Anda di halaman 1dari 2

Obsessive Compulsive Personality Disorder

Gangguan Kepribadian obsesif-kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Personality Disorder; OCPD)


adalah suatu kondisi karakter dengan gangguan kronis pada perhatian, keteraturan dan kontrol
diri. Dinyatakan sebagai gangguan bila perilaku-perilaku tersebut bersifat menetap dan
mengganggu.

Obsessive compulsive personality disorder (OCPD) atau sering disebut juga dengan gangguan
kepribadian anankastik merupakan gangguan psikologis menyeluruh, perfeksionis, kaku dan
disiplin keras terhadap aturan, moralitas, dan hidup dengan penuh aturan-aturan yang mengikat
dirinya.

Istilah Obsessive compulsive personality disorder sering dibingungkan dengan obsessive-


compulsive disorder (OCD), keduanya tidaklah sama dan tidak mempunyai hubungan
persamaan.

Individu dengan gangguan OCPD tidak memiliki keinginan-keinginan untuk mengulang


perbuatan berkali-kali yang menjadi rutinitas seperti halnya simtom pada gangguan OCD.
Kecenderungan perilaku pada OCPD lebih disebabkan oleh stres yang disebabkan keinginan
perfeksionis dan rasa cemas yang muncul disebabkan perasaan bahwa dirinya melakukan
pekerjaan itu tidak sebaik mungkin. Oleh karenanya, individu dengan gangguan kepribadian ini
(OCPD) menguras energinya ketika rasa cemas atau tegang ketika melakukan pekerjaannya.

Individu dengan gangguan OCPD akan menabung sejumlah uang untuk keperluan suatu saat
nanti, mengatur rumah dengan sempurna, cemas dirasakan individu bila tugas-tugas yang
dilakukannya itu tidak selesai atau berjalan dengan sempurna. Ada 4 hal utama yang membuat
penderita OCPD mengalami kecemasan; waktu, hubungan dengan orang lain, ketidakbersihan
dan uang.

Cara berpikir OCPD antara hitam-putih (grey areas), mereka percaya bahawa dalam tindakan
normatif hanya ada satu kebenaran dan satunya lagi adalah salah, akibatnya individu OCPD
kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, sulit menempatkan dirinya dengan teman,
bersikap romantis dengan pasangannya atau menjalin hubungan dengan anak-anak. Sulitnya,
cara berpikir seperti itu berdasarkan standar yang ditentukan oleh dirinya sendiri berdasarkan
pengalaman yang diperolehnya.

SIMTOM

1) Terikat dengan aturan, list atau jadwal


2) Perfeksionis dalam setiap tugas atau pekerjaan yang dilakukan, kendala yang dihadapi bila
individu tersebut tidak menemui standar yang dimilikinya
3) Rajin dan tekun pada pekerjaan, hasil (uang) yang diperoleh tidak dihabiskan untuk kegiatan
senang-senang atau bersama teman (gejala ini tidak berlaku pada individu yang mengalami
kesulitan ekonomi)
4) Sangat konsisten, cermat dan tidak fleksibel menyangkut hal-hal moral, etika dan nilai (akan
tetapi tidak berhubungan dengan hal yang menyangkut budaya dan agama)
5) Enggan untuk memberi tugas atau pekerjaan kepada orang lain ketika ia merasakan mampu
untuk melakukan tugas itu dengan baik
6) Sulit melepaskan atau membuang barang (seperti pakaian) bila benda-benda tersebut sudah
tidak mempunyai nilainya lagi
7) Pelit untuk orang lain bahkan untuk dirinya sendiri, baginya uang haruslah disimpan untuk
keperluan sewaktu-waktu yang tidak terduga
8) Rigiditas dan keras kepala
9) Ketika menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang tidak terduga yang menguras tenaga dan
membuatnya gugup bila pekerjaan itu tidak terselesaikan.

TREATMENT

Medikasi
Pengobatan secara medis tidak dianjurkan untuk pengobatan gangguan kepribadian obsesif-
kompulsif, namun demikian dokter akan memberikan obat-obatan bila disertai dengan gangguan
kecemasan atau depresi.

Psikoterapi

• Family therapy
Terapi dapat efektif bila semua anggota keluarga dilibatkan, konselor atau ahli terapi dilibatkan
secara langsung dalam keluarga dapat mengurangi letupan amarah dan menjaga hubungan
emosional antar sesama anggota keluarga. Dalam terapi ini anggota keluarga dilatih untuk saling
menghargai dan bersama-sama menyelesaikan masalah dengan saling mendukung antar anggota
keluarga.

• Dialectical behavioral therapy


DBT menekankan pada saling memberi dan negosiasi antara terapis dan klien; antara rasional
dan emosional, penerimaan dan berubah. Target yang ingin dicapai adalah penyesuaian antara
pelbagai permasalahan yang sedang dihadapi klien dengan pengambilan keputusan secara tepat.
Hal-hal lain yang didapatkan klien dalam terapi ini adalah; pemusatan konsentrasi, hubungan
interpersonal (seperti keinginan asertif dan ketrampilan sosial), menghadapi dan adaptasi
terhadap distress, identifikasi dan mengatur reaksi emosi secara tepat

• Cognitive behavioral therapy


Cognitive behavioral therapy (CBT), secara umum CBT membantu individu mengenal sikap dan
perilaku yang tidak sehat, kepercayaan dan pikiran negatif dan mengembalikannya secara positif.
Terapi ini juga diperkenalkan teknik relaksasi dan meditasi secara tepat.

Jenis terapi lainnya dapat dikonsultasikan kepada ahli terapis dan disesuaikan dengan
kepribadian pasien

Anda mungkin juga menyukai