Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu proses yang berubah-ubah,
pembentukan jaringan, ukuran kepala, tubuh serta anggota tubuh lain seperti tangan dan kaki
yang membesar, peningkatan yang drastis dalam kekuatan dan kemampuan untuk
mengendalikan otot-otot yang besar maupun kecil, perkembangan hubungan sosial, pemikiran
dan bahasa, serta munculnya kepribadian. Terbukanya proses-proses tersebut dan interaksinya
tergantung pada kondisi biologis dan fisik anak tersebut dan lingkungan sosialnya.
Pengertian tentang perkembangan tidak hanya memungkinkan pencarian awal tentang
penyimpangan-penyimpangan, tetapi juga menolong orangtua memahami hasil pengamatan
mereka terhadap anak mereka. Informasi riwayat seringkali diperoleh dari orangtua dan anak
apabila anak sudah bisa memberikan informasi verbal mengenai gejala yang dialaminya.
Sebagai contoh, anak usia 24 bulan yang mengalami radang tenggorokan seringkali tidak
mengeluh namun orangtua dapat mengamatinya ketika anak mengalami kesulitan menelan
ludah, menolak makanan padat dan menghembuskan nafas yang berbau. Seiring dengan
perkembangan anak, anak akan bisa mendefinisikan sakit yang dideritanya dengan bahasa
verbal tetapi pengamatan orangtua dapat menunjukkan sebab akibat penyakit yang diderita
seorang anak, misalnya anak usia 4 tahun yang mengalami infeksi saluran kencing dapat
teramati oleh orangtuanya ketika anak memegang perut dan mengalami perubahan frekuensi
kencing meskipun anak hanya mengatakan bahwa sakit perut.
Sikap dan posisi pada saat dilakukan anamnesis cukup penting sehingga kita bisa
mengamati interaksi orangtua dan anak. Anak akan mudah teramati bila dia dalam posisi yang
nyaman, misalnya di pangku atau digendong dan sebagai seorang pemeriksa juga bisa
berinteraksi dengan anak sehingga anak tidak takut dan rewel.
Anamnesis
Anamnesis bisa dilakukan baik dengan anak yang sakit (alloanamnesis) maupun kepada
orangtua atau keluarga yang datang membawa serta anak tersebut (heteroanamnesis).
Anamnesis pada tahap ini meliputi banyak aspek, mulai dari riwayat neonatus sampai riwayat
perkembangan dan pertumbuhan anak sekarang. Riwayat neonatus harus mendeteksi penyakit
yang menimbulkan kecacatan dengan tindakan pencegahan segera atau setelah pengobatan
(misalnya asfiksia), mengantisipasi keadaan-keadaan yang nantinya menjadi penting di
kemudian hari) dan menemukan kemungkinan faktor penyebab yang dapat menjelaskan
keadaan patologis. Riwayat perinatal harus meliputi data demografi dan sosial (status sosio-
ekonomi, umur, ras), penyakit medis yang dulu pernah terjadi pada anak dan keluarga
(gangguan kardiopulmonal, penyakit infeksi, gangguan genetik, dll), masalah-masalah
reproduktif ibu sebelumnya (kelahiran mati, prematuritas, dll), kejadian-kejadian yang terjadi
pada kehamilan (perdarahan per vaginam, obat-obatan, penyakit akut, keadaan ketuban, dll)
dan uraian mengenai kelahiran (lamanya, presentasi janin, ada tidaknya kegawatdaruratan, dll)
dan persalinan (seksio sesaria, penggunaan anastesi atau sedasi, penggunaan forsef, Apgar
skor, dan penanganan anak segera setelah lahir).
Seorang dokter dalam anamnesis seharusnya mengajukan pertanyaan umum yang
bersifat terbuka sehingga memungkinkan orangtua atau anak dapat menjelaskan secara nyaman
keadaan anak tersebut. Misalnya : “ Bagaimana keadaan anak ibu ?”“Bagaimana kondisimu
sekarang ?”. Selain keluhan utama dan keluhan penyerta, riwayat perkembangan dan
pertumbuhan juga harus dipertanyakan. Pertanyaan mengenai pemberian makanan dan diet dan
hubungan keluarga dan hubungan sosial anak juga harus dipertanyakan. Untuk dapat tumbuh
dan berkembang secara normal, anak butuh dukungan dan bantuan dari orangtua beserta
lingkungannya.
I. Identitas
Pencatatan identitas penting untuk mencari faktor risiko penyakit dan menghindari
kekeliruan dengan orang lain, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua,
alamat, umur orang tua, pendidikan dan pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.
