Anda di halaman 1dari 34

SKENARIO C BLOK 21 Kelompok 4

SKENARIO C
“Ketika Tn.Tua mulai menua”
Tn. Tua, usia 75 tahun, dibawa keluarga IGD RSMP karena meracau sejak 1
hari yang lalu. Tiga hari yang lalu, pasien tidak mau makan dan cenderung lebih
banyak tidur. Menurut keluarganya, Tn. Tua mengeluh batuk yang tidak terlalu sering,
kadang-kadang berdahak berwarna kuning yang susah dikeluarkan, demam yang
tidak terlalu tinggi dan tidak mengeluh sesak.
Tn. Tua sebelumnya masih dapat melakukan aktivitas sendiri, namun
terkadang lupa dimana telah meletakkan barang seperti kacamata dan kunci rumah.
Tn.Tua juga lupa mengingat hal-hal yang baru terjadi. Keluhan ini dirasakan sejak 2
tahun dan makin sering dirasakan sejak 1 tahun terakhir.
Satu tahun terakhir, Tn. Tua sering mengeluh BAK tidak lampias dan
didiagnosis dokter mengalami pembesaran prostat. Dokter menyarankan untuk
dilakukan operasi, namun Tn.Tua menolak. Enam bulan terakhir, Tn. Tua sering
mengeluh tidak bisa BAK dan dibawa ke UGD untuk dilakukan pemasangan kateter.
Tn. Tua merasa lega setelah pemasangan kateter. Tn. Tua mengeluh BAK keluar
sendiri sehingga celana Tn. Tua sering basah.
SKENARIO C
Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan khusus :
Keadaan umum : delirium Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik
Vital sign : TD 130/80 mmHg; RR :
26x/menit; Temp : 37,6 C, HR: Thoraks : simetris, retraksi tidak ada,
96x/menit regular batas jantung kiri 3 jari midclavicula
sinistra ICS V dan terdengar ronki basah
kasar di basal paru kanan, slem (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien
tidak teraba
Genital : terpasang kateter
Ekstremitas : kekuatan motoric (5)
SKENARIO C
Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 11gr% leukosit : 12.000/ mm
Diff count : 0/1/2/75/20/2
Urin rutin : leukosit 1-2, eritrosit (-)
Kimia darah : GDS 132 mg/dl, albumin 2,8gr/
dl, ureum 20 mg/dl, creatinine 0,8 mg/dl,
asam urat 4 mg/dl
Pemeriksaan rontgen thorax : terdapat
infiltrate di basal pulmo dextra
Pemeriksaan MMSE (Mini Mental State
Examination) : 2
MMSE setelah kondisi pasien membaik : 26
Skor indikator malnutrisi : Skor Mini Nutritional
Assessment (MNA) : 16
ADL saat ini : 5
IDENTIFIKASI MASALAH
1. TN. TUA, USIA 75 TAHUN, DIBAWA KELUARGA IGD RSMP KARENA MERACAU SEJAK 1 HARI
YANG LALU. TIGA HARI YANG LALU, PASIEN TIDAK MAU MAKAN DAN CENDERUNG LEBIH BANYAK
TIDUR
a. apa penyebab meracau pada lansia ? b. apa saja perubahan fisiologis pada
lansia ?
penurunan kesadaran 1. Sistem urogenital
skizofrenia 2. Kandung Kemih
penyakit 3. Uretra
obat-obatan (Maslim, 2013). 4. Dasar Panggul
c. apa makna Tn. Tua meracau sejak d. apa kemungkinan penyebab tiga
hari yang lalu pasien tidak mau makan
1 hari yang lalu ? dan cenderung lebih banyak tidur?

Mengalami delirium yang termasuk Penurunan nafsu makan pada lansia


perubahan kognisi, dimana menurut DSM dapat disebabkan karena menurunnya
IV delirium ditandai oleh, sebagai fisiologis pencernaan makanan yang
berikut : berimplikasi terhadap status gizi seperti
berkurangnya indera pengecap karena
1. Gangguan kesadaran atrofi papil lidah dan hilangnya gigi
2. Gangguan kesadaran geligi untuk pencernaan makanan pada
fase oral yang mengakibatkan
3. Gangguan kesadaran berkurangnya rasa untuk menikmati
makanan (Prasetya & Yoga, 2015).
Cenderung lebih banyak tidur
menggambarkan kondisi hipoaktif pada
lansia, yang dapat terjadi pada kondisi
delirium, demensia dan juga depresi.
e. apa makna tiga hari yang lalu pasien f. apa hubungan usia, jenis kelamin
tidak mau makan dan cenderung lebih
banyak tidur? dengan keluhan pada kasus?

Makna nya adalah kemungkinan Tn. Tua Pada usia diatas 65 tahun sekitar 40%
suspect mengalami delirium atau depresi. delirium terjadi pada lansia dan jarang
terjadi di usia muda kecuali ada
penyakit yang mendasari dengan
perbandingan antara laki – laki dan
perempuan sama yaitu 1:1 (Sadock,
2014).
g. bagaimana patofisiologi keluhan
yang dialami Tn. Tua ?

Faktor resiko (usia tua)  perubahan


fungsi pada saraf dan peningkatan
sitokin  penurunan fungsi saraf 
ketidaksembangan neurotransmitter dan
gangguan sinaps  mengganggu
transduksi sinyal dan second messenger
system  gejala serebral dan aktivitas
psikomotor  meracau
2. MENURUT KELUARGANYA, TN. TUA MENGELUH BATUK YANG TIDAK TERLALU SERING, KADANG-KADANG
BERDAHAK BERWARNA KUNING YANG SUSAH DIKELUARKAN, DEMAM YANG TIDA K TERLALU TINGGI DAN
TIDAK MENGELUH SESAK.
a. apa makna Tn. Tua mengeluh batuk yang b. bagaimana patofisiologi mengeluh batuk yang tidak
tidak terlalu sering, kadang-kadang berdahak terlalu sering, kadang-kadang berdahak berwarna
berwarna kuning yang susah dikeluarkan, kuning yang susah dikeluarkan, demam yang tidak
demam yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu tinggi dan tidak mengeluh sesak?
mengeluh sesak?
Makna keluhan yang dialami oleh Tn.Tua Faktor predisposisi adalah usia tua yang mudah
terinfeksi karena penurunan sistem imun sehingga
adalah suspect Pneumonia. menyebabkan tidak adanya pertahanan
terhadap kuman patogen akibatnya terjadi
kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi.
Proses infeksi yaitu dimana patogen tersebut
masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang
berupa daya tahan mekanik ( epitel,silia, dan
mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan
komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag,
limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi
menyebabkan peradangan membran paru
(bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga
cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler
masuk, sehingga paru-paru akan dipenuhi sel
radang dan cairan, yang menyebabkan
terjadinya peneumonia.
c. bagimana hubungan keluhan batuk yang tidak
terlalu sering, kadang-kadang berdahak
berwarna kuning yang susah dikeluarkan,
demam yang tidak terlalu tinggi dan tidak
mengeluh sesak dengan keluhan utama?

bagimana hubungan keluhan batuk yang


tidak terlalu sering, kadang-kadang
berdahak berwarna kuning yang susah
dikeluarkan, demam yang tidak terlalu
tinggi dan tidak mengeluh sesak dengan
keluhan utama?
3. TN. TUA SEBELUMNYA MASIH DAPAT MELAKUKAN AKTIVITAS SENDIRI, NAM UN TERKADANG LUPA DIMANA
TELAH MELETAKKAN BARANG SEPERTI KACAMATA DAN KUNCI RUMAH. TN.TUA JUGA LUPA MENGINGAT HAL-HAL
YANG BARU TERJADI. KELUHAN INI DIRASAKAN SEJAK 2 TAHUN DAN MAKIN SERING DIRASAKAN SEJAK 1 TAHUN
TERAKHIR.

b. apa makna Tn. Tua masih dapat


a. apa saja kemungkinan penyebab lupa melakukan aktivitas sendiri, namun
pada lansia ? terkadang lupa dimana telah meletakkan
barang seperti kacamata dan kunci
rumah ?
Telah terjadinya penurunan fungsi
kognitif; Penurunan funggsi kognitif Kemungkinan Tn. Tua mengalami Mild
dapat menyebab kan beberapa Cognitive Impairment (MCI) merupakan
gangguan gejala perantara antara gangguan
memori atau kognitif terkait usia (Age
Associated Memory Impairment/AAMI)
dan demensia. Pada MCI sudah terjadi
penurunan fungsi kognitif tetapi belum
menggangu aktifitas sehari-hari (Activity
of Daily Living) (Kusumoputro, 2003).
c. bagaimana patofisiologi lupa ? d. apa makna keluhan dirasakan sejak 2
tahun yang lalu dan makin sering
dirasakan sejak 1 tahun terakhir ?
Karena faktor degeneratif menyebabkan
amyloid precursor protein pada membran sel Merupakan progresivitas penyakit,
otak yang seharusnya dipotong oleh enzim α-
secretase dan γ-secretase rusak, sehingga dimana semakin lama keluhan semakin
dipotong oleh β-secretase yang menyebabkan memburuk.
terbentuknya β-amyloid. β-amyloid akan
beragregasi menyebabkan terbentuknya plak
amyloid. Dimana, plak amyloid ini dapat
mengganggu sinyal antar neuron dan proses
inflamasi. Melalui mekanisme yang belum
diketahui plak amyloid juga mempengaruhi
pada bagian dalam neuron dengan
mengaktifkan enzim kinase yang
menghantarkan fosfat kedalam neuron. Hal ini
menyebabkan terjadinya hiperfosfatrilasi
protein tau yang ada di dalam neuron yang
membentuk neuronfibrillary tangle. Akibat dari
proses tersebut terjadi apoptosis neuron yang
pada akhirnya terjadi atrofi pada otak dan
defisit dari neurotransmitter. Sehingga,
terjadilah abnormalitas kognitif ( Mudah Lupa)
(Rochmah&Harimurti,2014).
e. Merupakan progresivitas penyakit, f. apa saja macam-macam gangguan
dimana semakin lama keluhan kognitif?
semakin memburuk.
 Delirium
Adanya penurunan kesadaran
Adapun cara menilai kemampuan Adanya gangguan kemampuan kognitif
fungsional dapat dilakukan dengan
ADL masih Intak
Indeks Barthel, Katz Index, Instrument
Activity Daily Living (Boedhi, 2015). Prosesnya cepat
Fluktuatif
 Demensia
Adanya gangguan kognitif berat
Gangguan ADL
Progresifitasnya lambat
Ireversibel
 Gangguan Amnesik
Gangguan mengingat informasi baru
Gangguan mempelajari hal – hal baru
(Sadock, 2010)
g. bagaimana cara menilai h. apa saja penyebab gangguan
kemampuan kognitif? kognitif?

Pemeriksaan yang sering digunakan 1. Dari penyebab serebral


untuk evaluasi dan konfirmasi penurunan
fungsi kognitif adalah the Mini Mental 2. Dari penyebab serebral
Status Examination (MMSE), Montreal 3. Penyebab iatrogenik
Cognitive Assesment (MoCA), Clock
Drawing Test.
i. bagaimana cara pencegahan
terjadinya gangguan kognitif pada
lansia?
Secara teratur memeriksakan tekanan Mengupayakn diet yang cukup vitamin E.
darah dan mengupayakan agar tekanan
darah yang tinggi dan risiko vaskular Mengupayakan makanan yang sehat,
lain dikendalikan dengan baik. jangan terlalu banyak lemak.

Pencegahan dan perlindungan terhadap Mengupayakan asupan vitamin B12 dan


terjadinya cedera kepala, terutama asam folat yang cukup.
yang berat. Tidak merokok
Tetap melakukan kegiatan yang Agar selalu tetap aktif secara fisik dan
merangsang intelek dan mengupayakan mengupayakan tidur yang cukup
aktivitas social dan aktivitas hiburan (Rilianto, 2015).
(leisure activity).
4. SATU TAHUN TERAKHIR, TN. TUA SERING MENGELUH BAK TIDAK LAMPIAS DAN DIDIAGNOSIS DOKTER
MENGALAMI PEMBESARAN PROSTAT. DOKTER MENYARANKAN UNTUK DILAKUKAN OPERASI, NAMUN
TN.TUA MENOLAK.
a. apa penyebab pembesaran b. bagaimana patofisiologi
prostat pada lansia? pembesaran prostat ?

a) Teori dihidrotestosteron Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul-nodul


fibroadenomatosa majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut
b) Ketidakseimbangan estrogen- dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi yang terbatas
dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal yang tersisa.
testosteron Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar dengan stroma
fibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda-beda. Proses
c) Interaksi sel stroma dan sel sel epitel pembesaran prostad terjadi secara perlahan-lahan sehingga
prostat perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan.
Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi
d) Berkurangnya kematian sel pada leher buli-buli dan daerah prostad meningkat, serta otot
destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau
e) Teori stem sel divertikel. Fase penebalan destrusor disebut fase kompensasi,
keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya
mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
berkontraksi/terjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin.
Pasien tidak bisa mengosongkan vesika urinaria dengan sempurna,
maka akan terjadi statis urin. Urin yang statis akan menjadi alkalin
dan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri (Hapsari, 2010).
c. apa dampak bila penyakit d. apa makna satu tahun terakhir, Tn.
pembesaran prostat tidak dilakukan Tua sering mengeluh BAK tidak lampias
dioperasi? dan didiagnosis dokter mengalami
pembesaran prostat ?
1. Retensi urin akut atau kronik Hesistancy ( keluar kemih terputus-putus)
2. Infeksi berulan Aliran urin lemah
3. Terbentuk batu kandung kemih Mengejan untuk keluarkan urin
4. Hematuria berulang Lama berkemih berkepanjangan
(Martono, H.H & Pranaka, K. 2015). Perasaan tidak tuntas saat berkemih
Retensi urin (Purnomo, 2015).
e. bagaimana patofisiologi BAK tidak
lampias?
Faktor risiko (Lansia dan berjenis kelamin laki-
laki) → kadar testosteron menurun sedangkan
kadar estrogen relatif tetap → estrogen
meningkatkan sensitifitas sel-sel prostat
terhadap rangsangan hormo androgen →
proliferasi sel-sel kelenjar prostat → masa
prostat menjadi lebih besar → Benign Prostate
Hyperplasia (BPH) → Obstruksi aliran urin
dari kandung kemih → kandung kemih penuh
dengan urin → tonus kandung kemih
menghilang → kandung kemih atonik →
kandung kemih gagal berkontraksi → urin
overflow (meluap) → inkontinesia urin tipe
overflow → jumlah urin keluar sedikit-sedikit
(sisa urin residu 450 cc) → BAK tidak lampias
(Martono, H.H & Pranaka, K. 2015).
5.ENAM BULAN TERAKHIR, TN. TUA SERING MENGELUH TIDAK BISA BAK DAN DIBAWA KE UGD
UNTUK DILAKUKAN PEMASANGAN KATETER. TN. TUA MERASA LEGA SETELAH PEMASANGAN
KATETER. TN. TUA MENGELUH BAK KELUAR SENDIRI SEHINGGA CELANA TN. TUA SERING BASAH
a. apa makna enam bulan terakhir, Tn. Tua b. apa makna Tn. Tua mengeluh BAK
sering mengeluh tidak bisa BAK dan keluar sendiri sehingga celana Tn. Tua
dibawa ke UGD untuk dilakukan sering basah?
pemasangan kateter. Tn. Tua merasa lega
setelah pemasangan kateter ?
Maknanya Tn. Tua sudah mengalami keluhan apa makna Tn. Tua mengeluh BAK keluar
yang sudah kronik (> 3 bulan), dan keluhan sendiri sehingga celana Tn. Tua sering
tidak bisa BAK disebabkan oleh obstruksi basah?
pada uretra karena mengalami BPH.
c. apa makna Tn. Tua mengeluh BAK d. apa saja yang termasuk sindrom
keluar sendiri sehingga celana Tn. Tua
sering basah? geriatri?
Indikasi The “14 I” yang terdiri dari Immobility
1. Kateter sementara. (imobilisasi), Instability (instabilitas dan jatuh),
a. Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria.
Intelectual impairement (gangguan intelektual
seperti demensia dan delirium), Incontinence
b. Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria. (inkontinensia urin dan alvi), Isolation (depresi),
Impotence (impotensi), Immuno-deficiency
2. Kateter tetap jangka pendek.
(penurunan imunitas), Infection (infeksi),
Inanition (malnutrisi), Impaction (konstipasi),
a. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat) Insomnia (gangguan tidur), Iatrogenic disorder
b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti (gangguan iatrogenic) dan Impairement of
vesika urinaria, urethra dan organ sekitarnya. hearing, vision and smell (gangguan
c. Preventif pada obstruksi urethra dari pendarahan. pendengaran, penglihatan dan penciuman)
d. Untuk memantau output urine.
dan Impecunity (kemiskinan) (Setiati dkk.,
2006).
e. Irigasi vesika urinaria.
3. Kateter tetap jangka panjang.
a. Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI.
f. apa hubungan BPH dengan BAK
e. apa tipe-tipe inkontinensia urin ?
sering keluar sendiri ?

1. Inkontinensia akut Hiperplasia prostat akan menyebabkan


penyempitan lumen uretra posterior dan
2. Inkontinensia menetap/persisten meningkatkan tekanan intravaskular, hal
tersebut dapat menyebabkan obstruksi
komponen statik. Pada awalnya otot
vesika urinaria masih berkompensasi dan
menimbulkan gejala LUTS (lower urinary
tract syndrome). apabila terdapat faktor
pencetus seperti volume buli-buli tiba-
tiba terisi penuh, massa prostat tiba-tiba
membesar, salah meminum obat yang
menurunkan kontraksi detrusor atau
mempersempit leher buli-buli. Akan
menyebabkan dekompensasi dan
terjadinya inkontensia urin
Hasil Pemeriksaan Interpretasi

6.PEMERIKSAAN FISIK - Kepala


Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Normal

a. bagaimana interpretasi dari hasil


pemeriksaan fisik ? - Toraks
Simetris Normal

Hasil Retraksi tidak ada Normal


Batas jantung kiri 3 jari mid clavicula sinistra Normal
pemeriksaan
Normal Interpretasi ICS V
Terdengar ronki basah kasar di basal paru Terdapat cairan
Delirium Composmentis Penurunan kesadaran
kanan, slem (-) pada lumen
bronkus atau
TD: Normal: 120/80mmHg Dalam batas normal trakea

130/80mmHg
- Abdomen
Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba Normal
RR: 26x/menit 16-24x/menit Takipneu

- Genital
Temp: 37,60C 36,50C – 37,50C Febris Terpasang kateter Abnormal (sulit
BAK)
HR: 96x/menit 60-100x/menit Normal - Ekstremitas
Kekuatan motorik (5) Normal
b. bagaimana mekanisme abnormal Heart Rate meningkat
dari hasil pemeriksaan fisik ? Faktor resiko usia dan jenis kelamin mengalami infeksi
saluran napas singga pelepasan sitokin pro inflamasi
Delirium menyebabkan adanya tanggapan berlebih pada
mikroglia sehingga menyebapkan HR meningkat.
Faktor resiko usia dan jenis kelamin
mengalami infeksi saluran napas singga Suhu meningkat
pelepasan sitokin pro inflamasi
menyebabkan adanya tanggapan berlebih Fr . resiko usia dan jenis kelamin mengalami infeksi
pada mikroglia sehingga menyebapkan saluran napas singga pelepasan sitokin pro inflamasi
inflamasi berlebihan di otak mempengaruhi menyebabkan adanya tanggapan berlebih pada
sentesis dan pelepasan neurotransmiter mikroglia sehingga menyebapkan suhu tinggi.
sehingga menyebapkan gangguan Ronkhi basah kasar
komunikasi neuronal sehingga menyebapkan
dilirium. Fr. Resiko usia sehingga penurunan fungsi sistem
respiratorik dan sistem imun menyebabkan mudah
Respiratory Rate meningkat terjadi infeksi serta adanya penurunan sensitivitas
silia dan sel goblet menyebabkan mucus tertimbun
Faktor resiko usia dan jenis kelamin didalam paru dan akan menyebar sehingga
mengalami infeksi saluran napas singga menimbulkan
pelepasan sitokin pro inflamasi
menyebabkan adanya tanggapan berlebih reaksi inflamasi yang akan menimbulkan sel-sel
pada mikroglia sehingga menyebapkan RR radang dan menyebabkan produksi eksudat
meningkat. meningkat dan terjadi obstruksi saluran napas dan
menimbulkan ronki basah kasar di basal paru.
7.PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. bagaimana interpretasi dari hasil
pemeriksaan laboratorium ? 6 GDS 132 mg/dl 70-110 mg/dl Hiperglikemi
a
N Hasil Normal Interpretasi
o Pemeriksaan 7 Ureum 20 mg/dl 20-40 mg/dl Normal
1 Hb 11 g% 12-16 g% Anemia
2 Leukosit 5000-10.000 Leukositosis
12.000/m3 8 Creatinin 1 mg/dl 0,5-1,5 mg/dl Normal

3 Diff Count Basofil : 0-1 Neutrofil


0/1/2/75/20/2 Eosinofil : 1-3 segmen
9 Asam Urat 4 2-6 mg/dl Normal
Batang : 2-6 meningkat:
mg/dl
Segmen : 40- Shift to the
70 right  1 Pemeriksaan - Suspect
Limfosit : 20- infeksi 0 Rontgen Thorax : infeksi
40 bersifat Terdapat infiltrat di bakteri di
Monosit : 2-8 kronis basal pulmo dextra pulmo dextra

4 Leukosit 1-2 0-4 Normal


5 Eritrosit - 0-3 Normal
b. bagaimana mekanisme abnormal
dari hasil pemeriksaan laboratorium? Hiperglikemi :
FR (Usia lanjut) proses degeneratif, perubahan
Hb menurun : gaya hidup (aktifitas fisik yang rendah →
obesitas → sel adiposa dapat membuat dan
Terjadi perubahan sistem hematologi pada melepaskan adipositokin yaitu TN.F-alfa yang
lansia di antaranya sumsum tulang lebih berperan menginduksi resistensi insulin melalui
sedikit mengandung sel hemopolitik dan juga glukose transporter 4 (GLUT4)), dan perubahan
terjadi penurunan absorbsi besi/folat/B12 pelepasan insulin (akibat ganguan gen
glukokinase)  glukosa dalam darah meningkat
menurun  Frekuensi Anemia meningkat.  hiperglikemi (GDS 132 mg/dl)
Leukositosis : Pemeriksaan Rontgen Thorax : Terdapat
infiltrat di basal pulmo dextra
Factor usia  penurunan fungsi sistem imun
tubuh  factor endogen (bakteri, virus, Fr. Resiko usia sehingga penurunan fungsi sistem
jamur) mudah masuk ke dalam tubuh  respiratorik dan sistem imun menyebabkan
mudah terjadi infeksi serta adanya penurunan
infeksi  leukositosis. sensitivitas silia dan sel goblet menyebabkan
mucus tertimbun didalam paru dan akan
Shift to right: menyebar sehingga menimbulkan reaksi inflamasi
yang akan menimbulkan sel-sel radang dan
Faktor lansia dimana kualitas sistem imun menyebabkan produksi eksudat meningkat
berubah dan penurunan fungsi makrofag  sehingga pada pemeriksaan tampak infiltrate di
rawan terjadi infeksi. Infeksi berlangsung basal pulmo paru.
kronis
8. Pemeriksaan MMSE(Mini Mental State
Examination) : 2
MMSE setelah kondisi pasien membaik : 26
Skor indikator malnutrisi : Skor Mini Nutritional
Assessment (MNA) : 16
ADL saat ini : 5

A. Bagaimana Interpretasi hasil dari


pemeriksaan tambahan ?
MMSE : 2 (Definitive Gangguan Kognitif /
berat)
MMSE : 26 (Normla)
MNA : 16 (Malnutrisi)
ADL : 5 (Normal)
9. Bagaimana cara mendiagnosis 10. Bagaimana diagnosis banding
pada kasus? pada kasus?

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik Inkontinensia urin tipe overflow e.c BPH
dan Delirium e.c Pneumonia dengan MCI
3. Pemeriksaan
Inkontinensia urin tipe overflow e.c BPH
4. Pemeriksaan laboratorium khusus dan Depresi e.c Pneumonia dengan
Demensia
5. Pemeriksaan Rontgen Thorak
11. Bagaimana pemeriksaan 12.Bagaimana working diagnosis pada
penunjang pada kasus? kasus?
.

MMSE (Mini Mental State Examination) Inkontinensia urin tipe overflow e.c BPH
dan Delirium e.c Pneumonia dengan MCI.
CAM,
ADL (Activity Daily Living)
MNA (Mini Nutritional Assessment)
13. Bagaimana tatalaksana pada
kasus?

Preventif (Usia 50-75 tahun): Kuratif :


 Lanjutkan optimalisasi nutrisi sehat
Pneumonia: Eritromisin 250-500 mg diminum setiap 6 jam
 Lakukan olahraga sedapat mungkin : aerobik dan resistif
Demensia: Donepezil dimulai pada dosis 5 mg setiap malam. Jika
 Hindari pemaparan zat toksik: obat berbahaya, sinar
ditoleransi dengan baik dan memperlihatkan keuntungan setelah 4
matahari berlebihan dan lingkungan berbahaya minggu, dosis harus ditingkatkan hingga dosis rumatan sebesar 10
 Jalani pemeriksaan kesehatan periodik: tingkatkan mg setiap malam.
konsentrasi pada penatalaksanaan masalah kesehatan
kronis dengan penekananpada pencegahan komplikasi Metoda pengobatan inkontinensia urin ada tiga:
(misalnya hipertensi, dislipoproteinemia, diabetes, deteksi  Teknik latihan perilaku (Behavorial trainang), yang
dan pengobatan kanker secara dini) mempelajari dan mempraktekkan cara-cara untuk
mengontrol kandung kemih dan otot-otot sfingter dengan
 Pertahankan status imunisasi : vaksinasi tahunan terhadap cara latihan kandung kemih (bladder training), cara
influenza dan vaksin tetanus dan pneumokokal sekali latihan otot dasar panggul (pelvic floor exercise). Lebih
setelah usia 65 tahun) dari separuh penderita inkontinensia tertolong dengan
 Wanita : lakukan mamogram tahunan, tangani cara ini, tanpa risiko pengobatan yang terjadi.
menopause cara optimal; pertimbangkan terapi sulih  Obat-obatan, banyak obat-obat yang tersedia, dan 77
hormon, suplemen kalsium, vitamin D untuk cegah % penderita menunjukkan perbaikan yang jelas, bahkan
osteoporosis sekitar 44% sembuh.
 Pendidikan berkelanjutan, termasuk pendidikan  Pembedahan, 76 – 92 % penderita yang membutuhkan
kesehatan operasi dapat disebuhkan
15. Bagaimana prognosis pada
14. Bagaimana komplikasi pada kasus?
kasus?

ISK
Quo ad vitam : Dubia ad
Depresi bonam
Penurunan kualitas hidup Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Ulkus decubitus
Gagal ginjal
16. Bagaimana kompetensi dokter 17. Bagaimana Nilai-nilai Islam pada
umum pada kasus? kasus ?

Inkontinensia urin 2 “Aku pernah berada di samping Rasulullah


b. Lalu datanglah serombongan Arab
MCI 2 dusun. Mereka bertanya, “Wahai
Benign prostat hyperplasia (BPH) 2 Rasulullah, bolehkah kami berobat?”
Beliau menjawab: “Iya, wahai para
Pneuomonia 4 hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah I
tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya,
kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya:
“Penyakit apa itu?” Beliau menjawab:
“Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari).
KESIMPULAN

Tn. Tua usia 75 tahun mengeluh meracau, batuk tidak terlalu sering, kadang-kadang
berdahak kuning, demam tidak terlalu tinggi, sering lupa dan BAK sering keluar
sendiri mengalami sindroma geriatri.
KERANGKA KONSEP

Usia tua
Penurunan
BPH kemampuan
Penurunan kognitif
sistem imun
Inkontinensia urin
Mild Cognitive
Tipe Overflow Inflamasi Impairment
(Pneumonia) (MCI)

delirium

Sindroma geriatri

Anda mungkin juga menyukai