Oleh:
(712018022)
Pembimbing:
Pembimbing:
dr. Meidian Sari, Sp.KJ.
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang periode Maret 2018 – April 2019.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Skizofrenia Paranoid” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Dr.
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada Rasullullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis mendapat bantuan,
bimbingan dan arahan, maka dari itu kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. dr. Meidian Sari, Sp.KJ., selaku dosen pembimbing.
2. Orang tua yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus dan
memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan Tim sejawat seperjuangan dan semua pihak yang turut membantu
dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................
iii
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI PENDERITA
Nama : Ny. R
Usia : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Suku / Bangsa : Palembang / Indonesia
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : Guru PNS
Agama : Islam
Alamat : Lorong Rama Kasih IV No. 802, Palembang
Datang ke RS : Selasa, 26 Maret 2019, Pukul 15.34 WIB
Cara ke RS : Diantar keluarga menggunakan mobil
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat RS. Dr. Ernaldi Bahar Palembang.
A. Sebab Utama
Melempar piring dengan alasan menyusun piring kembali isi lemari.
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
a) Alloanamnesis
Pasien dibawa ke IGD RS Enaldi Bahar dikarenakan meresahkan
keluarga menurut suami pasien, pasien mengeluarkan isi lemari piring dan
melemparnya dengan maksud menyusun piring tersebut sebanyak 4-5 piring.
1
3 hari yang lalu yaitu tanggal 23 Maret 2019 pasien pernah dibawa ke RS
Ernaldi Bahar untuk kontrol dengan keluhan pasien ± 2 hari sebelumnya pasien
banyak bicara, sering mandi, sering keluar rumah, dan tidur malam kurang,
menurut suami setelah kontrol, pasien tidur cukup, keluar rumah berkurang
tetapi masih banyak bicara.
b) Autoanamnesis
Pasien mengaku seorang guru favorit di MAN 2 yang sebelumnya pindah
dari sekolah SMA 10, pasien juga mengatakan datang ke RS Ernaldi Bahar
dengan suaminya seorang wakil kepala sekolah di sebuah SMP dan kakaknya
yang berprofesi seorang SEKDA dengan mengendarai mobil. Pasien
mengetahui dirinya sedang di RS Ernaldi Bahar tetapi tidak mengetahui
mengapa dirinya dibawa ke RS. Saat ditanya mengapa pasien melempar
piring, pasien mengaku bertujuan membuat museum serta untuk tempat naik
haji. Pasien juga mengaku air mineral yang diminumnya merupakan air
zam-zam yang telah diambilnya pada saat pergi haji satu tahun yang lalu.
Pasien juga mengaku sangat bersemangat.
2
C. Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasein tidak pernah memakai zat psikoaktif dan pernah mengkonsumsi
minuman beralkohol serta penderita tidak pernah merokok.
3
Dewasa : Periang, ceria, banyak teman.
C. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan gejala penyakit yang sama disangkal.
Keterangan:
: Pasien bernama Ny. R usia 52 Tahun
D. Riwayat Pendidikan
Suami pasien mengatakan pasien lulus sekolah SPK dan melanjutkan seolah
dengan jenjang S1.
E. Riwayat Pekerjaan
Guru PNS
F. Riwayat Pernikahan
Menikah dan memiliki 2 anak
G. Agama
Pasien beragama Islam
4
H. Riwayat Sosial Ekonomi
Keluarga Penderita memiliki kemampuan ekonomi kelas menengah keatas.
C. Pembicaraan
1. Spontanitas : Spontan
2. Kualitas : Kurang
3. Kuantitas : Kurang
D. Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi tidak ada
5
E. Pikiran
1. Proses dan bentuk pikiran :
a) Kontinuitas : kontinu
b) Hendaya berbahasa : tidak ada
2. Isi Pikiran
a) Bentuk fikir : Flight of idea
b) Gangguan isi pikiran :
Ide Kebesaran (+)
G. Pengendalian Impuls
Pasien tampak gelisah saat diwawancara, tidak kooperatif pada proses
tanya jawab dan tindakan yang dilakukan dan tidak terdapat gerakan
involunter.
6
H. Daya Nilai
1. Penilaian realita : RTA terganggu
2. Tilikan : Derajat 1, pasien menyangkal penyakitnya
B. Status Neurologikus
GCS : 15
E : membuka mata spontan (4)
V : bicara spontan (5)
M : gerakan sesuai perintah (6)
Fungsi sensorik tidak terganggu.
Fungsi Motorik tidak terganggu.
kekuatan otot tonus otot
5 5 N N
5 5 N N
7
Refleks patologis tidak ditemukan.
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita
berupa adanya halusinasi dan waham, maka pasien ini tidak memenuhi
kriteria skizofrenia (F20-F29)
Pada pasien ini ditemukan adanya penampilan yang mencolok serta
sering bicara, sering mandi, sangat bersemangat, tidur kurang, tidak
melakukan aktivitas sehari-hari, serta adanya ide-ide kebesaran dimana
keluhan ini menurut keluarga telah terjadi selama 23 hari, serta adanya
gangguan afektif tipe depresif pada masa lampau, maka dipastikan pasien
mengalami gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala
psikotik. F31.1. Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
Tanpa Gejala Psikotik.
Aksis II:
Pada pasien untuk diagnosis multiaksial aksis II pasien memiliki ciri
kepribadian dengan suasana hati yang naik turun, yaitu pada fase ini mengalami
kebahagiaan yang ekstrem serta sangat bersemangat sedangkan beberapa tahun
yang lalu pasien mengalami depresi yang ditandai kesedihan, rasa putus asa, dan
ingin bunuh diri. Ini kemungkinan pasien mengalami gangguan kepribadian YTT
F60.9 Gangguan Kepribadian YTT.
Aksis III:
Pada diagnosis multiaksial aksis III ditemukan adanya gangguan kondisi
medik umum yaitu 110. Hipertensi Essensial.
Aksis IV:
Pada diagnosis multiaksial aksis IV yaitu yang berkaitan dengan riwayat
pribadi dengan penyakit lain tententu Z86.5 Riwayat Pribadi dengan Gangguan
Jiwa dan Perilaku Lainnya.
Aksis V:
Pada aksis V didapatkan Global Assessment of Functioning (GAF) Scale saat
datang ke Rumah Sakit yaitu 40-31 yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan
dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
9
IX. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL 1
Aksis I : F31.1. Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik Tanpa Gejala
Psikotik.
Aksis II : F60.9 Gangguan Kepribadian YTT.
Aksis III : 110. Hipertensi Essensial.
Aksis IV : Z86.5 Riwayat Pribadi dengan Gangguan Jiwa dan Perilaku
Lainnya.
Aksis V : GAF 40-31
X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan faktor genetik gangguan kejiwaan.
B. Psikologik
Pasien tidak mengalami waham dan halusinasi.
C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Pasien tinggal dengan suami seorang guru PNS dan kedua anaknya.
XI. PROGNOSIS
A. Quo ad Vitam : Bonam
B. Quo ad Functionam : dubia ad malam
C. Quo ad Sanationam : dubia ad malam
B. Psikoterapi
1. Terhadap Penderita
a. Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi dan
edukasi tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, faktor
penyebab (stressor), cara pengobatan, prognosis dan risiko kekambuhan
10
agar pasien tetap taat minum obat dan segera datang ke dokter bila
gejala serupa muncul dikemudian hari. Adanya efek samping obat dan
pengaturan dosis hanya boleh diatur oleh dokter.
b. Memberikan psikoterapi suportif, yaitu memberikan intervensi
langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri individu,
perbaikan fungsi sosial.
2. Terhadap Keluarga
a. Informasi dan edukasi mengenai penyakit yang diderita pasien, gejala,
kemungkinan penyebab, dampak, faktor-faktor pemicu kekambuhan
dan prognosis sehingga keluarga dapat memberikan dukungan kepada
pasien.
b. Meminta keluarga untuk mendukung pasien, mengajak pasien
berinteraksi dan beraktivitas serta membantu hubungan sosial pasien
ketika pasien sudah kembali ke rumah.
c. Meminta keluarga untuk selalu mengingatkan pasien untuk kontol rutin
dan minum obat secara teratur.
d. Sedapat mungkin dapat membantu pasien dalam menghadapi stres.
11
BAB II
DISKUSI
12
kegiatan berbelanja yang tidak bisa ditahan, tindakan seksual yang tidak
bijaksana, atau investasi bisnis yang bodoh)
C. Gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran
D. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata fungsi
pekerjaan maupun aktivitas atau hubungan sosial yang biasa dengan orang
lain, atau memerlukan rawat inap untuk mencegah mencelakakan diri sendiri
atau orang lain, atau terdapat ciri psikotik.
E. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat contohnya
obat yang disalahgunakan, obat, atau terapi lain) atau kondisi medis umum
contohnya hipertiroidisme.
Catatan: episode menyerupai manik yang secara nyata disebabkan terapi anti
depresan somatik contohnya obat terapi elektrokonvulsif, terapi cahaya)
sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam diagnosis gangguan bipolar I2.
13
sampai 3 minggu setelah dimulai, dan dapat efektif pada beberapa orang yang
tidak responsif, seperti pasien dengan mania disforik, siklus cepat, atau tanpa
riwayat keluarga dengan gangguan mood. Efek antimanik carbamazepin dapat
diperkuat dengan pemberian lithium, asam valporat, hormon tiroid, antagonis
reseptor dopamine, atau antagonis serotonin-dopamin secara bersamaan. Sejumlah
orang dapat berespons terhadap carbamazepin tetapi tidak dengan lithium atau
asam valporat, demikian juga sebaliknya. Toleransi terhadap efek antimanik
carbamazepin dapat timbul pada beberapa orang2. Pasien ini dapat diberikan
carbamazepin 2x200 mg/hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, R. 2013. Buku saku diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya.
2. Kaplan, B.J., Sadock, V.A. Kaplan & Sadock’s Buku Ajar Psikiatri Klinis
Edisi II. Jakarta: EGC; 2016.
15
TABEL FOLLOW UP
Pemeriksaan spesifik :
Kepala : regio parietal sinistra, eriteme D = 4 cm.
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (+)
Th/
pro IVFD RL : D5 = 1:1 gtt 20 x/m
Injeksi ranitidine 2 x 1 gr IV
Dexanta syrup 3 x 1 C
Risperidone 2 x 1 mg
THP 2 x 1 mg
Observasi Vital Sign
Th/
IVFD RL : D5 = 1:1 gtt 20 x/m
Risperidone 2 x 1 mg
THP 2 x 1 mg
Observasi Vital Sign
09.00 Os mengatakan akan belajar tarik nafas dalam
Bangsal Konver kacau, ADL diarahkan berulang, os tampak
belajar tarik nafas dalam
Keadaan umum : fisik baik, jiwa bingung
TD: 110/80 mmHg
16
Nadi : 80x/mnt
Tidur malam cukup
17
Depakote 1x750 mg
Merlopam 1x2 mg
18