Gravis
Helmi Aziz
20194010166
● Nama : Ny. SA
● Jenis Kelamin : Wanita
● Tanggal Lahir : 5 Juni 1956 (64 tahun)
● Agama : Islam
● Alamat : Brondong RT.01/01 Brun0
● Tanggal Masuk : 19 Desember 2020
Anamnesis
01 Kontrol Rutin
Myastenia Gravis
Keluhan Utama
Pada tahun 2018, pasien mengeluhkan pandangan mata kabur, ganda dan sulit untuk membuka mata. Pasien sulit menelan
dan mengunyah makanan ataupun minuman serta sulit berbicara. Pasien juga mengeluh tangan dan kaki cepat lemas saat
03
beraktivitas. Gejala yang dirasakan pasien sudah beberapa hari dan memburuk.
02 Pasien tidak mengeluhkan sesak nafas, nyeri kepala, mual muntah, demam ataupun penurunan kesadaran. Pasien juga
tidak memiliki riwayat trauma kepala. Kemudian pasien berobat ke puskesmas dan di ranap 7 hari. Keluhan yang
dirasakanpun membaik.
Namun, selang 14 hari setelah ranap. Keluhan yang sama muncul kembali dan lebih parah. Seperti ; pasien tidak bisa
Riwayat Penyakit membuka mata, mulut tidak bisa mengunyah serta tangan dan kaki tetap lemas untuk digerakan walaupun sudah
beristirahat. Lalu, pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RS Palang Biru, di Palang Biru pasien diranap selama 4 hari.
Sekarang Selama di Palang Biru kondisi pasien tidak membaik yang akhirnya membuat pasien di rujuk ke RSUD dr.Tjitrowardojo,
di RSUD pasien di ranap selama 4 hari dan keluhan yang dirasakan membaik kemudian BLPL.
Semenjak itu, pasien control rutin ke poli Saraf RSUD dr.Tjitrowardojo Purworejo sampai sekarang.
Kontrol terakhir, pasien mengeluhkan pandangan kabur, sulit menelan dan nyeri telan +3hari, pegal di area tengkuk leher.
Pandangan ganda (-), dapat membuka mata, kelemahan anggota gerak (-), sesak nafas (-).
Anamnesis
• Hipertensi (+)
03 • DM (-) 05
• Penyakit Cardiovaskuler
(-) Riwayat
Riwayat Penyakit Alergi • Alergi obat (-)
Dahulu • Alergi makanan (-)
• Hipertensi (-) 03 • Alergi cuaca (-)
04 • DM (-)
• Penyakit Cardiovaskuler
(-)
Riwayat Penyakit
Keluarga
03 Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
• Tekanan Darah : 132/82 mmHg
• Suhu : 36,5⁰C
• Nadi : 94 kali/menit,
• Pernapasan : 18 kali/menit
Status Generalis
Kepala : Normochepal simetris, tidak tampak adanya deformitas
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (-) ,
darah (-), nyeri tekan (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-)
Telinga : Normotia, sekret (-/-) serumen (-), pendengaran berdengung (-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axila dan leher.
Thorax
Abdomen Ekstremitas
Paru
Inspeksi : Simetris Inspeksi : distensi Atas : Akral dingin (-/-),
Palpasi : Fremitus (-) edema (-/-), ulkus (-/-),
tactil D=S
kelemahan gerak (-)
Perkusi : Sonor Auskultasi : BU (+)
Asukultasi :Vesikuler normal Bawah : Akral dingin
(+/+), ronkhi (-/-), (-/-), edema (-/-), ulkus
whezzing (-/-) Palpasi : Supel,
(-/-), kelemahan gerak (-)
Jantung nyeri tekan (-)
Inspeksi : Ictus
cordis tidak tampak
Perkusi :
Palpasi : Ictus Timpani (+)
cordis tidak teraba
Perkusi : Redup
Auskultasi : BJ I dan
II reguler, murmur (-),
gallop (-)
04 Status Neurologis
2. Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Lapang pandang Normal Normal
Pengenalan
Normal Normal
warna
Funduskopi Tidak dilakukan
3. Nervus Okulomotorius
Dextra Sinistra
Ptosis (kelopak mata kendur) - -
Gerakan Bola Mata
Baik Baik
Medial
Atas Baik Baik
Bawah
Baik Baik
Ukuran pupil Pupil bulat isokor Ø ODS 3 mm
Refleks cahaya direk + +
Refleks cahaya indirek + +
Akomodasi + +
4. Nervus Trokhlearis
Dextra Sinistra
Gerakan mata Medial
bawah
Baik Baik
Diplopia (penglihatan
Negative Negative
ganda)
5. Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
Membuka mulut Normal
Sensibilitas (dahi, pipi,
rahang bawah)
Raba + +
Nyeri + +
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks kornea Tidak dilakukan
Refleks bersin Tidak dilakukan
6.Nervus Abdusens
Dextra Sinistra
Gerakan mata ke lateral + +
Nistagmus (Gerakan
bola mata tak Negative
terkendali)
7. Nervus Facialis
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menutup mata Normal Normal
Sudul Mulut Normal Normal
Mengembungkan pipi Normal Normal
Lipatan nasolabialis + +
8. Nervus Vestibulochoclearis
Dextra Sinistra
Tes bisik Normal Normal
Tes Rinne
Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Schwabach
Dextra Sinistra
Romberg Tidak dilakukan
Rasa Raba Heel-to-toe walking Tidak dilakukan
- Ekstremitas Atas + +
Jari hidung Normal
- Ekstremitas Bawah + +
Pronasi supinasi Normal
Ketika sebuah potensial aksi bergerak ke motor neuron dan mencapai motor end Yang menyebabkan terjadinya potensial aksi tidak maksimal.
