NIM
Kelompok
BAB 1 ANAMNESIS
Teknik anamnesis
Dalam melakukan anamnesis, pemeriksa harus berupaya agar tercipta suasana yang
kondusif
Pada saat-saat yang tepat pemeriksa harus mengajukan pertanyaan yang lebih rinci
dan spesifik
Pemeriksa harus bersikap empatik
Pemeriksa harus menyesuaikan diri dengan keadaan sosial, budaya, ekonomi,
pendidikan dan memperhatikan kepribadian serta kedaan emosi orang yang
diwawancarai.
Pada kasus darurat, anamnesis seyogyanya terbatas pada keluhan utama dan hal-hal
yang sangat penting untuk mengatasi keadaan daruratnya, jika kedaan pasien sudah
stabil barulah anamnesis dilengkapi.
Catat dari siapa hasil anamnesis diperoleh
Catat siapa yang mengirim pasien, apakan dari dokter rujukan, perawat, puskesmas,
atau rumah sakit lainnya.
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat perjalanan penyakit yang sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat pasien ketika berada dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran pasien
Riwayat makanan sejak lahir hingga saat ini
Riwayat imunisasi yang sudah diberikan
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat keluarga
1) Identitas pasien
a) Nama harus jelas dan lengkap: nama depan, nama tengah (bila ada), nama
keluarga, nama panggilan
b) Usia dapat dilihat dari tanggal lahir atau ditanyakan langsung. Usia mempunyai
ke khasannya tersendiri dalam morbiditas dan mortalitasnya
c) Jenis kelamin menilai nilai-nilai baku, insiden seks, penyakit-penyakit
terangkai seks
d) Nama orangtua nama ayah, ibu atau wali pasien
e) Alamat nomor rumah, nama jalan, RT, RW, kelurahan dan kecamatannya
f) Usia, pendidikan dan pekerjaan orang tua informasi tersebut dapat
menggamnbarkan keakuratan data yang akan diperoleh
g) Agama dan suku bangsa hal tersebut bisa berpengaruh terhadap perilaku serta
kebiasaan orang tentang kesehatan
2) Riwayat penyakit
a) Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien datang
berobat
b) Riwayat perjalanan penyakit riwayat perjalanan penyakit disusun cerita
kronologis, terinci dandan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum
terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat
Pada umumnya hal-hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala
Lamanya keluhan berlangsung
Bagaimana sifat terjadinya gejala: apakah mendadak, perlahan, terus-menerus
berupa bangkitan-bangkitan atau serangan, hilang-timbul, apakah
berhubungan dengan waktu (misalnya terjadi pada waktu pagi, sore, malam)
Untuk keluhan lokal harus dirinci lokasi dan sifatnya: apakah menetap,
cenderung bertambah berat, cenderung berkurang.
Terdapatnya hal yang mendahului keluhan
Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah
sebelumnya, bila sudah pernah sebelumnya, dirinci apakah intensitas dan
karakteristiknya sama atau berbeda, dan interval antara keluhan-keluhan
tersebut
Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yang sama
Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya
DEMAM
BATUK
MENCRET
KEJANG
MUNTAH
EDEMA
SESAK NAFAS
SIANOSIS
IKTERUS
PERDARAHAN
Cara pendekatan: untuk mengurangi ketegangan (hal pertama yang perlu dilakukan)
< 4 bulan: pendekatan mudah (belum membedakan orang di sekitarnya)
> 4 bulan:
pendekatan mulai saat dalam gendongan
lambat laun ke meja periksa dengan diajak bicara manis dan dipegang-pegang
anak yg agak besar:
dipuji
CARA PEMERIKSAAN PADA BAYI DAN ANAK
Sama dengan pada orang dewasa
inspeksi (pemeriksaan lihat)
palpasi (pemeriksaan raba)
perkusi (pemeriksaan ketok)
auskultasi (pemeriksaan dengar)
pada abdomen dan jantung: pemeriksaan auskultasi didahulukan (supaya tidak
mengganggu pemeriksaan akibat palpasi)
Bayi/ anak dibaringkan pada meja pemeriksaan dengan posisi kepala sebelah kiri dokter
(pemeriksa di kanan pasien)
Posisi pasien yang nyaman
Dokter cuci tangan sebelum pemeriksaan (sesudah selesai cuci tangan lagi)
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan:
tidak berulang pada bagian tubuh yang sama
tidak didahului dengan alat-alat spt tenggorok, mulut, telinga, tekanan darah,
suhu
Bila pasien tidak mau berbaring, periksa dalam gendongan/ pangkuan dulu, atau dalam
posisi duduk/ berdiri kemudian dibaringkan
Inspeksi
Alat stetoskop
Pediatrik (neonatus dan anak)
Diameter membran 3 3.5 cm
Diameter mangkok 3 cm
Keadaan Umum
Tamapk mengantuk
Berat badan
Diukur secara rutin
Tiap bln pd 6 bulan pertama
Tiap 3 bln pd 6 bln berikutnya
2x sethn dlm 3 thn berikutnya
1 kali setahun selanjutnya
Untuk menilai tumbuh kembang anak
Diplot pada grafik BB anak baku
Pengukuran berkala penting daripada sesaat
Kehilangan BB akut: dehidrasi malnutrisi
Kehilangan BB kronik: penyakit menahun
Kelebihan/ kenaikan BB cepat:
Overhidrasi/ edema
Makan berlebih
Obesitas
Laju nadi/frekuensi
Dihitung saat tidur
Ditulis keadaan saat dihitung
Disertai frekuensi denyut jantung (pulsus defisit)
Takikardi (laju nadi/ denyut jantung lebih cepat dr normal) terdapat saat:
demam
aktivitas fisis
anxietas
tirotoksikosis
miocarditis
gagal jantung
dehidrasi
renjatan
demam; kenaikan 1C naik 15 20/ menit kecuali:
1. pada demam typhoid bradikardi relatif tidak secepat dari
normal
2. pada demam rematik kenaikan lebih tinggi
Bradikardia (laju denyut jantung lebih lambat dari normal)
Bradikardi sinus:
Tekanan intrakranial
Sepsis
Hipotiroidisme
Anorexia nervosa
Intoksikasi digitalis
Olahragawan
Blok jantung komplit (miokarditis difterika)
- Irama
Normal: teratur
Disritmia sinus
Inspirasi cepat (denyut nadi lebih cepat)
Ekspirasi lambat
Sering pada anak > 3 tahun remaja (normal/petunjuk adanya
cardiac reserve yang baik)
Kualitas nadi
Pulsus seler / water hammer pulse / corrigans pulse nadi yang teraba
sangat kuat dan turun dengan cepat, akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan
sistoli dan diastolik) yang besar, terdapat pada insufisiensi aorta, duktus
arteriosus persisten, fistula arterio-vena.
Periksa a. Femoralis dengan stetoskop terdengar seperti suara letusan pistol
(pistol shot sign), atau terdengan semacam bising sistolik dan diastolik
(durosiez sign)
Pulsasi kapiler menekan ujung kuku dengan ringan (quinkes pulse)
Pulsasi parvus et tardus nadi dengan amplitudo yang rendah dan teraba
lambat naik, stenosis aorta yang berat.
Pulsasi alternans ditandai dengan denyut nadi yang berselang-selang kuat
dan lemah, gagal jantung kiri.
Pulsus paradoksus nadi teraba lemah saat inspirasi dan teraba kuat atau
normal saat ekspirasi, bisa terjadi pada perikarditis, gagal jantung berat,
serangan asma berat.
Ekualitas nadi
Keadaan normal nadi teraba sama pada keempat ekstremitas
Koarktasio aorta nadi di ekstremitas atas teraba kuat sedangkan nadi pada
ekstremitas bawah teraba lemah atau tidak teraba
Penyakit takayasu nadi di ekstremitas bawah teraba normal sedangkan
nadi diektremitas ada teraba lemah atau tidak teraba
2. Tekanan darah
Pengukuran tekanan darah biasanya dilakukan di lengan atas kanan
Catat keadaan pasien saat pengukuran darah (duduk, berbaring tenang, tidur,
menangis)
Pada keadaan normal tekanan darah sistolik pada saat inspirasi dan ekspirasi beda
tidak lebih dari 10 mmHg, apabila beda > 10mmHg disebut pulsasus paradoksus
3. Pernapasan
Laju pernapasan, irama atau keteraturan, kedalaman, tipe atau pola pernapasan
Takipneu pernapasan yang cepat
Bradipnee pernapasan yang lambat
Hipernea pernapasan yang dalam
Hipopne pernapasan yang dangkal
Dispneu kesulitan bernapas yang ditandai dengan pernapasan cuping hidung,
retraksi subkostal, intra kostal dan suprasternal, dispneu pada inspirasi lebih mengarah
pada obstruksi tinggi
Ortopneu kesulitan bernapas pada saat berbaring
4. Suhu tubuh
Hipertermia suhu tubuh > 41C
Hipotermia < 35C
Data Antropometrik
Berat badan
Untuk anak usia 0 5 tahun digunakan kurva weight for age WHO 2006:
Terletak di <-3 SD berat badan sangat kurang
Terletak di <-2 SD sampai -3 SD berat badan kurang
Terletak diantara -2SD sampai +2SD berat badan cukup
Terlentak di >+2 SD mungkin ada masalah pertumbuhan, lakukan penilaian
berat badan menurut tinggi badan
Untuk anak usia >5 18 tahun digunakan kurva pertumbuhna CDC-NCHS2000,
BB/U dibandingkan acuan standar
>120% : Berat badan lebih
80-120% : berat badan baik
60-80% : berat badan kurang
<60%
: gizi berat badan sangat kurang
Tinggi badan
TB/U dibandingkan baku (%)
90-110% : baik/normal
70-89% : tinggi kurang
<70%
: tinggi sangat kurang
Rasio berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/TB)
BB/TB (%) = (BB terukur saat itu)/(BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100%
Penilaian status gizi berdasarkan persentase TB/BB
>120%
: obesitas
110-120% : overweight
90-110% : normal
70-90% : gizi kurang
<70%
: gizi baik
Lingkara lengan atas (LILA)
Pada usia 1-5 tahun, LILA sudah dapat menunjukkan status gizi, interpretasi:
< 11, 5 cm
: gizi buruk (merah)
11,5 13,5 cm : gizi kurang (kuning)
>13,5 cm
: gizi baik (hijau)
Bila dikaitkan dengan usia, nilai LILA dibandingkan dengan baku dan dinyatakan
dalam persen. Nilai 100% adalah persentil ke 50 nilai baku, interpretasi:
85 100%
: gizi baik (normal)
70 85%
: gizi kurang
<70%
: gizi buruk
Bila usia tidak diketahui, status gizi dinilai dengan dengan indeks LILA/TB,
interpretasi:
>85%
: gizi baik
80-85%
: borederline/kurang kalori protein
75-80%
: gizi kurang/KKP II
<75%
: gizi buruk/KKP III
Indeks masa tubuh
Anak usia 0-2tahun, menggunakan kurva IMT WHO 2006
Terletak di <-3 SD gizi buruk
Terletak diantara <-2 SD sampai -3 SD gizi kurang
Terletak diantara -2 SD sampai O : gizi baik/ cukup
Terletak diantara +1 SD sampai +2 SD beresiko gizi lebih
Terletak diantara +2 SD sampai +3 SD gizi lebih
Terletak >+3 SD obesitas
Anak usia 2 18 tahun, menggunakan kurva IMT CDC-NCHS 2000
Terletak di <P5 gizi kurang
Terletak P5 - <P85 gizi baik
Terletak di P85 P94 gizi lebih
Terletak di P95 atau lebih obesitas
Tebal lipatan kulit
Lingkar kepala
Lingkar kepala sebaiknya diperiksa setiap 1 bulan pada tahun pertama dan setiap 2
bulan pada tahun kedua kehidupan
Lingkar kepala <sentil ke-5 atau <-2 SD menunjukkan adanya
hidrosefali, dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa intrauterin
atau masa bayi/anak dini.
Lingkar kepala >sentil ke-95 atau > +2 SD menunjukkan adanya
makrosefali
Lingkar dada
Lingkar dada diperiksa pada bayi baru lahir serta setiap kunjungan sampai berusia 2
tahun, pada bayi baru lahir lingkar dada 2cm lebih kecil dari lingkar kepala, kemudian
berangsur sama dan sedikit lebih besar dari lingkar kepala pada usia 2 tahun.
Lingkar perut
Lingkar perut pada umumnya dilakukan pada lingkar perut terbesar, biasanya melalui
umbilikus. Lingkar perut diukur apabila pasien terdapat asites, bisa dalam posisi
duduk atau berdiri