Disusun oleh:
Pembimbing:
2024
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kasus
Judul:
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Bagian/Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang
periode 02 Januari – 28 Januari 2024.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ilmiah dengan
judul “Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Stimulansia” untuk memenuhi tugas ilmiah yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya di Departemen Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Palembang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
LAPORAN KASUS
2.1 Identifikasi
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir / Usia : 09 September 1984 / 39 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Usaha Dealer mobil
Alamat : Jl.Kerio M. Nur RT.02/RW.01. Banyuasin III
Datang ke RS : Senin, 20 November 2023
Cara ke RS : Datang sendiri
Tempat Pemeriksaan : Bangsal Rawat Inap Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
DPJP : dr. Meidian Sari, Sp.KJ
2.2 Anamnesis
Autoanamnesis (Kamis, 04 Januari 2024)
Wawancara dilakukan secara autoanamnesis pada hari Kamis, 04 Januari
2024 pukul 15.30 WIB di Bangsal Rawat Inap Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang. Pada saat wawancara, pasien menggunakan Bahasa Indonesia. Pasien
berpenampilan sesuai usia.
a. Keluhan Utama:
Keluarga pasien mengeluhkan adanya perubahan perilaku, mudah emosi
1
seminggu. Selama mengkonsumsi sabu, pasien mengaku emosi yang mulai tidak
stabil, mendapati bisikan-bisikan untuk lari dari rumah ,berperasangka buruk
terhadap istri dan anak dirumah dan gairah yang tinggi. Pasien juga mengatakan
tidak jarang juga pasien mudah tersinggung. Pasien mengakui sebelumnya pasien
merupakan orang yang mudah bergaul dilingkungan sekitarnya. Pasien
merupakan perokok aktif sedari muda dengan jumlah konsumsi 1 bungkus
perhari, pasien juga mengakui bahwa dirinya mengkonsumsi minumakan keras
berupa alkohol dan bir saat berkumpul dengan teman-temannya, Pasien
mengatakan tidak ada tindakan menyakiti diri sendiri , keluarga maupun orang
lain. Pasien menyangkal adanya rasa ingin mengakhiri hidup, pasien menyangkal
berkeliaran dan tidak pulang ke rumah. Tidak adanya halusinasi yang terjadi.
Pasien kemudian dibawa oleh adik dan istrinya ke IGD Rumas Sakit Ernaldi
Bahar Palembang lalu dilakukan pemeriksaan dan didapatkan dari pemeriksaan
urin pasien dinyatakan golongan (+) dan di rawat inap selama 3 minggu.
Sejak kurang lebih 7 tahun sebelum masuk rumah sakit, keluarga pasien
mengeluh pasien kembali mengalami perubahan perilaku yaitu menjadi pendiam,
mudah emosi dan menuduh istrinya berselingkuh, raga seperti dipengaruhi oleh
orang lain dan sering bergairah. Keluhaan ini juga dirasakan membuat pasien tidak
terlihat semangat dalam bekerja. Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien
adalah orang yang mudah bersosialisasi, tidak mudah marah dan tersinggung.
Tindakan membahayakan diri sendiri dan orang lain disangkal, rasa ingin
mengakhiri hidup disangkal, berhalusinasi disangkal. Riwayat merokok ada
sekitar 1-2 bungkus perhari dan riwayat mengkonsumsi alkohol ada. Pasien
dibawa ke RS Ernaldi Bahar untuk di rehabilitasi selama 3 minggu.
3 hari sebelum masuk rumah sakit, keluarga pasien mengeluhkan adanya
perubahan perilaku yang dirasakan kembali. Pasien sering kali berencana
meninggalkan rumah yang ia tempati, pasien terkadang mengalami emosi yang
tidak stabil dan cenderung merenung dan terlihat tidak percaya diri menurut
keluarga pasien terkadang mengeluhkan adanya bisikan ajakan-ajakan lalu adanya
juga keluhan sedih, cemas, dan tidak bersemangat yang dirasakan pasien dan
mencurigai pasanganan yang berlebihan. Riwayat menyakiti diri sendiri dan orang
lain ada yaitu tindakan fisik dengan istri, rencana bunuh diri disangkal. Pasien
mengkonsumsi rokok 1 bungkus sehari. Pasien dibawa oleh adik kandung dan
istrinya ke RS Ernaldi Bahar untuk pemeriksaan lebih lanjut.