plate, molekul asetilkolin (Ach) dilepaskan dari vesikel presinaptik, melalui
neuromuscular junction dan kemudian akan berinteraksi dengan reseptor Ach
(AchRs) di membran postsinaptik. Kanal-kanal di AchRs terbuka,
memungkinkan Na+ dan kation lain untuk masuk ke dalam serat otot dan
menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi yang terus menerus terjadi akan
berkumpul menjadi satu, dan jika depolarisasi yang terkumpul cukup besar,
maka akan memicu timbulnya potensial aksi, yang bergerak sepanjang serat
otot untuk menghasilkan kontraksi.
Gejala Klinis dan Klasifikasi
Balanced scorecard slide 7
Kelas
I
subkelas
Gejala
Adanya kelemahan otot-otot okular, kelemahan pada saat menutup mata, dan kekuatan otot-otot lain
normal.
II Terdapat kelemahan otot okular yang semakin parah, serta adanya kelemahan ringan pada otot-otot lain
selain otot okular.
IIa Mempengaruhi otot-otot aksial, anggota tubuh, atau keduanya. Juga terdapat kelemahan otot-otot
orofaringeal yang ringan
IIb Mempengaruhi otot-otot orofaringeal, otot pernapasan atau keduanya. Kelemahan pada otot-otot anggota
tubuh dan otot-otot aksial lebih ringan dibandingkan klas IIa.
III Terdapat kelemahan yang berat pada otot-otot okular. Sedangkan otot-otot lain selain otot-otot okular
mengalami kelemahan tingkat sedang.
IIIa Mempengaruhi otot-otot anggota tubuh, otot-otot aksial, atau keduanya secara predominan. Terdapat
kelemahan otot orofaringeal yang ringan.
IIIb Mempengaruhi otot orofaringeal, otot-otot pernapasan, atau keduanya secara predominan. Terdapat
kelemahan otot-otot anggota tubuh, otot-otot aksial, atau keduanya dalam derajat ringan.
IV Otot-otot lain selain otot-otot okular mengalami kelemahan dalam derajat yang berat, sedangkan otot-otot
okular mengalami kelemahan dalam berbagai derajat
IVa Secara predominan mempengaruhi otot-otot anggota tubuh dan atau otot-otot aksial. Otot orofaringeal
mengalami kelemahan dalam derajat ringan.
IVb Mempengaruhi otot orofaringeal, otot-otot pernapasan atau keduanya secara predominan. Selain itu juga
terdapat kelemahan pada otot-otot anggota tubuh, otot-otot aksial, atau keduanya dengan derajat ringan.
Penderita menggunakan feeding tube tanpa dilakukan intubasi.
V Penderita terintubasi, dengan atau tanpa ventilasi mekanik.
20
PX Penunjang
Lab Serologi
Penegakan Diagnosis. Imaging
Elektrodiagnostik : RNS
Anamnesis
Ada kelemahan otot anggota gerak?
Fluktuatif? Onset saat aktivitas? Tes Farmakologik
Diplopia? Ptosis? Sulit menelan? Uji Tensilon IV 2mg
Sesak Nafas? Uji Prostigmin IM 1,25mg + SA 0,6mg
Uji Kinin tab 200mg no. VI S2ddIII (selang waktu 3 jam)
Pemeriksaan Fisik
Px Neurologis : Meningeal, Nervus
Cranialis, Motorik, Sensorik, dan Refleks
Fisiologis dan Patologis)
22
Thank You