Asma
Gangguan udara masuk dan keluar saluran napas
akibat adanya:
• Kontriksi bronkus
• Edema dinding saluran napas
• Peningkatan produksi mukus
MUNGKIN ASMA
2-3 episode/tahun >3 episode/tahun, atau episode >3 episode/tahun, atau episode
berat dan/atau perburukan berat dan/atau perburukan
malam hari malam hari
Alergi/atopi pada pasien, riwayat Alergi/atopi pada pasien, riwayat Alergi/atopi pada pasien, riwayat
asma pada keluarga (-) asma pada keluarga (+/-) asma pada keluarga (+)
Keterangan:
• Skema diatas menggambarkan bahwa asma pada anak balita merupakan suatu spektrum yang dinamis, semakin ke kanan pola gejala yang ditemui, maka makin
kuat dugaan ke arah asma. Dan seorang pasien dapat berubah posisinya seiring waktu.
• Bila seorang balita sudah memenuhi klinis sesuai kriteria klasik asma, maka bisa langsung didiagnosis asma tanpa melalui algoritma diagnosis asma.
Genetic factors
Remodeling
Bronchial inflammation
Airway Mucus and Edema
and hyper
Bronchospasmresponsiveness
remodeling
cell debris
Normal response
Subclinical
Obstruction
Healing Healing
(Total) (partial)
PNAA, 2015
Diagnosis
Ditemukan lebih dari satu gejala:
• Gejala memburuk di malam hari atau pagi dini hari
• Gejala bervariasi waktu dan intensitas nya
• Gejala dipicu oleh infeksi virus (Common Cold), exercise,
Gejala paparan alergen, perubahan cuaca, tertawa atau iritan
seperti asap, bebauan yang menyengat
Menjurus ke Keadaan yang menurunkan kemungkinan asma
Diagnosis • Batuk tanpa gejala lain
1. Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
2. The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
Pemeriksaan Fisik
• Gejala relevan asma:
• Tanpa gejala
• Ada gejala: batuk, sesak, wheezing, ekspirasi memanjang
• Tanda alergi:
• Dermatitis atopik,
rinitis alergi
• Allergic shiners,
geographic tongue Allergic shiner Geographic tongue
• Uji cukit kulit (skin prick test), eosinofil total darah, pemeriksaan IgE
spesifik
• Uji inflamasi respiratori: FeNO (fractional exhaled nitric oxide),
eosinofil sputum
• Uji provokasi bronkus dengan exercise, metakolin, hipertonik salin
INTERMITEN <6X/Tahun
>1X/Bulan
KLASIFI-
PERSISTEN RINGAN <1 x/Minggu
KASI
> 1X/ Minggu
SEDANG
Tidak Setiap Hari
Persisten
30-40% Sedang
Persisten ringan
Intermiten
SERANGAN RINGAN- Kalimat BICARA Kata
SERANGAN BERAT
Duduk POSISI Bertopang
- GELISAH +
RR/HR
B. Penilaian risiko perjalanan asma (risiko eksaserbasi, ketidakstabilan, penurunan fungsi paru, efek samping)
Asma yang tidak terkendali, sering eksaserbasi , pernah masuk ICU karena asma, FEV 1 yang rendah, paparan
terhadap asap rokok, mendapat pengobatan dosis tinggi
Tatalaksana
Tujuan tata laksana
The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
Garis besar tatalaksana asma
• Penghindaran pencetus, termasuk
pengelolaan lingkungan
• Tatalaksana medikamentosa
• KIE (komunikasi, informasi, edukasi)
• Rencana aksi (action plan)
Episode peningkatan yang progresif
(perburukan) dari gejala-gejala
batuk, sesak napas, wheezing, rasa
dada tertekan, atau berbagai
kombinasi dari gejala-gejala tersebut
Serangan
asma
Mencerminkan gagalnya tata
laksana asma jangka panjang, atau
adanya pajanan dengan pencetus
Bila tidak tersedia obat-obatan lain, ADRENALIN untuk asma yang berhubungan dengan anafilaksis
dan angioedema, dosis 10 ug/kg (0,01 ml/kg adrenalin 1:1.000), maksimal 500 ug (0,5 ml)
Tata laksana serangan asma di UGD RS
Tata laksana serangan asma di UGD RS
**Pilihan steroid untuk serangan asma
• Keterangan gambar: ICS (inhaled corticosteroids, steroid inhalasi); LTRA (Leukotriene Receptor Antagonist); SABA
(short acting beta agonist, β2-agonis kerja pendek); LABA (long acting beta agonist, β2-agonis kerja panjang)
The control-based
asthma management cycle
• Diagnosis
• Symptom control & risk factors
(including lung function)
• Inhaler technique & adherence
• Patient preference
• Symptoms
• Exacerbations
• Side-effects
• Patient satisfaction
• Lung function
• Asthma medications
• Non-pharmacological strategies
• Treat modifiable risk factors
GINA 2015, Box 3-2
STEP UP TERAPI ASMA
• Observasi 2- 3 bulan sebelum memutuskan step up
• Nilai : apakah teknik penggunaan alat telah benar, bagaimana
kepatuhan nya, apakah ada faktor risiko seperti merokok,
apakah ada peran komorbid seperti rinitis alergi, sinusitis?
• Dapat dilakukan step up jangka pendek pada keadaan infeksi
virus atau terpapar alergen
• Harus dilakukan penyesuaian harian oleh pasien.
• Dapat diberikan as needed dosis rendah ICS-formoterol untuk
atau sebagai maintenance dan terapi reliever
STEP DOWN TERAPI ASMA
• Bila asma terkontrol dilakukan observasi 3 bulan, untuk
menentukan dosis terendah mencegah timbulnya gejala,
eksaserbasi dan efek samping yang minimal
• Dicatat status baseline, buat Rencana Aksi Asma tertulis
• Dosis diturunkan 25 – 50% dengan interval 2 – 3 bulan
• Bila asma terkontrol selanjutnya diberikan as needed
Budesonide- Formoterol atau ICS ditambahkan SABA
• Jangan menghentikan sama sekali ICS
• Kontrol teratur
Rencana Aksi Asma (RAA)
Asthma Action Plan (AAP)
20%
15%
11.6%
10%
7.2%
5%
2.9%
0%
Paling tidak 1 penyakit penyerta Penyakit saluran pernapasan kronis Penyakit kardiovaskular Penyakit immunosupresi
(termasuk asma)
Adapted from Team, C.C.-R., Coronavirus Disease 2019 in Children - United States, February 12- April 2, 2020. MMWR Morb
Mortal Wkly Rep, 2020. 69(14): p. 422-426.
• Manifestasi klinis COVID-19 pada anak hampir
sama dengan orang dewasa, seperti demam
dan batuk. Beberapa anak mengalami diare
dan hidung meler, namun secara keseluruhan
gejala secara relatif lebih ringan.1
• Anak dengan COVID-19 biasanya ditandai
COVID-19 dengan infeksi saluran pernapasan yang lebih
pada anak ringan dibandingkan kasus pada orang
dewasa.2
• Namun anak dengan penyakit penyerta
seperti asma memiliki risiko yang lebih tinggi
terhadap COVID-19 sama dengan orang
dewasa dengan penyakit penyerta.3
1. Wei Xia et al, Pediatric Pulmonology. 2020;55:1169–1174;
2. Cai JieHao et al, Clinical Infectious Diseases 2020;XX(XX):1–5;
3. Barsoum, SN Comprehensive Clinical Medicine https://doi.org/10.1007/s42399-020-00310-3
• COVID-19 dapat memperlihatkan klinis
seperti asma atau eksaserbasi asma pada
anak, dengan batuk, mengi, dan sesak
napas.1
• Nebuliser dapat meningkatkan risiko
COVID-19 penyebaran COVID-19; untuk itu lebih
dengan disarankan penggunaan inhaler + spacer.2
Asma • Kortikosteroid oral dapat memperpanjang
waktu COVID-19 clearance, dan
penggunaannya pada pengobatan asma
pada anak yang juga terinfeksi COVID-19
tidak direkomendasikan oleh WHO dan the
Centers for Disease Control (CDC) di
Amerika.2 1. Barsoum, SN Comprehensive Clinical Medicine
https://doi.org/10.1007/s42399-020-00310-3 ;
2. Abrams. THE JOURNAL OF PEDIATRICS 2020;222:221-226
COVID-19: GINA menjawab pertanyaan mengenai
manajemen asma1
• Pasien asma harus melanjutkan semua pengobatan inhalasi mereka,
termasuk kortikosteroid inhalasi, seperti yang diresepkan oleh
dokter.
• Nebuliser sebaiknya, jika memungkinkan, dihindari dalam
penanganan serangan akut karena risiko peningkatan penyebaran
COVID-19 (pada pasien lain dan pada tenaga kesehatan).
• Pressurized metered dose inhaler (pMDI) dengan spacer lebih
disarankan untuk pengobatan serangan akut
• Pasien dengan rinitis alergi harus melanjutkan kortikosteroid
intranasal, seperti yang diresepkan oleh dokter.
1. GINA, COVID-19: GINA Answers to Frequently Asked Questions on asthma Management,
release date: March 25, 2020
KESIMPULAN
• Penyakit asma merupakan masalah untuk semua umur
• Prevalensi Asma meningkat di banyak negara berkembang
• Asma juga mengakibatkan kehilangan produktivitas dan menjadi
masalah keluarga terutama asma pada anak
• Ada 2 hal penting untuk diagnosis Asma: riwayat gejala saluran
pernapasan dan keterbatasan aliran udara pernapasan
Kesimpulan
• SABA inhalasi merupakan pilihan utama untuk tatalaksana
serangan asma
• Tatalaksana asma stabil diberikan berdasarkan tingkat
keparahan asma anak dan perlu selalu direview untuk step up
dan step down pengobatan
• Rencana aksi asma penting diberikan kepada pasien untuk
memastikan kepatuhan pasien
• Ada keterkaitan asma dengan Covid 19, sehingga perlu
perhatian tertentu dalam tindakan atau tatalaksana
Thank you