Disusun Oleh:
I Ketut Indrawijaya, S. Kep
NIM: 11194692111024
Disusun oleh:
I Ketut Indrawijaya, S. Kep
NIM: 11194692111024
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin
A. Pengkajian Keperawatan
Tujuan pengkajian pada lansia adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan
keterbatasan klien sehingga intervensi yang efektif dan tepat dapat diberikan untuk
meningkatkan fungsi optimal dan mencegah ketidakmampuan dan ketergantungan.
Pengkajian keperawatan pada lansia terdiri dari pengkajian riwayat kesehatan,
pengkajian status fungsional, pengkajian status kognitif dan afektif, pengkajian status
sosial.
1. Pengkajian Lansia
a. Identitas klien
Nama : Tn. A
Umur : 63 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Dayak
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jl. Jepang
c. Riwayat Keluarga
Genogram
G
Keterangan :
: Laki-laki : Laki-laki meninggal
: Perempuan : Perempuan meninggal
---- : Tinggal serumah : Pasien Sakit
G
h. Obat-obatan
a) Nama : Polysilen
b) Dosis : 3 x sehari
c) Bagaimana / kapan menggunakannya : diminum 30 menit sebelum makan
f. Kebiasaan sehari-hari
1) Biologis
a) Pola makan :
pasien makan nasi dan ikan 3 x sehari, kadang makan sayur.
jumlah porsi hanya seperempat porsi, kadang-kadang makan buah, pasien
suka makanan yang asam-asam. Pasien mengatakan kurang nafsu makan.
b) Pola minum :
Pasien minum air putih saat makan 3 x sehari ( 700 cc) dan minum teh 2 x
sehari
c) Pola tidur :
Pasien jarang tidur siang dan tidur pada malam hari, biasanya 6 – 7 jam.
d) Pola eliminasi (BAB/BAK) :
Pasien BAB 1 kali sehari tiap pagi, konsistensi lembek, warna kuning biasa
BAK 4 – 5 kali sehari, warna kuning muda
e) Aktifitas sehari - hari :
Olahraga kadang jalan kaki saat ke sawah, Mandi dan gosok gigi 2 kali
sehari, beribadah di rumah.
f) Rekreasi :
Pasien nonton televisi di rumah untuk menghilangkan kejenuhan
2) Psikologis
a) Keadaan emosi :
Kondisi emosi pasien stabil saja, raut wajah atau sikap biasa saja, apabila
ada masalah pasien selalu diskusi dengan anaknya.
b) Status depresi dan kecemasan :
Pasien tidak ada rasa cemas tentang masa lansianya, karena pasien sering
dibawa beribadah.
c) Perasaan saat menghadapi masalah / penyakit : Pasien kadang – kadang
merasa takut terhadap penyakit maag yang diderita, takut kalau bertambah
parah.
3) Sosial
a) Dukungan keluarga :
Keluarga selalu memberikan semangat kepada pasien, keluarga selalu
menemani pasien saat berobat ke puskesmas
b) Hubungan antar keluarga :
Hubungan pasien dengan anggota keluarga (Istri, anak, menantu dan cucu )
baik –baik saja, apabila ada masalah maka selalu dibicarakan baik-baik.
c) Hubungan dengan orang lain :
Hubungan dengan teman lansia lain ataupun tetangga di komplek baik-baik
saja, sering ngobrol bersama.
4) Spiritual/ Kultural
a) Pelaksanaan ibadah :
Pasien sering beribadah hanya dirumah dan kadang-kadang mengikuti
pengajian yang ada dekat rumah.
b) Keyakinan tentang kesehatan :
Pasien menganggap kesehatan sangat penting, dan pasien yakin selama
melaksanakan hidup sehat dan mengkonsumsi obat rutin maka penyakitnya
tertangani dengan baik walaupun tidak bisa sembuh.
g. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi pasien dan tanda-tanda vital
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Suhu : 36,5 oC
d) Nadi : 78 x/menit
e) Tekanandarah : 120/90 mmHg
f) Pernafasan : 19 x/menit
g) Tinggi badan : 165 cm
h) Berat badan : 57 kg
i) IMT : BB: (TB x TB) = 57 : (1,65 x 1,65)= 21.1 (Normal)
2) Pengkajian head to toe
a) Kepala
Kebersihan : bersih,
Kerontokan rambut : tidak,
Warna : hitam sebagian putih
Tekstur rambut : halus
Keluhan : Kadang-kadang sakit kepala.
b) Mata
Pupil : refleks cahaya ada
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Strabismus : tidak
Penglihatan : rabun jauh
Peradangan : tidak,
Riwayat katarak : tidak,
Nyeri tekan : tidak,
Kacamata : tidak
Keluhan : kadang melihat tidak jelas
c) Hidung
Kondisi hidung : Bersih
Bentuk : simetris
Peradangan : tidak ada,
Penciuman : tidak,
Pernafasan cuping hidung : tidak
Nyeri tekan : tidak,
Obstruksi : tidak,
Keluhan : Tidak ada
d) Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : baik
Mukosa : lembab
Peradangan / stomatitis : tidak,
Lidah : bersih
Gigi : ompong sebagian dan tidak ada menggunakan gigi
palsu
Radang gusi : tidak,
Karies : tidak ada
Lesi : tidak ada.
