Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

LIMFOMA MALIGNANT
DI RUANG RAWAT INAP ANAK LANTAI DASAR
RSUP DR.KARIADI SEMARANG

Disusun oleh:
IBI YULIA SETYANI
P1337420617032

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
Etiologi
Penyebab tidak diketahui tetapi faktor resiko yang diidentifikasi mencangkup keadaan
imunodefisiensi (congenital ), serta pejanan dengan herbisida, pestisida, dan pelarut organik
seperti benzene. Peningkatan insiden AIDS dihubungkan dengan limfoma derajat tinggi yang
menunjukkan imunosupresi sebagai faktor penyebab.

Klasifikasi penyakit Hodgin dan Limfoma menurut stadium Ann Arbor Cotswel yang telah
dimodifikasi
Faktor Resiko Limfoma
1. Usia
Sebagian besar Limfoma Hodgkin terjadi pada orang yang berusia 15-30 tahun dan
usia diatas 55 tahun. Sedangkan resiko Limfoma Non-Hodgkin akan meningkat
seiring usia, khususnya pada orang usia lanjut, yaitu usia diatas 60 tahun.
2. Faktor Genetik
Risiko untuk terkena Lmfoma akan meningkat pada orang yang memeiliki anggota
keluarga inti (ayah,ibu atau saudara kandung) yang menderita jenis kanker yang sama
3. Pernah Tertular Virus Epstein-Barr atau EBV
Virus ini menyebabkan demam kelenjar. Orang yang pernah mengalami demam
kelenjar lebih berisiko mengalami Limfoma Hodgkin.
4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Kekebalan tubuh yang lemah dapat juga menjadi faktor risiko Limfoma, misalnya
krena mengidap Human Immunodeficiency Virus(HIV) atau menggunakan obat
imunosupesan
5. Jenis Kelamin
Limfoma lebih banyak menyerang pria dibanding wanita
6. Paparan kimia beracun
Paparan terhadap bahan kimia beracun (pestisida herbisida, pewarna rambut) juga
dapat memicu limfoma
Penatalaksanaan Medis
Terapi yang dilakukan biasanya mellui pendekatan multidisiplin. Terapi yang dapat dilakukan
adalah:
1. Derajat keganasan rendah (DKR)/ Indolen
a. Pada prinsipnya diberi terapi simtomatik
b. Kemoterapi : obat tunggal atau ganda ( per oral), jika dianggap perlu COP
( Cylophosphamide, Oncovin, dan Prednisole)
c. Radioterapi : LNH sangat radiosensitif. Radioterapi ini dapat dilakukan untuk
lokal dan paliatif. Digunakan Low Dose TOI + Involved feed Radiotherapy saja
2. Derajat Keganasan Menengah (DKM)/ Agresif limfoma
a. Stadium I : Kemoterapi (CHOP/CHVMP/BU) + Radioterapi CHOP
(Cylophosphamide,Hydroxydouhomycin Oncovin, dan Prednisole)
b. Stadium II-IV : Kemotrapi parenteral kombinasi, radioterapi berperan untuk
tujuan paliatif
3. Derajat Keganasan Tinggi (DKT)
a. DKT Limfoblastik (LNH-Limfoblastik) : selalu diberikan pengobaan seperti
Leukimia Limfoblastik Akut(LLA)
b. Re-evaluasi hasil pengobatan dilakukan setelah siklus kemoterapi keempat dan
setelah siklus pengobatan lengkap
A. ASUHAN KEPERAWATAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM


IMUNITAS LIMFANO MALIGNANT
DI RUANG RAWAT INAP ANAK LANTAI DASAR RSUP DR. KARIADI

I. Pengkajian
A. Data Demografi
Pengkajian meliputi identitas pribadi
1. Pasien
 Tanggal pengkajian
 Tanggal masuk
 Ruangan
 Identitas
- Nama
- Tanggal lahir/umur
- Jenis Kelamin
- Agama
- Suku
- Diagnosa medis
- Penanggung jawab
2. Orang Tua/ Penanggung Jawab
Ibu
 Nama
 Umur
 Hubungan dengan pasien
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Suku
 Agama
 Alamat
 Nomor telepon
Ayah
 Nama
 Umur
 Hubungan dengan pasien
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Suku
 Agama
 Alamat
 Nomor telepon
B. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saaat pertama kali dilaukan pengkajian
C. Riwayat Keperawatan
Apakah sebelumnya sudah pernah dirawat dirumah sakit atau belum.
1. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan penjelasan dari permulaan pasien merasakan keluhan sampai
dengan dibawa kerumah sakit
2. Riwayat kesehatan dahulu
Merupakan penyakit yang diderita pasien yang berhubungan dengan
penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi atau
mempengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang pernah dialami.
Genogram
4. Riwayat prenatal
Meliputi riwayat lama kehamilan ibu, makanan apa yang dikonsumsi
selama ibu hamil, riwayat pemeriksaan kandungan rutin
5. Riwayat post natal
Riwayat lahir dimana, Riwayat kelahiran bayi apakah secara normal
maupun sesar. BB bayi lahir
D. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Penampilan Umum
a. Keadaan Umum
b. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
- RR - Suhu
- Nadi - Tekanan Darah
- SPO2
c. Penggunaan alat bantu nafas (oksigen)
E. Pengkajian Pola Fungsional (Gordon)
1. Pola Persepsi dan manaemen kesehatan
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
DS :
DO : Meliputi Antropometri, Biochemical, Clinical Sign, Dietary
NUTRISI
a. LILA g. Status Nutrisi (z-score/WHO,CDC)
b. PB/TB h. Kebutuhan kalori
c. Berat Badan i. Jenis makanan(disukai, alergi)
d. Lingkar Kepala j. Kesulitan saat makan
e. Lingkar Dada k. kebiasaan khusus saat makan
f. Lingkar Perut l. Keluhan (mual, muntah,anoreksia)
CAIRAN
a. Kebutuhan cairan 24 jam
b. Balance cairan (hitung jumlah & jenis cairan yg masuk dan keluar)
c. Diuresis
d. Rute cairan masuk (oral, parenteral, enteral)
e. Jenis cairan (ASI/susu formula/infus/air putih)
f. Keluhan
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
b. Saat dirawat
Meliputi : pola eliminasi BAK dan BAB
BAK : Pengkajian tentang frekuensi,warna, bau, lancar atau tidak, terpasang
kateter atau tidak, seberapa sering BAK dalam sehari
BAB : Pengkajian tentang frekuensi,warna, bau, konsistensi, lancar atau tidak,
berapa kali BAB dalam sehari
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
Aktivitas skor skor
Personal Hygiene Memakai Pakaian
Mandi BAB
Makan BAK
Toileting Ambulasi/ menggunakan kursi roda
Menaiki Tangga Transfer kursi- tempat tidur
Keterangan :
Ketergantungan Total : (0-24) Ketergantungan ringan : (75-90)
Ketergantungan Berat : (25-29) Ketergantungan minimal : (91-99)
Ketergantungan Sedang : (50-72)
5. Pola Kognitif Perseptual
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
6. Pola Istirahat dan Tidur
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
Pengkajian Meliputi:
- Lama waktu tidur (24 jam)
- Kualitas tidur
- Tidur siang (ya/tidak)
- Kebiasaan tidur
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
Pengkajian Meliputi:
- Gambaran diri
- Identitas diri
- Harga diri
- Ideal diri
8. Pola Peran dan Hubungan
a. Sebelum dirawat
b. Saat dirawat
Pengkajian meliputi :
Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga, apakah baik atau tidak, pasien
berperan sebagai apa dalam keluarganya
9. Pola Reproduksi dan Seksual
Pengkajian meliputi:
Keadaan organ genital pasien, bagaimana kondisinya apakah bersih atau tidak,
apakah terpasang kateter atau tidak
10. Pola Mekanisme dan Koping
Bagaimana mekanisme koping pasien maupun keluarga dalam menghadapi
hospitalisasi.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Tentang nilai dan kepercayaan yang dianut oleh pasien maupun keluarganya

F. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan Umum
a. Keadaan Umum
b. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
- RR - Suhu
- Nadi - Tekanan Darah
- SPO2
c. Penggunaan alat bantu nafas (oksigen)
Pemeriksaan Fisik berdasarkan (Head to toe)
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala, kepala tampak asimetris antara kanan kiri atau tidak,
terdapat benjolan atau tidak, gambaran rambut pasien
Palpasi : apakah ada nyeri tekan dan massa / benjolan
2. Mata
Inspeksi : kesimetrisan antara mata kanan dan kiri, gambaran sklera, konjungtiva,
kornea, warna iris
Palpasi : apakah ada nyeri tekan dan massa / benjolan
3. Telinga
Inspeksi : kesimetrisan antara telinga kanan dan kiri, apakah terdapat tanda
peradangan, apakah terdapat secret
Palpasi : apakah ada nyeri tekan dan massa / benjolan
4. Hidung
Inspeksi : terdapat polip atau tidak, apakah ada penumpukan lendir
Palpasi : apakah ada nyeri tekan dan massa / benjolan
5. Mulut
Inspeksi : kondisi bibir, apakah terdapat karies pada gigi
6. Pemeriksaan wajah
Inspeksi : kesimetrisan wajah, warna kulit wajah , apakah ditemukan tanda
kelumpuhan otot-otot wajah
7. Leher
Inspeksi : kesimetrisan , apakah terdapat perubahan warna , apakah terlihat adanya
benjolan
Palpasi : apakah ada hipertiroidisme, apakah ada nyeri tekan dan massa / benjolan
8. Dada
Inspeksi : Pengembangan dada apakah simetris antara kanan dan kiri, terdapat
jejas atau tidak, apakah ada tanda pembengkakan , frekuensi nafas
Auskultasi : apakah ditemukan bunyi whezing maupun bunyi ronkhi
Palpasi : apakah timbul nyeri saat dipalpasi
Perkusi : apakah Sonor antara kanan dan kiri
9. System Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus kordis nampak atau tidak
Palpasi : Ictus cordi terabapada costa berapa. Apakah terdapat nyeri tekan,
apakah ada tanda cardiomegali
Perkusi : bagai mana suara ketika di perkusi
Auskultasi : suara jantung I-II, suara jantung tambahan, suara irama jantung,
apakah terdapat nyeri tekan
10. Abdomen
Inspeksi : bentuk, ada tidaknya jejas atau lesi
Perkusi : suara
Palpasi : apakah teraba massa dan apakah terasa nyeri saat ditekan
Auskultasi : suara bising usus, berapa x/menit
11. Genetalia
Inspeksi : Kebersihan daerah genetalia , apakah terpasang selang kateter urine
Palpasi : apakah tidak terdapat nyeri tekan
12. Ekstremitas
Atas
Kondisi ekstremitas atas, Kesimetrisan, jumlah lengkap atau tidak (apakah ada
kelainan) , terpasang infus atau tidak, pemeriksaan capilari refil time
Bawah
Kesimetris, Apakh terdapat edema, pemeriksaan capilari refil time
13. Kuku dan kulit
Apakah ada tanda hematoma pada bekas tusukan jarum, pengambilan sampel darah
dan pemasangan infus, pemeriksaan capilari refil time , kebersihan kuku, warna kuku

G. Psikososial Anak dan keluarga


a. Respond Hospitalisasi(rewel/tenang)
b. Kecemasan(anak dan orang tua)
c. Koping pasien/keluarga dalam menghadapi masalah
d. Pengetahuan orang tua tentang penyait anak
e. Keterlibatan anak dalam perawatan anak
f. Konsep diri
g. Spiritual ( kebiasaan ibadah, keyakinan, nilai budaya)
h. Adakah terapi selain medis yang dilakukan
H. Pemeriksaan penunjang(laboratorium,radiologi)
I. Terapi

