Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

K
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PHYMOSIS
DI RUANG APEL RSUD KLUNGKUNG

Oleh

Ni Komang Devi arianti


(19.321.3029)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN

2022
A. PENGKAJIAN
a. Data Umum
Identitas Klien
Nama (Initial) : An. K
Umur : 5 Tahun
Agama : Hindu
Jenis kelamin : laki- laki
Status marital :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Br.Selat,Banjarangkan, Klungkung.
Tanggal masuk : 12 mei 2022
Tanggal pengkajian : 12 mei 2022
No. Register : 278xxx
Diagnosa medis : Phymosis

Identitas Penanggung Jawab


Nama (Initial) : Ny. S
Umur : 45
Hub. Dengan Klien : ibu
Pekerjaan : Petani
Alamat : Br.Selat,Banjarangkan, Klungkung.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan Utama
- Saat MRS
Kulup penis tidak dapat dibuka
- Saat pengkajian
Kulup penis tidak dapat dibuka kurang lebih 3hari terakhir, terdapat bengkak, px
merasakan nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang


Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kesakitan dan melihat nampak
bengkak pada bagian penis px,sehingga px merasa tidak nyaman dan terus menangis
meringis , sehingga keluarga pasien akhirnya membawa pasien ke RSUD Klungkung
pada pagi harinya yaitu pada tanggal 12 mei 2022. Sesampainya di IGD RSUD
Klungkung perawat melakukan pengkajian kepada pasien, dan dari hasil pengkajian
didapatkan data : Tanda-tanda Vital : TD = 90/60 mmHg, Frekuensi Nadi = 62
x/menit , Frekuensi Nafas = 22 x/menit, Suhu =36,3 C, bising usus = 38 x/mnt.
Pasien mengeluh kesakitan dan merasa nyeri, Pasien tampak gelisah. Selanjutnya
pasien dirawat inap diruangan apel kelas 3 bed 13.

Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Penyakit yang pernah dialami
Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah mengalami sakit seperti saat ini.
b. Pernah dirawat
Keluarga pasien mengatakan belum pernah dirawat di instalansi kesehatan.

c. Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak adanya alergi obat, makanan, debu,
logam, dingin, dll.
d. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Tidak terkaji
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan Keluarga tidak ada yang memiliki kelainan / kecacatan dan
menderita suatu penyakit yang berat.

Genogram

45
50

17th
10 5

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Garis hubungan keluarga

Riwayat Sosiokultural
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ikut serta dalam kegiatan di desa, karena
masih anak- anak.

c. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
- Pola persepsi :
Keluarga pasien mengatakan penyakit yang beliau derita termasuk penyakit
medis.
- Pola manajemen kesehatan:
Keluarga pasien mengatakan apabila beliau sakit, langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan, dokter atau rumah sakit terdekat
b. Pola Nutrisi-Metabolik
- Sebelum sakit:
Keluarga Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien makan 3 kali sehari
dengan lauk, sayur, nasi dan tidak ada pantangan terhadap makanan. Pasien
mengatakan sebelum sakit biasanya pasien minum kurang lebih 6 sampai 7 gelas
sehari (1500 ml) dan kadang-kadang pasien minum susu.
- Saat pengkajian:
Keluagra Pasien mengatakan saat sakit pasien makan 3 kali sehari tetapi hanya 3
sendok makan saja. Keluarga pasien mengatakan saat sakit pasien minum kurang
lebih 2 sampai 3 gelas sehari (700ml).
c. Pola Eliminasi
a) BAB
- Sebelum sakit
Keluarga Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasanya BAB 2 kali sehari
dengan konsistensi feses lembek, berbentuk, warna kekuningan dan bau khas
feses.
- Saat pengkajian
Keluarga Pasien mengatakan saat sakit BAB pasien 2 kali sehari.
b) BAK
- Sebelum sakit
Keluarga Pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAK sebanyak 5-6 kali
sehari dengan warna kekuningan dan bau khas urine
Saat pengkajian
- Keluarga Pasien mengatakan saat sakit pasien BAK sebanyak 3 kali sehari
dengan warna kekuningan. saat malam hari keinginan untuk BAK meningkat,
rasa sakit saat akan BAK, perlu mengejan saat akan melakukan BAK.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
- Sebelum sakit:
Keluarga pasien mengatakan sebelum beliau sakit, beliau suka bermain
dengan teman –temannya.
- Saat pengkajian:
Keluarga Pasien mengatakan saat sakit pola latihan pasien dibantu keluarga.

Tabel 3.1
Aktivitas

Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 

0: Ma0 : mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3:


Dibantu orang lain dan alat, 4: Tergantung total.
e. Pola Kognitif dan Perseptual
- Pola kognitif:
Pasien mengatakan tidak mengerti dengan penyakit apa yang dideritanya,
penyebabnya,karena masih anak-anak.
- Pola perseptual
Pasien  mengatakan tidak ada keluhan dengan fungsi panca indranya
f. Pola Persepsi Konsep Diri
Sebelum sakit
- Identitas diri: pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang anak dari
seorang ayah dan seorang ibu dan 2 saudaranya.
- Gambaran diri: pasien merasa kalau dirinya sehat dan tidak memerlukan
bantuan medis.
- Ideal diri: pasien mengatakan ingin tetap sehat.
- Harga diri: pasien mengatakan beliau sangat dihargai.
- Peran diri: tidak terkaji
Saat pengkajian
- Identitas diri: pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang anak dari
seorang ayah dan seorang ibu dan 2 saudaranya.
- Gambaran diri: pasien merasa kalau dirinya sakit dan membutuhkan
pertolongan
- Ideal diri: pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul
dengan keluarga di rumahnya.
- Harga diri: pasien mengatakan tidak merasa minder dengan keadaan yang
sekarang dan nampak kooperatif terhadap perawat yang merawatnya.
g. Peran diri: -
h. Pola Tidur dan Istirahat
- Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit pola tidur dan istirahat pasien biasanya
nyenyak dan tidak ada gangguan, pasien biasanya tidur dari jam 20.00 malam
sampai 06.00 pagi
- Saat pengkajian:
Pasien mengatakan saat sakit pola tidur dan istirahat pasien sedikit terganggu.
Keluarga pasien mengatakan pasien tidur kurang lebih 5 sampai 6 jam dan
istirahat 1 sampai 2 jam sehari. Pasien mengatakan mengalami kesulitan tidur
karena sering merasa ingin BAK, pasien merasa tidak puas tidur.
i. Pola Peran – Hubungan
Keluarga Pasien mengatakan pasien menjalin hubungan baik dengan keluarga,
saudara maupun masyarakat. Saat pasien sakit keluarga mendampingi pasien.
j. Pola Seksual – Reproduksi
- Sebelum sakit:
Tidak terkaji
- Saat pengkajian:
Tidak terkaji
k. Pola Toleransi Stress-Koping
- Sebelum sakit
Tidak terkaji
- Saat pengkajian
Pasien mengatakan saat sakit pasien tidak bisa mengatasi masalah yang
dialami karena tidak mampu rileks.
l. Pola Nilai – Kepercayaan
- Sebelum sakit
Keluarga Pasien mengatakan biasanya pasien diajarkan sembahyang setiap
pagi dan sore hari.

- Saat pengkajian
Pasien mengatakan pasien hanya berdoa diatas tempat tidur rumah sakit.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Tingkat kesadaran : compos mentis / apatis / somnolen /
sopor/coma GCS = 15 (E= 4 M=6 V=5)
2) Tanda-tanda Vital : TD = 90/60 mmHg, Frekuensi Nadi = 62 x/menit , Frekuensi
Nafas = 22 x/menit, Suhu =36,3 C
3) Antropometri = - BB: 14 Kg
- TB: 100 Cm
- Lingkar lengan: 15 cm
4) Biokimia = - Albumin: 3,5 mg/100ml
- Hb: 9 mg
- BUN: 8 mg/100ml
5) Clinical = - Compass mentis
- Kurus
6) Diet = - Makanan kesukaan: Bubur dengan Sedikit gula, snack dan es krim.
7) Keadaan fisik:
a. Kepala (Rambut-Kepala-Mata-Hidung-Mulut-Telinga) dan Leher :
a) Kepala
- Inspeksi:
Bentuk kepala pasien oval, tidak ditemukan adanya penonjolan pada
tulang kepala pasien, fingerprint di tengah frontal terhidrasi, kulit kepala
bersih, penyebaran rambut merata, warna hitam, , tidak bercabang.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan pada kepala
b) Mata
- Inspeksi:
Mata lengkap dan simetris kanan dan kiri, tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata, sclera putih, konjungtiva anemia, palpebra tidak ada
edema, kornea jernih, reflek +, pupil isokor.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada peningkatan tekanan ocular.
c) Hidung
- Inspeksi:
Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum nasi di tengah, tidak
ada secret atau sumbatan pada lubang hidung, ketajaman penciuman
normal, dan tidak ada kelainan.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan di
keempat sinus.
d) Telinga
- Inspeksi:
Telinga simetris kiri dan kanan, telinga bersih
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa
e) Mulut
- Inspeksi:
Bibir berwarna cokelat gelap, terdapat 2 gigi yang berlubang, lidah
berwarna merah muda, mukosa lembab, tonsil tidak membesar.
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan, teraba massa.
f) Leher
- Inspeksi:
Tidak ada lesi, tidak ada jejas,
- Palpasi:
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, Tidak teraba adanya massa di
area leher, tidak ada teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada teraba
pembesaran kelenjar alimfe.
b. Dada
a) Paru
- Inspeksi:
Dada simetris kanan dan kiri, terdapat penggunaan otot bantu pernapasan
- Palpasi:
Tidak teraba adanya pembesaran paru –paru, lapang paru teraba pada ICS
II – VIII, tidak ada nyeri tekan
- Perkusi:
Terdengar suara sonor diseluruh lapang paru.
- Auskultasi:
Terdengar suara Mengi, ronchi (whezzing)
b) Jantung
- Inspeksi:
Tidak tampak adanya hematomegali.
- Palpasi:
Tidak teraba adanya hematomegali, letak jantung pada ICS II lateral
dekstra, pulpasi ictus kordis teraba pada line midclacula ICS V sinistra
dengan luas 3 cm teraba kuat dan irreguler.
- Perkusi:
Terdengar dullnes pada ICS II lateral dextra – line midclavicula ICS V.
- Auskultasi:
S1 terdengar kuat dan irreguler dan S2 terengar kuat, tidak ada suara
tambahan
c) Payudara dan ketiak
Tidak ada nyeri tekan dan tidak adanya benjolan.
c. Abdomen :
- Inspeksi:
Tidak ada lesi, tidak ada jejas
- Auskultasi:
Bising usus terdengar 38 kali per menit
- Perkusi:
Suara perkusi timpani
- Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan pada 9 regio
d. Ekstremitas :
a) Atas
- Inspeksi:
Warna kulit sawo matang, kuku tangan pasien tampak bersih dan rapi,
tangan kiri dan tangan kanan simetris, jumlah jari lengkap, terpasang
infus pada tangan kiri.
- Palpasi:
Turgor kulit elastis, akral teraba hangat, CRT < 2 detik, tonus otot
4444 4444
b) Bawah
- Inspeksi:
Kaki kanan dan kiri simetris, jumlah jari lengkap, warna kulit sawo
matang, tidak ada lesi, tidak ada jejas
- Palpasi:
Turgor kulit elastis, akral teraba hangat, tidak terdapat pitting pada kaki
kiri dan kanan, CRT < 2 detik, tonus otot 44444444
e. Genitalia:
Tidak terdapat pemasangan kateter pada genetalia, tidak ada benjolan pada
axilla dan clavikula, ada pembesaran pada kelenjar prostat.
f. Pemeriksaan Neurologis
Tidak terdapat hemoroid pada anus.

e. Pemeriksaan Penunjang
- Tidak terkaji

f. Data Tambahan
a. Terapi yang diberikan
Nama obat Dosis Rute Indikasi
cefixime 2x 1/2sdt Oral Obat antibiotik
untuk mengatasi
infeksi.
Paracetamol 500mg (3x1) IV Digunakan untuk
menurunkan panas
demam dan nyeri

B. ANALISA MASALAH KEPERAWATAN


Tabel 2.1
Masalah Keperawatan
No Data Etiologi (Sesuai Dengan Masalah
Patofisiologi)
1. DS: peradangan Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian kulup penis setelah di tidak terjadi pemisahan 2
operasi. lapis kulit
- pasien mengatakan nyeri
terasa seperti menusuk. perpusium tidak dapat
diretraksi dari glans penis
DO:
- Pasien tampak meringis post operasi
kesakitan
- Pasien tampak gelisah luka

nyeri akut

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tabel 2.2
Diagnosa Keperawatan
No Tanggal/ jam Diagnosa keperawatan Tanggal teratasi
ditemukan
1. 13 mei Nyeri akut b.d agen cedera fisik d.d pasien 14 mei 2022/
2022/pukul
mengatakan nyeri pada bagian kalup penis Pukul 08:00
13:30wita
pasca oprasi wita

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel 2.3
Intervensi Keperawatan
No RENCANA KEPERAWATAN
Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional TTD
Hasil
1. Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1.Mengatahui
asuhan keperawatan lokasi,durasi,kualitas Identifikasi
Depik
selama 2 x8 jam. nyeri lokasi,durasi,kualitas
Diharapkan nyeri 2.Identifikasi skala nyeri
pasien menurun nyeri 2.Mengatahui
dengan kriteria hasil : 3.Identifikasi faktor Identifikasi skala
1. Keluhan nyeri yang memperingat nyeri
menurun (0-1) nyeri 3.Mengatahui
2. Meringis 4.Anjurkan Identifikasi faktor
menurun menggunakan yang memperingat
3. Gelisah analgetik secara tepat. nyeri
menurun 5.Kolaborasi 4.Menganjurkan
4. Frekuensi nadi pemberian analgetik menggunakan
membaik (60- analgetik secara tepat.
100x/menit) 5.Mengkolaborasi
5. Pola nafas pemberian analgetik
membaik (16-
20x/menit)
Tekanan darah
sistolik (80-
120mmHg)tekanan
darah diastolik (60-
80mmHg)
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tabel 2.4
Implementasi Keperawatan
Hari/ No Tindakan Keperawatan Evaluasi Nama
TGL/Jam Dx dan ttd
Jumat/ 1 1. Mengidentifikasi Ds:
13/05/2022 lokasi,durasi,kualitas -Pasien mengatakan bersedia
Depik
13:30 wita nyeri untuk di periksa

2. Mengientifikasi skala DO:

nyeri - Pasien tampak meringis

3. Mengidentifikasi kesakitan

faktor yang Lokasi nyeri : kulup

memperingat nyeri penis

4. Menganjurkan DS:

menggunakan - Pasien mengatakn nyeri


terasa tertusuk-tusuk
analgetik secara
DO:
tepat.
- Pasien tampak gelisah
Mengkolaborasikan
Skala nyeri : 4
pemberian analgetik.
DS:
- Pasien tampak
kesakitan
DO:
- Pasien mengatakan
nyeri berkurang saat di
berikan obat analgetik
DS:
- Pasien mengatakan
kebingungan dengan
obat yang diberikan
DO:
- Pasien tampak paham
dengan arahan yang di
berikan perawat

DS:
- Pasien mengatakan
nyeri pada bagian kulup
penis pasca oprasi
DO:
- Pasien tampak lebih
komprehensif

Sabtu/ 2 1.Mengidentifikasi Ds:


14/05/2022 lokasi,durasi,kualitas nyeri -Pasien mengatakan bersedia
Depik
08:00 wita 2.Mengientifikasi skala untuk di periksa
nyeri DO:
3.Mengidentifikasi faktor - Pasien tampak
yang memperingat nyeri meringis kesakitan
4.Menganjurkan Lokasi nyeri :
menggunakan analgetik Temporal Pariental
secara tepat. Sinistral
5.Mengkolaborasikan DS:
pemberian analgetik. - Pasien mengatakn
nyeri terasa tertusuk-
tusuk
DO:
- Pasien tampak gelisah
Skala nyeri : 1
DS:
- Pasien tampak
kesakitan
DO:
- Pasien mengatakan
nyeri berkurang saat
di berikan obat
analgetik

DS:
- Pasien mengatakan
kebingungan dengan
obat yang diberikan
DO:
- Pasien tampak paham
dengan arahan yang di
berikan perawat

DS:
- Pasien mengatakan
nyeri pada bagian
kepala pasca oprasi
DO:
- Pasien tampak lebih
komprehensif

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 2.5
Evaluasi Keperawatan
No Hari/ No Evaluasi Nama
TGL/Jam Dx dan ttd
1. Jumat/ 1 S:
13/05/2022 - Pasien mengetakan nyeri berkurang
Depik
13:30 wita - Pasien mengatakan sudah lebih tenang
O:
- Pasien tampak lebih komprehensif
- Skala nyeri 1
A:
- Masalah teratasi
P:
- Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai