COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
HELMI AZIZ
20194010166
Dokter Pembimbing :
2020
1
2
HALAMAN PENGESAHAN
COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY
Disusun oleh :
HELMI AZIZ
20140310100
Telah disetujui oleh Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa
Pada Tanggal : …. ……………… 2020
Dosen Pembimbing
2
3
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan makhluk lain. Ciri inilah membuat manusia disebut sebagai anima
4
5
berpikir selama proses terapi. Demikian pula pada pasien pola berpikir
cognitive-behavior therapy.
oleh cognitive therapy dan behavior therapy ada dalam konseling yang
dilakukan oleh CBT. Karakteristik CBT yang tidak hanya menekankan pada
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
proses kognitif. CBT memiliki asumsi dasar bahwa afek dan perilaku
6
7
7
8
8
9
nyaman atau negatif pada dasarnya diciptakan oleh pikiran dan perilaku
9
10
dan memberikan dasar untuk rasional, fokus, dan sifat dari intervensi
ini. Oleh karena itu, CBT bersifat kohesif dan rasional, bukan
antara terapis dan klien. Kedua pihak memiliki peran aktif dengan
mereka.
memfasilitasi kontrol diri yang lebih besar dan efektif dengan adanya
terjadi.
10
11
4. Singkat
dipengaruhi oleh masalah yang ada saat ini, klien, dan sumber daya
kepribadian
Parah dengan disertai masalah >20 sesi
kepribadian
yang diberikan tidak membantu atau tidak ada lagi kemajuan yang
11
12
Hal ini dapat dilakukan dengan memperpanjang jarak waktu antar sesi
terapis.
prinsip dasarseperti :
1. Prinsip kognitif
12
13
mengenai diri mereka atau situasi yang mereka hadapi atau dengan kata
lain arti yang mereka berikan terhadap kejadian yang terjadi dalam
hidup mereka. Kejadian yang ada tidak serta merta menghasilkan suatu
individu yang menghadapi kejadian yang sama. Jadi ada hal lain yang
2. Prinsip perilaku
emosi seseorang.
3. Prinsip ‘continuum’
proses yang biasa terjadi bukan merupakan sebuah keadaan yang secara
13
14
Oleh karena itu, masalah psikologis ini dapat terjadi pada siapa
saja dan teori CBT dapat diaplikasikan kepada klien dan terapis.
Fokus utama dari terapi ini adalah apa yang terjadi saat ini
dan proses apa yang sampai saat ini terjadi sehingga masalah yang
14
15
yang baru membuat individu menghadapi situasi sulit dengan cara yang
lebih tepat.
mengenai harapan klien dari terapi. Selain itu, terapis juga dapat
konsepsi yang salah mengenai terapi. Pada awal sesi, klien sudah harus
15
16
sesi awal adalah diagnosis, pengalaman masa lalu, situasi hidup saat ini,
akan terjadi saat berada dalam situasi yang menimbulkan distres, dan
kejadiannyata.
16
17
Pada sesi awal, terapis juga membuat problem list yang mencakup
dibuat secara eksplisit untuk melihat apa yang ingin dicapai dalam
topik ataupun tema yang terus menerus muncul. Selain hal di atas, pada
sesi pertama terapis juga sudah mulai dapat memberikan tugas rumah
kepada klien. Tugas rumah pada sesi awal biasanya diarahkan untuk
tidak disadari oleh klien dan didapat setelah klien melihat tema dari
Peran terapis berubah menjadi penasihat dan bukan guru saat klien
17
18
kemunduran itu sesuatu yang normal dan seharusnya dapat diatasi karena
kesulitan tersebut.
18
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
bahwa afek dan perilaku sebagian besar merupakan produk kognisi, oleh
karena itu intervensi kognitif dan perilaku dapat membawa perubahan pada
dengan beberapa teknik, antara lain target setting, activity rescheduling dan
baru membuat individu menghadapi situasi sulit dengan cara yang lebih
tepat.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
8.Nevid, JS., Rathus, SA., Greene, B.,Psikologi Abnormal. Edisi kelima, jilid1,
Jakarta: Penerbit Erlangga
20