Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

CEPHALOPELVIC DISPORPOTION

1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny.N
Umur : 24 tahun
Tanggal Lahir : 5-11-1994
Agama : Islam
Alamat : Kaliwulu - Plered
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA (Sederajat)
Pekerjaan : IRT
Nomor Medrek : A352749
Tanggal Masuk RS : 04 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 04 Oktober 2019
Diagnosa Medis : Cephalopelvic Disporpotion
2. Identitas Orang tua / Keluarga
1) Ayah/Ibu
Nama : -
Umur : -
Agama : -
Suku Bangsa : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
2) Suami/Anak/Saudara terdekat
Nama : Tn. F
Status : Suami
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA (Sederajat)
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kaliwulu - Plered
2. Keluahan Utama
Pasien merasa nyeri
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen kuadran IV seperti di tusuk-tusk
benda tumpul dengan skala nyeri 7 setalah dilakukan operasi Caesar, nyeri akan
semakin bertambah saat melakuakan aktivitas ataupun pergerakan, nyeri menyebar
pada area abdomen dan rasa nyeri akan hilang pada saat istirahat, nyeri dirasakan
klien setiap waktu.
 Pasien merasa lemas dan sulit untuk bergerak, tidak nafsu makan, mual muntah
dengan frekuensi muntah selama 3x, mual dirasakan klien setelah makan, pasien
mengaku kesulitan menelan.
4. Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 tahun
Teratur/tidak : Teratur

1
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Disminorhoe : -
Banyaknya : 4x ganti pembalut
Warna darah : Merah segar disertai gumpalan dan
berbau khas.
HPHT : 26 Januari 2018
HPL : 03 Oktober 2019
Taksiran persalinan : 9 bulan 10 hari
5. Riwayat Perkawinan
Usia waktu menikah : 23 tahun
Lamanya perkawinan : 1 tahun
Perkawinan yang ke : 1 (pertama)
6. Riwayat Obstetri
G 1 P 0 A 0 Gravida 40 – 41 minggu dengan CPD
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Ny. N mengatakan bahwa ia merasa usia kehamilannya 9 bulan, pada masa
kehamilannya Ny. N mengeluh sakit pada bagian pinggang. Ny. N mengaku
gerakan anak pertamanya dirasarakan pada usia 16 minggu, dan pada trimester
akhir Ny. N merasakan adanya pergerakan bayi seperti menendang..
 Ny. N mengatakan bahwa ia rutin memeriksakan kandungannya di Bidan dan
dokter kandungan.
8. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Pasien mengatakan bahwa belum pernah memakai alat kontrasepsi dan direncanakan
memakai alat kontrasepsi setelah anak pertama lahir.
9. Riwayat Pengobatan (Medikasi/Farmakologi)
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami proses pengobatan yang serius..
10. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Suami pasien mengatakan bahwa istrinya tidak pernah menderita penyakit yang serius dan
tidak pernah mengalami operasi SC sebelumnya.
11. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada dalam silsilah keluarga yang menderita
penyakit keturunan.
12. Riwayat Kesehatan Sosial
 Hubungan klien dengan suaminya terjalin baik, suami selalu menemani dan
memberikan dukungan selama istrinya di rumah sakit.
 Pasien dan keluraga menjalin hubungan baik dengan tetangga dan saudaranya,
terlihat banyak orang yang datamg menjenguknya di Rumah Sakit.
13. Riwayat Kesehatan Spiritual
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang di derita nya merupakan suatu ujian yang
diberikan oleh Allah SWT. Pasien juga tetap melakukan ibadah seperti sholat dan
membaca Al-Qur’an selama dia dirawat.
14. Riwayat Kesehatan Transkultural
 Pasien dapat berbicara bahasa Indonesia dengan fasikh, sehingga mudah untuk
menjalin komukasi dengan orang lain.
 Pasien biasa mengatasi masalah kesehatan dengan mengkonsumsi obat-obatan
herbal seperti jamu.
15. Activity Daily Living (ADL)
1. Mekanisme Koping
a. Kesadaran diri dan Harga diri : Pasien memiliki kesadaran diri yg tinggi

2
terhadap penyakitnya.
b. Manajemen dan Kontrol Stress : Pasien biasanya bermain handphine dan
berbincang dengan suaminya.
2. Pola Nutrisi
a. Pola Makan : 3 kali sehari dengan porsi yang sedikit
b. Minum : + 6 gelas perhari
c. Keluahan : Mual, tidak nafsu makan
d. Pantangan : Tidak ada
3. Pola Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5 kali sehari Biasanya 1 kali sehari
Warna : Kuning, kadang bercampur Kuning dengan konsentrasi cair
darah
Bau : Bau amoniak masih Bau khas
tercium
Jumlah : 1000 cc/hari 300 cc
Keluhan : Tidak ada Belum BAB (post operasi)
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Siang : Tidak tidur siang
b. Malam : 6 jam/hari
c. Aktivitas : Ibu Rumah Tangga
5. Personal Hygiene
a. Kebersihan Gigi : 3 kali sehari selama di rumah, dan setelah
post operasi klien tidak pernah
membersihkan gigi
b. Mandi : 2 kali sehari selama di rumah, dan setelah
post operasi klien belum pernah mandi
c. Genital Hygiene : Hampir setiap mandi dilakukan.
d. Ganti Pakaian Dalam : 3 kali sehari
16. Pemeriksaan Umum
Berat Badan sebelum hamil : 55 kg
Berat Badan sesudah hamil : 68 kg
Tinggi Badan : 166 cm
Tingkat Kesadaran : Compos Metis
Eyes : 4 Verbal : 5 Motorik : 5
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Pulse Rate : 82 kali/menit
Respiration Rate : 24 kali/menit
Suhu : 36.7˚C
SPO² : 95%
GDS : -
17. Pendekatan Pengkajian Fisik Persistem
a. Sistem Integumen
Rambut : Rambut tampak bersih lurus tidak ada ketombe,
berwarna hitam legam.
Kulit : Kulit tampak kasar terdapat luka post operasi SC
pada daerah abdomen, turgor kurang elastic, bibir
simetris namun tampak pucat dan tidak terdapat
adanya luka, akral teraba dingin, diaphoresis (+).
Kuku : Bentuk kuku tampak normal, tidak ada lesi atau

3
infeksi jamur, CRT > 3 detik, terlihat sianosis
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : -
Kulit keriting kasar, pucat namun tidak
terdapat adanya lesi atau jaringan parut
- Tidak ada Oedema tungkai, dan bengkak
di sekitar wajah
- Bentuk kuku normal namun terlihat
sianosis
Palpasi : - Turgor kulit tidak elastic
- Nadi perifer reguler
- CRT > 3 detik
Perkusi : Terdengar suara redup pada ICS 2 dan 5 bagian
dada sebelah kiri.
- ICS II-III Linea Para Sternalis Dextra
- ICS IV-V Linea Para Sternalis Dextra
- ICS II-III Linea Para Sternalis Sinistra
- ICS IV-V Linea Medioclavicularis Sinistra

Auskultasi : - Suara jantung normal terdengar S1 ‘loop’


dan S2 ‘dup’
c. Sistem Respirasi
Inspeksi -: Bentuk hidung normal, tidak ada lesi
- Lubang hidung tampak bersih
- Bentuk dada normal
- Retraksi dada simetris
Palpasi -: Tidak ada nyeri pada daerah sinus
- Ekspansi dada simetris,
- Traktil fremitus normal
Perkusi -: Resonan
Auskultasi -: Vesikuler terdengar di ICS 4 kedua lapang paru
dengan intesitas suara halus 2/1
- Bronchial terdengar di ICS 2-3 dengan
intensitas suara nyaring ½
- Bronchovesiculer terdengar di ICS 1-2 anterior
paru diantara scapule dengan intensitas suara
sedang 1/1
d. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, klientidak
memiliki riwayat peyakit DM atau kelainan sistem endokrin..

e. Sistem Neurologi dan Pesepsi Sensori


Kepala dan Leher -: Bentuk kepala bulat normal, rambut
berwarna hitam tampak beruban, kulit kepala
bersih, tidak menunjukan adanya lesi.
- Bentuk leher normal, tidak ada lesi namun
terdapat pembengkakan limfa.
- Reflek menelan abnormal, klien merasa nyeri
saat menelan.
Raut Wajah -: Wajah tampak pucat, lesu, meringis
Mata -: Bentuk mata normal

4
- Konjungtiva anemis
- Sclera mata normal
- Pupil mata nistagmus
Mulut -: Bentuk bibir normal dan tampak sianosis.
- Gigi bersih,
- Tidak ada secret dalam rongga mulut
Neurosensori -: Nervus Olfaktori normal
- Nervus Optikus normal
- Nervus Okulomotorius normal
- Nervus Tochlear normal
- Nervus Trigeminal normal
- Nervus Abdusen normal
- Nervus Facialis nomal
- Nervus Vestibulocochlear normal
- Nervus Glossopharingeus normal
- Nervus Vagus normal
- Nervus Aksesorius normal
- Nevus Hypoglossal normal
f. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi -: Bentuk abdomen normal, terdapat luka
operasi 10 cm garis melintang di area
kuadran 3-4 terdapat garis linea alba,
- Klientampak meringis disebabkan adaya
luka tumpul post Operasi SC.
- Tidak tampak peningkatan aliran
pengeluaran lochea.
- Reflek menelan normal.
- Lidah tampak kotor
- Pergerakan uvula normal.
Perkusi -: Terdengar bunyi Sonor di kuadran 1
abdomen
- Terdengar Dullness di kuadran 1 dextra pada
kosta ke 7-12
- Terdengar bunyi pekak pada kuadran 3 dan 4
bagian bawah abdomen area kandung kemih.
Auskultasi - Bising usus 12 kali/menit
- Tidak terdengar adanya bising aorta pada
daerah epigastrik.
Palpasi -: Diastasis ractie (-)
- Kontraksi uterus baik, kosistensinya keras
- TFU 2 cm di bawah pusat.
g. Sistem Urinary
Klienterpasang kateter urine, pada saat dipalapasi kandung kemih kosong, tidak
terdapat nyeri tekan, warna urine kuning jernih.

5
h. Sistem Muskuloskeletal
Sulit melakuakan aktivitas, tampak lemah, pergerakan otot melemah, sianosis
bagian ekstremitas, terpasang infus RL 20tpm. Nilai ROM rata-rata ektremitas atas
dan bawah 3

3 3

3 3

i. Sistem Reproduksi
Bentuk mamae simetris, areola menonjol, tidak ada oedema, lochea rubra kurang
lebih 200cc.

11. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik


a. Pemeriksaan Darah Rutin

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

Hematologi Automatic
Hemoglobin 14.0 g/dL 12.0 - 16.0
Jumlah Leukosit 13.48 10^3/µL 4.50 - 11.0
Jumlah Eritrosit 5.07 juta/µL 4.10 - 5.10
Hematokrit 41.3 % 35.0 - 47.0
Jumlah Trombosit 282 ribu/µL 150 - 450
MCV 81.5 fL 80 - 96
MCH 27.6 pg/mL 28 - 33
MCHC 33.9 g/dL 33 - 36

Golongan Darah + Rhesus


Golongan Darah A
Rhesus Positif

Waktu Perdarahan
Waktu Perdarahan 2.00 `(mnt)/ `(dtk) MRR

Waktu Pembekuan
Waktu Pembekuan 4.00 `(mnt)/ `(dtk) MRR

Glukosa Darah Sewaktu


Glukosa Darah Sewaktu 72.0 mg/dL MRR

Anti HIV (Prog.Dinkes)


Anti HIV (Prog.Dinkes) Non Reaktif Non Reaktif

HBsAg
HBsAg (-) Negatif Negatif

6
2. Analisa Data
NO Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
1. Ds : CPD Domain XII. Kelas I.
- Klien mengeluh nyeri bagian perut Kode Diagnosis 00132.
bekas luka operasi. Sectio Caesarea Nyeri akut b.d Agen
- Klien mengatakan tidak nafsu injuri fisik ditanadi
makan dengan adanya luka post
- Pengkajian nyeri Luka post operasi operasi SC
O : Nyeri mentap
P:
- Rasa nyeri akan
Jaringan terputus
bertambah saat ia
melakukan pergerakan.
- Rasa nyeri akan
berkurang saat berbaring Pelepasan
dan setelah diberikan obat prostaglandin
analgetik.
Q:
- Sharpening pain, seperti
Menrangsang area
ditusuk-tusuk.
R: sensorik
- Bagian Abdomen
Quadran III dan IV regio Gangguan rasa
lumbalis dan inguinalis nyaman
dextra.
S:
- Skala nyeri 5
T: Nyeri akut
- Dengan obat
U:
- Sebelumnya belum
pernah mengalami
V:
- Pasien menginginkan rasa
nyerinya cepat hilang.

Do :
- Klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak pucat
- Klien tampak lemas
- Adanya luka post operasi  10
cm melintang di kuadran 3-4
- Akral teraba dingin
- Diaphoresis (+)
- TD 130/90 mmHg
- Nadi 82x/menit
- RR 24x/menit
- Suhu 36.7˚C

2. Ds : CPD Domain IV. Kelas IV.


- Klienmengatakan sulit Kode Diagnosis 00092.
menggerakan anggota tubuh. Sectio Caesarea Intoleransi aktivitas b.d
- Klien mnegatakan kesulitan kelelahan postpartum
melakukan ADL
Psot partum nifas
Do :

7
- TD 130/90 mmHg
- Nadi 82x/menit Penurunan estrogen
- RR 24x/menit progesterone
- Suhu 36.7˚C
- Tampak lemah
- Klien bedrest Kontraksi dan involusi
- Pengkajian ROM dan uterus
kekuatan otot 3
- Adanya luka post operasi  10
cm melintang di kuadran 3-4 Perdarahan
- Klien tampak sulit melakukan
pergerakan.
- Hb 9,8 Penurunan kadar Hb

Kelelahan

Intoleransi aktivitas

3. Ds : klien mengatakan tidak nafsu CPD Domain II. Kelas I. Kode


makan. Diagnosis 00002.
Do : Ketidakseimbangan
- TD 130/90 mmHg Sectio Caesarea nutrisi kurang dari
- Nadi 82x/menit kebutuhan tubuh b.d
- RR 24x/menit mual muntah postpartum
- Suhu 36.7˚C Efek anastesi (asupan nutrisi tidak
- Adanya luka post operasi  10 adekuat)
cm melintang di kuadran 3-4
- Mual muntah (+) Mual muntah
- Lidah klien tampak kotor
- Klien tampak lemas
- Hb 9,8 Penurunan nafsu
makan

Nutrisi peroral tidak


adekuat

Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

4. Ds : klien mengatakan nyeri pada CPD Domain XI. Kelas I.


bagian luka bekas operasi Kode Diagnosis 00004.
Do : Sectio Caesarea Resiko infeksi ditandai
- TD 130/90 mmHg dengan kerusakan
- Nadi 82x/menit jaringan pasca tindakan
- RR 24x/menit Luka post operasi bedah.
- Suhu 36.7˚C
- Terpasang catheter urine

8
- Adanya luka post operasi  10 Jaringan terbuka
cm melintang di kuadran 3-4
dengan skala nyeri 5
- Akral teraba dingin Penurunan sistem
- Leukosit 13.800 mm³ imunitas

Invasi Bakteri
dan agen cedera
biologis

Resiko Infeksi

9
3. Diagnosa Keperawatan
NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL PARAF
FOKUS
1 DX 1 Domain XII. Kelas I. Kode Diagnosis Jumat, 03/10/2019
00132. Nyeri akut b.d Agen injuri fisik
ditanadi dengan adanya luka post
operasi SC
2 DX 2 Domain IV. Kelas IV. Kode Diagnosis Jumat, 03/10/2019
00092. Intoleransi aktivitas b.d
kelelahan postpartum
3 DX 3 Domain II. Kelas I. Kode Diagnosis Jumat, 03/10/2019
00002. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual
muntah postpartum (asupan nutrisi
tidak adekuat)
4 DX 4 Domain XI. Kelas I. Kode Diagnosis Jumat, 03/10/2019
00004. Resiko infeksi ditandai dengan
kerusakan jaringan pasca tindakan
bedah.

10
4. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC Rasional EBP


Keperawatan
1. Domain XII. Kelas Domain IV. Domain 1. Fisiologi  Mengidentifikasi  Lucky Tommy
I. Kode Diagnosis Pengetahuan Tentang Dasar, Kelas E. tipikal nyeri Kumaat
00132. Nyeri akut Kesehatan dan Peningkatan secara Mulyadi. (2017).
b.d Agen injuri Perilaku, Kelas Q. Kenyamanan Fisik, menyeluruh Pengaruh Teknik
fisik ditanadi Perilaku Sehat, 1605 1400 : Manajemen mulai dari respon Relaksasi
dengan adanya : Kontrol Nyeri Nyeri verbal dan non- Benson
luka post operasi Setelah dilakukan  Posisikan klien verbal serta Terhadap Skala
SC tindakan keperawatan senyaman mungkin, menentukan titik Nyeri Pada
selama 3x24 jam supinasi pusat nyeri yang Pasien Post
diharapkan nyeri akut  Atur suasana dialami oleh Operasi Di Rsup.
pasien dapat lingkungan klien. Prof. Dr. R.D.
berkurang dengan senyaman mungkin,  Teknik asertif Kandou Dan Rs
kriteria hasil: batasi dapat membantu Tk.Iii R.W.
 Mengenali kapan penungunjung, meredakan nyeri Mongisidi Teling
nyeri terjadi, skala hindari kebisingan. sementara waktu Manado. e-
3-4.  Lakukan pengkajian  Analgeti Journal
 Menggunakan nyeri secara diberikan untuk Keperawatan (e-
tindakan komprehensif mengurangi Kp) volume 5
pengurang nyeri  Observasi reaksi nyeri. Nomor 1,
tanpa analgesik, non verbal dari  Istirahat dapat
skala 3-5. ketidaknyamanan membantu proses
 Menggunakan  Tingkatkan istirahat penyembuhan
analgesik yang  Ajarkan pasien
yang di tentang teknik non
rekomendasikan, farmakologi: napas
skala 3-4. dalam, relaksasi,
 Melaporkan nyeri distraksi, kompres
yang terkontrol, hangat/ dingin
skala 3-4.  Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian analgetik
(terapi medikasi
ketorolac drip via
Intravena)

2. Domain IV. Kelas Domain I. Fungsi Domain 1. Fisiologi  Lingkungan yang 


IV. Kode Kesehatan, Kelas A. Dasar, Kelas A. aman dan
Diagnosis 00092. Pemeliharaan Energi, Manajemen Aktifitas nyaman dapat
Intoleransi 0007 : Tingkat dan Latihan, 0226 : meningkatkan
aktivitas b.d Kelelahan Terapi Latihan ; keselamatan
kelelahan Setelah dilakukan Kontrol Otot pasien saat
postpartum tindakan keperawatan  Sediakan melakukan ADL
selama 3x24 jam lingkungan yang  Pakaian yang
diharapkanpasien aman dan nyaman nyaman dan
dapat mengotrol pola selama latihan sesuai dapat
aktivitas kriteria hasil: aktifitas (sesuaikan meminimalisir
 Kelelahan dan suhu, penerangan, terjadinya resiko
Kelesuan, skala 3 dan tingkat jatuh
(sedang) –4 kebisingan).  Step guidance
(ringan).  Anjurkan pasien diberikan untuk
 Kegiatan sehari- menggunakan membantu pasien
hari (ADL) dapat pakaian yang tidak dalam
ditingkatkan ke menghambat melaksanakan
skala 3 (cukup pergeakan. ADL
terganggu) – 5  Berikan petunjuk  Redemonstrasi
(tidak terganggu) langkah demi latihan dilakukan
 Kualitas istirahat langkah untuk setiap untuk
dapat aktifitas motorik meningkatkan
dipertahankan selama latihan atau psikomotor

11
pada skala 4 ADL pasien dalam
(sedikit terganggu)  Instruksikan pasien menerapkan ADL
– 5 (tidak untuk mengulang  Sebagai bentuk
terganggu) kembali gerakan pencegahan
 Keseimbangan setiap kali latihan. terjadiny resiko
antara kegiatan  Bantu pasien untuk jatuh saat
dan istirahat dapat berada pada posisi melakukan ADL
dipertahankan duduk atau berdiri  Healing touch
pada skala 3 untuk melakukan merupakan terapi
(cukup terganggu) protocol latihan, alternative untuk
– 5 (tidak sesuai kebutuhan. membantu
terganggu)  Gunakan stimulasi meringankan
sentuhan untuk kram otot
mengurangi kram  Lingkungan yang
otot. baik dapat
 Sediakan meningkatkan
lingkungan yang kualitas tidur
baik untuk sehingga
beristirahat bagi mempercepat
pasien setelah proses pemulihan
periode latihan.  Kolaborasi
 Kolaborasi dengan dilakukan
ahli terapi fisik, sebagain tindakan
okupasional dan alternative untuk
rekreasional dalam memaksimalkan
mengembangkan penerapan
dan menerapkan program latihan
program latihan
sesuai kebutuhan
pasien.

3. Domain II. Kelas Domain II. Fungsi Domain 1. Fisiologi  Identifikasi yang 
I. Kode Diagnosis Kesehatan, Kelas K. Dasar, Kelas D. komprehensif
00002. Pencernaan dan Dukungan Nutrisi, 1100 dilakukan untuk
Ketidakseimbanga Nutrisi, 1004 : Status : Manajemen Nutrisi mengkaji faktor
n nutrisi kurang Nutrisi  Kaji faktor utama penyebab
dari kebutuhan Setelah dilakukan penyebab nutrition
tubuh b.d mual tindakan keperawatan intoleransi makanan imbalance dan
muntah selama 3x24 jam yang dimiliki mempermudah
postpartum diharapkanpasien pasien. perencanaan
(asupan nutrisi dapat meningkatkan  Anjurkan pasien tindakan
tidak adekuat) status nutrisi kriteria untuk selalu manajemen
hasil: menjaga oral nutrisi
 Asupan gizi, hygiene.  Oral hygiene
makanan, cairan  Anjurkan pasien yang baik
dapat untuk makan sedikit merupakan salah
dipertahankan, tapi sering satu faktor yang
skala 4 (sedikit  Anjurkan pasien dapat membantu
menyimpang dari mengkonsumsi meningkatkan
rentang normal) – makanan tinggi nafsu makan
5 (tidak protein dan diet pasien
menyimpang dari seimbang.  Asupan makanan
rentang normal).  Sediakan makanan sedikit tapi sering
 Rasio BB/TB yang hangat dan dengan variasi
dapat lunak dengan menu menu makanan
dipertahankan, yang bervariasi. yang disajikan
skala 4 (sedikit  Ciptakan hangat dan lunak
menyimpang dari lingkungan yang dapat menambah
rentang normal) – optimal (bersih, nafasu makan dan
5 (tidak berventilasi, santai keiinginan pasien
menyimpang dari dan bebas dari bau untuk makan
rentang normal). menyengat) pada  Makanan dengan

12
saat mengkonsumsi kandungan
makanan. protein tinggi
 Monitor status dapat
nutrisi, catat adanya meningkatkan
penurunan brat restorasi sel-sel
badan yang dan jaringan yang
signifikan rusak
berdasarkan IMT.  Memantau status
 Kolaborasi dengan nutrisi melalui
ahli gizi untuk penurunan BB
pemilihan diet gizi yang di hitung
seimbang berdasarkan IMT
 Kobalorasi dengan  Multivitamin
dokter untuk diberikan sebagai
pemberian asupan
multivitamin. mikronutrient
tambahan untuk
pasien

4. Domain XI. Kelas Domain VI. Domain 5. Keluarga,  Mengidentifikasi 


I. Kode Diagnosis Kesehatan Keluarga, Kelas E. Perawatan adanya perubahan
00004. Resiko Kelas Z. Status Melahirkan, 6930 : akibat papara
infeksi ditandai Kesehatan Anggota Perawatan agen cedera
dengan kerusakan Keluarga, 2511 : Postpartum biologis maupun
jaringan pasca Status Maternal  Kaji tanda vital injuri melalui
tindakan bedah. (Postpartum) setiap 8 jam, catat perubahan tanda
Setelah dilakukan adanya perubahan vital
tindakan keperawatan yang signifikan  Lingkungan yang
selama 3x24 jam  Sediakan aseptic dan
diharapkanpasien lingkungan yang budaya mencuci
dapat mengotrol aseptic tangan dapat
resiko terjadinya  Anjurkan untuk mencegah
infeksi pasca mencuci tangan terjadinya proses
melahirkan dengan sebelum dan penularan
kriteria hasil: sesudah tindakan penyakit
 Kelelahan, skala 3 aseptic  Perineum hygiene
(sedang) –4  Ajarkan pasien yang baik dapat
(ringan). perawatan perineum mencegah infeksi
 Penyembuhan hygiene untuk dan mengurangi
insisi dapat mencegah infeksi rasa
ditingkatkan ke dan mengurangi ketidaknyamanan
skala 3 (deviasi ketidaknyamanan  Memantau proses
sedang dari  Monitor tanda perkembangan
kisaran normal) – infeksi pada luka penyakit melalui
5 (tidak ada insisi post operasi tanda-tanda
deviasi dari (rubor, kalor, dolor, infeksi pada area
kisaran normal) tumor, fungsio luka post Operasi
 Nyeri insisi lesea).  Antibiotic
dengan skala 3  Monitor lochea diberikan untuk
(sedang) – 5 (tidk terkait warna, mencegah
ada nyeri) jumlah, bau dan terjadinya infeksi.
 Tanda vital dapat adanya gumpalan
ditingkatkan ke  Kolaborasi dengan
skala 3 (deviasi dokter untuk
sedang dari rencana pemberian
kisaran normal) – antibiotic.
5 (tidak ada
deviasi dari
kisaran normal)
 Kadar Hb dan
Leukosit dapat
ditingkatkan ke

13
skala 3 (deviasi
sedang dari
kisaran normal) –
5 (tidak ada
deviasi dari
kisaran normal)

14
5. Impelentasi dan Evaluasi Keperawatan
N HariTan Jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
o ggal Keperawatan

1. Jumat Domain XII.  Membantu S : klien mengatakan :


04/10/19 Kelas I. Kode memposisikan klien - Nyeri pada bagian
Diagnosis senyaman mungkin, luka bekas operasi
00132. Nyeri supinasi - Merasa sangat
akut b.d Agen  Mengatur suasana khawatir
injuri fisik lingkungan senyaman O :
ditanadi mungkin, batasi - Wajah klien
dengan penungunjung, hindari tampak meringis
adanya luka kebisingan. kesakitan dan
post operasi  Melakukan pengkajian pucat
SC nyeri secara - Klien tampak
komprehensif lemas
- Klien tampak
O : Nyeri mentap
cemas
P:
- Rasa nyeri akan - Respirasi :
bertambah saat 22x/menit
ia melakukan - Tekanan Darah
pergerakan. 90/80 mmHg
- Rasa nyeri akan - Suhu 37,5˚C
berkurang saat - Akral teraba
berbaring dan
setelah dingin
diberikan obat - Diaphoresis (+)
analgetik. A :
Q: Masalah belum teratasi
- Sharpening
pain, seperti P:
ditusuk-tusuk.
Tetap monitor status klien,
R:
- Bagian lanjutkan intervensi
Abdomen
Quadran III dan I :
IV regio  Lakukan pengkajian
lumbalis dan nyeri secara
inguinalis dextra komprehensif
dan sinistra.
 Observasi reaksi non
S:
- Skala nyeri 5 verbal dari
T: ketidaknyamanan
- Dengan obat  Gunakan teknik asertif
U: dengan menarik nafas
- Sebelumnya dalam
belum pernah  Kolaborasi dengan
mengalami
V: dokter untuk
- Pasien pemberian analgetik
 Tingkatkan istirahat
menginginkan
rasa nyerinya
cepat hilang. E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
 Megobservasi reaksi non saat dilakukan tindakan
verbal dari asuhan keperawatan.
ketidaknyamanan
 Mengajarkan teknik R :

15
asertif dengan menarik - Monitor status
nafas dalam perkembangan pasien
 Berkolaborasi dengan - Lapor hasil
laboratorium darah
dokter untuk pemberian
rutin ke dokter Sp. OG
analgetik - Lanjutkan terapi sesuai
 Menganjurkan untuk resep dokter ;
meningkatkan istirahat Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV
Sabtu Domain IV.  Mempersiapkanlingkung S:
05/10/19 Kelas IV. an yang aman dan - Klienmengatakan sulit
Kode nyaman selama latihan menggerakan anggota
aktifitas (sesuaikan suhu,
Diagnosis tubuh.
penerangan, dan tingkat
00092. kebisingan). - Klien mnegatakan
Intoleransi  Mempersiapkan pakaian kesulitan melakukan
aktivitas b.d yang tidak menghambat ADL
kelelahan pergerakan pada pasien
postpartum sebelum latihan. O:
 Memberikan petunjuk - TD 90/60 mmHg
langkah demi langkah
- Nadi 88x/menit
untuk setiap aktifitas
motorik selama latihan - RR 22x/menit
atau ADL - Suhu 37,5˚C
 Melatih pasien untuk - Tampak lemah
mengulang kembali - Klien bedrest
gerakan setiap kali - Pengkajian ROM dan
latihan. kekuatan otot 3
 Membantu pasien untuk
- Adanya luka post
berada pada posisi duduk
atau berdiri untuk operasi  10 cm
melakukan protocol melintang di kuadran
latihan, sesuai 3-4
kebutuhan. - Klien tampak sulit
 Melakukan stimulasi melakukan pergerakan.
sentuhan untuk
- Hb 9,8
mengurangi kram otot.
 Memberikan lingkungan
yang baik untuk A:
beristirahat bagi pasien Masalah belum
setelah periode latihan. sepenuhnya teratasi
 Melakukan Kolaborasi
dengan ahli terapi fisik, P:
okupasional dan
rekreasional dalam Tetap monitor aktivitas
mengembangkan dan latihan dan ADL pasien,
menerapkan program lanjutkan intevensi
latihan sesuai kebutuhan
pasien. I:
 Sediakan lingkungan
yang aman dan nyaman
selama latihan aktifitas
(sesuaikan suhu,
penerangan, dan
tingkat kebisingan).
 Anjurkan pasien
menggunakan pakaian
yang tidak
menghambat

16
pergeakan.
 Berikan petunjuk
langkah demi langkah
untuk setiap aktifitas
motorik selama latihan
atau ADL
 Instruksikan pasien
untuk mengulang
kembali gerakan setiap
kali latihan.
 Bantu pasien untuk
berada pada posisi
duduk atau berdiri
untuk melakukan
protocol latihan, sesuai
kebutuhan.
 Gunakan stimulasi
sentuhan untuk
mengurangi kram otot.
 Sediakan lingkungan
yang baik untuk
beristirahat bagi pasien
setelah periode latihan.
 Kolaborasi dengan ahli
terapi fisik,
okupasional dan
rekreasional dalam
mengembangkan dan
menerapkan program
latihan sesuai
kebutuhan pasien.
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
- Pantau dan dampingi
pola aktivitas dan
latihan pasien
- Konsultasi ahli terapi
fisik rencana tindakan
terapi ROM pasif dan
aktif
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV

17
Sabtu Domain II.  Pengkajian komprehensif S:
05/10/19 Kelas I. Kode faktor penyebab Klien mengatakan kurang
Diagnosis intoleransi makanan nafsu makan
yang dimiliki pasien.
00002.
 Melakukan dan
Ketidakseimba mendemostrasikan oral O:
ngan nutrisi hygiene yang benar pada - TD 90/60 mmHg
kurang dari pasien. - Nadi 88x/menit
kebutuhan  Menganjurkan pasien - RR 22x/menit
tubuh b.d untuk makan sedikit tapi - Suhu 37,5˚C
mual muntah sering - Adanya luka post
 Menganjurkan pasien
postpartum
mengkonsumsi makanan operasi  10 cm
(asupan tinggi protein dan diet melintang di
nutrisi tidak seimbang. kuadran 3-4
adekuat)  Meyediakan dan - Mual muntah
merekomendasikan sudah berkurang
makanan yang hangat - Pasien sudah
dan lunak dengan menu
tampak
yang bervariasi.
 Mengobservasi, melakukan oral
menyediakan lingkungan hygiene
yang optimal (bersih, - Lidah klien
berventilasi, santai dan tampak kotor
bebas dari bau - Klien masih
menyengat) pada saat tampak lemas
mengkonsumsi makanan.
- Hb 9,8
 Melakukanmonitoring
status nutrisi, catat
adanya penurunan brat A:
badan yang signifikan Masalah belum
berdasarkan IMT. sepenuhnya teratasi
 Melakukan kolaborasi
dengan ahli gizi untuk P : Monitor status nutrisi
pemilihan diet gizi
seimbang pasien, lanjutkan intervensi
 Melakukan kobalorasi
dengan dokter untuk I:
pemberian multivitamin.  Kaji faktor penyebab
intoleransi makanan
yang dimiliki pasien.
 Anjurkan pasien untuk
selalu menjaga oral
hygiene.
 Anjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi
sering
 Anjurkan pasien
mengkonsumsi
makanan tinggi protein
dan diet seimbang.
 Sediakan makanan
yang hangat dan lunak
dengan menu yang
bervariasi.
 Ciptakan lingkungan
yang optimal (bersih,
berventilasi, santai dan
bebas dari bau
menyengat) pada saat
mengkonsumsi
makanan.

18
 Monitor status nutrisi,
catat adanya penurunan
brat badan yang
signifikan berdasarkan
IMT.
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemilihan
diet gizi seimbang
 Kobalorasi dengan
dokter untuk
pemberian
multivitamin.
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
terkait status nutrisi
(IMT dan BBI)
- Lapor hasil
laboratorium darah
rutin ke dokter Sp. OG
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV

Sabtu Domain XI.  Mengkaji tanda vital S:


05/10/19 Kelas I. Kode setiap 8 jam, catat Klien mengatakan nyeri
Diagnosis adanya perubahan yang pada bagian luka bekas
signifikan
00004. Resiko operasi
 Menyediakan lingkungan
infeksi yang aseptic
ditandai  Mengajarkan untuk O:
dengan mencuci tangan sebelum - TD 90/60 mmHg
kerusakan dan sesudah tindakan - Nadi 88x/menit
jaringan pasca aseptic - RR 22x/menit
tindakan  Melakukan dan - Suhu 37,5˚C
mengajarkan pasien
bedah. - Terpasang catheter
perawatan perineum
hygiene untuk mencegah urine
infeksi dan mengurangi - Adanya luka post
ketidaknyamanan operasi  10 cm
 Melakukan monitoring melintang di kuadran
tanda infeksi pada luka 3-4
insisi post operasi (rubor,
- Perineum tampak
kalor, dolor, tumor,
fungsio lesea). bersih
 Melakukan monitoring - Akral teraba dingin
lochea terkait warna, - Leukosit 12.800 mm³
jumlah, bau dan adanya
gumpalan A:
 Berkolaborasi dengan Masalah belum
dokter untuk rencana

19
pemberian antibiotic. sepenuhnya teratasi

P:
Tetap monitor tanda
infeksi, lanjutkan
intervensi

I:
 Kaji tanda vital setiap
8 jam, catat adanya
perubahan yang
signifikan
 Sediakan lingkungan
yang aseptic
 Anjurkan untuk
mencuci tangan
sebelum dan sesudah
tindakan aseptic
 Ajarkan pasien
perawatan perineum
hygiene untuk
mencegah infeksi dan
mengurangi
ketidaknyamanan
 Monitor tanda infeksi
pada luka insisi post
operasi (rubor, kalor,
dolor, tumor, fungsio
lesea).
 Monitor lochea terkait
warna, jumlah, bau dan
adanya gumpalan
 Kolaborasi dengan
dokter untuk rencana
pemberian antibiotic.

E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
terkait control infeksi
post partum dan luka
post operasi
- Lapor hasil
laboratorium darah
rutin ke dokter Sp. OG
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV

20
2. Minggu Domain XII.  Membantu S : klien mengatakan :
06/10/19 Kelas I. Kode memposisikan klien - Nyeri pada bagian
Diagnosis senyaman mungkin, luka bekas operasi
00132. Nyeri supinasi - Merasa sangat
akut b.d Agen  Mengatur suasana khawatir
injuri fisik lingkungan senyaman O :
ditanadi mungkin, batasi - Wajah klien
dengan penungunjung, hindari tampak meringis
adanya luka kebisingan. kesakitan dan
post operasi  Melakukan pengkajian pucat
SC nyeri secara - Klien tampak
komprehensif lemas
- Klien tampak
O : Nyeri mentap
sudah mampu
P:
- Rasa nyeri akan melakukan
bertambah saat manajemen nyeri
ia melakukan - Respirasi :
pergerakan. 20x/menit
- Rasa nyeri akan - Tekanan Darah
berkurang saat 110/70 mmHg
berbaring dan
- Suhu 37,0˚C
setelah
diberikan obat - Akral teraba
analgetik. dingin
Q: - Diaphoresis (-)
- Sharpening A:
pain, seperti Masalah belum teratasi
ditusuk-tusuk.
R:
- Bagian P:
Abdomen Tetap monitor status klien,
Quadran III dan lanjutkan intervensi
IV regio
lumbalis dan I:
inguinalis dextra  Lakukan pengkajian
dan sinistra.
nyeri secara
S:
- Skala nyeri 4 komprehensif
T:  Observasi reaksi non
- Dengan obat verbal dari
U: ketidaknyamanan
- Sebelumnya  Gunakan teknik asertif
belum pernah dengan menarik nafas
mengalami
V: dalam
- Pasien  Kolaborasi dengan
menginginkan dokter untuk
rasa nyerinya pemberian analgetik
cepat hilang.  Tingkatkan istirahat

 Megobservasi reaksi non E :


verbal dari Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
ketidaknyamanan saat dilakukan tindakan
 Mengajarkan teknik asuhan keperawatan.
asertif dengan menarik
nafas dalam R:
 Berkolaborasi dengan - Monitor status
dokter untuk pemberian perkembangan pasien

21
analgetik - Lapor hasil
 Menganjurkan untuk laboratorium darah
meningkatkan istirahat rutin ke dokter Sp. OG
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV

Minggu Domain IV.  Mempersiapkan S:


06/10/19 Kelas IV. lingkungan yang aman - Klienmengatakan sulit
Kode dan nyaman selama menggerakan anggota
latihan aktifitas
Diagnosis tubuh.
(sesuaikan suhu,
00092. penerangan, dan tingkat - Klien mnegatakan
Intoleransi kebisingan). kesulitan melakukan
aktivitas b.d  Mempersiapkan pakaian ADL
kelelahan yang tidak menghambat
postpartum pergerakan pada pasien O:
sebelum latihan. - TD 110/70 mmHg
 Memberikan petunjuk
- Nadi 82x/menit
langkah demi langkah
untuk setiap aktifitas - RR 20x/menit
motorik selama latihan - Suhu 37,0˚C
atau ADL - Tampak lemah
 Melatih pasien untuk - Klien bedrest
mengulang kembali - Pengkajian ROM dan
gerakan setiap kali kekuatan otot 4
latihan.
- Adanya luka post
 Membantu pasien untuk
berada pada posisi duduk operasi  10 cm
atau berdiri untuk melintang di kuadran
melakukan protocol 3-4
latihan, sesuai - Klien tampak
kebutuhan. melakukan pergerakan
 Melakukan stimulasi
sedikit demi sedikit.
sentuhan untuk
mengurangi kram otot. - Hb 9,8
 Memberikan lingkungan
yang baik untuk A:
beristirahat bagi pasien Masalah belum
setelah periode latihan. sepenuhnya teratasi
 Melakukan Kolaborasi
dengan ahli terapi fisik, P:
okupasional dan Tetap monitor aktivitas
rekreasional dalam latihan dan ADL pasien,
mengembangkan dan lanjutkan intevensi
menerapkan program
latihan sesuai kebutuhan I:
pasien.  Sediakan lingkungan
yang aman dan nyaman

22
selama latihan aktifitas
(sesuaikan suhu,
penerangan, dan
tingkat kebisingan).
 Anjurkan pasien
menggunakan pakaian
yang tidak
menghambat
pergeakan.
 Berikan petunjuk
langkah demi langkah
untuk setiap aktifitas
motorik selama latihan
atau ADL
 Instruksikan pasien
untuk mengulang
kembali gerakan setiap
kali latihan.
 Bantu pasien untuk
berada pada posisi
duduk atau berdiri
untuk melakukan
protocol latihan, sesuai
kebutuhan.
 Gunakan stimulasi
sentuhan untuk
mengurangi kram otot.
 Sediakan lingkungan
yang baik untuk
beristirahat bagi pasien
setelah periode latihan.
 Kolaborasi dengan ahli
terapi fisik,
okupasional dan
rekreasional dalam
mengembangkan dan
menerapkan program
latihan sesuai
kebutuhan pasien.
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
- Pantau dan dampingi
pola aktivitas dan
latihan pasien
- Konsultasi ahli terapi
fisik rencana tindakan
terapi ROM pasif dan
aktif
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul

23
via IV

Minggu Domain II.  Pengkajian komprehensif Klien mengatakan kurang


06/10/19 Kelas I. Kode faktor penyebab nafsu makan
Diagnosis intoleransi makanan
yang dimiliki pasien.
00002. O:
 Melakukan dan
Ketidakseimba mendemostrasikan oral - TD 110/70 mmHg
ngan nutrisi hygiene yang benar pada - Nadi 82x/menit
kurang dari pasien. - RR 20x/menit
kebutuhan  Menganjurkan pasien - Suhu 37,0˚C
tubuh b.d untuk makan sedikit tapi - Adanya luka post
mual muntah sering operasi  10 cm
 Menganjurkan pasien
postpartum melintang di
mengkonsumsi makanan
(asupan tinggi protein dan diet kuadran 3-4
nutrisi tidak seimbang. - Mual muntah
adekuat)  Meyediakan dan sudah berkurang
merekomendasikan - Pasien sudah
makanan yang hangat tampak
dan lunak dengan menu
melakukan oral
yang bervariasi.
 Mengobservasi, hygiene
menyediakan lingkungan - Lidah klien
yang optimal (bersih, tampak bersih
berventilasi, santai dan - Klien masih
bebas dari bau tampak lemas
menyengat) pada saat - Hb 9,8
mengkonsumsi makanan.
 Melakukan monitoring
status nutrisi, catat A:
adanya penurunan brat Masalah belum
badan yang signifikan sepenuhnya teratasi
berdasarkan IMT.
 Melakukan kolaborasi P : Monitor status nutrisi
dengan ahli gizi untuk pasien, lanjutkan intervensi
pemilihan diet gizi
seimbang
 Melakukan kobalorasi I:
dengan dokter untuk  Kaji faktor penyebab
pemberian multivitamin. intoleransi makanan
yang dimiliki pasien.
 Anjurkan pasien untuk
selalu menjaga oral
hygiene.

24
 Anjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi
sering
 Anjurkan pasien
mengkonsumsi
makanan tinggi protein
dan diet seimbang.
 Sediakan makanan
yang hangat dan lunak
dengan menu yang
bervariasi.
 Ciptakan lingkungan
yang optimal (bersih,
berventilasi, santai dan
bebas dari bau
menyengat) pada saat
mengkonsumsi
makanan.
 Monitor status nutrisi,
catat adanya penurunan
brat badan yang
signifikan berdasarkan
IMT.
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemilihan
diet gizi seimbang
 Kobalorasi dengan
dokter untuk
pemberian
multivitamin.
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
terkait status nutrisi
(IMT dan BBI)
- Lapor hasil
laboratorium darah
rutin ke dokter Sp. OG
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV

25
Minggu Domain XI.  Mengkaji tanda vital S:
06/10/19 Kelas I. Kode setiap 8 jam, catat Klien mengatakan nyeri
Diagnosis adanya perubahan yang pada bagian luka bekas
signifikan
00004. Resiko operasi
 Menyediakan lingkungan
infeksi yang aseptic
ditandai  Mengajarkan untuk O:
dengan mencuci tangan sebelum - TD 110/70 mmHg
kerusakan dan sesudah tindakan - Nadi 82x/menit
jaringan pasca aseptic - RR 20x/menit
tindakan  Melakukan dan - Suhu 37,0˚C
mengajarkan pasien
bedah. - Terpasang catheter
perawatan perineum
hygiene untuk mencegah urine
infeksi dan mengurangi - Adanya luka post
ketidaknyamanan operasi  10 cm
 Melakukan monitoring melintang di kuadran
tanda infeksi pada luka 3-4
insisi post operasi (rubor,
- Perineum tampak
kalor, dolor, tumor,
fungsio lesea). bersih
 Melakukan monitoring - Akral teraba dingin
lochea terkait warna, - Leukosit 12.800 mm³
jumlah, bau dan adanya
gumpalan A:
 Berkolaborasi dengan Masalah belum
dokter untuk rencana sepenuhnya teratasi
pemberian antibiotic.
P:
Tetap monitor tanda
infeksi, lanjutkan
intervensi

I:
 Kaji tanda vital setiap
8 jam, catat adanya
perubahan yang
signifikan
 Sediakan lingkungan
yang aseptic
 Anjurkan untuk
mencuci tangan
sebelum dan sesudah
tindakan aseptic
 Ajarkan pasien
perawatan perineum
hygiene untuk
mencegah infeksi dan
mengurangi
ketidaknyamanan
 Monitor tanda infeksi
pada luka insisi post
operasi (rubor, kalor,
dolor, tumor, fungsio
lesea).
 Monitor lochea terkait
warna, jumlah, bau dan
adanya gumpalan
 Kolaborasi dengan
dokter untuk rencana
pemberian antibiotic.

26
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
terkait control infeksi
post partum dan luka
post operasi
- Lapor hasil
laboratorium darah
rutin ke dokter Sp. OG
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV
Ketorolac 2 x 1 ampul
via IV

3. Kamis Domain XII.  Membantu S : klien mengatakan :


08/08/19 Kelas I. Kode memposisikan klien - Nyeri pada bagian
Diagnosis senyaman mungkin, luka bekas
00132. Nyeri supinasi operasinya sudah
akut b.d Agen  Mengatur suasana berkurang
injuri fisik lingkungan senyaman
ditanadi mungkin, batasi O :
dengan penungunjung, hindari - Klien tampak ceria
adanya luka kebisingan. - Klien tampak
post operasi  Melakukan pengkajian sudah mampu
SC nyeri secara melakukan
komprehensif manajemen nyeri
- Respirasi :
O : Nyeri mentap
18x/menit
P:
- Rasa nyeri akan - Tekanan Darah
bertambah saat 110/70 mmHg
ia melakukan - Suhu 36,8˚C
pergerakan. - Akral teraba
- Rasa nyeri akan hangat
berkurang saat - Diaphoresis (-)
berbaring dan
setelah A:
diberikan obat Masalah sudah teratasi
analgetik.
Q: P:
- Sharpening Tetap monitor status klien
pain, seperti
ditusuk-tusuk.
I:
R:
- Bagian  Lakukan pengkajian
Abdomen nyeri secara
Quadran III dan komprehensif
IV regio  Observasi reaksi non
lumbalis dan verbal dari
inguinalis dextra

27
dan sinistra. ketidaknyamanan
S:  Gunakan teknik asertif
- Skala nyeri 3 dengan menarik nafas
T:
dalam
- Dengan obat
U:  Tingkatkan istirahat
- Sebelumnya
belum pernah E:
mengalami Pasien dan keluarga
V: tampak kooperatif pada
- Pasien saat dilakukan tindakan
menginginkan asuhan keperawatan.
rasa nyerinya
cepat hilang. R:
- Monitor status
perkembangan pasien
 Megobservasi reaksi non
- Laporkan hasil tes
verbal dari darah rutin
ketidaknyamanan - Konsultasi dokter
 Mengajarkan teknik penanggung jawab
asertif dengan menarik rencana pulang besok
nafas dalam - Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
 Berkolaborasi dengan
Infus RL 20 gtt
dokter untuk pemberian Cefotaxime 2 x 1 gram
analgetik, jika diperlukan via IV
 Menganjurkan untuk
meningkatkan istirahat

Kamis Domain IV.  Mempersiapkan S:


08/08/19 Kelas IV. lingkungan yang aman - Klienmengatakan
Kode dan nyaman selama sudah mampu
latihan aktifitas
Diagnosis menggerakan anggota
(sesuaikan suhu,
00092. penerangan, dan tingkat tubuh.
Intoleransi kebisingan). - Klien mengatakan
aktivitas b.d  Mempersiapkan pakaian sudah mampu
kelelahan yang tidak menghambat melakukan ADL
postpartum pergerakan pada pasien
sebelum latihan. O:
 Memberikan petunjuk
- TD 110/70 mmHg
langkah demi langkah
untuk setiap aktifitas - Nadi 80x/menit
motorik selama latihan - RR 18x/menit
atau ADL - Suhu 36,8˚C
 Melatih pasien untuk - Tampak bugar
mengulang kembali - Klien tampak sudah
gerakan setiap kali mampu melakukan
latihan.
aktifitasnya sedikit-
 Membantu pasien untuk
berada pada posisi duduk sedikit
atau berdiri untuk - Pengkajian ROM dan
melakukan protocol kekuatan otot 4
latihan, sesuai - Adanya luka post
kebutuhan. operasi  10 cm
 Melakukan stimulasi
melintang di kuadran
sentuhan untuk
mengurangi kram otot. 3-4
 Memberikan lingkungan - Klien tampak
yang baik untuk melakukan pergerakan
beristirahat bagi pasien sedikit demi sedikit.
setelah periode latihan. - Hb 10,2

28
 Melakukan Kolaborasi
dengan ahli terapi fisik, A:
okupasional dan Masalah sudah teratasi
rekreasional dalam
mengembangkan dan P:
menerapkan program Tetap monitor aktivitas
latihan sesuai kebutuhan latihan dan ADL pasien
pasien.
I:
 Sediakan lingkungan
yang aman dan nyaman
selama latihan aktifitas
(sesuaikan suhu,
penerangan, dan
tingkat kebisingan).
 Anjurkan pasien
menggunakan pakaian
yang tidak
menghambat
pergeakan.
 Berikan petunjuk
langkah demi langkah
untuk setiap aktifitas
motorik selama latihan
atau ADL
 Instruksikan pasien
untuk mengulang
kembali gerakan setiap
kali latihan.
 Bantu pasien untuk
berada pada posisi
duduk atau berdiri
untuk melakukan
protocol latihan, sesuai
kebutuhan.
 Gunakan stimulasi
sentuhan untuk
mengurangi kram otot.
 Sediakan lingkungan
yang baik untuk
beristirahat bagi pasien
setelah periode latihan.

E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
- Pantau dan dampingi
pola aktivitas dan
latihan pasien
- Konsultasi dokter
penanggung jawab
rencana pulang besok
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;

29
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV

Kamis Domain II.  Pengkajian komprehensif S:


08/08/19 Kelas I. Kode faktor penyebab Klien mengatakan nafsu
Diagnosis intoleransi makanan makannya sudah
yang dimiliki pasien.
00002. bertambah
 Melakukan dan
Ketidakseimba mendemostrasikan oral
ngan nutrisi hygiene yang benar pada O:
kurang dari pasien. - TD 110/70 mmHg
kebutuhan  Menganjurkan pasien - Nadi 80x/menit
tubuh b.d untuk makan sedikit tapi - RR 18x/menit
mual muntah sering - Suhu 36,8˚C
 Menganjurkan pasien
postpartum - BB : 55 kg
mengkonsumsi makanan
(asupan tinggi protein dan diet - TB : 160 cm
nutrisi tidak seimbang. - IMT : 21.5
adekuat)  Meyediakan dan (Normal)
merekomendasikan - Adanya luka post
makanan yang hangat operasi  10 cm
dan lunak dengan menu
melintang di
yang bervariasi.
 Mengobservasi, kuadran 3-4
menyediakan lingkungan - Mual muntah
yang optimal (bersih, sudah berkurang
berventilasi, santai dan - Pasien sudah
bebas dari bau tampak
menyengat) pada saat melakukan oral
mengkonsumsi makanan.
hygiene
 Melakukan monitoring
status nutrisi, catat - Lidah klien
adanya penurunan brat tampak bersih
badan yang signifikan - Klien tampak
berdasarkan IMT. ceria dan mau
 Melakukan kolaborasi menghabiskan
dengan ahli gizi untuk makanan dengan
pemilihan diet gizi
seimbang porsi penuh
 Melakukan kobalorasi - Hb 10,2
dengan dokter untuk
pemberian multivitamin. A:
Masalah sudah teratasi

P : Monitor status nutrisi

30
pasien

I:
 Kaji faktor penyebab
intoleransi makanan
yang dimiliki pasien.
 Anjurkan pasien untuk
selalu menjaga oral
hygiene.
 Anjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi
sering
 Anjurkan pasien
mengkonsumsi
makanan tinggi protein
dan diet seimbang.
 Sediakan makanan
yang hangat dan lunak
dengan menu yang
bervariasi.
 Ciptakan lingkungan
yang optimal (bersih,
berventilasi, santai dan
bebas dari bau
menyengat) pada saat
mengkonsumsi
makanan.
 Monitor status nutrisi,
catat adanya penurunan
berat badan yang
signifikan berdasarkan
IMT.
 Kobalorasi dengan
dokter untuk
pemberian
multivitamin.
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
terkait status nutrisi
- Lapor hasil check
darah rutin
- Konsultasi dokter
penanggung jawab
rencana pulang besok
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV

31
Kamis Domain XI.  Mengkaji tanda vital S:
08/08/19 Kelas I. Kode setiap 8 jam, catat Klien mengatakan nyeri
Diagnosis adanya perubahan yang pada bagian luka bekas
signifikan
00004. Resiko operasi sudah berkurang.
 Menyediakan lingkungan
infeksi yang aseptic
ditandai  Mengajarkan untuk O:
dengan mencuci tangan sebelum - TD 110/70 mmHg
kerusakan dan sesudah tindakan - Nadi 80x/menit
jaringan pasca aseptic - RR 18x/menit
tindakan  Melakukan dan - Suhu 36,8˚C
mengajarkan pasien
bedah. - Terpasang catheter
perawatan perineum
hygiene untuk mencegah urine
infeksi dan mengurangi - Adanya luka post
ketidaknyamanan operasi  10 cm
 Melakukan monitoring melintang di kuadran
tanda infeksi pada luka 3-4
insisi post operasi (rubor,
- Perineum tampak
kalor, dolor, tumor,
fungsio lesea). bersih
 Melakukan monitoring - Akral teraba hangat
lochea terkait warna, - Leukosit 8.800 mm³
jumlah, bau dan adanya
gumpalan A:
 Berkolaborasi dengan Masalah sebagian sudah
dokter untuk rencana teratasi
pemberian antibiotic.
P:
Tetap monitor tanda
infeksi,

I:
 Kaji tanda vital setiap
8 jam, catat adanya
perubahan yang
signifikan
 Sediakan lingkungan
yang aseptic
 Anjurkan untuk
mencuci tangan
sebelum dan sesudah
tindakan aseptic
 Ajarkan pasien
perawatan perineum
hygiene untuk
mencegah infeksi dan
mengurangi
ketidaknyamanan
 Monitor tanda infeksi
pada luka insisi post
operasi (rubor, kalor,
dolor, tumor, fungsio
lesea).
 Monitor lochea terkait
warna, jumlah, bau dan
adanya gumpalan
 Kolaborasi dengan
dokter untuk rencana
pemberian antibiotic.

32
E:
Pasien dan keluarga
tampak kooperatif pada
saat dilakukan tindakan
asuhan keperawatan.

R:
- Monitor status
perkembangan pasien
terkait control infeksi
post partum dan luka
post operasi
- Berikan penkes
tentang perawatan luka
post operasi
- Lapor hasil
laboratorium darah
rutin
- Konsultasi dokter
penanggung jawab
rencana pulang besok
- Lanjutkan terapi sesuai
resep dokter ;
Infus RL 20 gtt
Cefotaxime 2 x 1 gram
via IV

33

Anda mungkin juga menyukai