Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK


TANPA GEJALA PSIKOTIK

Oleh:

Ananda Rama Praselia

(712018022)

Pembimbing:

dr. Abdulla Shahab, Sp.KJ, MARS

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT DR. ERNALDI BAHAR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus berjudul

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK


TANPA GEJALA PSIKOTIK

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Ananda Rama Praselia


(712018022)

Pembimbing:
dr. Meidian Sari, Sp.KJ.

Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang periode Maret 2018 – April 2019.

Palembang, April 2019


Dosen Pembimbing

dr. Abdulla Shahab, Sp.KJ, MARS

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Skizofrenia Paranoid” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Dr.
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada Rasullullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan arahan, maka dari itu kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. dr. Meidian Sari, Sp.KJ., selaku dosen pembimbing.
2. Orang tua yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus dan
memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan Tim sejawat seperjuangan dan semua pihak yang turut membantu
dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Aamiin.

Palembang, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................

Halaman Pengesahan .................................................................................... i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................ iii

BAB I. Laporan Kasus .................................................................................. 1

BAB II. Diskusi ............................................................................................. 17

Daftar Pustaka ............................................................................................... 23

Lembar Follow Up ........................................................................................ 24

iii
BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama : Ny. R
Usia : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Suku / Bangsa : Palembang / Indonesia
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : Guru PNS
Agama : Islam
Alamat : Lorong Rama Kasih IV No. 802, Palembang
Datang ke RS : Selasa, 26 Maret 2019, Pukul 15.34 WIB
Cara ke RS : Diantar keluarga menggunakan mobil
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat RS. Dr. Ernaldi Bahar Palembang.

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Riwayat psikiatri diperoleh dari:
1. Autoanamnesis dengan penderita pada hari Selasa, 26 Maret 2019, Pukul
15:34 WIB.
2. Alloanamnesis dengan suami dan kakak penderita pada hari hari Selasa, 26
Maret 2019, Pukul 15:34 WIB.

A. Sebab Utama
Melempar piring dengan alasan menyusun piring kembali isi lemari.
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
a) Alloanamnesis
Pasien dibawa ke IGD RS Enaldi Bahar dikarenakan meresahkan
keluarga menurut suami pasien, pasien mengeluarkan isi lemari piring dan
melemparnya dengan maksud menyusun piring tersebut sebanyak 4-5 piring.
1
3 hari yang lalu yaitu tanggal 23 Maret 2019 pasien pernah dibawa ke RS
Ernaldi Bahar untuk kontrol dengan keluhan pasien ± 2 hari sebelumnya pasien
banyak bicara, sering mandi, sering keluar rumah, dan tidur malam kurang,
menurut suami setelah kontrol, pasien tidur cukup, keluar rumah berkurang
tetapi masih banyak bicara.

b) Autoanamnesis
Pasien mengaku seorang guru favorit di MAN 2 yang sebelumnya pindah
dari sekolah SMA 10, pasien juga mengatakan datang ke RS Ernaldi Bahar
dengan suaminya seorang wakil kepala sekolah di sebuah SMP dan kakaknya
yang berprofesi seorang SEKDA dengan mengendarai mobil. Pasien
mengetahui dirinya sedang di RS Ernaldi Bahar tetapi tidak mengetahui
mengapa dirinya dibawa ke RS. Saat ditanya mengapa pasien melempar
piring, pasien mengaku bertujuan membuat museum serta untuk tempat naik
haji. Pasien juga mengaku air mineral yang diminumnya merupakan air
zam-zam yang telah diambilnya pada saat pergi haji satu tahun yang lalu.
Pasien juga mengaku sangat bersemangat.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA


A. Riwayat Gangguan Psikiatrik Sebelumnya

B. Riwayat Kondisi Medis Umum


1. Riwayat trauma kapitis (-).
2. Riwayat asma (-)
3. Riwayat demam tinggi (-)
4. Riwayat thypoid (-)
5. Riwayat malaria (-)
6. Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol
7. DM (-)
8. Riwayat kejang (-)
9. Alergi makanan (+) ikan laut

2
C. Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasein tidak pernah memakai zat psikoaktif dan pernah mengkonsumsi
minuman beralkohol serta penderita tidak pernah merokok.

D. Timeline Perjalanan Penyakit Pasien

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


Tahun
2013 2015 2016 2013 2019
2014

Sering Pasien sulit Bicara Keluhan


Melamun terus,
menyendiri, tidur banyak, sekarang
merasa banyak Sering murung,
sering ketakutan kurang tidur,
fikiran, sulit melamun,
serta malu bicara terkait
tidur, masih sering merasa
dengan diri membangun
suka ketakutan, berdebar-debar
sendiri, merasa pesantren
cenderung
tidak ada arti
diam
dan niat hidup,
merasa ingin
bunuh diri tetapi
takut, tidak
dapat
berkomunikasi
baik dengan
orang yang
dianggap kurang
dekat, takut
dipecat dari
sekolah, dan
kurang senang
melakukan
kegiatan
sehari-hari

IV. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


A. Riwayat Premorbid
Bayi : lahir normal di Rumah Sakit, cukup bulan, BB cukup, langsung
menangis
Anak : Periang, ceria, banyak teman.
Remaja : Periang, ceria, banyak teman.

3
Dewasa : Periang, ceria, banyak teman.

B. Situasi Hidup Sekarang


Pasien tamat pendidikan S1 tetapi sudah tidak bekerja. Pasien tinggal
bersama suami dan kedua anaknya. Kehidupan ekonomi pasien menengah
keatas.

C. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama disangkal.

Keterangan:
: Pasien bernama Ny. R usia 52 Tahun

D. Riwayat Pendidikan
Suami pasien mengatakan pasien lulus sekolah SPK dan melanjutkan seolah
dengan jenjang S1.

E. Riwayat Pekerjaan
Guru PNS

F. Riwayat Pernikahan
Menikah dan memiliki 2 anak

G. Agama
Pasien beragama Islam

4
H. Riwayat Sosial Ekonomi
Keluarga Penderita memiliki kemampuan ekonomi kelas menengah keatas.

I. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien belum pernah berurusan dengan pihak berwajib sebelumnya.

V. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Penderita adalah seorang wanita berusia 52 tahun, berambut lurus
hitam beruban sebahu dan wajah dengan coretan merah di seluruh wajah,
berpakaian mencolok menggunakan kaos berwarna coklat dengan kalung
berwarna warni serta syal berwarna merah serta memakai dalaman jilbab
dengan cepolan, celana panjang, serta sandal jepit.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pasien tampak iritabel
3. Sikap terhadap pemeriksa
Kontak dengan pemeriksa ada, pasien tidak kooperatif.

B. Mood dan Afek


1. Mood : Elasi cenderung iritabel
2. Afek : Sesuai

C. Pembicaraan
1. Spontanitas : Spontan
2. Kualitas : Kurang
3. Kuantitas : Kurang

D. Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi tidak ada

5
E. Pikiran
1. Proses dan bentuk pikiran :
a) Kontinuitas : kontinu
b) Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi Pikiran
a) Bentuk fikir : Flight of idea
b) Gangguan isi pikiran :
Ide Kebesaran (+)

F. Kesadaran dan Kognisi


1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis.
2. Orientasi :
a) Waktu : Baik
b) Tempat : Baik
c) Orang : Baik
3. Daya Ingat jangka panjang : Baik
4. Daya Ingat jangka menengah : Baik
5. Daya Ingat jangka pendek : Terganggu
6. Retensi Memori : Baik
7. Konsentrasi dan Perhatian : Baik
8. Kemampuan membaca dan menulis : Pasien dapat membaca menulis
9. Kemampuan visuospasial : Pasien tidak dapat menjelaskan
perjalanan dari rumah ke RS.
Ernaldi Bahar.
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien makan, minum dan
mandi bisa sendiri.

G. Pengendalian Impuls
Pasien tampak gelisah saat diwawancara, tidak kooperatif pada proses
tanya jawab dan tindakan yang dilakukan dan tidak terdapat gerakan
involunter.

6
H. Daya Nilai
1. Penilaian realita : RTA terganggu
2. Tilikan : Derajat 1, pasien menyangkal penyakitnya

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan dilakukan pada hari Selasa, 26 Maret 2019
A. Status Internus
1. Kesadaran : Compos Mentis.
2. Tanda Vital : TD: 178/88 mmHg, N: 115 x/menit, RR: 20 x/menit,
T: 36,5 oC
3. Kepala : Normocephali, Konjungtiva palpebra anemis (-),
Sklera ikterik (-), mulut kering (-), mata cekung (-).
4. Thorax : BJ I dan II Normal, Gallop (-), Murmur (-), Vesikuler
normal (+), Wheezing (-), Ronkhi (-).
5. Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan epigastrium (-), BU (+) normal
Pembesaran hepar dan lien (-).
6. Ekstremitas : hangat, edema (-), sianosis (-), CRT < 2 detik.

B. Status Neurologikus
 GCS : 15
 E : membuka mata spontan (4)
 V : bicara spontan (5)
 M : gerakan sesuai perintah (6)
 Fungsi sensorik tidak terganggu.
 Fungsi Motorik tidak terganggu.
kekuatan otot tonus otot

5 5 N N
5 5 N N

 Refleks fisiologis normal.

7
 Refleks patologis tidak ditemukan.

VII. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Pasien datang ke IGD RS Ernaldi Bahar diantar keluarganya pada tanggal
26 Maret 2019. Pasien datang diantar suami dan kakaknya karena melempar
piring dari lemari piring dengan maksud ingin menyusun kembali.
2. Pasien mengaku seorang guru favorit serta kenal dengan orang hebat di
sumatera selatan.
3. Penampilan pasien mencolok.
4. Pasien sering mandi dan keluar rumah.
5. Mood elasi cenderung iritabel afek sesuai.
6. Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa.
7. Pasien lahir normal di RS, cukup bulan langsung menangis, tidak memiliki
riwayat demam tinggi dan kejang (step), tidak memiliki masalah tumbuh
kembang.
8. Pasien merupakan pribadi yang periang, banyak teman, ceria pada saat
remaja.
9. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Ekonomi kelas menengah
keatas. Pasien berobat dengan BPJS non-PBI.
10. Keluarga pasien saat ini mendukung kesembuhan pasien.

VIII. FORMULASI DIAGNOSTIK 1


Aksis I:
 Bedasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, tidak
terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai
dari tingkat kesadaran, daya ingat atau daya konsentrasi, serta orientasi
yang masih baik, sehingga Gangguan Mental Organik (F00 – F09) tidak
bisa ditegakan pada pasien ini.

 Dari anamnesis diketahui bahwa pasien tidak mempunyai riwayat


penggunaan zat-zat terlarang atau Napza dan mengkonsumsi alkohol.
8
Dengan demikian, kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan (F10-F19).

 Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita
berupa adanya halusinasi dan waham, maka pasien ini tidak memenuhi
kriteria skizofrenia (F20-F29)
 Pada pasien ini ditemukan adanya penampilan yang mencolok serta
sering bicara, sering mandi, sangat bersemangat, tidur kurang, tidak
melakukan aktivitas sehari-hari, serta adanya ide-ide kebesaran dimana
keluhan ini menurut keluarga telah terjadi selama 23 hari, serta adanya
gangguan afektif tipe depresif pada masa lampau, maka dipastikan pasien
mengalami gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala
psikotik. F31.1. Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
Tanpa Gejala Psikotik.
Aksis II:
Pada pasien untuk diagnosis multiaksial aksis II pasien memiliki ciri
kepribadian dengan suasana hati yang naik turun, yaitu pada fase ini mengalami
kebahagiaan yang ekstrem serta sangat bersemangat sedangkan beberapa tahun
yang lalu pasien mengalami depresi yang ditandai kesedihan, rasa putus asa, dan
ingin bunuh diri. Ini kemungkinan pasien mengalami gangguan kepribadian YTT
F60.9 Gangguan Kepribadian YTT.
Aksis III:
Pada diagnosis multiaksial aksis III ditemukan adanya gangguan kondisi
medik umum yaitu 110. Hipertensi Essensial.
Aksis IV:
Pada diagnosis multiaksial aksis IV yaitu yang berkaitan dengan riwayat
pribadi dengan penyakit lain tententu Z86.5 Riwayat Pribadi dengan Gangguan
Jiwa dan Perilaku Lainnya.
Aksis V:
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale saat
datang ke Rumah Sakit yaitu 40-31 yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

9
IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL 1
Aksis I : F31.1. Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik Tanpa Gejala
Psikotik.
Aksis II : F60.9 Gangguan Kepribadian YTT.
Aksis III : 110. Hipertensi Essensial.
Aksis IV : Z86.5 Riwayat Pribadi dengan Gangguan Jiwa dan Perilaku
Lainnya.
Aksis V : GAF 40-31

X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan faktor genetik gangguan kejiwaan.
B. Psikologik
Pasien tidak mengalami waham dan halusinasi.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan suami seorang guru PNS dan kedua anaknya.

XI. PROGNOSIS
A. Quo ad Vitam : Bonam
B. Quo ad Functionam : dubia ad malam
C. Quo ad Sanationam : dubia ad malam

XII. RENCANA PENATALAKSANAAN


A. Psikofarmaka
- Amlodipin 1x10 mg/hari
- Carbamazepin 2x200 mg/hari

B. Psikoterapi
1. Terhadap Penderita
a. Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi dan
edukasi tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, faktor
penyebab (stressor), cara pengobatan, prognosis dan risiko kekambuhan

10
agar pasien tetap taat minum obat dan segera datang ke dokter bila
gejala serupa muncul dikemudian hari. Adanya efek samping obat dan
pengaturan dosis hanya boleh diatur oleh dokter.
b. Memberikan psikoterapi suportif, yaitu memberikan intervensi
langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri individu,
perbaikan fungsi sosial.
2. Terhadap Keluarga
a. Informasi dan edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien, gejala,
kemungkinan penyebab, dampak, faktor-faktor pemicu kekambuhan
dan prognosis sehingga keluarga dapat memberikan dukungan kepada
pasien.
b. Meminta keluarga untuk mendukung pasien, mengajak pasien
berinteraksi dan beraktivitas serta membantu hubungan sosial pasien
ketika pasien sudah kembali ke rumah.
c. Meminta keluarga untuk selalu mengingatkan pasien untuk kontol rutin
dan minum obat secara teratur.
d. Sedapat mungkin dapat membantu pasien dalam menghadapi stres.

11
BAB II
DISKUSI

Gangguan mood meliputi sekelompok besar gangguan dengan mood


patologis serta gangguan yang terkait mood yang mendominasi gambaran
klinisnya. Istilah gangguan mood dalam Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM) sebelumnya dikenal sebagai gangguan afektif. Pasien
dengan mood meningkat atau yang sering disebut manik menunjukkan adanya
ekspansivitas, flight of idea, tidur berkurang, harga diri meningkat, serta gagasan
kebesaran1. Diagnosis gangguan afektif episode manik dapat ditegakkan dengan
diagnosis yang mengacu kepada DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder -V). Pedoman diagnostik menurut DSM-V adalah sebagai
berikut2.
A. Periode terpisah mood yang secara abnormal dan persisten meningkat,
ekspansif, atau iritabel yang berlangsung hingga setidaknya 1 minggu (atau
beberapa pun lama waktunya jika memerlukan rawat inap).
B. Selama periode gangguan mood, tiga atau lebih gejala berikut telah ada
(empat gejala jika mood hanya iritabel) dan signifikan:
1) Harga diri menumbung atau rasa kebesaran
2) Berkurangnya kebutuhan tidur (contoh, merasa lelah beristirahat setelah
tidur hanya 3 jam)
3) Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau ada tekanan untuk terus
berbicara
4) Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikirannya saling
berlomba
5) Perhatian mudah teralih yaitu perhatian terlalu mudah ditarik ke stimulus
eksternal yang tidak penting dan tidak relevan
6) Meningkatnya aktivitas yang berorientasi tujuan (baik secara sosial, di
tempat kerja atau sekolah, maupun secara seksual) atau agitasi psikomotor
7) Keterlibatan yang berlebihan di dalam aktivitas yang menyenangkan dan
berpotensi tinggi memiliki akibat menyakitkan contohnya terlibat didalam

12
kegiatan berbelanja yang tidak bisa ditahan, tindakan seksual yang tidak
bijaksana, atau investasi bisnis yang bodoh)
C. Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran
D. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata fungsi
pekerjaan maupun aktivitas atau hubungan sosial yang biasa dengan orang
lain, atau memerlukan rawat inap untuk mencegah mencelakakan diri sendiri
atau orang lain, atau terdapat ciri psikotik.
E. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat contohnya
obat yang disalahgunakan, obat, atau terapi lain) atau kondisi medis umum
contohnya hipertiroidisme.
Catatan: episode menyerupai manik yang secara nyata disebabkan terapi anti
depresan somatik contohnya obat terapi elektrokonvulsif, terapi cahaya)
sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam diagnosis gangguan bipolar I2.

