Anda di halaman 1dari 38

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tumor adalah kumpulan sel abdormal dalam tubuh yang terbentuk oleh
sel-sel yang tumbuh secara terusmenerus, tidak terbatas, dan tidak
terkoordinas dengan jaringan disekitarnya, serta tidak berguna bagi tubuh
(Kusuma, 2011). Tumor Intra Abdomen adalah pembengkakan atau adanya
benjolan yang disebabkan oleh neoplasma dan infeksi yang berada di
abdomen berupa massa abnormal di sel-sel yang berpoliferasi yang
bersifatautonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak
berguna.Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa , tumor
lambung atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor
pankreas. pada anak-anak dapat terjadi tumor !ilms(ginjal)(Oswari, 2009).

1.2.Tujuan

1
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Massa Intra Abdomen


Tumor adalah merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-
sel yang tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma, Budi 2001).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal,
sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa
jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya.
2.2. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang
abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
a. Karsinogen
b. Hormone
c. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan
makanan yang kurang berserat.
d. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
e. Genetic
Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.
2.3. Tanda dan Gejala
a. Hiperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

2
c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila
berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka
akan elastic kenyal atau lunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
e. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
f. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
g. Nyeri
h. Anoreksia, mual, muntah.
i. Penurunan berat badan.
2.4. Patofisiologi
Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena
kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang
lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk
anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan
katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk
membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel
neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahan-bahan
tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001). Ketika dicapai suatu tahap dimana sel
mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya.
Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe
dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat
terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran
tumor) pada bagian tubuh yang lain.
2.5. Klasifikasi
a. Tumor hepar
b. Tumor limpa
c. Tumor lambung
d. Tumor colon
e. Tumor ginjal (hipernerfroma)
f. Tumor pancreas

3
2.6. Pemeriksaan Diagnostik
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi
meliputi :
a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor
atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan
lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar
jaringan; dapat ,mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan
suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan
dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.

4
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS MASSA INTRA
ABDOMEN
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 26 November 2019
Waktu : Pukul 13.00 WIB
Pengkaji : Kelompok RSUD Tugurejo Semarang
A. Data Pasien dan Penanggung Jawab
1. Identitas Diri Klien
Nama : Ny. W (inisial)
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Gol. Darah : B+
Alamat : Kalibanteng
Dx. Medis : Obstipasi Kronik
No. RM :
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. D (Anak)
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Belum Bekerja
Pendidikan : SMA
Hubungan Sdr : Anak, sebutkan : Anak kandung

5
Alamat : Kalibanteng
Sumber Biaya Pengobatan : Pasien mengatakan sumber biayanya dari
Asuransi BPJS
B. Pengkajian Keluhan dan Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama :
 Keluhan Utama Masuk RS :
Pasien mengatakan Nyeri pada perut
 Keluhan Utama Saat Pengkajian :
Pasien mengatakan nyeri post oprasi skala 6
P : Nyeri Karena Post Operasi
Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:6
T : hilang timbul
Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Kronologi penyakit saat ini : Pasien mengatakan susah BAB,
Nyeri perut, dan pusing
- Pengaruh penyakit terhadap pasien : Pasien mengatakan tidak
bisa beraktivitas apapun seperti biasa dan tidak dapat menguru
anaknya yang masih kecil
- Konsumsi obat/ suplemen saat ini : ( )Ya sebutkan :
- Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan : Pasien
mengatakan ingin segera sembuh agar dapat beraktivitas seperti
biasa, dan Pasien mengatakan ingin mendapatkan perawatan
yang optimal dan dapat segera pulang.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Penyakit masa anak – anak : Pasien mengatakan pada masa
anak-anak sering batuk dan pilek
- Alergi : Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi obat dan
makanan

6
- Pengalaman sakit/dirawat sebelumnya: pasien mengatakan
belum perna dirawat di rumah sakit
- Riwayat operasi : Pasien mengatakan ada riwayat operasi
(26/11/2019)
- Pengobatan terakhir : Pasien mengatakan pengobatan terakhir
adalah di Rumah sakit (26/11/2019)
Riwayat Kesehatan Keluarga :
- Dengan siapa klien tinggal ?: klien tinggal bersama dengan
keluarganya, yaitu suami dan anak-anaknya
- Berapa jumah keluarga inti? : 7 (5 anak, Bapak dan Ibu)
- Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa?
Tidak ada
- Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menurun?
Tidak Ada
- Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular?
Tidak ada
- Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu
anggota keluarga sakit?
Pasien mengatakan keluarganya merasa sedih dan gelisah,
keluarga merasa cemas dan kawatir
- Upaya keluarga dalam melakukan perawatan/pengobatan :
klien mengatakan upaya dalam melakukan pengobatan dibawa
ke RS/Puskesmas
C. Genogram