Kesulitan mengunyah : tidak
Kesulitan menelan : tidak,
Keluhan : tidak ada
e) Telinga
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidak,
Obstruksi : tidak,
Pendengaran : agak terganggu (kurang mendengar)
Keluhan : Tidak ada
f) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
JVP : tidak ada
Kakukuduk : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada
Keluhan : kadang – kadang otot leher tegang.
g) Dada
Inspeksi : Dada bersih, bentuk dada simetris dan normal,
Perkusi : paru sonor, jantung pekak,
Palpasi : tidak ada massa, pergerakan rongga dada simetris,
Auskultasi : suara paru vesikuler
Keluhan : tidak ada
h) Abdomen
Inspeksi : perut bersih, bentuk normal, warna kulit putih, lesi
tidak ada
Auskultasi : bising usus 27 kali / menit
Palpasi : ada nyeri tekan,tidak ada massa,turgor kulit baik.
Perkusi : timpani
Keluhan : merasa nyeri uluhati dan kembung
i) Genetalia
Kebersihan : terlihat bersih.
Haemoroid : tidak ada
Infeksi : tidak ada
Keluhan : Tidak ada
Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
Achiles + +
k) Integumen
Kebersihan : baik.
Warna : normal.
Kelembaban : lembab.
Lesi : tidak ada,
Turgor : kembali dalam 2 detik
Akral : hangat.
Pruritus : tidak ada,
Perubahan tekstur : Kulit agak keriput.
Gangguan pada kulit : Tidak ada.
Keterangan
4 :mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 :mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 :mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 :tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai
42-54 :mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 :tidak mampu melakukan
Keterangan :
Beri tanda( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21 – 61 : Ketergantungan berat/ sangat ketergantungan
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantunganringan
100 : Mandiri
2) Pertanyaan tahap 2
a) Keluhan > 3 bulan atau > 1 kali dalam sebulan? ya
b) Ada masalah atau banyak pikiran ? ya
c) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain? tidak
d) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak
e) Cenderung mengurung diri ? tidak
Jika >1 atau = 1 jawaban “ya”, maka ada masalah
gangguan emosional.
Gangguan emosional
Analisis Hasil
Skor salah (0 – 2) : Fungsi intelektual utuh
Skor salah (3 – 4) : Kerusakan intelektua lringan
Skor salah (5 – 7) : Kerusakan intelektual sedang
Skor salah (8 – 10) : Kerusakan intelektual berat
d. Perintahkan pada
klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu
poin).
“tutup mata anda”
e. Perintahkan kepada
klien untuk menulis kalimat atau
menyalin gambar.
Klien menulis/ menggambar
Total nilai 30 30
Interpretasihasil
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
0 – 17 : terdapat kerusakan fungsi mental berat
Keterangan:
Lingkari pilihan jawaban berdasarkan pernyataan klien
Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal
Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1
Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Keterangan:
Skor < 14 : Resiko tinggi terjadinya ulkus diabetikum
Skor < 12 : Peningkatan risiko 50 kali lebih besar terjadinya ulkus diabetikum
Skor 12 – 13 : Resiko sedang
Skor > 14 : Resiko kecil
o. Informasi Penunjang
1) Diagnosa Medis
Gastritis
2) Hasil laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium
3) Terapi medis
Polysilen 3x1 cth (sebelum makan)
4) Keadaan lingkungan
Pencahayaan ruangan dan kamar baik,
kondisi lantai papan,
keadaan lantai kering,
jarak kekamar mandi/ toilet/ dapur dekat,
tidak terdapat handrail atau pegangan di kamar mandi/ toilet,
penggunaan WC jongkok
B. Data Fokus
Data subjektif :
Pasien mengatakan nyeri uluhati, kembung, kurang nafsu makan dan terkadang pusing
P = Nyeri bila terlambat makan
Q = nyeri menusuk- nusuk
R = epigastrium / kuadran kanan atas
S = skala nyeri 5 (sedang)