2
3
f. Riwayat Premorbid
1. Riwayat masa prenatal
Tidak ada kelainan.
2. Riwayat masa perinatal
Pasien lahir normal dan cukup bulan.
3. Riwayat masa anak-anak
Pasien merupakan anak yang periang.
4. Riwayat masa remaja
Pasien bersosialisasi dengan baik.
5. Riwayat masa dewasa
Pasien merupakan seorang pemilik dealer mobil. Aktivitas sosial pasien
cukup baik di lingkungan masyarakat.
g. Riwayat Keluarga
1. Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara.
4
Genogram keluarga
Keterangan
____
→ bercerai
h. Riwayat Pendidikan
1. SD : 6 tahun
2. SMP : 3 tahun
3. SMA : 3 tahun
i. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja (pasien baru akan wisuda akhir tahun ini).
k. Riwayat Perkawinan
pasien sudag menikah sebanyak 2 kali, pernikahan pertama tahun 2007 dan
pernikahan kedua tahun 2016 ( sekarang sudah bercerai)
Saat berobat ini, pasien tinggal dirumah bersama istri pertamanya dan
anaknya. Istri pasien seorang guru TK. Kebutuhan sehari-hari tercukupi oleh
pendapatan istri dan dibantu oleh usahanya.
m. Transkrip
Wawancara dan observasi dilakukan pada hari Kamis, 4 Januari 2024 pukul
15.30 WIB di bangsal Camar RS Ernaldi Bahar, Palembang. Pemeriksa dan pasien
berhadapan dengan posisi pasien dan pemeriksa duduk. Pasien tampak rapi
menggunakan kaos lengan panjang bewarna kuning, celana panjang hitam, dan
sendal. Pasien memiliki tingkat kesadaran compos mentis sehingga dapat
dianamnesis. Wawancara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Wawancara Psikopatologi
6
itu Pak?”
• Pasien : “Keluhannya semakin
memberat 2 bulan belakangan ini
Dok”
• Dokter : “Boleh dijelaskan Pak,
bagaimana permasalahannya dari
awal yang terjadi pada Bapak?”
• Pasien : “Sejak saya 2012, Dok. Saya
sering berkumpul dengan teman-
teman saya biasa hanya merokok dan
minum alkohol bersama akan tetapi
waktu itu saya di rayu teman saya Stressor
untuk menggunakan sabu, awalnya
saya maju mundur untuk mecoba dok Masalah keluarga, masalah
b. Status Neurologikus
1. GCS : 15
a. E : Membuka spontan (4)
b. V : Bicara spontan (5)
c. M : Gerakan sesuai perintah (6)
2. Fungsi Sensorik
a. Pemeriksaan raba halus : Tidak ada kelainan
b. Pemeriksaan rasa nyeri : Tidak ada kelainan
c. Pemeriksaan sensasi tekanan : Tidak ada kelainan
3. Fungsi Motorik
a. Trofi otot : Eutrofi
b. Tonus otot : Eutoni
c. Kekuatan motorik ekstremitas atas dan bawah : 5/5 dan 5/5
4. Sindrom Ekstrapiramidal
a. Parkinsonisme : Rigiditas (-), tremor (-)
b. Akatisia (-)
5. Refleks Fisiologis
a. Refleks bisep : normal
b. Refleks trisep : normal
c. Refleks patella : normal
d. Refleks achilles : normal
6. Refleks Patologis
a. Tanda Babinski : (-)
b. Tanda Chaddock : (-)
c. Tanda Oppenheim : (-)
d. Tanda Gordon : (-)
e. Tanda Schaffer : (-)
c. Status Psikiatrikus
14
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien laki-laki usia 39 tahun, badan berisi, kulit sawo matang, berpenampilan
sesuai usia, memakai mengenakan kaos lengan panjang berwarna kuning,
celana panjang warna hitam, dan memakai sandal.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Tenang (normoaktif)
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif, kontak verbal dan mata dengan pemeriksa adekuat, kontak fisik
tidak dilakukan
b. Kesadaran dan Kognisi
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
2. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya ingat : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian
a. Memusatkan : Adekuat
b. Memperhatikan : Adekuat
c. Mengalihkan : Adekuat
5. Kemampuan membaca dan menulis
Pasien dapat membaca dan menulis
6. Kemampuan visuospasial
Pasien dapat menjelaskan perjalanan dari rumah ke RS Ernaldi Bahar.
