THALASSEMIA
• Anemia karena sel darah merah mudah pecah
(hemolitik) disebabkan kelainan genetik
• Umur sel darah merah normal ± 120 hari
• Umur sel darah merah pada pasien Thalassemia
lebih pendek (<120 hari) Anemia
• Diturunkan secara genetik dari kedua orang tua
ETIOLOGI
• Mutasi gen globin pada
• Kromosom 11 globin β
• Kromosom 16 globin α
Pembawa Pembawa
sifat sifat
Sehat Sehat
EPIDEMIOLOGI
• Sebanyak 5% dari populasi penduduk dunia memiliki variasi
rantai globin namun hanya sekitar 1,7% yang memiliki gen
pembawa thalasemia beta atau alpha Sekitar 4,4 dari
10.000 kelahiran setiap tahun diperkirakan mendapatkan
thalassemia.
• Thalasemia dapat mengenai laki-laki maupun perempuan
dengan jumlah perbandingan yang sama.
• Di Indonesia lebih banyak ditemukan kasus thalassemia β
• Jumlah pasien yang terdaftar di Pusat Thalassemia,
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, sampai
dengan bulan Agustus 2009 mencapai 1.494 pasien yang
terdiri dari 52,5 % pasien thalassemia β homozigot, 46,2 %
pasien thalassemia HbE, serta thalassemia α 1,3%
Klasifikasi:
- Secara molekuler:
Thalassemia gangguan pembentukan rantai
globin
Thalassemia gangguan pembentukan rantai
globin
- Secara klinis:
thalassemia mayor
thalassemia minor
Patofisiologi
• Thalasemia merupakan salah satu bentuk kelainan genetik Hb
yg ditandai dengan kurangnya atau tidak adanya sintesis 1
rantai globin atau lebih terjadi ketidakseimbangan jumlah
rantai globin yang terbentuk.
Normal Thalassemia
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian iron chelating agent (desferoxamine):
diberikan setelah kadar feritin serum 1000 mg/l
atau saturasi transferin lebih 50%
dosis 25-50 mg/kg BB/hari
Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian
kelasi besi, untuk meningkatkan efek kelasi besi
Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi bahan
pembentukan eritrosit yang kebutuhannya meningkat
Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan
dapat memperpanjang umur sel darah merah.
• Desferoksamin
• feritin serum mencapai 1000 mg/l atau
• saturasi transferin lebih 50%
• dosis 25-50 mg/kgBB/hari subkutan dalam 8-12 jam min. 5 hari
setiap selesai transfusi darah.
• ES : toksisitas retina, pendengaran, gangguan tulang dan
pertumbuhan, reaksi lokal dan infeksi.
• Deferipron
• Oral dosis 75 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
• efek proteksi terhadap jantung
• ES : agranulositosis, artralgia, kelainan imunologi, dan fibrosis hati
• Deferasirox
• Oral 20-30 mg/kgBB/hari dosis tunggal
• potensi 4-5 kali lebih besar dibanding deferoksamin dalam
memobilisasi besi jaringan hepatoseluler, dan efektif dalam
mengatasi hepatotoksisitas
• ES : sakit kepala, mual, diare, dan ruam kulit
2. Bedah
Splenektomi, dengan indikasi:
• Splenomegali peningkatan tekanan intraabdominal
dan bahaya terjadinya ruptur
• Hipersplenisme peningkatan kebutuhan transfusi
darah (PRC) melebihi 250 ml/kg BB/tahun.
3. Suportif
Transfusi darah :
Hb penderita dipertahankan > 12 g/dl.
mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan
penderita
KOMPLIKASI
Sirosis hati
Diabetes Melitus
Gangguan hormon gonad,
pubertas terlambat