7
Keterangan :
: pasien
: laki-laki
: perempuan
/ : meninggal
: garis keturunan
: tinggal satu rumah

D. Pengkajian dengan Pola Pemenuhan Kebutuhan dasar (Virginia


Henderson )
1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada keluhan
pada pernafasannya.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit sesak saat bernapas
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit nutrisinya baik dan
terpenuhi, namun makannya sering tidak teratur. Pasien mengatakan
sebelum sakit sehari minum 6-8 gelas perhari. Pasien mengatakan
tidak ada gangguan saat makan. Pasien sebelum sakit terbiasa
berpuasa.
Selama sakit : Pasien mengatakan terkadang merasa mual. Pasien
mengatakan selama sakit pola nutrisinya kurang terpenuhi dengan
3x sehari namun dalam porsi yang sedikit. Pasien mengatakan nafsu
makannya berkurang. Klien mengatakan selama sakit lebih sering
banyak minum air putih sekitar 4-5 gelas. Pasien mengatakan tidak
ada pantangan dalam makan. Pasien mengatakan makannya terganggu
saat mual muncul. Pasien nampak letih dan lemah.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah
dalam eliminasinya.(sehari 1x). Pasien mengatakan ada riwayat

8
penyakit hemoroid. Pasien mengatakan BAKnya tidak ada gangguan,
sehari 6-7x. Pasien mengatakan biasa mengatasi masalah yaitu
berdiskusi dengan kekuarganya. BAB tidak ada gangguan sehari 1x.
Selama sakit : Pasien mengatakan ada gangguan pada eliminasinya,
yaitu dengan dipasang kateter. BAB ada gangguan dengan dipasang
kolostomi bag.
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pola aktivitasnya
tidak terganggu. Pasien mengatakan jarang melakukan olahraga.
Pasien mengatakan anggota tubuhnya masih bisa digerakan.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit, pola aktivitasnya
sangat terganggu karena kondisinya. Pasien mengatakan tidak pernah
berolahraga selama sakit.

PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL


(Indeks Kemandirian Katz)

KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN

Makan  5 10 Frekuensi

Jumlah

Jenis

Minum  5 10 Frekuensi

Jumlah

Jenis

Berpindah dari kursi roda  5– 15


ketempat tidur / sebaliknya 10

Personal toilet(cuci muka,  0 5

9
menyisir rambut, gosok gigi)

Keluar masuk toilet(mencuci  5 10 Frekuensi


pakaian, menyeka tubuh,
menyiram)

Mandi  5 15

Jalan dipermukaan datar  0 5 Frekuensi

Naik turun tangga  5 10

Mengenakan pakaian  5 10

Control bowel(BAB)  5 10 Frekuensi

Konsistensi

Control bladder(BAK)  5 10 Frekuensi

Warna

Olah raga/ latihan  5 10 Frekuensi

Jenis

Rekreasi/ pemanfaatan waktu  5 10 Frekuensi

Jenis

Keterangan: Pasien Ny. W termasuk ke dalam katergori indeks katz yang


ketergantungan total
130 : mandiri
65 – 125 : ketergantungan sebagian
60 : ketergantungan total
5. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan
pada istirahat tidurnya, hanya saja Pasien sering tidur hingga larut
malam. Jam tidur sebelum sakit 6-7 jam
Selama sakit : Pasien mengatakan pola tidur dan istirahatnya
tercukupi, namun pasien sering tidak bisa tidur dan terjaga merasa

10
sakit pada bagian oprasinya. Pasien nampak mengantuk kurang
istirahat, Pasien nampak mempunyai kantung mata. Jam tidur setelah
sakit berkurang dari 4-5 jam saja perhari.
6. Kebutuhan Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada
kebutuhan berpakainnya, Pasien bisa melakukannya secara mandiri,
dan biasa mengganti pakaiannya selama 2x/sehari
Selama sakit : Pasien mengatakan pada kebutuhan berpakaiannya
sangat terganggu karena saat berpakaian harus dibantu
7. Mempertahankan Temperatur Tubuh
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit temperatur
tubuhnya normal
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit suhu tubuhnya panas
dan selalu menggigil
8. Personal Higiene
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak pernah
mengalami gangguan pada peronal higienenya.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit pola personal
higienenya tergaggu. Mandi sehari 2x/hari tetapi dibantu,terkadang
tidak mandi atau hanya dilap saja. Jarang mencuci rambutnya,
kebersihan mulut berkurang.
9. Kebutuhan Aman dan Nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan
pada kebutuhan aman dan nyamannya.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit kebutuhan aman dan
nyamannya terganggu. Bahkan terkadang juga tidak ada posisi atau
hal yang nyaman saat sakit.
10. Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pada dirinya tidak
ada gangguan.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit komuniaksinya
terganggu karena penyakitnya.

11
11. Pola Psikososial dan Spiritual
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan
psikososialnya tidak ada gangguan apapun.
Selama sakit : Pasien mengatakan kebutuhan psikososialnya dan
spiritualnya terganggu. Perasaan pasien saat ini sangat cemas akan
rasa sakitnya karena tidak tahu tentang sakit apa yang dideritanya dan
tidak kunjung sembuh.
12. Pola Kerja / kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : Pasien mengatakan kebutuhan kerjanya sebelum sakit
tidak terganggu
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit kebutuhan kerjanya
terganggu
13. Kebutuhan bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan bermain
dan rekreasinya terpenuhi. Dengan bermain handphone dan
berkumpul bersama keluarga dan tetangganya.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit kebutuhan bermain
dan rekreasinya kurang terpenuhi.
14. Kebutuhan Berkerja
Sebelum sakit : Pasien mengatakan kebutuhan berkerjanya saat
sebelum sakit terpenuhi, dengan melakukan pekerjaan rumah
sebagaiibu rumah tangga
Selama sakit : Pasien mengatakan kebutuhan bekerjanya sebagai ibu
rumah tangga saat selama sakit juga tidak pernah terpenuhi.
E. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Pasien terlihat menahan nyeri pada post
oprasi. Pasien terlihat lemas dan tak berdayadengan keadaannya.
2. Kesadaran : Apatis
3. Tekanan Darah : 130/80 mmHg
4. Nadi : 80x/menit
5. Suhu : 36,7oC

12
6. RR : 22x/menit
7. Antropometri :
 Berat badan : BB (sekarang): 55 kg, BB (dahulu) : 50kg
 Tinggi badan: 152 cm
 IMT : 56
2. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :
 I : Inspeksi kepala pasien, kepala pasien simetris, rambut
sedikit bersih dan agak agak lepek karena belum keramas.
 P : saat dipalpasi kepala pasien terasa lembab, rambut terasa
lepek, kurang bersih. tidak ada benjolan pada kepalanya,
tidak ada nyeri tekan.
Muka :
 I : bentuk muka pasien simetris. Warna kulit wajah pucat.
gerakan muka dapat menggembungkan pipi, alis dapat
terangkat, kelopak mata dapat menutup. Tidak ada benjolan
 P : pada saat melakukan palasi tidak ada benjolan
pada mukanya, kulit wajah teraba lembab, tidak ada nyeri
tekan. Waktu dilakukan sentuhan dengan menggunakan
kapas, sensasinya dapat terasa oleh pasien.
Mata :
 I : alis mata pasien simetris. Kelopak mata menutup.
Frekuensi kedipan 17x/menit. Konjungtiva tidak anemis.
Warna sklera putih. Tidak ada luka atau tidak ada kelainan
mata yang lainnya. Terdapat kantung mata karena pasien
mengantuk.
 P : saat dilakukan palpasi bola mata terasa kenyal,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan saat dilakukan
palpasi.
Hidung :
 I : hidung pasien simetris. Hidung pasien bersih, tidak ada
sekret. Tidak ada benjolan. Tidak ada kelainan yang lainnya.

13
 P : saat dilakukan palpasi pasien mengatakan tidak
ada nyeri saat ditekan dan tidak ada kelainan yang lainnya.
Mulut :
 I : bibir pasien nampak kering, tidak ada stomatitis. Mulut
pasien bersih, hanya saja belum sikat gigi.
 P : saat dilakukan palpasi bibir pasien terasa kering,
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
Telinga :
 I : telinga pasien tampak bersih, tidak ada luka tidak
ada benjolan dan tidak ada kelainan yang lainnya.
 P : saat dilakukan palpasi tidak ada benjolan dan
tidak ada nyeri tekan. Saat dilakukan pemeriksaan dengan
menggnakan detikan arloji klien mengatakan masih bisa
mendengar dengan baik.
Leher :
 I : leher pasien normal tidak ada benjolan, tidak ada
luka, tidak ada kelainan yang lainnya. Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
 P : saat dilakukan palpasi tidak ada nyeri tekan tidak
ada nyeri saat menelan.
2. Dada :
Lapang Paru :
 I : RR : 17x/mnt, warna kulit normal, dada
simetris, tidak ada luka tidak ada kelainan yang lainnya.
 P : tidak ada benjolan tidak ada nyeri tekan yang
lainnya.
 P : saat dilakukan perkusi terdapat bunyi resonan
pada area dada.
 A : Jantung terdengar suara LUP DUP pada
pemeriksaan jantung.

14
3. Abdomen :
 I : perut pasien tidak simetris, perut pasien cembung,
terlihat besar
 A : hiperprisaltik usus 26 x / menit
 P : terdapat nyeri tekan pada bagian kuadran 1 sampai
4.
 P : saat dilakukan perkusi terdengar suara timpani di
area lambung.
4. Ekstremitas :
 I : kekuatan otot : (0-5)
 Ka. Atas : Pasien mampu menggerakkan tangan kanan
dengan normal
 Ki Atas : Pasien mampu menggerakkan tangan kiri atas
dengan normal
 Ka. Bwh : Pasien mampu menggerakkan kaki kanan
dengan normal
 Ki. Bwh : Pasien mampu menggerakkan kaki kiri atas
dengan normal
 P : Semua bagian ekstremitas kulit teraba halus,
tidak ada benjolan dan edema, tidak ada nyeri tekan
5. Kulit :
 I : kulit terlihat tidak ada lesi dan tidak ada lebam
 P : suhu : 36,7oC kulit kering, turgor cepat kembali
kurang dari 3 detik.
6. Rambut :
 I : Rambut panjang, distribusi merata, warna hitam,
terlihat lepek dan rambut tipis. Rambut agak sedikit kotor
karena belum keramas.
 P : Rambut teraba lembut, lepek, dan lembab.
7. Kuku :
 I : Kuku normal, tidak ada kelainan, warna sedikit
pucat.

15
 P : Teraba datar, tidak ada nyeri tekan. CRT : dapat
kembali dalam 1 detik.
8. Genetalia :
 I : terlihat terpasang selang kateter pada genetalia
 P : terdapat nyeri tekan
9. Rektaloid
 I : terlihat ada hemoroid internal
 P : terdapat nyeri tekan pada rektal
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium :
- Cairan
Nilai Nilai H/L
normal
Natrium (Na) darah 132-147
Kalium (K) darah 4.56 3.30-5.40
Klorida (Cl) darah 94.0-111.0

Jenis pemeriksaan Hsl Satuan Nilai rujukan


HEMATOLOGI
Darah lengkap perifer
Haemoglobin 12.60 g/Dl 13.0-17.0
Hematokrit 38.50 % 40.0-50.0
MCHC 32.70 g/dL 32.0-36.0
Trombosit 524 H 10^3/µL 150-400
Lekosit 18.22 H 10^3/µL 5.00-10.00
4. Terapi :
No Jenis Obat/Terapi Dosis Fungsi
1. Omeprazol 40mg 2x1 Menurunkan
produksi asam
lambung
2. Ketorolac 30mg 3x1 Untuk mnegatasi

16
nyeri
3. Metronedazol 3x500mg Sebagai antibiotik
(mengobati
antibakteri)
4. Moxifloxacin 2x400mg Sebagai antibiotik
(mengobati
antibakteri)

17
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS : pasien mengatakan nyeri pada Agen cidera fisik Nyeri akut


area post operasi
P : Nyeri Karena Post Operasi
Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:6
T : hilang timbul
DO : pasien terlihat kesakitan
2. DS : pasien mengatakan malu Gangguan citra tubuh Harga diri rendah
dengan kondisinya saat ini karena situasional
terdapat lubnag buatan untuk ( 00120 )
membantu BAB
DO : pasien terlihat malu saat mau
dilakukan perawatan kolostomi

3. DS : pasien mengatakan tidak Kelemahan Devisit perawatan


mampu melakukan perawatan diri diri
mengenai kebersian tubuh ( 00108 )
Do : pasien terlihat kotor karena
pasien tidak dapat mandi sendiri
dengan nilai indek katz 60
( ketergantungan total )

4. Ds : pasien mengatakan tidak tau Kurangnya informasi Defisiensi


cara memasang kantong kolostomi pengetahuan
Do : pasien dan keluarga tidak bisa ( 00126 )
melakukan / pemasangan kantong
kolostomi

18
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
2. Harga diri rendah situasional b/d gangguan citra tubuh
3. Devisit perawatan diri b/d kelemahan
4. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya iformasi

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
2. Devisit perawatan diri b/d kelemahan
3. Defisiensi pengetahuan b/d kurangnya informasi
4. Harga diri rendah situasional b/d gangguan citra tubuh

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Dx. KEP. TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL NIC (ONEC)

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan berikan informasi mengenai nyeri,


keperawatan selama 1 x 24 seperti penyebab nyeri, berapa lama
jam diharapkan klien dapat , nyeri akan dirasakan, antisipasi dari
dengan kriteria hasil : ketidaknyamanan akibat prosedur.

Kontrol nyeri (1605) 2. ajarkan penggunaan teknik


nonfamakologi seperti distraksi
1. Mengenali kapan nyeri
relaksasi.
terjadi dipertahankan
pada 2 ditingkatkan pada 3. Kolaborasikan dengan pasien dan
3 npaorang terdekat dan tim kesehatan
2. Menggunakan tindakan lainnya untuk memilih dan
pengurangan nyeri ta mengimplementasikan tindkan
analgesik dipertahankan penurunan nyeri sesuai kebutuhan.
pada 3 ditingkatkan ke 4
4. monitor kepuasan pasien terhadap
3. Menggunakan analgesik
menejemen nyeri dalam interval
yang direkomendasikan

19
dipertahankan pada 3 yang spesifik.
ditingkatkan ke 4
4. Melaporkan nyeri yang
terkontrol dipertahankan
pada 3 ditingkatkan ke 4.

2. Devisit setelah dilakukan tindakan Manajemen Demensia :


perawatan keperawatan selama 1 x 24 Memandikan (6462)
diri jam diharapkan klien dapat ,
1. Pastikan privasi dan keamanan
dengan kriteria hasil :
saat membuka baju dan
perawatan diri : kebersihan
memandikan
(0305)
2.Berikan sentuhan yang lembut
 Mencuci tangan
3. Dorong kemandirian pasien, tapi
dipertahankan pada
bantu ketika pasien tak mampu
3 ditingkatkan ke 4
melakukannya.
 Mempertahankan
4.Bantu pasien menerima kebuthan
kebersihan yang rapi
pasien terkait kondisi
dipertahankan pada
ketergantungannya.
2 ditingkatkan ke 3
5.Bantu pasien dalam
 Menjaga hidung menggunakan pakaian.
untuk kemudahan
bernafas dan bersih
dipertahankan pada
3 ditingkatkan ke 4

3. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan Pengetahuan : prosedur/perawatan


pengetahuan keperawatan selama 1 x 8 (5618)
b/d jam diharapkan klien dapat , 9. Informasikan pada pasien
kurangnya dengan kriteria hasil : atau orang terdekat mengenai
informasi Pengetahuan : prosedur kapan dan dimana tindakan
penanganan (1814) akan dilakukan.
5. Prosedur 10. Berikan informasi mengenai

20
penanganan pentingnya beberapa
dipertahankan pada peralatan beserta fungsinya.
pengetahuan terbatas 11. Jelaskan prosedur atau
(2) ditingkatkan ke penanganan.
pengetahuan banyak 12. Ajarkan pasien jika apsien
(4) harus berpartisipasi dalam
6. Langkah-langkah kegiatan tersebut.
prosedur 13. Libatkan pasien dalam
dipertahankan pada tindakan.
pengetahuan sedang
(3) ditingkatkan
pada pengetahuan
banyak (4).
7. Pemakaian alat yang
venar dipertahankan
pada pengetahuan
terbatas (2)
ditingkatkan ke
pengetahuan banyak
(4)
8. Tindakan yang
sesuai untuk
komplikasi
dipertahankan pada
pengetahuan terbatas
(2) ditingkatkan ke
pengetahuan sedang
(3)
4. Harga diri Setelah dilakukan tindakan Peningkatan harga diri (5400)
rendah keperawatan selama 1 x 24 18. Monitor pernyataan pasien
situasional jam diharapkan klien dapat , mengenai harga diri
b/d dengan kriteria hasil : 19. Bantu pasien untuk

21
gangguan Citra tubuh (1200) pemerimaan diri
citra tubuh 20. Bantu pasien untuk
14. Sikap terhadap
mengidentifikasi respon
penggunaan strategi
positif dari orang lain.
untuk meningkatkan
21. Dukung pasien untuk
fungsi (tubuh)
mengidentifikasi perilakunya
dipertahankan pada
sendiri.
2 ditingkatkan pada
3
15. Penyesuaian
terhadap tampilan
fisik dipertahankan
pada 3 ditingkatkan
pada 4.
16. Penyesuaian
terhadap perubahan
tubuh akibat
pembedahan
dipertahankan pada
3 ditingkatkan ke 4.
17. Penyesuaian
terhadap fungsi
tubuh
dipertqahankan pada
2 ditingkatkan pada
3.

22
IMPLEMENTASI
HARI Dx. IMPLEMENTASI RESPON HASIL
/TGL KEP.
26 1 1. Memberikan informasi S : Pasien mengatakan
november mengenai nyeri, seperti memahami mengenai
2019 penyebab nyeri, berapa lama nyeri yang dialaminya
07.30 nyeri akan dirasakan, O : pasien terlihat
WIB antisipasi dari memahami mengenai
ketidaknyamanan akibat nyeri yang dialami
prosedur. pasien.

2. mengajarkan penggunaan
09.45 S : Pasien mengatakan
teknik nonfamakologi seperti
WIB nyeri pada bagian luka
distraksi relaksasi.
pembedahan terasa
berkurang
O : pasien terlihat
menahan nyeri pada
bagian lukanya
3. Berkolaborasikan dengan
pasien dan orang terdekat dan S : Pasien merasa tidak
tim kesehatan lainnya untuk nyaman
memilih dan O : Pasien terlihat
mengimplementasikan nyaman
tindakan penurunan nyeri
sesuai kebutuhan.

4. memonitor kepuasan
pasien terhadap menejemen
S : Pasien mengatakan
nyeri dalam interval yang
sudah dapat mengontrol
spesifik.
rasa nyeri
P : pasien terlihat nyaman

23
2. 1.Memastikan privasi dan S : Pasien mengatakan
keamanan saat membuka bersedia untuk dibantu
baju dan memandikan O : Pasien terlihat tidak
malu
2.Memberikan sentuhan S : Pasien mengatakan
yang lembut O : Pasien terlihat
nyaman saat di sentuh
dengan lembut
3. Mendorong kemandirian S : Pasien meminta
pasien, tapi bantu ketika bantuan saat tidak
pasien tak mampu mampu melakukan
melakukannya. O : Pasien terlihat
membutuhkan bantuan

4.Membantu pasien S : Pasien mengatakan


menerima kebutuhan ingin kebutuhanya
pasien terkait kondisi terpenuhi
ketergantungannya. O : pasien terlihat
kebutuhanya masih di
bergantung

5.Membantu pasien dalam S : Pasien mengatakan


menggunakan pakaian. susah untuk memakai
baju sendiri
O : pasien terlihat
kesulitan membuka baju

1. menginformasikan S : pasien mengatakan


pada pasien atau ingin mengetahui
orang terdekat tindakan yang akan
mengenai kapan dan dilakukan

24
dimana tindakan akan O : pasien terlihat
dilakukan. memerlukan banyak
2. memberikan informasi
informasi mengenai S : pasien mengatakan
pentingnya beberapa ingin mengetahui
peralatan beserta peralatan yang akan
fungsinya digunakan
3. menjelaskan prosedur O : pasien terlihat
atau penanganan. memahami peralatan
4. mengajarkan pasien yang diinfokan
jika pasien harus S : pasien mengatakan
berpartisipasi dalam siap untuk berpartisipasi
kegiatan tersebut. O :pasienterlihat
5. melibatkan pasien semangat untuk
dalam tindakan. berpasrtisipasi
S : pasien mengatakan
ingin melakukan sendiri
O : pasien terlihat mampu
melakukan sendiri

1. memonitor S : pasien mengatakan


pernyataan pasien malu dengan keadaanya
mengenai harga diri O : pasien terlihat tidak
nyaman dengan
2. membantu pasien keadaanya
untuk pemerimaan S : pasien mengatakan
diri akan lebih menerima
keadaannya
O : pasien terlihat sudah
mau menerima
3. membantu pasien keadaannya
untuk S : pasien mengatakan

25
mengidentifikasi bahawa dukungan dari
respon positif dari orang lain sangat
orang lain. berharga
O : pasien terlihat
bersemangat setelah
4. mendukung pasien diberi dukungan pada
untuk orang lain
mengidentifikasi S : pasien mengatakan
perilakunya sendiri. ingin dapat mengontrol
emosinya
O : pasien terlihat mampu
mengontrol emosinya

26
EVALUASI

Tanggal Diagnose Evaluasi Paraf

Selasa, 08.00 Nyeri Akut S : pasien mengatakan nyeri pada luka area
26-11- WIB operasi
2019
O : pasien terlihat menahan nyeri.

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:6
T : hilang timbul
A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi :

- mengajarkan penggunaan teknik


nonfamakologi seperti distraksi
relaksasi.
- Berkolaborasikan dengan pasien dan
orang terdekat dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri sesuai kebutuhan.
10.30 Defisit S : pasien mengatakan kesulitan
WIB perawat membersihkan tubuhnya.
an diri O : tubuh pasien nampak kotor dengan
adanya kotoran pada area kolostomi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mendorong kemandirian pasien, tapi
bantu ketika pasien tak mampu
melakukannya.

27
Membantu pasien menerima kebutuhan
pasien terkait kondisi
ketergantungannya, membantu
membersihkan kotoran pada area
colostominya.

12.00 Defisiensi S : pasien dan keluarga mengatakan


WIB pengetahuan tidak tau cara memasang kantong
b/d colostomy
kurangnya O : pasien dan keluarga tampak tidak
informasi bisa cara memasang kantong
colostomy
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Jelaskan prosedur atau
penanganan.
- Ajarkan pasien jika apsien harus
berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut.
- Libatkan pasien dalam tindakan.
13.30 Harga diri S : pasien merasa malu dengan adanya luka
WIB rendah pembedahan kolostomi.
situasional O : pasien terlihat malu saat disuruh
b/d membuka luka ( lubang colostomy )
gangguan A : masalah belum teratasi
citra tubuh P : lanjutkan intervensi
- Bantu pasien untuk pemerimaan
diri
- Dukung pasien untuk
mengidentifikasi perilakunya
sendiri.
14.30 Nyeri akut S : pasien mengatakan nyeri pada luka area

28
WIB operasi sudah berkurang

O : pasien terlihat menahan nyeri.

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:4
T : hilang timbul
A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi :

- mengajarkan penggunaan teknik


nonfamakologi seperti distraksi
relaksasi.
- Berkolaborasikan dengan pasien dan
orang terdekat dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri sesuai kebutuhan.
16.00 Defisit S : pasien mengatakan kesulitan
WIB perawat membersihkan tubuhnya.
an diri O : tubuh pasien nampak kotor dengan
adanya kotoran pada area kolostomi.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mendorong kemandirian pasien, tapi
bantu ketika pasien tak mampu
melakukannya.
Membantu pasien menerima kebutuhan
pasien terkait kondisi
ketergantungannya, membantu
membersihkan kotoran pada area

29
colostominya.

17.30 Defisiensi S : pasien dan keluarga mengatakan


WIB pengeta belum tahu cara memasang kantong
huan b/d colostomy
kurangn O : pasien dan keluarga tampak sudah
ya bisa cara memasang kantong
informa colostomy
si A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Libatkan pasien dan keluarga
saat tindakan
20 .00 Harga diri S : pasien mengatakan sudah tidak mau
WIB rendah dengan apa yang segang dialami sekarang
situasional O : pasien terlihat sudah tidak malu
b/d dibuktikan dari sikap psien saat ada
gangguan petugas yang mau membersihkn kotoran
citra tubuh pada area colostomy
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

21.25 Nyeri akut S : pasien mengatakan masih nyeri pada


WIB area luka operasi
O : pasien tampak terlihat menahan sakit
saat beralih posisi

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:4
T : hilang timbul
A : masalah teratasi sebagian

P : tambahakan intervensi :

30
. kolaborasikan dengan tim medis lain
mengenai penanganan nyeri dengan
pemberian obat analgetik

23.00 Defisiensi S : pasien dan keluarga mengatakan


WIB pengetahuan belum tahu cara memasang kantong
b/d colostomy
kurangnya O : pasien dan keluarga tampak sudah
informasi belum cara memasang kantong colostomy
dibuktikan dengan keluarga masih
meminta bantaan perawat saat pemasangan
kanrong kolostomi
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Libatkan pasien dan keluarga saat
tindakan
05 .00 Deficit S : pasien mengatakan sudah bisa
WIB perawatan membersihkan dirinya dengan dibantu oleh
diri anaknya
O : pasien tampak sudah bersih
A : masalah sudah teratasi
P : hentikan intervensi

RABU 07.35 Nyeri akut S : pasien mengatakan masih nyeri


27 / 11/ WIB O : pasien tampak menahan nyari
2019
P : Nyeri Karena Post Operasi
Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:4
T : hilang timbul
A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi :

31
. kolaborasikan dengan tim medis lain
mengenai penanganan nyeri dengan
pemberian obat analgetik

09.30 Defiseinsi S : pasien dan keluarga mengatakan


WIB ppengetahua sudah tahu cara memasang kantong
n b/d colostomy
kurangnya O : pasien dan keluarga tampak sudah
informasi bisa cara memasang kantong
colostomy dibuktikan dengan keluarga
mampu memasang kantong kolostomi
sendiri tanpa bantuan perawat
A : masalah belum teratasi
P : hentikan intervensi

11.45 Nyeri akut S : pasien mengatakan nyeri sudah


WIB berkurang
O : pasien tampak menahan nyari

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tertusuk
R : bagian abdomen
S:3
T : hilang timbul
A : masalah teratasi sebagian

P : tambahnkan intervensi :

. kaji adanya infeksi pada area luka operasi

15.00 Nyeri akut S : pasien mengatakan nyeri sudah


WIB berkurang
O : pasien tampak menahan nyari

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tertusuk

32
R : bagian abdomen
S:3
T : hilang timbul
A : masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

- Kolaborasikan dengan tim medis


lain untuk pemberian obat analgetik
Kaji adanya infeksi pada area operasi

22.00 Nyeri akut S : pasien mengatakan masih terasa nyeri


WIB O : pasien tampak menahan nyeri

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tertusuk
R : bagian abdomen
S:3
T : hilang timbul
A : masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

06.00 Nyeri akut S : pasien mengatakan masih terasa nyeri


WIB O : pasien tampak menahan nyeri

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tertusuk
R : bagian abdomen
S:3
T : hilang timbul
A : masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

Kamis 08.00 Nyeri akut S : pasien mengatakan nyeri berkurang dan


28 WIB pasien sudah bisa berjalan ke kamar mandi

33
/11/2019 untuk membersihkan kotoran dan mandi
sendri
O : pasen tampak segar habis mandi wajah
pasien rampak segar

P : Nyeri Karena Post Operasi


Q : seperti tersayat-sayat
R : bagian abdomen
S:4
T : hilang timbul
A : masalah sudah teratasi sebagian

P: pertahankan intervensi

12.00 Nyeri akut P : pasien ( + ) meninggal


WIB

34
BAB 4
PEMBAHASAN

35
BAB 5
PENUTUP

Tumor intra abdomen terdiri dari tumor hepar, tumor limpa/ lien, tumor
lambung/ usus halus, tumor colon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor pancreas
pada dewasa dan tumor wilms (ginjal) pada anak-anak.
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat pengalaman khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedini mungkin.

36
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1995. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek
Klinik Edisi 6. Jakarta : EGC.
Ganong, F. William. 1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta :
EGC.
Marrilyn, E. Doengus. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Smelster, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta
: EGC.

37
LAMPIRAN

38

Anda mungkin juga menyukai