Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 25 kg, PB: 135 cm, suhu:
37,5 0C, nadi: 92x/menit. Respirasi: 24x/menit, TD: 110/70 mmHg. Turgor kulit
kembali segara, kulit kering, membrane mukosa kering. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan: Hb: 11,2gr/dl, Hematokrit: 30%, eritrosit:
4,0(x106/uL), trombosit: 210000/mm3, leukosit: 9.500/uL, glukosa darah
300mg/dl.
2
B. PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
➢ Biodata
- Nama : An.L
- Usia : 10 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : Tidak ada
- Alamat : Bekasi
- Suku : Betawi
- Status pernikahan : Belum Menikah
- Agama : Islam
- Diagnosa medis : Diabetes Melitus Tipe 1
- No.RM 004
- Tanggal masuk : 01-11-2018
- Tanggal pengkajian : 01-11-2018
➢ Penanggung jawab
- Nama : Ny.A
- Usia : 32 Tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : PNS
- Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
3
III. RESUME
Anak laki-laki berusia 10 tahun datang dengan keluhan banyak makan
namun bb menurun (30-25kg), banyak minum (kencing 7-10 x/sehari),
cepat merasa lelah, pengelihatan kabur, sakit kepala, mudah terserang flu.
Kadar glukosa darah 30 mg/dl
4
Pasien mengatakan pasien biasa makan 1 piring nasi dengan
lauk dan sayur (3xsehari). Dan juga biasa minum air putih
kurang lebih 6-8 gelas. BB : 30 Kg
- Saat sakit
Pasien mengatakan pola makannya berubah, setelah sakit
pasien makan 1 porsi 4x sehari ditambah makanan ringan
saat disekolah. Dan juga minum air putih 8-10 gelas/hari. BB
: 25 Kg.
➢ Pola Psiko-sosial
Pasien mengatakan dijauhi teman-temannya karena pasien mudah
marah dan tersinggung.
➢ Pola Eliminasi
1) BAB
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB normal 1x sehari
setiap pagi dengan konsistensi lembek kecoklatan dan bau
khas feses.
- Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak ada perubahan BAB, pasien tetap
BAB normal 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi
lembek kecoklatan dan bau khas feses, dan dibantu oleh
orang lain.
2) BAK
- Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasa BAK 5-6 x sehari dengan
konsistensi kuning cair dan bau khas urine.
- Saat sakit :
Pasien mengatakan terjadi perubahan frekuensi BAK, pasien
BAK 7-10 x sehari.
5
➢ Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan Dan Minum ✓
Mandi ✓
Toileting ✓
Berpakaian ✓
Berpindah ✓
2) Latihan
- Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasa melakukan aktivitas
sehari – hari sebagai pelajar.
- Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit merasakan lemah
dan terganggu saat beraktivitas.
6
- Saat sakit :
Orang tua pasien mengatakan anaknya mengalami gangguan
pola tidur, pasien menjadi sulit tidur karena cemas akan
penyakitnya. Pasien tidur 5-6 jam perhari.
➢ Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan hubungan keluarganya baik, telihat ibu dan
ayahnya menemani pasien bergiliran dan selalu memberi support
untuk tetap tenang agar cepat sembuh dan pulang
➢ Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bahwa mudah tersinggung dan tidak bisa
perhatian lama ketika mengikuti pelajaran sekolah
➢ Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa keluarganya beragama islam dan tidak
mengalami gangguan dalam beribadah.
7
VI. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan umum : Composmentis
GCS 15
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 37,50C
Respirasi : 24x/menit
c. Pemeriksaan fisik
➢ Kepala dan leher :
o Kepala
- Inspeksi : Rambut hitam, penyebaran rambut merata,
rambut mudah rontok dan tidak ada kebotakan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
o Mata
- Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor, tidak ada edema palpebra,
pasien tidak dapat mengartikan objek dengan benar,
mata pasien terlihat sayu.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Hidung
- Inspeksi : simetris, penyebaran silia merata, tidak
terdapat secret, tidak ada lesi dan edema.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis,
etmoidalis, maksilaris.
o Telinga :
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada luka,
tidak ada serumen dan discharge.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kartilago
8
o Mulut :
- Inspeksi : tidak ada cyanosis, tidak ada karies, tidak
ada stomatitis, bibir simetris, mukosa bibir kering.
