Anda di halaman 1dari 36

TINEA KORPORIS ET

KRURIS
Puspa Maharani
1610221117
UPN Veteran Jakarta
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. D
• Umur : 44 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : TNI AD
• Alamat : Jl. Jawa no 35 PA III
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• No. RM : 0696XX
• Masuk RS : 16 Agustus 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Gatal

Riwayat penyakit sekarang


• Pasien mengeluhkan gatal mulai dari perut hingga tungkai bawah. Awalnya
gatal berlokasi di perut dan disertai bintik-bintik merah yang semakin lama
semakin membesar dan menyebar sejak 1 bulan SMRS. Pasien sebelumnya
telah berobat ke puskesmas dan diberi obat Metilpredinison, Cetirizine, dan
salep Asiklovir namun keluhan tidak berkurang dan semakin menyebar
hingga tungkai bawah.
• Gatal dirasakan terutama saat udara panas dan ketika berkeringat.
• Pasien tidak mengeluhkan demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit dahulu
• Pasien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya.
• Riwayat Alergi : Disangkal
• Riwayat Asma : Disangkal
• Riwayat Penyakit Paru : Disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat Diabetes : Disangkal
ANAMNESIS
Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat penyakit serupa seperti pasien, pada keluarga disangkal
• Riwayat penyakit sistemik pada keluarga, disangkal

Riwayat pengobatan
• Pasien sudah minum obat cetirizine, metilprednison dan menggunakan
salep asiklovir tetapi tidak ada perbaikan
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS
DERMATOLOGIS)
• Lokasi : perut, selangkangan, paha, dan tungkai bawah
• Efloresensi : Tampak makula, lesi numular hingga plak eritematosa, tidak
teratur, sirkumskrip dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral disertai
dengan skuama diatasnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tidak dilakukan
RESUME
• Pasien mengeluhkan gatal mulai dari perut hingga tungkai bawah. Awalnya
gatal berlokasi di perut dan disertai bintik-bintik merah yang semakin lama
semakin membesar dan menyebar sejak 1 bulan SMRS. Pasien sebelumnya
telah berobat ke puskesmas dan diberi obat Metilpredinison, Cetirizine, dan
salep Asiklovir namun keluhan tidak berkurang dan semakin menyebar
hingga tungkai bawah. Gatal dirasakan terutama saat udara panas dan
ketika berkeringat. Pasien tidak mengeluhkan demam, batuk, pilek, dan
sakit tenggorokan
RESUME
• Keadaan umum baik, tampak makula, lesi numular hingga plak eritematosa,
tidak teratur, sirkumskrip dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral disertai
dengan skuama diatasnya pada perut, selangkangan, paha, dan tungkai
bawah
DIAGNOSIS BANDING Dermatitis seboroik
Tinea korporis Tinea kruris Ptiriasis rosea psoriasis
Etiologi Trichophyton rubrum, Trichophyton idiopatik Malassezia furfur, Autoimun
Epidermophyton rubrum,
Epidermophyton Pityrosporum ovale
floccosum
floccosum,
Trichophyton
mentagrophytes,
Trichophyton
verrucosum
Epidemiologi Pria > wanita Pria > wanita Semua umur teurtama 15-40 Infantil: minggu pertama-3 Pria = wanita
ahun bulan pertama
Usia dewasa muda
Wanita = pria Dewasa: 18-40 tahun
Pria > wanita

Faktor predisposisi Suhu, kelembaban, higienitas yang Suhu, kelembaban, Keaktifan glandula sebasea Faktor psiskis, infeksi
buruk, DM higienitas yang buruk, DM , faktor kelelahan, stress
fokal, trauma,
emosional, defisiensi imun
endokrin, gangguan
metabolic, obat,
alcohol, rokok
Lokalisasi -Vulgaris: kulit kepala,
Daerah kulit tanpa Lipat paha, Badan Daereah sebororik:
siku, lutut,
Lengan atas bagian proksimal
perineum, sekita kulit kepala, alis, punggung,lumbal,
rambut: selain tinea paha aas retroaurikuler
anus, lipat nasolabial, -inversa: aksila, fossa
kapitis, barbae, kruris, antekubital, oplitea,
selangkangan, telinga, dada, lipat inguinal, infra
pedis et manum dan mame, perineum
Tinea korporis Tinea kruris Ptiriasis rosea Dermatitis seboroik Psoriasis
Gejala klinis Lesi bulat atau Lesi brbatas tegas, Gatal ringan, lesi awal di badsn Plak eritematosa Plak eritematosa
solitary bebernetuk oval dan
lonjong, berbatas peradangan pada berskuama berlapis berskuama berlapis
anular
tegas,eritem, tepi lebih nyata dari Ruam eritema berwarna putih berwarna putih
berskuama, kadang sentral, dapat Skuama halus di pinggir  4- keperakan dengan keperakan
terdapat papul atau berupa bercak 10 hari muncul lesi lain sejajar
batas tegas, dengan batas
kosta lesi awal lebih kecil (
vesikel ditepi, daerah hitam dan fenomena Koebner, tegas, fenomena
ohon cemara terbalik)
sentral lebih tenang, berskuama Dapat juga bernetuk urtika, lilin dan Auspitz Koebner, lilin dan
kelaian kulit kadang vesikel, papul Auspitz
terlihat polisiklik
DIAGNOSIS
• Tinea korporis et kruris
TATALAKSANA
• Farmakologi:
• Ketokonazole 1 X 200 mg
• Loratadine 1 X 1 mg
• Mikonazole cream 1 X 2 mg ue
• Sapoviridis 100 gram

• Non farmakologi:
• Menjaga kebersihan badan, mandi teratur
• Hindari pakaian yang tidak menyerap keringat
• Hindari aktivitas dengan keringat berlebih
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
• Dermatofitosis adalah infeksi jamur superfisial disebabkan oleh dermatofita
yang memiliki kemampuan untuk melekat pada keratin dan
menggunakannya sebagai sumber nutrisi, dengan menyerang jaringan
berkeratin, seperti stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.
• Dermatofita merupakan kelompok taksonomi jamur kulit superfisial. Yang
terdiri dari 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton
KELOMPOK
• a) Tinea Kapitis : dermatofitosis pada kulit kepala dan rambut kepala
• b) Tinea Barbe : dermatofitosis pada dagu dan jenggot
• c) Tinea Kruris : dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus,
bokong, dan kadang sampai perut bagian bawah
• d) Tinea Pedis et Manum : dermatofitosis pada kaki dan tangan
• e) Tinea Unguium : dermatofitosis pada jari tangan dan kaki
• f) Tinea Korporis : dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk
bentuk 5 diatas
TINEA KORPORIS
DEFINISI
• Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita superficial yang menyerang
kulit tak berambut (glabrous skin)
ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
• Dilaporkan penyebab dermatofitosis yang dapat dibiakkan di Jakarta
adalah T. rubrum 57,6%, E. floccosum 17,5%, M. canis 9,2%, T.mentagrophytes
var. granulare 9,0%, M. gypseum 3,2%, T. concentricum 0,5%
• Penyakit ini tersebar di seluruh dunia yang dapat menyerang semua ras dan
kelompok umur sehingga infeksi jamur superfisial ini relatif sering terkena
pada negara tropis (iklim panas dan kelembaban yang tinggi) dan sering
terjadi eksaserbasi
GAMBARAN KLINIS
DIAGNOSIS BANDING
• Ada beberapa diagnosis banding tinea korporis, antara lain eritema anulare
sentrifugum, eksema numular, granuloma anulare, psoriasis, dermatitis
seboroik, pitiriasis rosea, liken planus dan dermatitis kontak.
• Tinea Korporis juga mirip dengan Pitiriasis Rosea, namun skuama pada
pitiriasis rosea lebih halus dan rasa gatalnya tidak seberat tinea korporis
TATALAKSANA
• Pengobatan Topikal
Selain obat-obat klasik, obat-obat derivate imidazole dan alilamin dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tinea korporis ini. Efektivitas obat yang
termasuk golongan imidazol kurang lebih sama. Pemberian obat dianjurkan
selama 3-4 minggu atau sampai hasil kultur negative. Selanjutnya dianjurkan
juga untuk meneruskan pengobatan selama 7-10 hari setelah penyembuhan
klinis dan mikologis dengan maksud mengurangi kekambuhan
TATALAKSANA
• Sistemik
• Griseofulvin
Griseofulvin merupakan obat sistemik pilihan pertama. Dosis untuk anak-anak
15-20 mg/kgBB/hari, sedangkan dewasa 500-1000 mg/hari
• Ketokonazol
Ketokonazol digunakan untuk mengobati tinea korporis yang resisten
terhadap griseofulvin atau terapi topikal. Dosisnya adalah 200 mg/hari selama
3 minggu.
• Obat-obat yang relative baru seperti itrakonazol serta terbinafin dikatakan
cukup memuaskan untuk pengobatan tinea korporis.
TINEA KRURIS
DEFINISI
• Tinea kruris merupakan golongan dermatofitosis pada lipat paha, daerah
perineum, dan sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun,
bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup
EPIDEMIOLOGI
• Tinea kruris sering terdapat di daerah dengan iklim hangat, lembab, dan
faktor predisposisi meliputi sepatu tertutup dan sering terpapar panas
• paling sering terjadi pada musim panas, pada pria muda, dan orang
dengan pakaian ketat
ETIOLOGI
• Penyebab utama dari tinea kruris adalah Trichopyhton rubrum (90%) dan
Epidermophython fluccosum, Trichophyton mentagrophytes (4%),
Trichophyton tonsurans (6%)
GAMBARAN KLINIS
DIAGNOSIS BANDING
• Diagnosis banding tinea kruris adalah kandidosis intertrigo, eritrasma,
psoriasis, dan dermatitis seboroik.
TATALAKSANA
• Griseovulfin
• Butenafine
• Flukonazol
• Itrakonazol
• Terbinafine
• Itrakonazol
• Ketokonazol
PATOGENESIS
• Infeksi Dermatofita diawali dengan perlekatan jamur atau elemen jamur
yang dapat tumbuh dan berkembang pada stratum korneum. Pada saat
perlekatan, jamur dermatofita harus tahan terhadap rintangan
• Masuknya dermatofita ke epidermis menyebabkan respon imun pejamu
baik respon imun nonspesifik maupun respon imun spesifik. Respon imun
nonspesifik merupakan pertahanan lini pertama melawan infeksi jamur.
PATOGENESIS
• Imunitas spesifik membentuk lini kedua pertahanan melawan jamur setelah
jamur mengalahkan pertahanan nonspesifik.
• Limfosit T dan limfosit B merupakan sel yang berperan penting pada
pertahanan tubuh spesifik. Sel-sel ini mempunyai mekanisme termasuk
pengenalan dan mengingat organism asing, sehingga terjadi amplifikasi dari
kerja dan kemampuannya untuk merespons secara cepat terhadap
adanya presentasi dengan memproduksi antibodi, sedangkan limfosit T
berperan dalam respons seluler terhadap infeksi.
• Kedua mekanisme ini dicetuskan oleh adanya kontak antara limfosit
dengan antigen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20%.
• Pemeriksaan dengan sinar wood
• Pemeriksaan Kultur Biakan.
TATALAKSANA DERMATOFITA

Anda mungkin juga menyukai