1. Nama
Pada bayi belum mempunyai nama, cantumkan nama orangtua/ibu bayi dibelakangnya,
contoh: By. Ny. Aminah
2. Umur
Pada neonatus dalam hari, bila perlu dalam jam (pada bayi baru lahir)
3. Jenis Kelamin
4. Nama orang tua
5. Alamat. Alamat harus jelas dan lengkap.
6. Umur, Pendidikan dan Pekerjaan orang tua
Selain sebagai tambahan identitas, dengan informasi pendidikan dan pekerjaan
orangtua, dapat sebagai informasi hubungan sakit dengan faktor risiko dari data tersebut.
7. Agama dan suku bangsa
Perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering dihubungkan dengan
agama dan suku bangsa.
Aspek Komunikasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Mendengarkan secara aktif
3. Tidak memotong pembicaraan pasien selama masih relevan
4. Menggunakan bahasa yang dipahami pasien
5. Mempertahankan kontak mata dengan pasien
6. Menunjukkan empati
Aspek Anamnesis
1. Identitas
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Nama orang tua
- Alamat
- Umur orang tua
- Pendidikan
- Pekerjaan orang tua
- Agama
- Suku
2. Menanyakan keluhan utama
3. Menggali riwayat penyakit sekarang
a. Onset
b. Frekuensi
c. Sifat munculnya keluhan
d. Durasi
e. Sifat sakit
f. Lokasi
g. Hubungan dengan fungsi fisiologis
h. Akibat yang timbul terhadap aktivitas sehari-hari
i. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
4. Menggali riwayat penyakit dahulu
a. Ada tidaknya penyakit seperti ini sebelumnya
b. Penyakit lain yang pernah diderita
5. Riwayat keluarga
Anamnesis tentang keluarga
Anamnesis penyakit
6. Menanyakan keluhan penyerta (berdasarkan sistem)
7 Riwayat kehamilan ibu
8 Riwayat kelahiran
9 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
10 Riwayat imunisasi
11 Riwayat makanan
12 Membuat resume anamnesis
TOTAL
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar
SKILL LAB 2
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK
Interpretasi :
Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih
Contoh : Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 Cm dan berat badan 6,8
Kg. Pada kolom panjang badan anak laki-laki 71 Cm, apabila ditarik garis
lurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 Kg terletak pada kolom 6,0 – 6,9 Kg;
Kolom < -2 SD s/d -3 SD.
Interpretasinya : anak kurus
Interpretasi :
- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam ”jalur hijau” maka lingkaran
kepala anak normal.
- Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar ”jalur hijau” maka lingkaran
kepala anak tidak normal.
- Lingkaran kepala anak tidak normal ada dua, yaitu makrosefali bila berada di
atas ”jalur hijau” dan mikrosefali bila berada di bawah ”jalur hijau”.
Intervensi : Bila ditemukan makrosefali maupun mikrosefali segera dirujuk ke
Rumah Sakit.
Pendahuluan
Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan pada bayi yang sedang
menyempurnakan banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan ektrauterin.
Bayi tidak lagi tergantung pada sirkulasi ibu melalui plasenta, fungsi paru neonatus diaktifkan
untuk mencukupi pertukaran oksigen dan karbondioksida melalui pernapasannya sendiri. Bayi
baru lahir juga mulai memfungsikan saluran cerna untuk mengabsorbsi makanan, ginjal untuk
mengeksresikan bahan yang harus dibuang dan mempertahankan hemostasis kimia, hati untuk
menetralisir dan mengeksresikan bahan-bahan toksik, dan sistem imunologi untuk
melindunginya dari infeksi.
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin sesudah
persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi saat bayi lahir.
Keterangan :
1. Frekuensi jantung. Dinilai dengan meletakkan stetoskop di dada tempat detak jantung
terdengar paling kuat dan dihitung selama 1 menit penuh
2. Usaha nafas. Dinilai dengan mendengar tangis bayi
3. Tonus otot. Dinilai dengan melihat pergerakan ekstremitas
4. Refleks terhadap rangsangan. Dinilai atas dasar respon terhadap rangsangan. 0 berarti
tidak ada respon terhadap stimulasi, 1 berarti wajah meringis saat distimulasi, 2 berarti
meringis, menarik, batuk, atau bersin saat distimulasi
5. Warna kulit. Dinilai apakah kemerahan, pucat atau biru seluruh tubuh atau hanya sebagian
tubuh.