Sementara, Pedoman diagnostik untuk penyakit skizofrenia menurut PPDGJ


III antara lain:
Untuk diagnosis pasti:
1) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa
gejala psikotik (F30.1); dan
2) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif, atau campuran) di masa lampau1.
Pada pasien ini ditemukan gejala-gejala afektif tipe manik tanpa gejala
psikotik berupa ide kebesaran, berkurangnya kebutuhan tidur, lebih banyak bicara
daripada biasanya, perhatian mudah teralih, agitasi psikomotor, flight of idea,
serta adanya episode afektif lain yaitu depresi pada masa lampau. Maka dari itu
pasien ini sudah termasuk dalam diagnosis gangguan afektif bipolar, episode kini
manik tanpa gejala psikotik (F30.1).
Terapi farmakologi masih merupakan pilihan utama pada gangguan afektif
bipolar. Pengobatan dengan gangguan afektif tipe manik diobati dengan
antimanik. Carbamazepin efektif dalam terapi mania akut, dengan efektifitas yang
dapat dibandingkan dengan efektifitas lithium dan asam valporat. Carbamazepin
merupakan agen antimanik yang efektif pada 50 hingga 70 persen orang dalam 2

13
sampai 3 minggu setelah dimulai, dan dapat efektif pada beberapa orang yang
tidak responsif, seperti pasien dengan mania disforik, siklus cepat, atau tanpa
riwayat keluarga dengan gangguan mood. Efek antimanik carbamazepin dapat
diperkuat dengan pemberian lithium, asam valporat, hormon tiroid, antagonis
reseptor dopamine, atau antagonis serotonin-dopamin secara bersamaan. Sejumlah
orang dapat berespons terhadap carbamazepin tetapi tidak dengan lithium atau
asam valporat, demikian juga sebaliknya. Toleransi terhadap efek antimanik
carbamazepin dapat timbul pada beberapa orang2. Pasien ini dapat diberikan
carbamazepin 2x200 mg/hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, R. 2013. Buku saku diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya.
2. Kaplan, B.J., Sadock, V.A. Kaplan & Sadock’s Buku Ajar Psikiatri Klinis
Edisi II. Jakarta: EGC; 2016.

15
TABEL FOLLOW UP

28 Maret 2019 Os mengatakan masih sulit untuk tarik nafas


19.00 WIB Kontak (+), konver kacau, ADL diarahkan berulang,
Bangsal emosi labil

KU : fisik baik, jiwa bingung


TD : 150/80 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit

Pemeriksaan spesifik :
Kepala : regio parietal sinistra, eriteme D = 4 cm.
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (+)

D/ F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik

Th/
pro IVFD RL : D5 = 1:1 gtt 20 x/m
Injeksi ranitidine 2 x 1 gr IV
Dexanta syrup 3 x 1 C
Risperidone 2 x 1 mg
THP 2 x 1 mg
Observasi Vital Sign

29 Maret 2019 Os mengatakan belum bisa kontrol emosi dengan cara


06.25 WIB tarik nafas dalam
Bangsal TD : 140/80 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 36,6 x/menit

Th/
IVFD RL : D5 = 1:1 gtt 20 x/m
Risperidone 2 x 1 mg
THP 2 x 1 mg
Observasi Vital Sign
09.00 Os mengatakan akan belajar tarik nafas dalam
Bangsal Konver kacau, ADL diarahkan berulang, os tampak
belajar tarik nafas dalam
Keadaan umum : fisik baik, jiwa bingung
TD: 110/80 mmHg

30 Maret Os mengatakan latihan tarik nafas


06.00 TD: 120/80 mmHg

16
Nadi : 80x/mnt
Tidur malam cukup

08.20 Os mengatakan sudah latihan nafas dalam


Keadaan fisik baik
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 80x/mnt
Bicara seperlunya os tampak mampu latihan nafas dalam
31 Maret 2019 Os mengaku ingin makan
06.00 TD: 120/80 mmHg
Nadi: 80x/menit

08.30 Os mengatakan mau latihan pukul bantal dan telihat


latihan pukul bantal
TD: 120/80 mmHg

14.36 Pasien tidur, dilaporkan masih gelisah dan membongkar


barang
Olanzapin 1x10 mg
Depakote 1x750 mg
Merlopam 1x2 mg

20.30 Os tampak sudah tidur


1 April 2019 Os mengatakan akan mengontrol latihan fisik dengan
06.00 pukul bantal
TD: 120/80
Nadi: 84x/mnt

07.48 Os tampak mengamuk dan mengatakan ingin ke rumah


saudara, pasien tampak tenang, bicara cukup banyak,
disforik
Olanzapin 1x10 mg

17
Depakote 1x750 mg
Merlopam 1x2 mg

18

Anda mungkin juga menyukai