kelainan hormonal (hypothyroid)


6. Posisi dan Aktivitas
Datang dengan berjalan/ digendong
Posisi abnormal (paresis/ paralisis)
Posisi duduk (sesak nafas)
Posisi berjalan membongkok dengan memegang perut kanan bawah
(appendisitis) berbaring miring ke kanan dengan flexi tungkai
7. Fasies pasien
Fasies kolerika (mata cekung, layu, kering)
Fasies obstruksi hidung: napas melalui mulut, mulut selalu terbuka (atresia koana,
hipertrofi adenoid, sinusitis kronik
Fasies pasien tetanus khas:

Wajah kaku, mulut trismus


Tetanus neonatorum fasies dengan mulut ikan (karper mond)
Fasies khas:
Sindroma down
Sindrom Pierre Robin
Ekspresi kosong
Tanda Vital
Nadi, Tekanan Darah, Pernapasan, dan Suhu
1. Nadi
Yang dinilai adalah:
-

Laju nadi/frekuensi
Dihitung saat tidur
Ditulis keadaan saat dihitung
Disertai frekuensi denyut jantung (pulsus defisit)
Takikardi (laju nadi/ denyut jantung lebih cepat dr normal) terdapat saat:
demam
aktivitas fisis
anxietas
tirotoksikosis
miocarditis
gagal jantung
dehidrasi
renjatan
demam; kenaikan 1C naik 15 20/ menit kecuali:
1. pada demam typhoid bradikardi relatif tidak secepat dari
normal
2. pada demam rematik kenaikan lebih tinggi
Bradikardia (laju denyut jantung lebih lambat dari normal)
Bradikardi sinus:
Tekanan intrakranial
Sepsis
Hipotiroidisme
Anorexia nervosa
Intoksikasi digitalis
Olahragawan
Blok jantung komplit (miokarditis difterika)
- Irama
Normal: teratur
Disritmia sinus
Inspirasi cepat (denyut nadi lebih cepat)
Ekspirasi lambat
Sering pada anak > 3 tahun remaja (normal/petunjuk adanya
cardiac reserve yang baik)

Nadi iregular (ekstrasistole, fibrilasi atrium)


Ketidakteraturan yang teratur:
Pulsus bigeminus
Pulsus trigeminus
-

Kualitas nadi
Pulsus seler / water hammer pulse / corrigans pulse nadi yang teraba
sangat kuat dan turun dengan cepat, akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan
sistoli dan diastolik) yang besar, terdapat pada insufisiensi aorta, duktus
arteriosus persisten, fistula arterio-vena.
Periksa a. Femoralis dengan stetoskop terdengar seperti suara letusan pistol
(pistol shot sign), atau terdengan semacam bising sistolik dan diastolik
(durosiez sign)
Pulsasi kapiler menekan ujung kuku dengan ringan (quinkes pulse)
Pulsasi parvus et tardus nadi dengan amplitudo yang rendah dan teraba
lambat naik, stenosis aorta yang berat.
Pulsasi alternans ditandai dengan denyut nadi yang berselang-selang kuat
dan lemah, gagal jantung kiri.
Pulsus paradoksus nadi teraba lemah saat inspirasi dan teraba kuat atau
normal saat ekspirasi, bisa terjadi pada perikarditis, gagal jantung berat,
serangan asma berat.

Ekualitas nadi
Keadaan normal nadi teraba sama pada keempat ekstremitas
Koarktasio aorta nadi di ekstremitas atas teraba kuat sedangkan nadi pada
ekstremitas bawah teraba lemah atau tidak teraba
Penyakit takayasu nadi di ekstremitas bawah teraba normal sedangkan
nadi diektremitas ada teraba lemah atau tidak teraba

2. Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah biasanya dilakukan di lengan atas kanan
Catat keadaan pasien saat pengukuran darah (duduk, berbaring tenang, tidur,
menangis)
Pada keadaan normal tekanan darah sistolik pada saat inspirasi dan ekspirasi beda
tidak lebih dari 10 mmHg, apabila beda > 10mmHg disebut pulsasus paradoksus
3. Pernapasan
Laju pernapasan, irama atau keteraturan, kedalaman, tipe atau pola pernapasan
Takipneu pernapasan yang cepat
Bradipnee pernapasan yang lambat
Hipernea pernapasan yang dalam
Hipopne pernapasan yang dangkal
Dispneu kesulitan bernapas yang ditandai dengan pernapasan cuping hidung,
retraksi subkostal, intra kostal dan suprasternal, dispneu pada inspirasi lebih mengarah
pada obstruksi tinggi
Ortopneu kesulitan bernapas pada saat berbaring

4. Suhu tubuh
Hipertermia suhu tubuh > 41C
Hipotermia < 35C
Data Antropometrik

Berat badan
Untuk anak usia 0 5 tahun digunakan kurva weight for age WHO 2006:
Terletak di <-3 SD berat badan sangat kurang
Terletak di <-2 SD sampai -3 SD berat badan kurang
Terletak diantara -2SD sampai +2SD berat badan cukup
Terlentak di >+2 SD mungkin ada masalah pertumbuhan, lakukan penilaian
berat badan menurut tinggi badan
Untuk anak usia >5 18 tahun digunakan kurva pertumbuhna CDC-NCHS2000,
BB/U dibandingkan acuan standar
>120% : Berat badan lebih
80-120% : berat badan baik
60-80% : berat badan kurang
<60%
: gizi berat badan sangat kurang
Tinggi badan
TB/U dibandingkan baku (%)
90-110% : baik/normal
70-89% : tinggi kurang
<70%
: tinggi sangat kurang
Rasio berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/TB)
BB/TB (%) = (BB terukur saat itu)/(BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100%
Penilaian status gizi berdasarkan persentase TB/BB
>120%
: obesitas
110-120% : overweight
90-110% : normal
70-90% : gizi kurang
<70%
: gizi baik
Lingkara lengan atas (LILA)
Pada usia 1-5 tahun, LILA sudah dapat menunjukkan status gizi, interpretasi:
< 11, 5 cm
: gizi buruk (merah)
11,5 13,5 cm : gizi kurang (kuning)
>13,5 cm
: gizi baik (hijau)
Bila dikaitkan dengan usia, nilai LILA dibandingkan dengan baku dan dinyatakan
dalam persen. Nilai 100% adalah persentil ke 50 nilai baku, interpretasi:
85 100%
: gizi baik (normal)
70 85%
: gizi kurang
<70%
: gizi buruk
Bila usia tidak diketahui, status gizi dinilai dengan dengan indeks LILA/TB,
interpretasi:
>85%
: gizi baik
80-85%
: borederline/kurang kalori protein

75-80%
: gizi kurang/KKP II
<75%
: gizi buruk/KKP III
Indeks masa tubuh
Anak usia 0-2tahun, menggunakan kurva IMT WHO 2006
Terletak di <-3 SD gizi buruk
Terletak diantara <-2 SD sampai -3 SD gizi kurang
Terletak diantara -2 SD sampai O : gizi baik/ cukup
Terletak diantara +1 SD sampai +2 SD beresiko gizi lebih
Terletak diantara +2 SD sampai +3 SD gizi lebih
Terletak >+3 SD obesitas
Anak usia 2 18 tahun, menggunakan kurva IMT CDC-NCHS 2000
Terletak di <P5 gizi kurang
Terletak P5 - <P85 gizi baik
Terletak di P85 P94 gizi lebih
Terletak di P95 atau lebih obesitas
Tebal lipatan kulit
Lingkar kepala
Lingkar kepala sebaiknya diperiksa setiap 1 bulan pada tahun pertama dan setiap 2
bulan pada tahun kedua kehidupan
Lingkar kepala <sentil ke-5 atau <-2 SD menunjukkan adanya
hidrosefali, dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa intrauterin
atau masa bayi/anak dini.
Lingkar kepala >sentil ke-95 atau > +2 SD menunjukkan adanya
makrosefali
Lingkar dada
Lingkar dada diperiksa pada bayi baru lahir serta setiap kunjungan sampai berusia 2
tahun, pada bayi baru lahir lingkar dada 2cm lebih kecil dari lingkar kepala, kemudian
berangsur sama dan sedikit lebih besar dari lingkar kepala pada usia 2 tahun.
Lingkar perut
Lingkar perut pada umumnya dilakukan pada lingkar perut terbesar, biasanya melalui
umbilikus. Lingkar perut diukur apabila pasien terdapat asites, bisa dalam posisi
duduk atau berdiri

Anda mungkin juga menyukai