Penilaian pada menit pertama segera setelah lahir memberikan petunjuk derajat asfiksia
dan pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Neonatus yang beradaptasi dengan baik
mempunyai nilai apgar 7-10, Nilai 4 -6 menunjukkan keadaan asfiksia ringan – sedang,
sedangkan nilai 0-3 menunjukkan adanya asfiksia berat. Penilaian diulang setelah 5 menit dan
nilai ini mempunyai nilai prognosis karena berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas.
Setelah pemeriksaan nilai apgar, pemeriksaan segera setelah lahir yang perlu dilakukan
antara lain:
A. Gerak pernafasan simetris atau tidak, apakah ada takipne atau bradipne, retraksi,
pernafasan cuping hidung dan lain-lain
B. Abdomen. Apakah abdomen cekung (Hernia diafragmatika), cembung (obsruksi
saluran pencernaan dan ada/tidaknya tumor.
C. Tali pusat. Dilihat kesegarannya, jumlah pembuluh darah ( 2 arteri, 1 vena), ada
perdarahan atau tidak.
D. Anus. Apakah paten/tidak dengan memasukkan termometer/kateter ke dalam anus
E. Penentuan jenis kelamin
F. Pemeriksaan ada / tidak kelainan bawaan
G. Pemeriksaan plasenta dan cairan amnion. Diperiksa berat plaenta serta mencari ada
tidaknya kelainan seperti perkapuran,nekrosis dan lain-lain. Jumlah cairan amnion
perlu diukur apakah hidramnion (>2000 ml) atau oligohidramnion (< 500 ml)
Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil yaitu 1
sampai 6 jam setelah pemeriksaan pertama. Dilakukan secara sistematik dan terinci.
Pemeriksaan lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan umum dan dilanjutkan pemeriksaan
organ secara terinci. Bila neonatus dalam keadaan tenang, didahulukan pemeriksaan yang
mempergunakan stetoskop.
Keadaan Umum
1. Warna Kulit
Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis pada
ujung-ujung jari. Bila sianosis seluruh tubuh dipikirkan kemungkinan kelainan jantung
bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Kulit pucat terdapat pada anemia atau asfiksia
berat. Kulit kuning disebabkan kadar bilirubin yang tinggi didalam darah atau pewarnaan
mekonium. Warna kuning kearah jingga menunjukkan kenaikkan bilirubin indirek,
sedangkan kenaikan bilirubin direk warna kuning kehijauan. Pada neonatus yang berkulit
gelap ikterus lebih baik diperiksa pada mukosa. Pada orang kulit bewarna, dalam keadaan
normal dapat terlihat warna kebiruan pada punggung dan bokong yang disebut Monggolian
spots.
2. Keaktifan
Dinilai dengan melihat posisi dan pergerakan tungkai serta lengannya. Pada neonatus
cukup bulan yang sehat posisi ekstremitas adalah fleksi dan gerakan tungkai serta
lengannya aktif dan simetris. Bila asimetri pikirkan kelumpuhan atau patah tulang. Bila
diam saja, kemungkinan terdapat depresi SSP atau akibat obat-obatan/infeksi.
3. Tangis Bayi
Apakah melengking, lemah atau merintih. Tangisan melengking menunjukkan bayi
dengan kelainan neurologik sedangkan lemah dan merintih terdapat pada bayi dengan
kesukaran bernafas.
4. Wajah Neonatus
Wajah neonatus dapat menunjukkan kelainan yang spesifik misalnya sindroma
down.
5. Keadaan gizi
Keadaan gizi dinilai dari berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, tebal
lapisan subkutan, serta kerutan pada kulit.
6. Usia Kehamilan
Mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui kategori neonatus
apakah, kecil, sesuai atau besar untuk masa kehamilan. Dapat dinilai dengan menghitung
dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai masa kelahiran atau dengan pemeriksaan
USG.
7. Suhu
Suhu tubuh diukur dari aksila. Suhu 35°C dapat terdapat pada neonatus, dan akan
naik bila dihangatkan dengan lampu atau dibedong. Suhu yang meninggi bisa terjadi karena
dehidrasi, gangguan serebral, infeksi atau kenaikan suhu lingkungan, demikan pula bila
suhu turun.
Pemeriksaan Sistematik
a. Kulit
Apakah ada verniks kaseosa, edema, lanugo, ptekie atau ekimosis, tumor (ukuran,
bentuk,konsistensi dan warnanya), kelainan bawaan pada kulit, turgor kulit, milia (bintik
putih kekuningan) dan miliaria kristalina (retensi keringat)
b. Kepala
Pada kelahiran normal sering terlihat tulang kepala tumpang tindih karena molding
dan akan normal kembali setelah beberapa hari, sehingga sutura, ubun-ubun besar dan kecil
mudah teraba. Pada ubun-ubun diperiksa ukuran dan ketegangannya.
Perhatikan terdapatnya kelainan karena trauma jalan lahir, seperti kaput
suksedaneum, hematoma sefal dan perdarahan subaponeurotik. Kaput suksedaneum adalah
edema kulit kepala lunak tidak berfluktuasi, batas tidak tegas dan menyeberangi sutura, dan
akan hilang dalam beberapa hari. Hematoma sefal tidak terlihat pada hari pertama ,
biasanya pada hari kedua;konsistensi lunak, berfluktuasi dengan batas tegas pada tepi
tulang tengkorak. Akan menghilang sempurna 2-6 bulan.Perdarahan subaponeurotik terjadi
akibat pecahnya vena-vena jaringan luar dengan sinus-sinus didalam tengkorak. Batasnya
tidak tegas sehingga bentuk kepala dapat tampak asimetris, teraba fluktuasi dan edema.
Apakah ada kelainan bawaan, anensefali, mikrosefali, makrosefali dan lain-lain.
Pemeriksaan transiluminasi dalam kamar gelap dapat dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan hidrosefalus. Telinga dilihat ada kelainan/tidak. Pada telinga tidak jarang
ditemukan papilloma praaurikula. Membrana timpani mudah dilihat dengan otoskop,
biasanya tampak suram. Hidung sering tersumbat oleh mukus. Perhatikan kemungkinan
adanya atresia koana. Pada mulut diperhatikan kemungkinan adanya kelainan kongenital
labiognato-palatoskizis. Pipi tampak tebal karena akumulasi lemak yaitu Sucking pads,
sedangkan tenggorokan bayi sukar dilihat. Penting juga untuk dilakukan pemeriksaan
bentuk kepala.
c. Leher
Leher bayi tampak relatif pendek.Perhatikan kemungkinan adanya goiter, higroma
kistik dan perdarahan m.sternokleidomastoideus. Perhatikan pula adanya webbed neck
yang terdapat pada kelainan kongenital yaitu sindroma turner.
d. Dada
Inspeksi
Perhatikan bentuk dada neonatus,biasanya seperti tong. Pada respirasi normal dinding
dada bergerak bersama dengan dinding perut,selain itu dilihat apakah ada retraksi/tidak,
gerakan simetris atau tidak bila tidak kemungkinan pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Frekuensi nafas neonatus normal berkisar 40-60 permenit,dihitung
selama satu menit penuh, karena sering terjadi Periodic brathing yaitu pola pernafasan
neonatus terutama prematur ditandai dengan penghentian pernafasan yang berlangsung
kurang dari 20 detik dan terjadi secara berkala.
Perhatikan kelenjar payudara, baik pada wanita maupun laki-laki kadang-kadang
tampak membesar dan sering disertai sekresi air susu akibat pengaruh hormon ibu. Luas
aerola dan tebal jaringan dipakai untuk menilai usia kehamilan neonatus.
Palpasi
Dengan palpasi dapat diketahui adanya fraktur klavikula serta menentukan iktus
kordis.
Perkusi
Jarang dilakukan pada neonatus. Dapat memberi informasi adanya kelainan paru
misalnya : pneumothorax, atelektasis, hernia diafragmatika dll.
Auskultasi
Frekeunsi jantung dihitung selama 1 menit, normalnya adalah 100-160 permenit.
Bising jantung sering terdengar pada neonatus. Bunyi nafas adalah bronkovesikular, sura
ronki kadang-kadang terdengar pada inspirasi yang panjang. Bila bising usus terdengar
didaerah dada menunjukkan terjadinya hernia diafragmatika.
e. Abdomen
Inspeksi
Lihat dinding perut, abdomen neonatus biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan
dinding dada. Perut yang cekung difikirkan kemungkinan hernia diafragmatika, sedang
perut membuncit mungkin disebabkan oleh hepatomegali, megakolon kongenital, atau
massa. Bila perut kembung kemungkinan enterokolitis, perforasi usus atau ileus.
Perhatikan adanya kelainan seperti omfalokel, ekstrofia vesikalis atau gastroskisis.
Umbilikus juga dilihat apakah ada kelainan atau tidak.
Auskultasi
Dalam keadaan normal suara peristaltik terdengar sebagai suara yang intensitasnya
rendah dan terdengar 10-30 detik. Nada peristaltik meninggi (nyaring) pada obstruksi
traktus gastrointestinalis (metalik sound), frekuensi akan bertambah pada gastroenteritis,
serta berkurang atau menghilang pada peritonitis atau ileus paralitik
Palpasi
Dalam keadaan normal kadang kadang hati teraba 2-3 cm dibawah arkus costa kanan.
Limfa juga sering teraba 1 cm dibawah arkus kosta. Ginjal kanan dapat diraba pada posisi
bayi terlentang dan tungkai bayi dilipat agar terjadi relaksasi otot-otot dinding perut.
Tangan kanan diletakkan dibawah dada kanan, dan jari-jari yang berada diatas perut
ditekankan untuk meraba ginjal. Untuk ginjal kiri diraba dengan tangan kiri.Batas ginjal
mudah teraba, setinggi umbilikus diantara garis tengah dan tepi abdomen. Bagian ginjal
yang teraba biasanya sekitar 2-3 cm.
Perkusi
Cara perkusi abdomen sama dengan cara perkusi pada anak, hanya penekanan jari
lebih ringan dan lebih perlahan. Perkusi normal adalah bunyi timfani pada seluruh
permukaan abdomen, kecuali didaerah hati dan limfa.
f. Genitalia eksterna
Pada bayi perempuan dilihat labia minora. Pada bayi cukup bulan labia minora
tertutup labia mayora.Selain itu dilihat lubang uretra dan lubang vagina. Pada bayi laki-
laki, dilihat ukuran penis (p 3-4 cm, L 1-1,3 cm), apakah ada fimosis, epispadia atau
hipospadia. Keadaan skrotum, ada tidaknya hidrokel, turun tidaknya testis dan ada tidaknya
kelainan lain.
g. Anus
Diperiksa ada tidaknya atresia ani, fistula dan pengeluaran mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya terjadi 24 jam pertama. Bila lebih dari 48 jam belum keluar dipikirkan
kemungkinkan meconium plug syndrome, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
h. Tulang belakang dan ekstremitas
Neonatus dalam keadaan tengkurap, kemudian tangan pemeriksa meraba sepanjang
tulang belakang untuk mencari kemungkinan adanya skoliosis, sinus pilonidalis atau spina
bifida. Ekstremitas diperiksa simetris/tidak, kelumpuhan ada/tidak, tonus otot, dislokasi
dan adanya kelainan bawaan.
Ukuran Antropometrik
Neonatus cukup bulan yang sesuai usia kehamilan mempunyai ukuran berat badan 2500-
4000 gram, Panjang badan 45-54 cm, Lingkaran kepala 33-37 cm dan biasanya 2 cm lebih
Menghitung besar dari lingkaran dada.
BB dan TB Cara mengukur lingkar kepala adalah dengan mengukur lingkaran kepala terbesar,
di atas aja dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan
bagian belakang kepala yang paling menonjol (protuberansia oksipitalis).
Cara mengukur lingkar dada. Pita diletakkan mengelilingi dada melalui puting susu
dalam keadaan ekspirasi maksimal.
Pemeriksaan Neurologis
Tonus otot, pergerakan ekstremitas dan tangisan bayi dapat memberi gambaran mengenai
keadaan neurologik neonatus. Pemeriksaan khusus adalah menilai refleks.
Refleks Moro
Ditimbulkan dengan menarik kain tempat tidur bayi dan bayi akan meperlihatkan gerakan
seperti memeluk. Ada tidaknya refleks ini dapat memberi keterangan mengenai keadaan SSP.
Normal refleks moro akan menghilang pada umur 5 bulan.
Plantar reflex dan grasp reflex
Berupa gerakan fleksi jari-jari kaki dan tangan, ditimbulkan dengan meletakkan sesuatu
pada telapak kaki dan tangan.
Sucking reflex (Refleks menghisap)
Diperiksa dengan memasukkan jari kemulut bayi, bayi akan mengisap jari tersebut.
Rooting reflex (Refleks mencari)
Refleks mencari akan timbul bila pada bayi yang lapar diletakkan sesuatu disekitar
mulutnya, maka bayi akan mencari dan menghisapnya.
rooting dulu baru sucking, pakai handscoon
• Kulit
• Dada : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
• Abdomen : Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
• Organ genitalia
• Anus
• Tulang belakang dan ekstremitas
• Antropometrik
Pemeriksaan Neurologis :
• Refleks Moro.
4 • Plantar reflex dan grasp reflex.
• Sucking reflex
• Rooting reflex.
Keterangan :
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar
2 = dilakukan dengan benar