cadangan energi normal Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu: 1. Tipe Rapid Eye Movement (REM) 2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang
terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Tahap Tidur Normal Orang Dewasa Stadium 0 adalah periode dalam keadaan masih bangun tetapi mata menutup. Stadium 1 disebut onset tidur. Stadium 2 ditandai dengan dominasi oleh aktivitas teta Stadium 3 disebut tidur delta Stadium 4 terjadi jika gelombang delta lebih dari 50%. Human Sleep Cycles F 51 Gg Tidur Non Organik (PPDGJ III) a. Dyssomnia kondisi psikogenik primer gg. utama: jumlah, kualitas atau waktu tidur disebabkan hal emosional (insomnia, hipersomnia, jadwal tidur-jaga) b. Parasomnia Peristiwa episodik abnormal yg terjadi selama tidur (somnambulisme, teror tidur, mimpi buruk) PPDGJ III- ICD 10 F 51.0 Insomnia non organik
F 51.1 Hipersomnia non organik
F 51.2 Gg non organik jadwal tidur - jaga
F 51.3 Berjalan saat tidur
F 51.4 Teror tidur
F 51.5 Mimpi buruk
DSM V F 51.0 Insomnia non organik Insomnia ketidakmampuan secara relatif pada seseorang untuk dapat tidur atau mempertahankan tidur baik pada saat ingin tidur F 51.0 Insomnia non organik a. keluhan: kesulitan masuk tidur, memperthankan, kualitas tidur buruk b. Min 3 x/mg selama min 1 bulan c. Preokupasi dg tdk bisa tidur siang dan malam d. Ketidak puasan thd kualitas-kuantitias tidur Kriteria Diagnostik untuk Insomnia Primer menurut DSM-V-TR A. Keluhan yang menonjol adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan. B. Gangguan tidur (atau kelelahan siang hari yang menyertai) menyebabkan penderitaan yang bermakana secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. C. Gangguan tidur tidak terjadi semata-mata selama perjalanan narkolepsi, gangguan tidur berhubungan pernafasan, gangguan tidur irama sirkadian, atau parasomnia. D. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan mental lain (misalnya, gangguan depresi berat, gangguan kecemasan umum, delirium). E. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum. Pengobatan Insomnia Pengobatan hipnotik-sedatif Benzodiazepin : obat pilihan pertama - estazolam, 1-2 mg malam hari - flurazepan, 15-30 mg malam hari - quazepam, 7,5 - 15 mg malam hari - temazepam, 15-30 mg malam hari - triazolam, 0,25 - 0,25 mg malam hari. Non benzodiazepin alternatif - zolpidem, 5-10 mg malam hari - zaleplon, 10-20 mg malam hari, menimbukan sedikit efek ketergantungan, toleransi, dan cenderung untuk menyebabkan somnolen seharian. Obat-obat lain : chloralhydrate, antihistamin diphenhydramine , doxylamine dan sedatif antidepresan seperti trazodone F 51.1 Hipersomnia non organik Hipersomnia: tidur yang berlebihan atau terjadi serangan tidur ataupun perlambatan waktu bangun. Hipersomnia dapat akibat dari penyakit mental, idiopatik. F 51.1 Hipersomnia non organik a. Kantuk siang hari >> serangan tidur tanpa ada jumlah tidur yang berkurang dan atau transisi yg memanjang dari saat mulai tidur - sadar sepenuhnya b.Terjadi setiap hari selama 1 bulan dan episodik Tidak ada gejala tambahan lainnya. Kriteria Diagnostik untuk Hipersomnia Primer menurut DSM-V A. Keluhan yang menonjol adalah mengantuk berlebihan di siang hari selama sekurangnya satu bulan (atau lebih singkat jika rekuren) seperti yang ditunjukkan oleh episode tidur yang memanjang atau episode tidur siang hari yang terjadi hampir setiap hari. B. Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. C. Mengantuk berlebihan di siang hari tidak dapat diterangkan oleh Insomnia dan tidak terjadi semata-mata selam perjalan gangguan tidur lain (misalnya, narkolepsi, gangguan tidur berhubungan pernafasan, gangguan tidur irama sirkadian, atau parasomnia) dan tidak dapat diterangkan oleh jumlah tidur yang tidak adekuat. D. Gangguan tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan lain. E. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi medis umum. Pengobatan Hipersomnia Primer Kombinasi antara pengukuran sleep hygiene , obat- obatan stimulan, dan tidur siang untuk beberapa pasien. Obat-obat stimulan - dextroamphetamine dan methylphenidate : masa paruh singkat - Femoline : stimulan kerja lama - Modafinil - Antidepresan trisiklik (seperti protriptyline) Obat-obatan stimulan dapat menimbulkan ketergantungan, maka penggunaannya harus benar- benar diawasi. Narkolepsi Gangguan tidur yang diakibatkan oleh gangguan psikologis dan hanya bisa disembuhkan melalui bantuan pengobatan dokter ahli jiwa. Ditandai dengan bertambahnya waktu tidur yang berhubungan dengan keinginan tidur yang tidak dapat ditahan sebagai salah satu gejala, atau kombinasi antara gejala seperti cataplexy , sleep paralysis , atau hypnagogic hallucinations . Narkolepsi mungkin merupakan penyakit herediter karena setengah pasien narkolepsi mempunyai keluarga yang sakit serupa. Pengobatan Narkolepsi Mencakup pengobatan yang berbeda untuk serangan tidur dan gejala tambahan. Stimulan - Methylphenidate : dengan dosis awal 5 mg, dosis tersebut dinaikkan secara bertahap hingga 60 mg per hari. - Dextroamphetamine - Pemoline : dosis 75 - 150 mg, - Modafinil : toleransinya baik dan efek kardiovaskular-nya sedikit; dosis hariannya 200 sampai 400 mg - Antidepresan trisiklik : untuk menangani cataplexy atau sleep paralysis tetapi mempunyai sedikit efek pada serangan tidur (imipramin, 10 - 75 mg malam hari). GANGGUAN TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN PERNAPASAN gangguan pernafasan yang berkaitan dengan gangguan tidur episode penghentian nafas selama 10 detik atau lebih selama tidur, dengan frekuensi 10 kali atau
oksigen yang signifikan, tanda nocturnal lainnya
seperti mendengkur, nafas yang terengah-engah, gastro-esophageal reflux , ngompol, pergerakan tubuh yang hebat, berkeringat pada malam hari dan pagi hari, sakit kepala. GANGGUAN TIDUR IRAMA SIRKADIAN (GANGGUAN JADWAL BANGUN TIDUR) gangguan tidur akibat tidak sinkronnya jam biologik sirkadian internal seseorang dengan siklus tidur-bangun Akibat tidak samanya siklus sirkadian, seseorang dengan gangguan ini dapat mengeluh insomnia pada waktu tertentu (misalnya malam hari) dan tidur berlebihan pada siang hari Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian: 1. Sementara (acut work shift, Jet lag) 2. Menetap (shift worker) Jenis Gangguan Tidur Gangguan Irama Sirkadian 1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) 2. Tipe Jet lag 3. Tipe pergeseran kerja (shift work type) 4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome). 5. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam. GANGGUAN MIMPI BURUK (MIMPI CEMAS)
suatu kegelisahan atau ketakutan yang amat
sangat pada waktu malam, dan mimpi semacam ini akan selalu diingat oleh pasien sebagai sesuatu yang sangat mencekam Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Mimpi Buruk menurut DSM-V A. Terbangun berulang kali dari periode tidur utama atau tidur sejenak dengan ingatan yang terinci tentang mimpi yang panjang dan sangat menakutkan,biasanya berupa ancaman akan kelangsungan hidup, keamanan, atau harga diri. Terjaga biasanya terjadi pada separuh bagian kedua periode tidur. B. Saat terjaga dari mimpi menakutkan, orang dengan segera berorientasi dan sadar (berbeda dengan konfusi dan disorientasi yang terlihat pada gangguan teror tidur dan beberapa bentuk epilepsi. C. Pengalaman mimpi, atau gangguan tidur yang menyebabkan terjaga, menyebabkan penderitaan yang bermakna secara khas atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. D. Mimpi buruk tidak terjadi semata-mata selam perjalanan gangguan mental lain (misalnya, delirium, gangguan stres pascatraumatik) dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum. GANGGUAN TEROR TIDUR Episode dari gangguan ini terjadi selama dua pertiga dari masa tidur dan sering dimulai dengan teriakan yang keras diikuti oleh kecemasan yang hebat dengan tanda-tanda autonomic hyperousal , seperi takikardia dan nafas yang cepat. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Teror Tidur menurut DSM-V A. Episode rekuren terjaga tiba-tiba dari tidur, biasanya terjadi selama sepertiga bagian pertama episode tidur utama dan dimulai dengan teriakan panik. B. Rasa takut yang kuat dan tanda rangsangan otonomik, seperti takikardia, nafas cepat, dan berkeringat, selama tiap episode. C. Relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk menenangkan penderita tersebut selama episode. D. Tidak ada mimpi yang diingat dan terdapat amnesia untuk episode. E. Episode menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. F. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum. TIDUR BERJALAN (SOMNAMBULISM) episode pengulangan dari tidur dan berjalan biasanya terjadi selama sepertiga waktu tidur. Selama tidur berjalan, orang biasanya tidak tahu arah, relatif tidak memberikan respon terhadap komunikasi seseorang, dan hanya dapat dibangunkan dengan usaha keras. Pada saat sadar, orang tersebut tidak dapat mengingat kejadiannya. Episode tidur berjalan dan mimpi buruk terjadi dalam waktu tiga jam setelah jatuh tidur. Rekaman EEG memperlihatkan gelombang lambat dengan amplitudo tinggi yang mendahului aktivasi otot yang akan memacu timbulnya serangan; tidur berjalan terjadi selama tahap 3 dan 4 NREM tidur. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Tidur Berjalan menurut DSM-V A. Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur dan berjalan berkeliling terjadi selama sepertiga bagian pertama episode tidur utama. B. Saat berjalan sambil tidur, orang memiliki wajah yang kosong dan menatap, relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya, dan dapat dibangunkan hanya dengan susah payah. C. Saat terbangun (baik dari episode tidur berjalan atau pagi harinya), pasien mengalami amnesia untuk episode tersebut. D. Dalam beberapa menit setelah terjaga dari episode tidur berjalan, tidak terdapat gangguan aktivitas mental atau perilaku (walaupun awalnya mungkin terdapat periode konfusi atau disorientasi yang singkat). E. Tidur berjalan menyebabkan terjaga, menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. F. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum. GANGGUAN TIDUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN MENTAL LAIN Diagnosis Penemuan Umum dalam Tidur
Psikotik Tanda yang bervariasi dalam kontinuitas
Schizophrenia tidur.
dihilangkan. Pengurangan gelombang tidur lambat.
Gangguan afektif Gangguan kontinuitas tidur.
Pengurangan gelombang tidur lambat. Pergantian REM tidur yang lebih awal pada malam hari.
Gangguan cemas Kesulitan untuk memulai tidur.
Kesulitan mempertahankan tidur. Pengurangan waktu total tidur. Diagnosis Penemuan Umum dalam Tidur
Gangguan panik Kesulitan untuk memulai tidur.
Kesulitan mempertahankan tidur. Penggunaan kronis Fragmentasi tidur Pengurangan waktu total tidur. dengan seringnya waktu terbangun. Serangan panik diwaktu tidur terjadi pada tahap 2 atau tahap 3 dari tidur. Abstinensi Fragmentasi yang berkelanjutan dan pengu-rangan gelombang tidur lambat.
Penggunaan Alkohol Pengurangan waktu bangun dan REM
Penggunaan akut tidur, dengan peningkatan gelombang delta tidur pada setengah jam pertama dimalam hari, pantulan dari REM tidur dan peningkatan terbangun pada setengah jam kedua dimalam hari. Diagnosis Penemuan Umum dalam Tidur
Penggunaan Alkohol Fragmentasi tidur dengan seringnya
Penggunaan kronis waktu terbangun.
Abstinensi Fragmentasi yang berkelanjutan dan
pengu-rangan gelombang tidur lambat.
Gangguan Kepribadian REM tidur mengalami perubahan yang
Borderline berhubungan dengan gangguan keadaan hati.
Demensia Kontinuitas tidur terganggu.
Jadwal tidur-bangun yang polifasik PENATALAKSANAAN GANGGUAN TIDUR 1. Konseling dan Psikotherapi Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaan obat hipnotik. 2. Sleep hygiene terdiri dari: a. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan b. Hindari tidur pada siang hari/sambilan c. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari d. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan e. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur f. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong g. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15- 30 menit) h. Hindari rasa cemas atau frustasi i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak 3. Pendekatan farmakologi Identifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang bereaksi cepat (short action) dengan membatasi penggunaannya sependek mungkin yang dapat mengembalikan pola tidur yang normal. Lamanya pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan tidak lebih dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long term insomnia dapat dilakukan evaluasi kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang sebenarnya. Bila penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara perlahan-lahan untuk menghindarkan terapi withdrawal.