Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn ”S” DENGAN DIAGNOSA

MEDIS ABSES HEPAR DI RUANG GILI GEDE KELAS 3 RSUDP NTB


DARI TANGGAL 29 MARET S/D 03 APRIL 2021

I. PENGKAJIAN
Hari/tgl Masuk RS : 22 Maret 2021
Jam Masuk RS : 10.00 WITA
Tgl/Jam Pengkajian : 29 Maret 2021/10.30 WITA
Tanggal Operasi : 25 Maret 2021
No.Kamar/Kelas : 204/3
No MR : 171072
Rumah Sakit : RSUD Provinsi NTB

A. Data Biografi
1. Identitas Pasien
Nama : Tn “S”
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Buruh
Suku : Sasak
Alamat : Tanjung, Lombok Utara
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn ”S”
Umur : 30 Tahun
Alamat : Tanjung, Lombok Utara
Hub dg Klien : Anak Kandung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri perut
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan merasakan nyeri di perutnya, keluarga
mengatakan pasien BAB susah, perut terasa keras setelah 4 hari operasi
usus buntu pada tanggal 12 maret 2021, kemudian pasien dibawa ke RS
Tanjung, disana pasien dirawat selama 4 hari, kemudian pasien dirujuk ke
RSUD Provinsi NTB. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosa
terkena penyakit abses hati dan pada tanggal 25 maret 2021 pasien
menjalani operasi Laparatomi drainase, saat dikaji pasien mengeluh nyeri
diperutnya, pasien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat, nyeri seperti
berdenyut-denyut, nyeri dirasakan dengan skala nyeri perut 5 (sedang),
sulit untuk berjalan maupun duduk, keluarga mengatakan pasien sulit tidur,
sering terjaga, pasien tampak gelisah, pasien mengatakan makan hanya dua
sendok dan merasa mual, pasien mengatakan belum BAB setelah operasi,
kencing pasien berwarna merah, pasien terlihat sesak. Terlihat terpasang
infuse di kedua tangannya, masker oksigen 6 lpm, kateter, terpasang
selang drainase di abdomen dextra.
3. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien dulu pernah melakukan operasi usus
buntu. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat DM,
asma dan lain sebagainya
4. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit
DM, hipertensi dan lainnya atau memiliki penyakit seperti yang dialami
pasien sekarang
Genogram

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

Keterangan :
: Laki - laki : Garis Keturunan
: Perempuan : Perkawinan
: Klien ..... : Tinggal
serumah
: Meninggal

C. Riwayat pemenuhan kebutuhan Menurut Gordon


1. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Sebelum sakit : keluarga mengatakan lingkungan rumah bersih,klien
peduli terhadap kesehatannya, jika merasa tidak enak badan, pasien pergi
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Saat sakit : keluarga mengatakan kurang mengetahui tentang
penyakitnya, dan selalu mengikuti atau melakukan yang diinstruksikan
oleh tenaga kesehatan.
2. Pola Metabolik-Nutrisi
Sebelum sakit : keluarga mengatakan makan 3x/hari dengan nasi
sayur, lauk pauk, 1 piring habis, teratur (pagi, siang, malam), nafsu makan
tinggi, 6-8 gelas/hari dan tidak ada alergi makanan tertentu.
Saat sakit : keluarga mengatakan nafsu makan kurang, makan ± 2
sendok langsung mual, minum sedikit ± setengah gelas, klien hanya boleh
makan bubur saja, mukosa kering.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : keluarga mengatakan BAK 3x / hari. Cairan yang
keluar warna kuning jernih dengan bau khas. Pasien mengatakan tidak ada
nyeri saat BAK. Klien BAK kekamar mandi dengan sendirinya dan tidak
ada alat bantu apapun. BAB 2x sehari, warna kecoklatan dan berbau khas.
Tidak ada nyeri saat BAB.
Saat sakit : keluarga mengatakan tidak pernah BAB setelah
operasi, BAK pasien terpasang kateter ±1000 cc perhari, urin klien
berwarna merah.
4. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : keluarga mengatakan tidur siang hari 1 jam – 2 jam
jika ada waktu. Pada malam hari pasien tidur selama 5-6 jam. Tidak ada
kebiasaan atau ritual menjelang tidur. pasien bangun pagi sekitar jam 05.00
karena harus sholat subuh. Lingkungan tempat tidur pasien aman nyaman
dan jauh dari kebisingan dan polusi udara. Karena sudah terbiasa dengan
pola tidur yang seperti itu, setiap bangun tidur pasien merasa segar.
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak bisa tidur selalu gelisah, dan
terjaga.
5. Pola Aktivitas – Latihan
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan setiap hari beraktivitas seperti
biasa. Setiap hari pasien pergi kerja, makan dan minum pasien dapat
melakukanya dengan sendiri tanpa alat bantu apapun. Pasien mengatakan
tidak ada gangguan fisik saat melakukan aktivitas di tempat kerja dan di
lingkungan rumah.
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas
seperti biasa, dikarenakan nyeri dan sesak serta lemas, hanya bisa berbaring
ditempat tidur, makan minum dibantu
6. Pola Persepsi-Kognitif
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan penglihatan, pendengaran,
perasa, peraba, penciumannya normal semua tanpa penggunaan alat bantu
Saat sakit : Keluarga mengatakan penglihatan, pendengaran,
perasa, peraba, penciumannya normal
P : Pasien mengatakan nyeri akibat post op
Q : Nyeri seperti berdenyut-denyut
R : Pasien mengatakan nyeri dibagian perut
S : Skala nyeri perut 5 (sedang)
T : Pasien mengatakan nyeri dirasakan terus-menerus
7. Pola konsep Diri- persepsi Diri
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan pasien berperan sebagai tulang
punggung keluarga. pasien tinggal dengan istri dan anak-anaknya. pasien
berlatar belakang status sosial ekonomi menengah. Keluarga mengatakan
pasien sering bersosial dengan tetangga di keluarganya. Tidak ada ancaman
konsep Diri.
Saat sakit : Keluarga mengatakan pasien mengetahui identitas
dirinya mulai dari nama, umur, dan pekerjaannya. Pasien terlihat cemas
8. Pola Hubungan-Peran
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan pasien berperan sebagai bapak,
saumi dan kepala keluarga.. pasien bisa menjalankan perannya dengan baik
dan menyayangi keluarganya. Dukungan keluarga selalu berperan dalam
mengambil keputusan. Hubungan pasien dengan keluarganya dan orang
sekitar sangat baik.
Saat sakit : Keluarga mengatakan selama dirawat jalan dirumah
sakit pasien jarang berkomunikasi dengan orang lain, keluarga selalu
mendukung kesembuhan pasien. Keluarga sangat berperan selama pasien
sakit terutama istri dan anaknya
9. Pola Reproduktif-Seksualitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah seksual
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah seksual

10. Pola toleransi Terhadap Stres-Koping


Sebelum sakit : Keluarga mengatakan jika ada masalah pasien selalu
bercerita dengan anak-anak dan keluarganya
Saat sakit : Keluarga mengatakan pasien sedikit cemas akan
penyakitnya, pasien ingin cepat pulang
11. Pola Keyakinan-Nilai
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan pasien beragama islam dan
selalu menjalankan ibadah shalat 5 waktu dan mengaji
Saat sakit : Keluarga mengatakan pasien tidak bisa melaksanakan
shalat karena terhalang dengan rasa nyeri dan meringis kesakitan
D. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Delirium
K/U (Keadaan Umum) : Sedang
Vital Sign : TD : 140/90 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Suhu : 37,0 °C
RR : 25 x/menit
Head To Toe Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
Kepala: Bentuk kepala bulat, Tidak ada massa
tidak ada atau nyeri tekan - -
pembesaran,rambut
tampak hitam
Mata: Konjungtiva tidak Tidak ada nyeri tekan
anemis, kelopak - -
mata cekung,sclera
normal
Hidung: Lubang hidung dan Tidak ada nyeri tekan
sputum utuh, tidak dan tidak teraba panas - -
ada lesi,tidak ada
tanda-tanda
peradangan
Mulut: Mukosa kering, gigi Tidak ada nyeri tekan - -
utuh
Leher: Tidak ada Tidak teraba massa,
benjolan/pembesara tidak ada nyeri tekan - -
n pada leher, tidak
ada luka
Thoraks:
Paru dada tidak ada bekas Tidak ada massa, Suara napas
luka, klien terlihat taktil fremitus kiri Sonor + + vasikuler
sesak 25x/mnt, dan kanan sama + + + +
bentuk dada simetris + +
Jantung Ictus cordis tidak Ictus cordis teraba di Pekak Tunggal s1,s2
tampak cos 5
Abdomen: Ada 2 bekas jahitan Terdapat nyeri tekan Timpani - + Suara
operasi,bentuk bekas operasi, tidak + + peristaltic usus
jahitan terdapat massa pada 20x/menit
vertical,dengan gaster Pekak + -
panjang sekitar 10- - -
13 cm
Genitalia: Terpasang kateter -
Ekstremitas atas: Warna kulit coklat, Tidak ada nyeri tekan - -
tidak ada edema Akral teraba hangat -

Ekstremitas Warna kulit coklat, -


Bawah: terdapat edema pada Akral teraba hangat, -
pada kedua kaki tidak ada nyeri tekan

Integumen: Tidak ada lesi Suhu tubuh normal -


-

E. Pemeriksaan penunjang / Laboratorium


Laboratorium : Tanggal 30 Maret 2021
JENIS HASIL SATUAN NILAI
PEMERIKSAAN NORMAL
Kimia Klinik
Diabetes
Glukosa darah 302 mg/dL <160.00
sewaktu

F. USG : Abdomen (Tanggal 20 Maret 2021)


Klinis : abses hepar
Tak tampak batu pada GB maupun penebalan pada dinding GB
Hepar : tampak lesi hipoechoic batas sebagian tidak tegas tepi ireguler ukuran
10x10x13 cm di lobus kanan liver yang pada pemeriksaan doppler tak tampak
vascularisasi intralesi. Tak tampak jelas gambaran internal moving echo pada
lesi. Tak tampak pelebaran IHBD dan EHBD. Vp dan Vh tampak baik  massa
pada lobus kanan liver suspect hepatoma dd/abcess.
G. CT Scan : CT Abdomen + kontras Tanggal 21 Maret 2021
- Lesi hipodens di hepar lobus dextra ukuran: 11x13 cm, sugesht abses hepar
- Cairan bebas intraabdomen di perihepatik (aspek lateral dx) dan di cavum
pelvis
- Efusi pleura dx
- Organ abdomen lain yak tampak kelainan
H. Therapy :
- RL: Aminopluid 20 tpm
- Ceticoline 250 gr/hr
- Meropenem 1gr/8 jam
- Metri infuse 1fls/8 jam
- Ondan 8 mg/8jam
- Kalnex 500/8jam
- Santagesic 1 gr/8 jam
- OMZ 40 mg/ 12
- Pct infuse k/p
- Novorapid 3x10 iu
- Tradosik 75/8
- Lantus 1x8 iu
- Radin 150 mg/12
- Mp 1/4v/hr
I. Laporan operasi
Tanggal operasi : 25 Maret 2021
Operator : dr.Yose Sp.B.
Jenis operasi : Laparatomy drainase
J. Pengelompokan Data
Data Subyektif
1. Pasien mengatakan nyeri perut
2. Pasien mengatakan nyeri seperti berdenyut-denyut
3. Pasien mengatakan nyeri setiap saat
4. Pasien mengatakan nyeri terus-menerus
5. Skala nyeri perut 5 (sedang)
6. Nafsu makan menurun
7. Keluarga mengatakan pasien mual
8. Keluarga mengatakan hanya boleh makan bubur
9. Pasien mengeluh lemah
10. Pasien mengatakan sulit beraktivitas dan butuh bantuan orang lain
11. Pasien mengeluh sulit tidur
12. Pasien mengeluh sering terjaga
Data Obyektif
1. Pasien tampak meringis
2. Terdapat luka jahitan vertical,diperut dengan panjang sekitar 10-13 cm
3. N : 87×/menit
4. TD : 140/90 mmHg
5. Mukosa kering
6. Pasien tampak lemas
7. Pasien tampak gelisah
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data

Symptom Etiologi Problem


No
1. Ds : Agen pencedera Nyeri akut
fisik
- Pasien mengatakan nyeri
perut
Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri
seperti berdenyut-denyut
- Pasien mengatakan nyeri
setiap saat
- Pasien mengatakan nyeri
terus-menerus
- Skala nyeri perut 5 (sedang)
Do :
- Pasien tampak meringis
- TD : 140/90 mmHg
- N : 87 x/menit
2. Ds : kemampuan Defisit nutrisi
- Nafsu makan menurun mencerna makanan
- Keluarga mengatakan pasien
mual Defisit nutrisi
- Keluarga mengatakan hanya
boleh makan bubur
- Pasien mengeluh lemah
Do :

- Mukosa kering
- Pasien tampak lemas
3. Ds : Nyeri perut Intoleransi aktivitas
- Pasien mengeluh lemah
- Pasien mengatakan sulit Kelemahan
untuk beraktivitas dan
membutuhkan bantuan orang Intoleransi aktivitas
lain
Do :
- Pasien tampak lemas
4. Ds : Kurang kontrol tidur Gangguan pola
- Pasien mengeluh sulit tidur tidur
- Pasien mengeluh sering Gangguan pola tidur
terjaga
Do :

- Pasien tampak gelisah

B. Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas Masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri, nyeri seperti berdenyut-denyut, pasien
mengatakan nyeri setiap saat, nyeri terus-menerus, skala nyeri 5 (sedang),
tampak meringis, TD : 140/90 mmHg, N : 87 x/menit
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kemampuan mencerna makanan
ditandai dengan penurunan nafsu makan, mual, hanya boleh makan bubur,
mengeluh lemah, mukosa kering, pasien tampak lemas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
pasien mengeluh lemah, sulit untuk beraktivitas dan butuh bantuan orang
lain, pasien tampak lemas
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur ditandai
dengan pasien mengeluh sulit tidur, pasien mengeluh sering terjaga,
tampak gelisah

III RENCANA KEPERAWATAN


Tujuan/kriteria
No Dx Diagnosa Kep. Rencana Tindakan Rasional
Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
berhubungan asuhan 1. Identifikasi 1. Untuk
dengan agen keperawatan lokasi, mengetahui
pencedera fisik selama 3x24 jam karakteristik, lokasi,
Mukosapurpura
diharapkan durasi, intensitas karakteristik,
tingkat nyeri nyeri durasi,
menurun dengan intensitas
kriteria hasil : nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala 2. Untuk
menurun nyeri mengetahui
2. Gelisah skala nyeri
menurun Terapeutik : Terapeutik :
1. Memberikan 1. Untuk
teknik mengurangi
nonfarmakologis rasa nyeri
untuk
mengurangi rasa
nyeri misalnya
hypnosis
2. Fasilitasi 2. Agar pasien
istirahat tidur istirahat tidur
dengan
nyaman
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan 1. Untuk
penyebab, mengetahui
periode, dan penyebab
pemicu nyeri nyeri
2. Kolaborasi 2. Untuk
pemberian mengurangi
analgetik rasa nyeri
2. Defisit nutrisi Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Untuk
tindakan status nutrisi mengetahui
berhubungan keperawatan status nutrisi
dengan selama 3x24 jam klien
diharapkan status 2. Identifikasi 2. Untuk
kemampuan nutrisi membaik alergi dan mengetahui
mencerna dengan kriteria intoleransi makanan
hasil : makanan yang boleh
makanan
dikonsumsi
1. Nafsu
klien
makan
3. Identifikasi 3. Untuk
meningkat
makanan yang mengetahui
2. Porsi makan
disukai status nutrisi
yang
klien
dihabiskan
4. Anjurkan makan 4. Menurunkan
meningkat
sedikit tapi iritasi gaster,
3. Pengetahuan
sering dengan penggunaan
tentang
makanan rendah makanan
pilihan
serat (bila tidak rendah serat
makanan
dikontraindikasi) dapat
yang sehat
dan menurunkan
meningkat
mempertahankan iritabilitas
4. Mual
kebutuhan dan
menurun
protein memberikan
karbohidrat.       istirahat
pada usus
bila ada
diare

3. Intoleransi Setelah dilakukan Observasi : Observasi :


aktivitas asuhan 1. Indentifikasi 1. Untuk
berhubungan keperawatan gangguan fungsi mengetahui
dengan selama 3x24 jam tubuh yang akibat lelah
kelemahan diharapkan mengakibatkan
toleransi aktivitas kelelahan
meningkat 2. Monitor 2. Untuk
dengan criteria kelelahan fisik mengetahui
hasil : dan emosional kelelahan
1. Keluhan Terapeutik : Terapeutik :
lelah menurun 1. Fasilitasi duduk
1. Untuk
2. Kemudahan di sisi tempat
mengurangi
melakukan tidur, jika tidak
aktivitas
aktivitas sehari- dapat berpindah
berlebih
hari meningkat atau berjalan
Edukasi :
Edukasi :
1. Anjurkan tirah
1. Agar pasien
baring
bisa
beristirahat
2. Anjurkan
2. Agar pasien
melakukan
bisa
aktivitas secara
melakukan
bertahap
aktivitas
secara
bertahap

Kolaborasi : Kolaborasi :

1. Kolaborasi 1. Untuk

dengan ahli gizi menambah

tentang cara energy pasien

meningkatkan
asupan makanan
4. Gangguan pola Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
tidur asuhan 1. Identifikasi pola 1. Untuk
berhubungan keperawatan aktivitas dan tidur mengetahui
dengan kurang selama 3x24 jam pola aktivitas
control tidur diharapkan pola dan tidur
tidur membaik 2. Identifikasi faktor 2. Untuk
dengan criteria pengganggu tidur mengetahui
hasil : faktor
1. Keluhan sulit pengganggu
tidur menurun tidur
2. Keluhan Terapeutik : Terapeutik :
sering terjaga 1. Modifikasi 1. Agar pasien
menurun lingkungan nyaman
2. Batasi waktu 2. Agar pasien
tidur siang tidak terjaga
malam hari
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan 1. Agar pasien
pentingnya tidur mengetahui
cukup selama pentingnya
sakit tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan 2. Agar jadwal
menepati tidur pasien
kebiasaan waktu teratur
tidur

IV. TINDAKAN KEPERAWATAN


Hr/Tgl/jam No. Dx. Kep. Tindakan Keperawatan Respon pasien/hasil Paraf
Senin,29-3- 1 1. Mengidentifikasi 1. Pasien Mugi
2021 lokasi, karakteristik, mengatakan nyeri
durasi, intensitas perut, nyeri
nyeri seperti
berdenyut-
denyut, nyeri
setiap saat, nyeri
terus-menerus
2. Mengidentifikasi 2. Skala nyeri 5
skala nyeri (sedang)

1. Klien terlihat
2 1. Mengindentifikasi Mugi
lemas
status nutrisi
2. Klien mengatakan
2. Mengidentifikasi
tidak ada alergi
alergi dan intoleransi
pada makanan
makanan
1. Pasien
3 1. Mengidentifikasi Mugi
mengatakan lelah
gangguan gangguan
karena nyeri
fungsi tubuh yang
perut post op
mengakibatkan
kelelahan
2. Pasien lelah saat
2. Memonitor kelelahan
duduk karena
fisik dan emosional
nyeri perut masih
terasa karena post
op

4 1. Mengidentifikasi pola Mugi


1. Pasien
aktivitas dan tidur
mengatakan tidak
2. Mengidentifikasi Mugi
bisa tidur
faktor pengganggu
2. Pasien
tidur
mengatakan nyeri
perut post op
Selasa, 30- 1 1. Memberikan teknik Mugi
3-2021 nonfarmakologis 1. Mengajak
untuk mengurangi ngobrol pasien
rasa nyeri misalnya saat nyeri timbul
hypnosis untuk
mengalihkan
pasien dari rasa
nyerinya
2. Memfasilitasi istirahat meredakan nyeri
tidur 2. Pasien
mengatakan tidak
bisa tidur
2 1. Mengindentifikasi Mugi
status nutrisi
1. Klien terlihat
2. Mengindentifikasi lemas
makanan yang
2. Klien
disukai
mengatakan suka
makanan yang
3. Menganjurkan makan tidak pedas
sedikit tapi sering
3. Klien
dengan makanan
rendah serat (bila mengatakan
tidak
sedang puasa
dikontraindikasi) dan
mempertahankan
kebutuhan protein
karbohidrat
3 1. Memfasilitasi duduk Mugi
di sisi tempat tidur, 1. Pasien
jika tidak dapat mengatakan
berpindah atau mampu duduk di
berjalan sisi tempat tidur
2. Menganjurkan tirah
baring 2. Pasien sudah
4 1. Memodifikasi melakukannya Mugi
lingkungan 1. Pasien
mengatakan nyeri
2. Membatasi waktu masih terasa
tidur siang 2. Pasien tidak bisa
tidur dengan
Rabu, 31-3- 1 1. Menjelaskan nyenyak
2021 penyebab, periode, 1. Pasien Mugi
dan pemicu nyeri mengatakan nyeri
dirasakan terus-
2. Berkolaborasi menerus
pemberian analgetik 2. Pasien diberikan
obat Tradosik
75/8 dan
Santagesic 1 gr/8
jam
2 Mugi
1. Mengindentifikasi
status nutrisi 1. Klien terlihat
lemas
2. Menganjurkan makan
sedikit tapi sering 2. Klien
dengan makanan mengatakan
rendah serat (bila
tidak sedang puasa
dikontraindikasi) dan
mempertahankan
kebutuhan protein
karbohidrat

3 Mugi
1. Menganjurkan
1. Pasien mulai bisa
melakukan aktivitas jalan perlahan
secara bertahap
2. Berkolaborasi dengan 2. Pasien diberikan
ahli gizi tentang cara bubur
meningkatkan asupan
4 makanan Mugi
1. Menjelaskan 1. Pasien masih
pentingnya tidur tidak bisa tidur
cukup selama sakit
2. Menganjurkan 2. Pasien masih
menepati kebiasaan tidak bisa tidur
waktu tidur

V. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn ”S” No Registrasi : 210301546
Umur :53 Tahun No Kamar : 204

Hari/tgl/Jam No. Dx. Kep. Catatan Perkembangan/Evaluasi


Rabu, 31-3-2021 1 S : Pasien mengatakan nyeri masih ada
22.00 O : Skala nyeri 6 (sedang), pasien masih gelisah
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 S : Pasien mengatakan masih tidak nafsu


makan
Pasien mengatakan masih lemas
Klien mengatakan sedang puasa
O : Pasien terlihat lemas
A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

3 S : Pasien mengatakan lemah sedikit berkurang,


masih belum bisa beraktivitas sendiri
O : Pasien masih tampak lemas
A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

4 S : Pasien masih sulit tidur, sering terjaga


O : Pasien masih tampak gelisah
A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai