Anda di halaman 1dari 6

BAB 6

BARANG-BARANG MILIK PEMERINTAH\NEGARA

6.1 Milik pribadi pemerintah (Negara) dan milik publik

badan yang bersifat hukum publik, seperti halnya antara lain negara, provinsi,

kotapraja dan wilayah pengairan (polder, waterschappen berbadan hukum berdasarkan

hukum publik, dengan demikian, mereka dapat mempunyai hak-hak milik dan hak-hak

lainnya secara sama dan dibawah asas pembatasan-pembatasan serta syarat-syarat serupa

seperti halnya warga dan badan-badan hukum perdata.

Tetapi manakala barang tidak bergerak diberlakukan suatu peruntukan bagi umum,

hak milik penguasa mendapat beberapa pembatasan, barang-barang yang diberlakukan

dengan suatu peruntukan umum, termasuk disini jalan-jalan umum (yakni yang dapat

dimasuki oleh umum), lintasan-lintasan pelayaran umum dan gedung-gedung umum .

Di belanda, pembuat undang-undang telah meltakkan kejelasan bagi sekelompok

barang-barang umum, yakni, jalan-jalan (wegen wegenwet), untuk selanjutnya kejelasan

hanya terdapat pada patokan (basis) beberapa putusan hoge raad selaku hakim perdata.

Dalam peradilan ini diadakan pembedaan antara pemakaian biasa sesuai peruntukkan umum

dengan pemakaian khusus yang menganggap adanya hak-hak khusus atas pengunaan benda

umum itu.

Menurut hukum belanda, penguasa selalu pemilik, dalam banyak hal mempunyai

kewenangan penguasaan berdasarkan hukum keperdataan, namun ia tidak dapat

menggunakannya secara bertentangan dengan asas-asas pemerintahan yang layak


Untuk tata hokum Indonesia masih perlu dikaji lebih jauh pemahaman tentang status

pemilikan atas sesuatu barang public domein. Apakah benar, pemerintah/Negara merupakan

pemilik(eigenaar) atas sesuatu barang publiek domein ? palin tidak masih harus dipersoalkan,

barang-barang publiek domein mana saja yang dapat dimiliki dengan Negara ? pasal 33 ayat

2 undang-undang dasar 1945, memuat ketentuan yang berkenaan dengan penguasaan negara

terhadap cabang-cabang produksi vital dan yang menguasai hajat hidup orang yang banyak,

misalnya terhadap bumi dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu, ditegaskan

dalam uud 1945 pasal 33 bahwa :

Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang

banyak dikuasai oleh Negara. (ayat 2).

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebsar-besarnya kemakmuran rakyat. (ayat 3)

Penjelasan undang-undang dasar berkenaan dengan pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945

mengemukakan, bahwa :

“perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi segala orang, sebab itu

cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang

banyak harus dikuasai oleh Negara”

Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ditangan orang

seorang, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok pokok

kemakmuran rakyat, sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat”


Undang-undang, nomor 5, tahun 1960, tentang peraturan dasar pokok-pokok agrarian,

menetapakan bahwa atas dasar ketentuan pasal 33 ayat 3 undang-undang dasar 1945 (dan hal-

hal sebagai yang dimaksud dalam undang-undnag nomor 5 tahun 1960), bumi, air dan ruang

angkasa, termasuk kekayaan akam yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi

dikuasai oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat (pasal 2 ayat 1), hak untuk

nmenguasai dari Negara dimaksud memberi wewenang untuk :

a. Mengatur dan menyelengarakan peruntukan, pengunaan, persediaan dan pemeliharaan

bumi,air dan ruang angkasa tersebut.


b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan

bumi, air dan ruang angkasa


c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan

perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

(pasal 2 ayat 2).

6.2. Hak-Hak Pemerintah (Tata usaha Negara) untuk mengambil dan

menggunakan milik pribadi Seseorang

kewenangan tata usaha Negara untuk mencabut hak milik seseorang warga atau untuk

menuntut pemakaian atas miliknya (seluruhnya atau sebagiannya atau untuk waktu tertentu)

hanya dapat didasarkan pada suatu ketentuan perundang undangan yang tegas.

Berkenaan dengan pencabutan milik (ontegening) di belanda pada pasal 14 ayat 1 dan

2 dari nederlandse grondwet 1983 ditetapkan :

1. Pencabutan hak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan umum dan dengan di ganti

rugi yang dijamin sebelujmnya satu dan lain berdasar undang-undang yang belaku
2. Ganti rugi tidak perlu dijamin terlebih dahulu, jika dalam keadaan darurat diperlukan

pencabutan hak.
Ketentuan undang-undang nomor 20 tahun 1961 tentang pencabutan hak hak atau tanah

dan benda benda yang ada diatasnya, maka yang dapat mencabut hak-hak atas tanah dan

benda-benda yang ada diatasnya hanya presiden RI pada pasal 1 dari undang-undang

nomor 20,tahun 1961 ditetapkan bahwa, :

“ untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta kepentingan

bersama rakyat, demikian pula kepentingan pembangunan maka presiden dalam keadaan

yang memaksa setelah mendengar menteri agraria (baca: kepada badan pertahanan

nasional ), menteri kehakiman dan menteri yang bersangkutan dapat mencabut hak-hak

atas tanah dan benda-benda yang ada diatasnya. “

6.3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

pemerintah atau Negara seperti halnya dengan subyek hukum lainnya juga

menginvestasikan sejumlah modal dalam bentuk usaha perniagaan, bentuk usaha milik

Negara (bumn) lebih dikenal dengan nama perusahaan Negara (PN)

pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan instruksi presiden nomor 17 tahun 1967,

tentang pengarahan dan penyederhanaan perusahaan Negara, yakni :

1. Perusahaan (Negara) jawatan (departemental agency), disingkat perjan


2. Perusahaan (Negara) umum (public corporation), disingkat perum
3. Perusahaan (Negara) persero (public/ state company) disingkat persero

Diluar tiga bentuk usaha Negara dimaksud, terdapat pula beberapa Negara yang

mempunyai status khusus, seperti halnya PN, Pertamina yang didirikan pada nomor

27 tahun 1968 (dan kemudian secara khusus diatur dalam undang-undang nomor 8

tahun 1971 tentang perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi Negara, disingkat

pertamina), dan beberapa bank Negara, seperti a.1 Bank Indonesia (BI) berdasar

undang-udang nomor 13 tahun 1968, Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 berdasar
undang-undang nomor 17 tahun 1968, bank dagang Negara (BDN) berdasr undan-

undang nomor 18 tahun 1968, bank bumi daya (BBD) berdasar undang-undang nomor

19 tahun 1968.

Sifat usaha badan usaha milik Negara adalah terutama sebagai berikut :

1. Perjan berusaha dibidang penyediaan jasa-jasa bagi masyarakat, termasuk

pelayanan kepada masyarakat


2. Perum berusaha dibidang penyediaan pelayanan bagi kemanfaatan umum

disamping mendapatkan keuntungan


3. Persero bertujuan untuk memupuk keuntungan dan berusaha dibidang-bidang

yang dapat mendorong berkembangnya sektor swasta dan atau koperasi, diluar

bidang usaha perjan dan perum.

(pasal 2)

6.4. Pengurusan barang milik publik (administration public property)

pengurusan barang milik publik dipandang amat penting mengingat banyak dari

barang-barang itub pemakaiannya ditujukan bagi kepentingan umum (‘verstaan met openbare

bestemming) seperti halnya gedung-gedung sekolah, rumah sakit, Bandar udara, stasiun

kereta api, stasiun pembangkit tenaga listrik, jalan, jembatan, waduk, pengairan, sungai dan

lain sebagainya.

Undang nomor 13 tahun 1980 mengemukakan bahwa jalan mempunyai peranan

penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan, serta

digunakan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Dilihat dari sudut peranan jalan maka

undang-undang nomor 13 tahun 1980 menetapkan pengelompokkan terhadap jalan berikut :

1. Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri :
- Perjalanan jarak jauh
- Kecepatan rata-rata tinggi
- Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien
2. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan

ciri-ciri :
- Perjalanan jarak sedang
- Kecepatan rata-rata sedang
- Jumlah jalan masuk dibatasi
3. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri :
- Perjalanan jarak dekat
- Kecepatan rata-rata rendah
- Jumlah jalan masuk tidak dibatasi

Undang-undang nomor 11 tahun 1974 tentang pengairan menentukan bahwa perairan dan

sumber-sumber air dikuasai oleh Negara. Hak penguasaan Negara atas air beserta sumber-

sumbernya itu memberi wewenang kepada pemerintah untuk :

- Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau sumber-sumber air


- Menyusun, mengesahkan dan atau memberi izin berdasarkan perencanaan dan

perencanaan teknis tata pengaturan air dan tata perairan


- Mengatur mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan, pengunaan,

penyediaan air dan atau sumber-sumber air


- Mengatur, mengesahkan dan memberi izin penguasaan air, dan atas sumber-

sumber air
- Menentukan dan mengatur perbuatan-perbuatan hukum dan hubungan-hubungan

hukum antara orang dan atau badan hukum dalam persoalan air.

Anda mungkin juga menyukai