II. Diagnosa Keperawatan


1. Resiko Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem imunitas tubuh dan
terapi imunosupresif(supresi tulang belakang)
2. Hipertermia b.d ketidakefektifan termoregulasi sekunder terhadap inflamasi
3. Nyeri akut b.d kompresi saraf perifer pembesaran kelenjar limfe
III. Intervensi/ Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional TTD
Keperawatan Hasil
1. Resiko Infeksi Tujuan: - Monitor tanda tanda-tanda vital Adanya infeksi akan
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi bermanifestasi pada perubahan
ketidakadekuatan sistem 3x24 jam pasien tidak tanda-tanda vital
imunitas tubuh dan terapi terjadi infeksi dengan
imunosupresif(supresi Kriteria hasil: - Kaji dan catat faktor yang dapat Menjadi data dasar dan
tulang belakang) - Pasien dan keluarga meningkatkan risiko infeksi meminimalkan risiko infeksi
mampu
mengidentifikasi faktor - Pantau hasil pemeriksaan Mengonfirmasi keterlibatan sel
risiko infeksi laboratorium (sel darah putih) darah putih(leukosit) dalam proses
- Pasien dan keluarga infeksi
dapat menyebutkan
tanda dan gejala infeksi - Lakukan tindakan untuk Kewaspadaan meminimalkan
mencegah pemajanan atau pajanan pasien terhadap bakteri,
potensi menimbulkan infeksi virus dan jamur baik eksogen
( ajarkan teknik mencuci tangan maupun endogen
yang benar, beri hygiene yang
baik, batasi pengunjung yang
sedang demam,flu, infeksi)
2 Hipertermia b.d Setelah dilakukan intervensi - Kaji suhu tubuh pasien Dengan memantau suhu tubuh
ketidakefektifan 3x24 jam suhu badan dalam diharapkan diketahui keadaan
termoregulasi sekunder batas normal (36,5-37,5℃) sehingga dapat mengambil
terhadap inflamasi Kriteria hasil: tindakan yang tepat
- Suhu tubuh kembali - Berikan kompres hangat kompres dapat membantu
normal (36,5-37,5 ℃) menurunkan suhu tubuh pasien
- Pasien tidak gelisah secara konduksi
- Pasien tidak menggigil
- Kulit tidak ada - Kolaborasi dengan dokter dalam Antipiretik akan menghambat
kemerahan pemberian obat antipiretik pelepasan panas oleh hipotalamus..
3. Nyeri akut b.d kompresi Setelah dilakukan intervensi - Kaji skala Menentukan tindak lanjut
saraf perifer pembesaran 2x24 jam diharapkan pasien nyeri(karakteristik,lokasi,intens intervensi
kelenjar limfe terbebas dari rasa nyeri itas, lama, penyebaran)
dengan,
Kriteria hasil: - Observasi adanya petunjuk non Untuk mengetahui tanda tanda
- Mengetahui strategi verbal terhadap nyeri nyeri
untuk mengontrol nyeri
- Skala nyeri berkurang - Kaji tanda-tanda vital Nyeri dapat menyebabkan gelisah
- Tanda-tanda vital dalam serta tekanan darah meningkat,
rentang normal nadi, pernafasan meningkat
- Wajah tampak ileks
- Ajarkan teknik pengendalian Relaksasi mengurangi ketegangan
nyeri non farmakologi otot-otot sehingga mengurangi
(distraksi, nafas dalam) penekanan dan nyeri.

- Manajemenlingkungan : Lingkungan tenang dan


lingkungan tenang dan batasi pembatasan pengunjung akan
pengunjung menurunkan stimulus nyeri
eksternal
- Kolaborasi dengan dokter Analgetika akan mencapai pusat
dalam pemberian obat rasa nyeri dan menimbulkan
analgetik penghilangan nyeri.

IV. Evaluasi Keperawatan


- Tidak terjadi infeksi
- Suhu dalam batas normal (36,5-37,5℃)
- Skala nyeri berkurang
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi faktor risiko infeksi sehinggan tidak terjadi infeksi pada saat di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
 Perry dan Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
 Hockenberry, M., & Wilson, D. (2012). Wong essentials of pediatric nursing. 9th Ed. St
Louis: Mosby Elsevier.
 http://www.search.proquest.com/docview/1906699244?accountid:17242.
 Diagnosa NANDA (NIC & NOC) 2018-2020
 Perry dan Potter. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
 Smith, Sandra F. 2005. Clinical Nursing Skill: Basic Advanced Skill. New Jersey :
prentice Hall.
 Sumantri R, Penyakit hodgkin. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 2 edisi ke-5. Jakart:
Interna Publishing; 2009.h.1262-5 5.
 Reksodiputro AH, Irawan C. Limfoma non-hodgkin. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid
2 edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.1251-60 4.

Anda mungkin juga menyukai