PENGGUNAAN
KONTRASEPSI ORAL
DENGAN PENDERITA
MELASMA DI KLlNIK
LADIVA PALEMBANG
LATAR
BELAKANG
Salah
Penggunaan
Terlepas
Ada satu
tiga
Mekanisme efek
dari
faktorkontrasepsi
samping
keuntungan
kerjayang
utama oral
Kontrasepsi oral yang juga
sebenarnya
yang sering
beragam dikaitkan
sudahdari dikenal
dianggap
dikenal menjadi
dari kontrasepsi
sebagai “pil”
oral adalah
sejak
dengan tahun
penggunaan
penyebab
adalah penggunaan
50-an dengan
kontrasepsi
atas maraknya
penghambatan
metode kontrasepsi yang
pemberian
kontrasepsi progesteron
oral ini,populer
penggunaan
ovulasi. oral adalah
kekhawatiran
kontrasepsiyang
paling di kalangan
peroral.
melasma,
berkembang
oral, Baru
yaitu: walaupun
padainitahun 60-
saat
estetika,
perempuan usia produktif.
an
sampai
pil
adalah kombinasi
saat
jumlah,
kenyamanan, dan ini belum
estrogen-
dan juga
progesteron
diketahui
keseriusan
kemudahan secara
mulai
dari pasti
digunakan
efek
pemakaian.
di
mengenai
seluruh dunia.
sampingnya. hubungannya.
PENDAHULU
LATAR
BELAKANG
Hal initahun
Melasma
Prevalensi
Penyebab
Faktor-faktor
Pada terkait
dari
melasma
2006-2008
yang
dengan
melasmadicurigai
adalah
tidak
hipermelanosis
diketahui
tidak
terlibat
kontrasepsi
kehadiran
diketahui
dalam
secara
estrogen
danpatogenesis
secara
kehamilan
pasti danyang
di
Melasma
umumnya
sebagian
pasti.
melasma
disebutkan
progesterone
Namun,
besar
yaitudapat
simetris,
sebagai
pada
banyak
termasuk
negara.berupa
salah
satumengakibatkan
makula
Namun,
faktor
kehamilan,
kontrasepsi
faktor
yang
terhitung
berwarna
utama
kontrasepsi
terlibat
oral. Estrogen
0,25
yang
dalam
cokelat
oral,
mudaturunnya
hingga
etiopatogenesisnya,
terapi
mempengaruhi
dan progesteron
progesteron
sampai
4% pasien cokelat
kejadian
akan
terlihattuadi
yangkepercayaan
Klinik
terutama
estrogen,
melasma.
meningkatkan
tidak
Dermatologi
sinar inidiri
disfungsi
Saat
merata
transkripsi
matahari,
sering
didengan
tiroid,
Asia
dari
predileksi
Tenggara penderitanya
predisposisi
kosmetik
kali
gen ditemukan
penyusun
tertentu,
danpada
genetik,
yang
banyakobat-
daerah
dan
yang sering
mengalami
peran
obatan.
wanita
Dopachrome
aktivitas
yanggangguan
menggunakan
terkena
tautomerase
hormonsinar
matahariyang
pigmen
wanita.
kontrasepsi
enzyme (DCT)
seperti
oral
paling
dan
mengalami
pada banyak
pipi,
dahi, daerah
adalah
hiperpigmentasi
tyrosinaseorangyangIndia.
atas
berperan
pada bibir,
hidungproses
wajah.
dalam dan dagu.
melanogenesis. Melanosit
memiliki reseptor estrogen
yang ketika aktif akan
RUMUSAN MASALAH
KONTRASEPSI ORAL
KOMBINASI
01 dan progestin.
Kontrasepsi oral kombinasi
tersedia dalam 2 formulasi
dasar:
1. Formulasi monofasik
2. Formulasi multifasik
Kontrasepsi oral progestin
yang berisi progestin tetapi
tidak estrogen. Pil ini sering
KONTRASEPSI ORAL
PROGESTIN
02 disebut sebagai "minipill". Pil
kontrasepsi progestin dapat
dikonsumsi setiap hari tanpa
gangguan
MEKANIS
Hormon estrogen dan progesteron ME
memberikan umpan balik terhadap
kelenjar hipofisis melalui hipotalamus AKSI
Estrogen dapat menghambat
pengeluaran folicle stimulating hormone
(FSH) sehingga perkembangan dan
kematangan folicle de Graff tidak terjadi. Di
samping itu progesteron dapat
menghambat pengeluaran
hormon luteinizing (LH).
Mencegah proses
ovulasi
EFEK
SAMPING
1. Bercak darah atau
breakthrough bleeding
2.(BTB)
Mood labil atau depresi
3. Gangguan seksual
4. Masalah
kulit
ANATO
MI
KULIT
FISIOL
OGI Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang
sangat penting selain menjalin kelangsungan
KULIT hidup secara umum yaitu sebagai proteksi,
absorpsi, ekskresi, persepsi, pengatur suhu
tubuh, pembentukan pigmen dan keratinisasi
MEKANISM
MEKANISME
E
MELANOGE
PIGMENTAS
NESIS
I
Melasma adalah
hipermelanosis didapat,
umumnya simetris, berupa
PENGERTIAN makula berwarna cokelat
muda sampai cokelat tua
MELASMA yang tidak merata dengan
predileksi pada daerah
yang sering terkena sinar
matahari seperti pada pipi,
dahi, daerah atas bibir,
hidung dan dagu
ETIOPATOGENESIS
MELASMA
SINAR MATAHARI
HORMON
OBAT-OBATAN
KOSMETIK
KLASIFIKASI
MELASMA
1. SENTROFASIAL
Pola ini adalah jenis
manifestasi klinis
melasma yang
paling umum,
melibatkan dahi,
pipi, bibir atas,
hidung dan dagu.
Pola ini terlihat pada
sekitar 65% kasus
KLASIFIKASI
MELASMA
2. MALAR
Pola ini melibatkan
pipi dan hidung dan
terlihat pada sekitar
20% dari kasus
melasma
KLASIFIKASI
MELASMA
3. MANDIBULAR
Pola ini melibatkan
daerah ramus
mandibular dan
terlihat pada sekitar
15% dari kasus
melasma
Penggunaan
Kontrasepsi oral
(Estrogen dan
KERANGKA TEORI
Progesteron)
02
WAKTU &
TEMPAT
PENELITIAN
04
KRITERIA INKLUSI O6 09
& EKLUSI DEFINISI ANALISIS
OPERASIONAL DATA
JENIS PENELITIAN WAKTU DAN TEMPAT
PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian ini dilaksanakan di
observasional analitik, desain Puskesmas Plaju Kota Palembang
penelitian adalah cross pada bulan November tahun 2018.
sectional.
POPULASI
PENELITIA
N dalam SAMPEL
Populasi
PENELITI
penelitian ini adalah
seluruh data kartu AN
P =𝑍𝛼
2
Besarnya
Sampel 𝑃𝑄penelitian
0,50, Zα = 1,96,
jumlah d = 0,10
sampel
adalah ditentukan
𝑛= 2
dengan 𝑑 menggunakan
dari2 𝑥0,50𝑥(1 perhitungan
peserta KB yang sebagian
Keterangan: 1,96 data kartu − 0,50)
𝑛 = KB
menurut
peserta Lameshow
yang 0,10 dengan
menggunakan
2 rumus
menggunakan n = Besar sampel
kontrasepsi oral di Zα = Nilai Z pada
berikut:
kontrasepsi oral di Puskesmas
derajat kemaknaan (biasanya 95% =
1,96)
Puskesmas Plaju Plaju
Jadi, Kota
jumlah Palembang
sampel pada
P = Proporsi kasus tertentuyang
terhadap populasi, bila
Kota Palembang tahun
digunakan
populasi 2017 yang sesuai
dalam
tidak diketahui,penelitian ini 50% (0.50)
maka ditetapkan
tahun 2017. dengan
Qadalah kriteria
= nilai Q96adalah inklusi melalui
(1-P)
responden.
D = Derajat
teknik penyimpangan
simple random terhadap
sampling populasi yang
diinginkan, 10% (0,10), 5% (0,05) atau 1% (0,01)
Tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95%
dan ketepatan relatif yang diinginkan sebesar 10%
• Data kartu peserta KB yang
menggunakan kontrasepsi oral
KRITERIA jenis kombinasi maupun
INKLUSI progestin lebih dari 3 bulan.
• Editing
• Coding
PENGOLA • Entry
HAN DATA • Tabulating
ANALISIS DATA
UNIVARIATE
Analisis univariat
untuk melihat ANALISIS
distribusi DATA
frekuensi data
BIVARIATE
baik variabel Analisis bivariat untuk
bebas maupun mengetahui ada tidaknya
terikat. hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat,
yaitu dengan melakukan
analisis statistik
menggunakan uji Chi
square
Persiapan
ALUR PENELITIAN
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data