T = terus menerus
Data Objektif :
Inspeksi : Wajah Pasien tampak meringis kesakitan dan sesekali memegangi perut
Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi yang disajikan
Palpasi : Nyeri tekan pada epigastrium
TD = 120/ 90 mmHg TB = 165 cm BB = 57kg IMT= 21,1
Nadi = 78 x/menit
Pernapasan = 19 x/ menit
Suhu = 36,5 ◦C
Perkusi : timpani
Auskultasi :Bising usus 27 kali/menit
C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS: Nyeri kronis Iritasi mukosa
Pasien mengatakan nyeri uluhati lambung
dan pusing
P = Nyeri bila terlambat makan
Q = nyeri menusuk- nusuk
R = epigastrium / kuadran kanan
atas
S = skala nyeri 5 (sedang)
T = terus menerus
DO:
1. Wajah Pasien tampak
meringis kesakitan dan
sesekali memegangi perut
2. Nyeri tekan pada epigastrium
2 DS: Resiko tinggi ketidak Anoreksia
Pasien mengatakan nyeri seimbangan nutrisi
uluhati, tidak nafsu makan dan kurang dari kebutuhan
merasa kembung tubuh
DO:
Porsi makanan yang disajikan
hanya dihabiskan seperempat
pasien tampak lemah
Bising usus 27 x/menit
BB = 57 kg
TB = 165 cm
IMT = 21,1
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
E. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 1. Kaji nyeri : lokasi, karakteristik,
dengan iritasi jam nyeri teratasi dengan durasi, frekuensi, kualitas,
pada mukosa kriteria hasil : intensitas, dan faktor pencetus
lambung Kontrol Nyeri
1. Pasien mengetahui faktor 2. Kaji ekspresi non verbal pasien
penyebab nyeri 3. Kontrol faktor-faktor lingkungan
2. Pasien dapat yang membuat klien tidak
menggunakan tindakan nyaman,
pencegahan 4. Berikan pendidikan kesehatan
3. Pasien rileks teknik penatalaksanaan nyeri
4. Pasien dapat tidur secara non farmakologi,
Tingkat Nyeri misalnya : terapi musik,
1. Melaporkan nyeri relaksasi, distraksi, kompres
berkurang atau hilang hangat, tekhnik
(PQRST) pemijatan/akupresueur dan obat
2. Skala nyeri 0-1 tradisional
3. Ekspresi wajah saat nyeri 5. Kolaborasi pemberian obat untuk
4. Posisi tubuh tidak lambung
melindung
G.Catatan Perkembangan
II Jumat , S:
6 Agustus 2021 Pasien mengatakan sudah ada nafsu makan dan
Jam 16.00 Wib kembung berkurang
O:
1. Wajah pasien tampak rileks
2. Hasil vital sign : Tekanan darah : 100/70
Mmhg
Nadi 86 x/mnt
BB= 57 kg TB= 165 cm IMT=21,1 Ketut
3. Tn. A dapat menghabiskan 1/3 porsi makanan
yang disajikan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 4 dan 5
I Sabtu, S:
7 Agustus 2021 Pasien mengatakan nyeri pada uluhati berkurang
Jam 16.00 Wib P : nyeri muncul bila tidak makan
Q : menusuk-nusuk
R : uluhati
S : 3 (ringan)
T : terus menerus
O: Ketut
1. Wajah pasien tampak lebih rileks
2. Hasil vital sign : Tekanan darah : 110/70
Mmhg, Nadi 82 x/mnt
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
II Sabtu, S:
7 Agustus 2021 Pasien mengatakan sudah ada nafsu makan dan
Jam 16.00 Wib kembung berkurang
O:
1. Wajah pasien tampak rileks
2. Hasil vital sign : Tekanan darah : 100/70
Mmhg, Nadi 86 x/mnt BB=57 kg TB=165 cm
IMT:17,26
3. Tn. A dapat menghabiskan ½ porsi makanan Ketut
yang di sajikan
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7
I Minggu , S:
8 Agustus 2021 Pasien mengatakan nyeri pada uluhati sudah
Jam 16.00 Wib tidak ada
P : nyeri muncul bila tidak makan Ketut
Q : nyilu
R : uluhati
S : 1 (ringan)
T : hilang timbul
O:
1. Wajah pasien tampak tenang, tidak melindungi
daerah nyeri
2. Hasil vital sign : Tekanan darah : 110/70
Mmhg, Nadi 80 x/mnt
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
II Minggu , S:
8 Agustus 2021
Pasien mengatakan sudah ada nafsu makan dan
Jam 16.00 Wib
tidak kembung lagi
O:
1. Wajah pasien tampak lebih segar
2. Tn. A tampak menghabiskan porsi makanan
yang di sajikan
3. Hasil vital sign : Tekanan darah : 120/70 Ketut
mmHg, Nadi: 80 x/mnt
4. BB: 57 kg TB: 165 cm IMT: 21,1
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi