Anda di halaman 1dari 19

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


PRESENTASI KASUS

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

Helmi Aziz

20194010166

Dokter Pembimbing :

dr. Y. Kristiyanto, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

RSUD TJITROWARDOJO

2020

RM.01.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disahkan presentasi kasus dengan judul :

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Disusun oleh

Helmi Aziz
20194010166

Telah Disetujui oleh Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa

Pada tanggal : …. ……..……… 2020

dr. Y. Kristiyanta, Sp.KJ


NIP : 1961 1225 1988 0310 02

RM.02.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

ANAMNESIS Nama : Ny. EW Tempat anamnesis : Bangsal


Umur : 44 tahun Edelweis
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. EW

Usia : 44 tahun

Tanggal lahir : 14-03-1976

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Borowetan RT 03/03 Banyuurip Purworejo

Status : Janda (Pisah Ranjang)

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Tanggal periksa : 9 November 2020

RM.03.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


ANAMNESIS

Sumber Anamnesis

1. Autoanamnesis pada pasien pada tanggal 9 November 2020


2. Alloanamnesis pada adik kandung pasien pada tanggal 11 November 2020

Sumber Alloanamnesis
Nama Tn. AA
Umur 31 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Pendidikan terakhir S1
Status perkawinan Menikah
Agama Islam
Pekerjaan Wiraswasta
Hubungan dengan pasien Adik Kandung
Sifat perkenalan Dekat
Alamat Borowetan RT 03/03 Banyuurip Purworejo

Tempat wawancara Rumah pasien

II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Keluhan Utama

Gaduh gelisah

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pada tahun 2000, pasien pertama kali muncul beberapa gejala seperti mudah
tersinggung, gaduh gelisah serta melihat bayangan putih setelah adik perempuan pertama
menikah melangkahi pasien. Gejala yang dialami pasien berjalan sekitar kurang lebih 1
bukan. Dan pada saat itu dikarenakan keluarga masih memiliki kepercayaan mistis,
keluarga mengira pasien dirasuki oleh makhluk halus dan pasien dibawa ke pengobatan
alternatif seperti orang pintar atau dukun untuk disembuhkan. Setelah dibawa ke
pengobatan alternatif pasien menunjukan perbaikan gejala.

Kemudian pada tahun 2000 akhir, pasien merantau melanjutkan pekerjaan


sebagai buruh pabrik di kota Bandung dan kehidupan pasien berjalan normal tanpa ada
kemunculan gejala gangguan jiwa layaknya orang sehat jasmani dan rohani.

RM.04.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


Lalu pada tahun 2002, pasien bertemu dengan seorang lelaki yang pada tahun
berikutnya pasien dan lelaki ini menikah. Kehidupan pasien berjalan layaknya pasangan
suami istri yang bahagia. Pasien dikaruniai dua orang anak laki-laki. Anak pertama lahir
pada tahun 2003 sementara anak kedua lahir pada tahun 2007.

Namun, pada tahun 2007 pasien ditinggal pergi oleh suami saat mengandung
anak kedua di usia kehamilan 7 bulan. Setelah itu pada tahun 2008 anak pertama yang
berusia 5 tahun meninggal dunia dikarenakan tenggelam dan hanyut saat bermain di
sungai pada waktu petang hari. Sejak kejadian inilah pasien dibawa oleh keluarganya
untuk dirawat di RSJ Magelang. Gejala yang dialami pasien saat dirawat di RSJ
Magelang adalah gaduh gelisah, berbicara kacau-ngelantur, mudah tersinggung,
mendengar bisikan-bisikan, melihat bayangan putih serta merasa bersalah anaknya
meninggal. Pasien dirawat di RSJ Magelang kurang lebih 1 bulan. Setelah pulang pasien
rutin kontrol minum obat dan gejala yang dialami membaik dan dapat hidup selayaknya
orang sehat. Namun, setiap kali pasien mengalami siklus menstruasi pasien mengalami
gejala-gejala yang sama. Pasien dapat mengalihkan gejala yang dialami ke pekerjaan
sehingga gejala membaik setelah siklus mentruasi selesai. Namun setidaknya dalam
durasi 1 tahun, pasien mengalami gejala yang memburuk 1 kali sehingga pasien oleh
keluarganya dibawa kembali ke RSJ Magelang untuk dirawat. Pasien berulang kali
dirawat di RSJ Magelang oleh keluarga setidaknya 6-7 kali dalam kurun waktu 2008-
2017.

Pada tahun 2018-2019, pasien bekerja dan menetap di Purworejo. Pasien bekerja
sebagai buruh pembuatan krupuk. Pasien pun masih control rutin minum obat. Namun
seperti tahun-tahun sebelumnya, pasien dibawa oleh keluarga untuk dirawat di RSUD
dr.Tjitrowardojo Purworejo karena gejala yang sama setidaknya 2 kali.

Pada tahun 2020 sekarang ini, pasien mengalami gejala yang sama seperti gaduh gelisah,
sulit tidur, mudah tersinggung terutama saat diminta untuk membantu pekerjaan rumah dan
pasien merasa diatur, sering mengganggu tetangga, sering berbicara kacau-ngelantur, sering
mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas, serta pasien mengatakan terkadang muncul suara-suara
bisikan yang mengatakan bahwa “kamu tidak bertanggung jawab tentang anakmu yang
meninggal” dan pasien melihat bayangan putih sehingga oleh keluarga dibawa kembali untuk
ketiga kalinya dirawat di RSUD.

RM.05.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

GRAFIK PERJALANAN INTENSITAS PENYAKIT

Intensitas

Periode
2000 2008 2017 2018 2019 2020

RM.06.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis maupun penyakit bawaan. Selain itu pasien
tidak pernah mengalami kecelakaan atau mengalami benturan pada kepalanya.

Penurunan
IV.Fungsi
RIWAYAT KELUARGA
1. Pola Asuh Keluarga
Orang tua pasien tidak menetapkan aturan-aturan dalam mendidik pasien. Pasien tidak
menjalankan fungsi kontrolnya terhadap pasien. Pasien tumbuh dengan meraba-raba
sendiri apa yang harus dilakukan. Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua pasien adalah
liberal atau membebaskan.

RM.07.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


2. Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak perempuan dari pihak ibu pasien mengalami gangguan jiwa namun gejala dan
pengobatan tidak didapatkan informasi lebih lanjut.

Keterangan : Laki-laki tanpa gangguan jiwa

Perempuan dengan gangguan jiwa

Perempuan tanpa gangguan jiwa

Pasien

Anggota keluarga yang meninggal

Tinggal satu rumah

RM.08.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


3. Pola Hubungan Keluarga
Pasien tidak memiliki masalah hubungan dengan 4 adik nya. Pasien mendapat dukungan
sosial oleh keluarganya. Pasien sempat dirawat dan tinggal bersama dengan semua
adiknya namun hanya bertahan masing-masing 2-3 minggu saja. Sehingga pasien dari
tahun 2014 sampai sekarang dirawat dan tinggal bersama dengan adik laki-laki terakhir
beserta istri, anak dan ibunya.

V. RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Kehamilan pasien dikehendaki. Selama kehamilan ibu pasien melakukan kontrol
kehamilan di bidan kurang lebih 3x, ibu pasien memeriksakan diri ke bidan desa. Ibu
pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan selama
hamil. Ibu pasien tidak pernah mengalami keguguran. Pasien lahir dari ibu G0P1A0
dengan usia kehamilan aterm dan lahir spontan.

2. Usia 0-3 tahun (Masa Kanak Awal)


Sejak lahir pasien diasuh oleh orang tuanya sendiri. Riwayat pemberian ASI, MPASI
dan Imunisasi tidak didapatkan informasi. Pasien tidak memiliki kesulitan dalam makan.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa ini sesuai usia. Pasien tidak memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang jelek seperti menghisap jempol, menggigit kuku maupun
tantrum.

3. Usia 3 – 11 tahun (Masa Kanak Pertengahan)


Pasien memiliki banyak teman. Pasien sangat ekspresif ketika mengungkapkan sesuatu
yang diinginkannya. Ketika keinginannya tidak dituruti, pasien akan menunjukan emosi
kecewa dan marah.

4. Masa Kanak Akhir 12-18 tahun (Pubertas – Remaja)


Pasien mulai merantau pada masa usia ini. Pasien dengan cepat beradaptasi di
lingkungan baru. Ditempat inipun pasien memiliki banyak teman terutama di lingkungan
tempat pasien bekerja. Pada masa ini pasien memiliki beberapa teman laki-laki, namun
pasien tidak melakukan hubungan seks pranikah. Pasien tidak pernah mengkonsumsi
alkohol dan narkoba.

RM.09.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

5. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien masuk pendidikan SD kurang lebih usia 6-7 tahun. Saat Pendidikan SD,
prestasi akademik dan non akademik pasien biasa saja. Pasien mengatakan tidak
mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Saat berusia sekitar 12-13 tahun
pasien lulus SD dan melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP. Namun, pasien
tidak melanjutkan pendidikan formal setelah lulus dari SMP.
b. Riwayat pekerjaan
Selepas lulus dari SMP, pasien langsung merantau di kota Bandung untuk
bekerja. Pasien sempat beberapa kali berpindah-pindah tempat bekerja.
Kebanyakan tempat kerja pasien adalah pabrik garmen. Pasien bekerja sebagai
buruh pabrik.
c. Riwayat Pra-nikah
Pasien mengaku beberapa kali memiliki teman dekat laki-laki namun tidak
melakukan hubungan seks pranikah.
d. Riwayat pernikahan
Pasien mengenal suami pada tahun 2002 kemudian mereka pacaran hingga
memantapkan untuk menikah pada tahun 2003. Pasien menikah saat berusia 27
tahun. Pasien dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Pasien tidak pernah melakukan
maupun mengalami kekerasan rumah tangga. Namun begitu, pasien ditinggal
pergi oleh suami disaat pasien mengandung anak kedua pada usia kehamilan 7
bulan.
e. Aktivitas Keagamaan
Pasien merupakan seorang islam, agama kedua orang tua pasien juga merupakan
islam. Pasien taat menjalankan sholat 5 waktu.
f. Aktivitas social
Pasien mengaku bercengkerama dengan teman sesama pekerja buruh di pabrik
pembuatan krupuk. Dan pasien merasa nyaman bekerja di tempat tersebut.
g. Riwayat kehidupan sekarang
1. Ekonomi

RM.010.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


Saat ini pasien memiliki kondisi perekonomian yang bruruk. Pasien tinggal
menumpang dirumah adik kandung karena tidak memiliki tempat tinggal pribadi.
Pendapatan pasien dari hasilnya sebagai buruh 200rb perbulan.
2. Sosial
Pasien merupakan sosok yang mudah bergaul. Pasien memiliki banyak teman di
tempat pasien bekerja. Pasien merupakan orang yang ramah.
3. Hubungan Keluarga
Pasien tidak memiliki masalah hubungan dengan 4 adik nya. Pasien
mendapat dukungan sosial oleh keluarganya. Pasien sempat dirawat dan
tinggal bersama dengan semua adiknya namun hanya bertahan masing-
masing 2-3 minggu saja. Sehingga pasien dari tahun 2014 sampai sekarang
dirawat dan tinggal bersama dengan adik laki-laki terakhir beserta istri,
anak dan ibunya.
4. Dukungan Moral
Keluarga pasien mendukung penuh proses pengobatan. Adik pasien memahami
serta memaklumi kondisi kesehatan jiwa pasien.

VI. RINGKASAN ANAMNESIS


Tahun 2000 pasien mengalami gejala tidak spesifik pertama kali setelah
adik kedua menikah mendahului pasien.
Tahun 2007 pasien ditinggal pergi oleh sang suami saat mengandung anak
kedua di usia kehamilan 7 bulan.
Tahun 2008 pasien kehilangan anak kedua karena tenggelam hanyut di
sungai. Semenjak kejadian inilah oleh keluarganya pasien dibawa ke RSJ
Magelang untuk dirawat inap dikarenakan pasien mulai mengalami beberapa
gejala seperti gaduh gelisah, berbicara sendiri tak teratur, mudah tersinggung,
memiliki ego yang tinggi (waham kebesaran), berhalusinasi auditorik dan visual.
Selama kurun waktu 2008-2017 pasien dirawat di RSJ Magelang sebanyak 6-7
kali.
Tahun 2018 dan 2019 pasien lalu dirawat inapkan oleh keluarga di RSUD
dr.Tjitrowardojo Purworejo dikarenakan gejala timbul kembali.
Tahun 2020 pasien dirawatinapkan kembali oleh keluarga di RSUD
dr.Tjitrowardojo Purworejo.

RM.011.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


- Faktor Predisposisi : Ayah yang meninggal saat pasien masih duduk di
bangku SMP, jauh dari keluarga saat merantau bekerja di usia muda, Anak
pertama dan factor keturunan gangguan jiwa.
- Faktor Presipitasi : adik kedua menikah mendahului atau melangkahi
pasien, suami yang meninggalkan pasien, anak pertama yang meninggal
dunia.
- Faktor Psikososial : Kondisi ekonomi yang kurang, masalah tempat tinggal
yang menumpang karena tidak memiliki rumah pribadi.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


Kesan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit, isi dan tegangan: kuat dan teratur
Pernafasan : 22 x/menit, reguler, simetris
Suhu : Afebris

VIII. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Subjektif : pasien sulit tidur, mudah tersinggung, nafsu makan normal, gelisah.
Objektif :

No. Pemeriksaan Hasil Keterangan


Status Mental

1. Kesan Umum Tampak seorang perempuan Pasien terlihat rapi dan bersih,
sesuai umur, merawat tubuh kooperatif
dengan baik

2. Kesadaran - Kuantitatif : GCS 15 Sadar penuh tanpa rangsang


(E4V5M6) apapun, dapat berkomunikasi
- Kualitatif : CM namun sulit dipahami.

3. Pembicaraan - Kuantitas : normal Saat di wawancarai kadang pasien


- Kualitas : dapat menjawab apa yang
Irrelevan (+), inkoheren ditanyakan namun sulit
(+)

RM.012.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

- Kecepatan produksi : dimengerti.


Spontan
4. Sikap/Tingkah laku - Sikap : Kooperatif Saat di wawancarai pasien mudah
- Perilaku : Hiperaktif diajak bekerja sama. Pasien
menunjukan sikap aktif berlebih.

5. Mood Senang Pasien mengatakan bahwa pasien


dalam keadaan senang.

6. Afek Kualitas: Apropiate Ekspresi wajah pasien sesuai topik


Kuantitas: Meningkat pembicaraan namun agak
berlebihan dalam
mengekspresikan mood.

7. Proses Pikir

A. Bentuk Pikir Non realistik Pasien menjawab pertanyaan


berdasar keyakinannya namun
terkadang tidak dengan respon
yang normal tampak keanehan
saat wawancara.

B. Isi Pikir Ide kebesaran (+) Pasien mudah tersinggung saat


Ide bersalah (+) adik nya meminta pasien untuk
Waham Curiga (-) mebantu-bantu pekerjaan rumah
Waham Kejar (-) karena merasa tidak cocok
Waham Kebesaran (-) baginya.
Waham bersalah (-) Pasien juga mengatakan anak
Waham Bizzare: pertama masih hidup jika dia
 Siar pikir (-) cepat dibawa ke RS saat
 Sedot pikir (-) ditemukan tenggelam.

 Kendali pikir (-)

8. Persepsi Halusinasi auditorik (+) Pasien mengatakan terkadang


Halusinasi visual (+) muncul suara-suara bisikan yang
mengatakan bahwa “kamu tidak
bertanggung jawab tentang

RM.013.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

anakmu yang meninggal” dan


pasien melihat bayangan putih

9. Orientasi O : baik Pasien mengenali diri sendiri dan


orang-orang disekitarnya.

W: baik Dapat membedakan waktu pagi,


siang, sore, malam.

Tempat : baik Pasien dapat menjawab dimana


dia tinggal dan dimana dia berada
dengan benar.

S : baik Dapat membedakan situasi yang


ramai dan sepi

10. Insight Jelek Pasien tidak paham dirinya


memerlukan pertolongan.

IX. GEJALA / SINDROM YANG DIDAPAT


 Sindrom Manik : gaduh gelisah, sering mengganggu tetangga, mondar-mandir.
 Sindrom Skizofrenia : halusinasi, mudah tersinggung, sering berbicara sendiri.
 Sindrom Depresif : sulit tidur.

X. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
2. Gangguan Skizofrenia Tak Terinci (F20.3)
3. Gangguan Suasana Perasaan Mania dengan Gejala Psikotik (F30.2)

XI. ANALISIS
Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)

RM.014.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

No Kriteria diagnosis Pada pasien Terpenuhi/tidak


.
1. Kategori ini ini digunakan baik Pasien Terpenuhi.
untuk episode skizoafektif tipe menunjukan
manik tunggal maupun untuk gejala
gangguan berulang dengan skizofrenia dan
Sebagian besar episode afektif yang
skizoafekif tipe manik. sama-sama
menonjol pada
saat yang
bersamaan.
2. Afek harus meningkat secara Pasien sering Terpenuhi.
menonjol atau ada peningkatan menggangu
afek yang tak begitu menonjol tetangga,
dikombinasi dengan iritabilitas mondar-mandir
atau kegelisahan yang tanpa tujuan,
memuncak. afek euphorik.
3. Dalam episode yang sama Pasien Terpenuhi.
harus jelas ada sedikitnya satu mengalami
atau lebih baik lagi dua, gejala gejala
skizofrenia yang khas. halusinasi
auditorik dan
visual.
Kemungkinan besar Terpenuhi.

Gangguan Skizofrenia Tak Terinci (F20.3)

No Kriteria diagnosis Pada pasien Terpenuhi/tidak


.
1. Memenuhi kriteria umum Pasien juga Terpenuhi.
untuk diagnosis skizofrenia. memiliki gejala
halusinasi
auditorik dan
visual.
2. Tidak memenuhi kriteria Ya Terpenuhi.

RM.015.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

untuk diagnosis skizofrenia


paranoid, hebefrenik, atau
katatonik
3. Tidak memenuhi kriteria Ya Terpenuhi.
untuk diagnosis skizofrenia
residual atau depresi pasca-
skizofrenia.
Kemungkinan besar Terpenuhi

Gangguan Suasana Perasaan Mania dengan gejala psikotik (F30.2)

No Kriteria diagnosis Pada pasien Terpenuhi/tidak


.
1. Gambaran klinis Pasien memiliki Tidak terpenuhi.
merupakan bentuk mania gejala manik
yang lebih berat dari (sering menggangu
F30.1 (mania tanpa gejala tetangga, mondar-
psikotik) mandir tanpa
tujuan, afek
euphorik) namun
gejala nya
menonjol
berbarengan
dengan gejala
psikotik.
2. Harga diri yang Pasien memiliki Terpenuhi.
membumbung dan gejala ide bersalah
gagasan kebesaran dapat yang belum dapat
berkembang menjadi ditentukan sebagai
waham kebesaran, gejala waham.
iritabilitas dan kecurigaan Pasien juga
menjadi waham kejar. memiliki gejala
Waham dan halusinasi halusinasi auditorik
“sesuai” dengan keadaan dan visual.

RM.016.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA

afek tersebut (mood-


congruent).
Kemungkinan besar Tidak terpenuhi

XII. DIAGNOSIS MULTIAXIAL


Aksis I : Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
Aksis II : Ekstrovert
Aksis III : -
Aksis IV : Masalah terkait ekonomi, tempat tinggal yang menumpang.
Aksis V : GAF 70-61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.

XIII. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Pengobatan untuk dengan gangguan skizoafektif merespon terbaik untuk
pengobatan dengan obat antipsikotik yang dikombinasikan dengan obat mood
stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Untuk orang gangguan
skizoafektif dengan tipe manik, menggabungkan obat antipsikotik dengan
mood stabilizer cenderung bekerja dengan baik. Karena pengobatan yang
konsisten penting untuk hasil terbaik, psiko-edukasi pada penderita dan
keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa menjadi bagian penting
dari pengobatan pada gangguan skizoafektif (Melliza, 2013).
Anti-Psikotik
R/ Risperidone tab 2mg
S 3dd1
Mood Stabilizer Anti-Insomnia
R/ Fremania tab 100mg R/ Nitrazepam 5mg
S 2dd1 S 1dd1 malam

2. Psikoterapi
a. Psikoterapi Suportif
 Persuasif

RM.017.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


Psikotrapi yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk
akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara
berpikir, perasaan dan sikap terhadap masalah yang dihadapi.
 Reassurance
Psikoterapi yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan
pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya.
 Sugestif
Psikoterapi yang berusaha menanamkan kepercayaan pada
pasien bahwa gejala gangguannya dapat dikendalikan dengan
konsumsi obat rutin.
 Bimbingan
Psikoterapi yang memberi nasehat dengan penuh wibawa dan
pengertian.
 Penyuluhan
Psikoterapi yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri
secara lebih baik, agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan
dapat menyesuaikan diri.

3. Edukasi keluarga
a. Menberikan informasi kepada keluarga mengenai kemungkinan penyebab
penyakit, perjalanan penyakit, serta proses pengobatan khususnya
ketertiban dalam mengonsumsi obat
b. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluaga
pada perjalanan penyakit sehingga dapat mendukung ke arah kesembuhan.

RM.018.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PRESENTASI KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA


XIV. PROGNOSIS

Indikator Pada pasien Prognosis


Premorbid
1. Riwayat pendidikan SMP (+)
2. Faktor genetik Ada Buruk
3. Pola asuh keluarga Liberal/membebaskan Buruk
4. Ciri kepribadian Ekstrovert Baik
5. Sosial ekonomi Menengah ke bawah Buruk
6. Status perkawinan Pisah Ranjang Buruk
Morbid
1. Onset Usia dewasa Baik
2. Jenis penyakit F25.0 Baik
3. Kronologis perjalanan Kronis episodik Buruk
penyakit
4. Faktor organik Tidak ada Baik
5. Respon terapi Baik Baik
6. Aktifitas sosial Ada Baik
7. Dukungan keluarga Ada Baik

Kesimpulan: dubia.

RM.019.

Anda mungkin juga menyukai