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik, pasien dapat makan dan minum sendiri, mandi seperti biasa, buang
air kecil dan buang air besar bisa sendiri.
c. Mood dan Afek
i. Mood : Sedih
ii. Afek : Sempit
d. Pembicaraan
1. Spontanitas : Spontan
15
2. Kecepatan : Normal
3. Intonasi : Bervariasi
4. Artikulasi : Jelas
5. Produksi suara : Volume wajar 13
6. Relevansi : Relevan
e. Gangguan Persepsi
1. Ilusi tidak ada.
2. Halusinasi auditori ada.
3. Halusinasi visual tidak ada.
4. Halusinasi olfaktori tidak ada.
5. Derealisasi tidak ada.
f. Pikiran
1. Bentuk pikiran : Realistik
2. Proses pikiran : Koheren
3. Isi Pikiran : Ide bunuh diri (-), waham (-), obsesi (-), fobia (-)
g. Pengendalian Impuls
Normoaktif
h. Daya Nilai dan Tilikan
1. Penilaian realita : Tidak terganggu
2. Tilikan : Derajat VI, yaitu esadaran emosional dari
perasaan dalam diri pasien dan orang-orang penting dalam diri pasien,
dimana pemahaman tersebut sampai merubah perilaku pasien (true
emotional insight).
2.4 Formulasi Diagnostik
Aksis I:
Berdasarkan hasil anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan
pemeriksaan, pada pasien ini ditemukan adanya gejala psikologis berupa
peningkatan emosi yang terjadi secara tiba-tiba dan berlebihan, terdapat ide
curiga kepada orang lain sejak 3 bulan terakhir, namun pasien masih mampu
bekerja walaupun sedikit terganggu. Berdasarkan PPDGJ III, dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami suatu gangguan mental dan perilaku.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan,
tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai
16
dari tingkat kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, serta orientasi yang
masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental Organik
(F0).
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien memiliki riwayat mengonsumsi
NAPZA yaitu golongan sabu atau amfetamin yang dibuktikan dengan
pemeriksaan urin dengan hasil amphetamine (+), sehingga pasien ini merupakan
penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia.
Aksis II:
Pada diagnosis multiaksial aksis II belum ditemukan adanya gangguan
kepribadian.
Aksis III:
Pada diagnosis multiaksial aksis III tidak ditemukan adanya gangguan
kondisi medik umum yang menyertai pasien. Oleh karena itu, pada aksis III
tidak ada diagnosis.
Aksis IV:
Pada pasien untuk aksis IV ditemukan stressor masalah keluarga, yaitu
bercerai pernikahan ke 2, dan ajakan dari pengaruh buruk dari orang terdekat.
maka aksis IV didapatkan diagnosis masalah keluarga, pekerjaan dan
lingkungan
Aksis V:
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale
saat diperiksa di Bangsal yaitu 80 – 71 yaitu gejala sementara & dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan , dll.
Pemeriksaan Fisik:
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Sikap : Kooperatif
c. Mood : Sedih
d. Afek : Sempit
e. Daya konsentrasi : Baik
17
2.6 Terapi
a. Psikofarmaka
- Risperidon 2x1 mg PO
- Aripiprazole 1x1 mg
- lorazepam 1 x 0,5 mg
- Amlodipine 1 x 5 mg
b. Psikoterapi
Suportif
1. Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit dan stressor yang dialami
pasien sebagai pencetus keluhan yang ia alami.
18
2.7 Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad Sanationam : dubia
19
BAB II
ANALISIS KASUS