➢ Dada :
o Paru
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : vokal taktil premitus terasa getaran
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
o Jantung
- Inspeksi : Iktuskordis tidak tampak
- Palpasi : Teraba iktuskordis di ICS 5
- Perkusi : Dullnes
- Auskultasi : BJ1 dan BJ2 normal
➢ Abdomen :
- Inspeksi : simetris, tidak ada oedema, tidak ada lesi
- Perkusi : tidak ada nyeri ketuk pada daerah abdomen
maupun CVA
- Palpasi: tidak ada massa dan pembengkakan
➢ Integumen :
- Inspeksi : kulit pasien kering, tidak ada
hiperpigementasi
- Palpasi: turgor kulit elastis, kembali < 3 detik.
➢ Ekstremitas :
o Atas & Bawah
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi dan pus
- Palpasi: pitting edema (-), CRT < 3 detik
9
➢ Neurologis :
o Status mental dan emosi : mudah tersinggung bila sedang
kelelahan
o Pemeriksaan refleks :
- Hammer : Otot bisep dan trisep :+ /+
- Patela : +
10
DATA FOKUS
DS DO
1. Pasien mengatakan bahwa ia TTV :
banyak makan tetapi bb turun TD = 110/70 mmHg
2. Psien mengatakan banyak NADI = 92x/m
minum dan BAK SUHU =37,5 derajat cecius
3. Pasien mengatakan bahwa suka RR – 24x/m
mengompol di malam hari
4. Pasien mengatakan cemas Pemfis :
dengan keadaannya 1. Mata. Inspeksi – pasien tidak
5. Pasien megatakan tidak bisa dapat mengartikan objek
perhatian lama keika mengikuti dengan benar, mata pasie
pelajaran sekolah, merasa lelah, terlihat layu
penglihatan kabur, sakit kepala, 2. Mulut. Inspeksi – mukosa bibir
kalua ada luka sukar semuh dan kering
mudah terserang flu 3. Integumen:
6. Ibu pasien mengaakan bahwa Inspeksi kulit pasien kering
dirinya mempunyai riwayat 4. Neurologis (Status mental dan
penyakit dm emosi)
7. Pasien mengatakan pola mudah tersinggung bila sedang
akannya beruubah, setelah sakit kelelahan
pasien makan 1 porsi 4x sehari 5. BB sebelum sakit: 30 kg
ditambh akanan ringan saat BB saat sakit : 25 Kg.
disekolah. Dan juga minum air 6. Hematokrit: 30%,
putih 8-10 gelas/hari 7. Glukosa darah 300mg/dl.
8. Pasien mengatakan menjadi
takut karena dijauhi teman-
11
temannya karena pasien mudah
marah dan tersinggung
9. Pasien mengatakan terjadi
perubahan frekuensi Bk,
PASIEN bak 7-10 X SEHARI
10. Orang tua pasien mengatakan
anaknya mengalami gangguan
pola tidur, pasien menjadi sulit
tidur karen cemas akan
penyaktnya. Pasien tidur 5-6
jam perhari
11. Pasien mengatakan bahwa
mudh tersingung dan tidak bisa
perhatian lama ktika mengikuti
pelajaran sekolah
12
ANALISA DATA
DO:
1. Tanda-tanda Vital
13
Tekanan Darah:
110/70 mmHg
Nadi
:92x/menit
Suhu
37.5°C
Respirasi
24x/menit
3. BB sebelum sakit
: 30 kg
BB saat sakit : 25
Kg.
Glukosa 300mg/dl
4. Mulut:
Inspeksi : mukosa
bibir kering
2. DS : Gangguan Penurunan
➢ Pasien eliminasi urin kemampuan
mengatakan menyadari tanda-
banyak tana gangguan
minum, kandung kemih
banyak d.d. suka
kencing mengompol pada
➢ Pasien malam hari
mengatakan
bahwa suka
mengompol
dimalam
hari
14
➢ Pasien
mengatakan
terjadi
perubahan
frekuensi
BAK, pasien
BAK 7-10 x
schari
DO :
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah:
110/70 mmHg
Nadi
92x/menit
Suhu
:37.5°C
Respirasi
:24x/menit
- Integumen :
Inspeksi kulit pasien
kering
Glukoa darah 300
mg/dl
15
dengan mengatakan
keadaannya cemas
➢ Pasien
mengatakan
menjadi
takut karena
teman-
temannya
menjauhinya
karena
pasien
mudah
marah dan
tersinggung
➢ Orang tua
pasien
mengatakan
anaknya
mengalami
gangguan
pola tidur,
pasien
menjadi sulit
tidur karena
cemas akan
penyakitnya.
Pasien tidur
5-6 jam
perhari.
➢ Pasien
mengatakan
16
bahwa
mudah
tersinggung
dan tidak
bisa
perhatian
lama ketika
mengikuti
pelajaran
sekolah
DO:
Tanda-tanda
Vital
➢ Tekanan
Darah
110/70
➢ Nadi
:92x/menit
➢ Suhu
: 37.5°C
➢ RR :
24x/menit
Mata
➢ Respirasi
➢ Inspeksi:
pasien tidak
dapat
mengartikan
objek
dengan
17
benar, mata
pasien
terlihat sayu
➢ Neurologis
(Status
mental dan
emosi)
➢ mudah
tersinggung
bila sedang
kelelahan
18
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No kamar/ rung :
19
pada malam
hari
20
RENCANA KEPERAWATAN
No kamar/ ruang :
21
2.
Identifikasi
situasi yang
menyebabk
an
kebutuhan
insulin
meningkat
(DM TIPE
1)
3. Monitor
kadar
glukosa
darah
4. Monitor
tanda dan
gejala
hiperglikem
ia (mis.
poliuria,
polidipsia,
polifagia,
kelemahan,
malaise,
pandangan
kabur, sakit
kepala)
5. Monitor
intake dan
output
cairan
22
6. Monitor
keton urine,
kadar
analisa gas
darah,
elektrolit,
tekanan
darah
ortostatik
dan
frekuensi
nadi
Terapeutik :
7. Berikan
asupan
cairan oral
Konsultasi
dengan
medis jika
tanda dan
gejala
hiperglikem
ia tetap dan
ada atau
memburuk
Edukasi :
23
8. Anjurkan
menghindar
i olahraga
ataupun
aktivitas
berlebih
saat kadar
glukosa
darah lebih
dari 250
mg/dL
9. Anjurkan
monitor
kadar
glukosa
darah
dengan
diajarkan
kepada
pendampin
g anak
10.10.
Anjurkan
kepatuhan
terhadap
diet dan
olahraga
11. Ajarkan
pengelolaan
diabetes ke
pendampin
24
g anak (mis.
penggunaan
insulin,
obat oral,
monitor
asupan
cairan,
penggantia
n
karbohidrat
, dan
bantuan
profesional
kesehatan)
Kolaborasi
:
12.
Kolaborasi
pemberian
insulin, Jika
perlu
13.
Kolaborasi
pemberian
cairan IV,
Jika perlu
Kolaborasi
pemberian
25
kalium, Jika
perlu
26
volume dan
warna)
Terapeutik :
4. Catat
waktu-
waktu dan
haluaran
berkemih
5. Batasi
asupan
cairan, jika
perlu
Edukasi :
7. Ajarkan
tanda gejala
infeksi
saluran
kemih
8. Ajarkan
ke
pendampin
g anak
mengukur
asupan
cairan dan
27
haluaran
urine
9. Ajarkan
mengenali
tanda
berkemih
dan waktu
yang tepat
untuk
berkemih
10. Ajarkan
terapi
modalitas,
penguatan
otot-otot
panggul
atau
berkemih
11.
Anjurkan
minum
yang cukup
12.
Anjurkan
mengurangi
minum
menjelang
tidur
Kolaborasi
:
28
13.
Kolaborasi
pemberian
obat
supositoria
uretra, Jika
perlu
29
7. Verbalisasi
4. Pilih
khawatir akibat
musik yang
kondisi yang disukai
Posisikan
dihadapi menurun
dalam
posisi yang
nyaman
5. Batasi
rangsangan
eksternal
selama
terapi
dilakukan
(mis.
lampu,
suara,
pengunjung
, panggilan
telepon)
6. Sediakan
peralatan
terapi
musik
7. Atur
volume
suara yang
sesuai
8. Berikan
terapi
musik
sesuai
indikasi
9. Hindari
pemberian
terapi
musik
dalam
waktu yang
lama
Edukasi :
10.
Jelaskan
tujuan dan
30
prosedur
terapi
musik
Anjurkan
rileks
selama
mendengar
kan musik
31
PELAKSANAAN (CATATAN KEPERAWATAN)
Kamar/ ruang :
32
5. Monitor intake
dan output cairan
RH : Pasien
mengatakan minum
air 8 gelas sehari
8. Anjurkan
menghindari
olahraga ataupun
aktivitas berlebih
saat kadar glukosa
darah lebih dari 250
mg/dL
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
9. Anjurkan
monitor kadar
glukosa darah
dengan diajarkan
kepada pendamping
anak
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
10. Anjurkan
kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
RH : pasien dan
pendamping anak
33
mengatakan
mengerti
11. Ajarkan
pengelolaan
diabetes ke
pendamping anak
(mis. penggunaan
insulin, obat oral,
monitor asupan
cairan, penggantian
karbohidrat, dan
bantuan profesional
kesehatan)
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti cara
penggunaan insulin
12. Kolaborasi
pemberian insulin,
Jika perlu
34
menyebabkan
inkontinensia urin
RH : DM Juvenile
3. Monitor
eliminasi urin (mis.
frekuensi,
konsistensi, aroma,
volume dan warna)
RH : Frekuensi 7,
konsistensi kuning
cair dan bau kha
urine
5. Batasi asupan
cairan
RH : Pasien tidak
boleh asupan cairan
lebh dari 1 liter
9. Ajarkan
mengenali tanda
berkemih dan
waktu yang tepat
untuk berkemih
RH : Pasien dan
pendamping anak
mengerti jangan
minum air sebelum
tidur dan berkemih
terlebih dahulu
seblum tidur
35
15 maret 2023 3 1. Identifikasi Kel 6
perubahan perilaku
12.00 WIB
atau fisiologis yang
akan dicapai (mis.
relaksasi, stimulasi,
konsentrasi,
pengurangan rasa
sakit)
RH : Pasien cemas
2. Identifikasi
minat terhadap
musik
RH : Pasien suka
mendengar kartun
upin ipin
3. Identifikasi
musik yang disukai
RH : Pasien suka
music pop
10. Jelaskan tujuan
dan prosedur terapi
musik Anjurkan
rileks selama
mendengarkan
musik
RH : Pasien
tampak antusias
HARI 2
36
kebutuhan insulin
meningkat (DM
TIPE 1)
RH : DM tipe 1
3. Monitor kadar
glukosa darah
RH : 280 mg/dl
4. Monitor tanda
dan gejala
hiperglikemia (mis.
poliuria, polidipsia,
polifagia,
kelemahan,
malaise, pandangan
kabur, sakit kepala)
RH : Pasien
mengatakan
pandangan kabur
dan sakit kepala
5. Monitor intake
dan output cairan
RH : Pasien
mengatakan minum
air 8 gelas sehari
8. Anjurkan
menghindari
olahraga ataupun
aktivitas berlebih
saat kadar glukosa
darah lebih dari 250
mg/dL
37
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
9. Anjurkan
monitor kadar
glukosa darah
dengan diajarkan
kepada pendamping
anak
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
10. Anjurkan
kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
11. Ajarkan
pengelolaan
diabetes ke
pendamping anak
(mis. penggunaan
insulin, obat oral,
monitor asupan
cairan, penggantian
karbohidrat, dan
38
bantuan profesional
kesehatan)
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti cara
penggunaan insulin
12. Kolaborasi
pemberian insulin,
Jika perlu
39
5. Batasi asupan
cairan
RH : Pasien tidak
boleh asupan cairan
lebh dari 1 liter
9. Ajarkan
mengenali tanda
berkemih dan
waktu yang tepat
untuk berkemih
RH : Pasien dan
pendamping anak
mengerti jangan
minum air sebelum
tidur dan berkemih
terlebih dahulu
seblum tidur
40
3. Identifikasi
musik yang disukai
RH : Pasien suka
music yang tenang
10. Jelaskan tujuan
dan prosedur terapi
musik Anjurkan
rileks selama
mendengarkan
musik
RH : Pasien
tampak antusias
HARI 3
41
malaise, pandangan
kabur, sakit kepala)
RH : Pasien
mengatakan
pandangan kabur
dan sakit kepala
5. Monitor intake
dan output cairan
RH : Pasien
mengatakan minum
air 6 gelas sehari
8. Anjurkan
menghindari
olahraga ataupun
aktivitas berlebih
saat kadar glukosa
darah lebih dari 250
mg/dL
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
9. Anjurkan
monitor kadar
glukosa darah
dengan diajarkan
kepada pendamping
anak
RH : pasien dan
pendamping anak
42
mengatakan
mengerti
10. Anjurkan
kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti
11. Ajarkan
pengelolaan
diabetes ke
pendamping anak
(mis. penggunaan
insulin, obat oral,
monitor asupan
cairan, penggantian
karbohidrat, dan
bantuan profesional
kesehatan)
RH : pasien dan
pendamping anak
mengatakan
mengerti cara
penggunaan insulin
12. Kolaborasi
pemberian insulin
43
17 maret 2023 2 1. Identifikasi tanda Kel 6
10.30 WIB dan gejala
inkontinensia urine
RH : Pasien BAK 6-
8X sehari
2. Identifikasi
faktor yang
menyebabkan
inkontinensia urin
RH : DM Juvenile
3. Monitor
eliminasi urin (mis.
frekuensi,
konsistensi, aroma,
volume dan warna)
RH : Frekuensi 7,
konsistensi kuning
cair dan bau kha
urine
5. Batasi asupan
cairan
RH : Pasien tidak
boleh asupan cairan
lebih dari 1 liter
9. Ajarkan
mengenali tanda
berkemih dan
waktu yang tepat
untuk berkemih
RH : Pasien dan
pendamping anak
44
mengerti jangan
minum air sebelum
tidur dan berkemih
terlebih dahulu
seblum tidur
45
EVALUASI
46
dx 2
S = pasien
mengatakan
banyak minum,
mengompol
pada malam hari,
dan saat sakit
BAK 7-10 x
sehari
O = suhu 37,5°C,
RR 24 X/M,
glukosa darah
300mg/dl
A = masalah
belum teratasi
P = lanjutkan
intervensi
dx 3
S= pasien
mengatakan
cemas dengan
keadaannya,
pasien takut
karena temannya
menjauhinya,
pasirn sulit tidur
O= pasien
tampak cemas,
mata pasien
47
terlihat kurang
tidur
A= masalah
belum teratasi
P= lanjutkan
intervensi
2 15-Maret-2023 dx 1 Kel 6
s = pasien dan
pendamping
paham hubungan
antara asupan
makan dan
olahraga, pasien
menyatakan
pandangan kabur
dan sakit kepala,
pasien dan
pendamping
tampak bingung
karena bb
menurun namun
nafsu makan
banyak
O = pasien
tampak cemas,
lemah, bb
menurun 5 kg
saat sakit
A = masalah
belum teratasi
48
P = lanjutkan
intervensi
dx 2
S = pasien
mengatakan
banyak minum,
mengompol
pada malam hari,
dan saat sakit
BAK 6-8 x
sehari
O = suhu 37°C,
RR 20 X/M,
glukosa darah
280mg/dl
A = masalah
belum teratasi
P = lanjutkan
intervensi
dx 3
S= pasien
mengatakan
sudah tidak
cemas dengan
keadaannya dan
pola tidur
membaik
49
O= pasien sudah
tidak tampak
cemas
A= masalah
teratasi
P= intervensi di
hentikan
50
DAFTAR PUSTAKA
ALOMEDIKA. (2022, MEI 24). PATOFISIOLOGI DM TIPE 1. Diambil kembali dari DM TIPE 1
RAMLI. (2021). MANIFESTASI DIABETES MELLITUS TIPE 1 PADA RONGGA MULUT ANAK.
MANIFESTASI DIABETES MELLITUS TIPE 1 PADA RONGGA MULUT ANAK.
RIAWATI, D. (2022, MARET 2). DIAGNOSIS DM TIPE 1. Diambil kembali dari ALOMEDIKA.
51