Skizofrenia Paranoid
Pembimbing :
dr. Sri Woro Asih, Sp.KJ
Oleh :
Faizah Anjani
123810066
Pembimbing Klinis :
dr. Rihadini, Sp.KJ
dr. Sri Woroasih, Sp.KJ
dr. Hesti Anggriani, Sp.KJ,
MM dr. Linda Kartika Sari,
Sp.KJ dr. Siti Badriyah, Sp.KJ,
M.Kes
dr. Muflihatunnaimah, M.Kes, Sp.KJ
dr. Witrie Sutaty MR, Sp.KJ
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. TA
b. Umur : 40 tahun
c. Tempat, tanggal lahir : Semarang, 16 Mei 1984
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Alamat : Perumahan Genuk Indah
f. Agama : Islam
g. Status Pernikahan : Belum Menikah
h. Suku : Jawa
i. Pendidikan Terakhir : S1
j. Pekerjaan : Driver Online
k. Tanggal Pemeriksaan : 18 Januari 2024
l. Nomor RM : 00xxxxxxx
2. Identitas Pengantar
a. Nama : Ny PA
b. Umur : 68
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Perumahan Genuk Indah
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. Hubungan dengan Pasien : Ibu
B. KELUHAN UTAMA
1. Alloanamnesis
Menurut Ibu nya, pasien mengamuk karena mendengar suara tanpa ada seseorang
ataupun wujud disekitarnya yang membuatnya terganggu akan hal tersebut, pasien
mengeluhkan tidak bisa tidur semenjak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Menurut
ibunya, pasien sering tiba-tiba mengatakan bahwa pasien belum bisa membahagiakan
kedua orang tuanya.
2. Autoanamnesis
Mendengan suara namun tidak ada orang ataupun wujud disekitarnya dan tidak bisa
tidur
1. Riwayat Psikiatri
Pasien mengaku pernah merasakan hal yang sama pada tahun 2014, kemudian pasien
menerima terapi dengan terapi rawat jalan dan kontrol secara rutin, namun semenjak
pandemi (akhir 2019) pasien berhenti kontrol berobat.
GAF
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
bi
d 14 01
9
01
9 kit aa
n
or 20 r2 r2 sa iks
em hi hi ah er
pr - ak Ak um m
14 kr t pe
20 u
a s
S aa
t m
S aa
Series 1
Keterangan :
Premorbid (GAF 90) Pasien dapat bekerja dengan normal. Pendidikan terakhir
pasien S1. Kesibukan pasien ialah bekerja sebagai driver online dan membantu kedua
orangtua dirumah. Kegiatan sehari-hari seperti makan, mandi, dan tidur dilakukan
dengan baik. Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang terganggu.
2014 (GAF 70) pasien mengalami gejala mendengar suara bisikan namun tidak ada
orangnya, suara bisikan tersebut berupa memerintah pasien untuk pesimis dalam
menjalani hidupnya. Kegiatan seperti makan, minum dan mandi dapat dilakukan
sendiri. Hendaya pada aktivitas sosial tidak terganggu.
2014 – akhir 2019 (GAF 80) pasien melakukan perawatan rawat jalan dengan
kontrol rutin berobat. Keluhan mendengar suara bisikan dan cemas sudah mulai
menghilang dan dapat beraktivitas kembali seperti semula.
Akhir 2019 (GAF 70) pasien sudah behenti kontrol berobat. Paien mengeluhkan
mendengar suara bisikan yang terjadi secara terus-menerus. Pasien mengeluhkan pasien
sudah tidak dibutuhkan dan tidak berguna untuk orang lain karena ketakutan yang lebih
terkait belum bisa membahagiakan dan mengurus orang tua dengan baik. Aktivitas
sehari-hari seperti makan, minum, dan mandi sendiri tanpa perlu diingatkan.
Komunikasi dengan keluarga dan temannya masih baik.
Saat MRS (GAF 30) pasien mendegar suara bisikan yang memberat dan tidak bisa
tidur semenjak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Suara tersebut dirasakan sangat
mengganggu pasien sehingga membuat pasien tidak terkontrol dan marah-marah
dirumah yang menyebabkan pasien tidak dapat melakukan pekerjaan seperti biasa.
Pasien juga merasa gerakan badannya seperti dikendalikan dari luar. Kegiatan sehari-
hari seperti makan, minum, mandi sendiri perlu diingatkan (ketidakmampuan
melakukan sesuatu secara mandiri). Komunikasi antara pasien dengan keluarga menjadi
berkurang (fungsi social, pekerjaan dan psikologis sudah mulai jelek)
Saat pemeriksaan di RS (GAF 60) selama menjalani perawatan pasien masih
mendengar suara bisikan-bisikan namun sudah mulai berkurang. Kegiatan sehari-hari
seperti makan, minum dan mandi dilakukan secara mandiri tanpa perlu diingatkan.
: Perempuan
: Pasien
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
d. Kontak Psikis
Ada, wajar dan dapat dipertahankan
2. Afek
Serasi √ Datar -
Tidak Serasi - Tumpul -
Terbatas - Labil -
C. PEMBICARAAN
1. Kualitas
Cukup, volume normal, intonasi datar, artikulasi jelas, kefasihan cukup, irama spontan
2. Kuantitas
Cukup
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
a. Sejak tahun 2014, pasien mendengar suara bisik-bisikan namun tidak ada orang
ataupun wujud disekitarnya, suara tersebut terdengar tidak jelas dan kadang
terdengar memerintah pasien agar pesimis dalam menjalani hidupnya. Keluhan
tersebut memberat sejak sebulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien mendengar
suara bisikan tersebut secara tiba-tiba dengan tidak menentu kapan pasien
mendengar suara bisikan tersebut. Apabila mendengar suara bisikan tersebut pasien
hanya menghiraukan, namun apabila suara tersebut sudah terlalu berisik bagi
pasien, maka pasien akan merasa terganggu sehingga pasien mengamuk. Pasien
mengaku terakhir mendengar suara tersebut ketika pasien dibawa ke RSJD Amino.
Selain mengeluhkan mendengar suara bisikan, pasien juga memiliki riwayat cemas
yang berlebih.
b. Jenis Halusinasi
Visual - Taktil -
Auditorik √ Haptik -
Olfatorik - Kinestik -
Gustatorik - Autoskopi -
2. Ilusi
a. Pasien tidak merasakan adanya ilusi
b. Jenis Ilusi
Visual - Taktil -
Auditorik - Gustatorik -
Olfatorik - -
3. Isi Pikir
a. Sejak 4 hari sebelum masuk rumh sakit pasien merasa tidak bisa tidur dan keluhan
mendengar suara bisikan memberat. Pasien merasa ada tetangga yang selalu
berkomentar tentang pasien dan keluarga. Pasien merasa sudah tidak berguna bagi
orang lain dan merasa belum bisa membahagiakan kedua orang tua.
b. Jenis
Thought of echo - Waham kebesaran -
Thought of insertion - Wahan berdosa -
Thought of withdrawl - Waham kejar -
Thought of broadcasting - Waham curiga √
Over value ideas - Waham magic mistic -
Delusion of control √ Fobia -
Delusion passivity - Obsesif kompulsif -
Delusion perception - Miskin isi pikir -
3. Daya Ingat
a. Segera : Baik. Pasien mampu mengulangi kata yang diucapkan
oleh pemeriksa.
b. Jangka Pendek : Baik. Pasien ingat makanan yang dimakannya disiang hari
c. Jangka Panjang : Baik. Pasien ingat tanggal lahirnya
4. Konsentrasi : Baik. Perhitungan pasien baik
5. Perhatian : Baik, Pasien memperhatikan dengan seksama dan menatap
ke arah pemeriksa ketika diberikan instruksi
6. Kemampuan Visiospasial : Baik. Pasien mampu mampu menggambar bentuk jam dan
angka dengan benar dan untuk menentukan pukul waktu
sesuai instruksi pemeriksa
7. Kemampuan Baca Tulis : Baik. Pasien dapat membaca dan menulis sesuai instruksi
pemeriksa
8. Pikiran Abstrak : Baik. Mengerti persamaan dan perbedaan antara apel dan
jeruk
9. Pengendalian Impuls : Pengamatan dan verbal pasien baik. Saat ini pasien tidak
berpotensi membahayakan dirinya sendiri maupun orang
lain
10. Reabilitas : Baik, dapat dipercaya
11. Tilikan : Derajat 5. Pasien menyadari penyakit dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakit, namun tidak
menerapkan dalam perilaku praktis (tilikan intelektual)
3 PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital
a. TD : 122/83 mmHg
b. Nadi : 68 x/menit
c. Nafas : 21 x/menit
4. Kepala dan leher : Normocepal, nyeri tekan -, massa –, pembesaran KGB -
Mata : Refleks cahaya +/+, diameter pupil 3/3mm, isokor +/+
Telinga : Nyeri tekan -/-, discharge -/-
Hidung : Hipertrofi konka -/-, corpus alienum -/-, sekret -/-, dbn
Tenggorokan : Hiperemis -/-, T1/T1, detritus -/-
5. Thorax Inspeksi : Bentuk dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
6. Abdomen Inspeksi : Datar, simetris
Auskultasi : Normoperistaltic
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar
7. Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik.
B. STATUS NEUROLOGI
1. GCS : E4M6V5
2. Motorik : 5/5
3. Sensorik : ++/++
4. Refleks fisiologis : ++/++
5. Refleks Patologis : --/--
6. Nervus Craniales : Dalam batas normal
7. Rangsang Kaku Kuduk :(-)
4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
5 FORMULASI DIAGNOSIS
a. Aksis I:
Sejak tahun 2014 pasien mengeluhkan merasa cemas dan mendengar bisikan suara
yang pasien dengar melalui telinga, isi suara tersebut terkadang tidak menentu namun
terkadang memerintah pasien agar pesimis dalam menjalani hidupnya. Selain mendengar
suara pasien juga mengeluhkan tidak mau makan dan tidak bisa tidur karena selalu
mendengar suara bisikan yang membuat pasien semakin banyak pikiran. Pasien merasa
gerakan badannya seperti dikontrol dari luar. Pasien merasa terdapat tetangga yang selalu
mengawasi dan mengomentari pasien. Pasien merasa putus asa dan tidak berguna bagi diri
sendiri dan keluarganya. Pasien mengalami perasaan seperti itu karena pasien merupakan
anak bungsu dan memiliki dua kakak yang sudah berkeluarga dan orangtua pasien yang
sudah sepuh, dengan kondisi tersebut pasien merasa pasien harus bisa menjaga kedua
orangtua dan belum bisa membahagiakan kedua orang tua pasien sehingga pasien merasa
sangat tertekan sehingga pasien melakukan pengobatan rawat jalan di klinik Garuda. Pada
saat perawatan dirumah, pasien merasa kondisi pasien sudah membaik, suara bisikan yang
didengar oleh pasien sudah mulai berkurag dan pasien dapat beraktivitas seperti semula.
Namun pada saat akhir pandemi (akhir 2019) pasien sudah tidak rutin kontrol sehinga
pasien sudah tidak rutin minum obat.
Dari hasil pemeriksaan status mental, kesan penampilan memakai pakaian
seragam berwarna biru tua RSJD Amino, tampak rapi dan bersih. Sesuai dengan usia,
dengan kesadaran psikiatri jernih dan kesadaran sensorium komposmentis tingkah laku
pasien normoaktif dan berkoordinasi. Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif, terdapat
mood euthyme dengan afek yang serasi. Kualitas pembicaraan dari segi volume normal,
kualitas cukup dengan artikulasi yang jelas. Terdapat gangguan persepsi yaitu halusinasi
auditorik, bentuk pikir yang realistik dengan arus pikir yang koheren. Terdapat gangguan
isi pikir yakni “thought of echo”. Pasien memiliki orientasi yang baik, daya ingat yang
baik, konsentrasi baik, perhatian baik dan cukup diamat oleh pemeriksa, kemampuan baca
tulis baik, pikiran abstrak baik dan pengendalian impuls serta reabilitas masih baik. Tilikan
pada pasien ialah derajat 6.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien digolongkan dalam
gangguan jiwa menurut PPDGJ III karena ditemukan adanya kriteria halusinasi dan atau
waham yang menonjol. Maka hal tersebut tidak memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia
katatonik, residual, dan skizofrenia tak terinci. Namun hal tersebut memenuhi kriteria
skizofrenia paranoid (F20.0) menurut PPDGJ III.
F20 Skizofrenia
Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
(dan biasanya 2 gejala atau lebih bila gejala- gejala itu
kurang tajam atau kurang jelas) :
(a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras),
dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda; atau
- “thought insertion or withdrawal” = isi pikiran
yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- “thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar
keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
b. Aksis II : tidak adanya gangguan diagnosis gangguan kepribadian dan retardasi mental
Berdasarkan anamnesis dapat disimpulkan pasien tidak ada kecenderungan memiliki
gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa. Dapat disimpulkan pula pasien tidak
mengalami retardasi mental.
6 DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 skizofrenia paranoid
DD :
Aksis II : Z03.2 tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada (none)
Aksis IV : masalah berkaitan dengan keluarga
Aksis V
7 TERAPI
Farmakoterapi :
RUMAH SAKIT JIWA
RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Jawa Tengah
KHUSUS RAWAT INAP
SIP :1712xxx
Pro : Tn. TA
Umur : 40 Tahun
Alamat : Genuk
No.RM : xxxx
Non Farmakologi :
- Menjelaskan diagnosis atau penyakit yang diderita pasien kepada pasien dan keluarga
pasien.
- Menyadarkan pasien bahwa pasien sakit gangguan jiwa sehingga harus meminum obat
secara rutin
- Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya rutin minum obat walaupun pasien
merasa sudah sehat
- Menjelaskan terapi yang diberikan: cara meminum obat, efek samping obat, dan lama
pemberian obat.
- Menjelaskan bahwa proses perawatan di rumah sakit jiwa bertujuan agar gejala – gejala
yang timbul segera berkurang dan membaik.
- Memberitahu cara untuk mengendalika gejala (emosi): menghindari hal-hal yang dapat
memicu timbulnya gejala dengan cara ibadah, isi waktu luang dengan mengerjakan hal
yang positif (membaca buku, lakukan hal-hal yang disukai/hobi, menonton televisi, tidur)
dan lain-lain.
- Hindari atau lawan jika timbulnya gejala (suara bisikan)
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien harus memiliki semangat hidup dan keinginan
kuat untuk sembuh, sehingga dapat mempunyai masa depan yang lebih bagus
8 PROGNOSIS
Baik Buruk
Onset Akut √ Onset Kronik
Faktor Pencetus Jelas √ Faktor Pencetus Tidak Jelas
Pendukung Sosial yang Baik √ Pendukung Sosial yang Buruk
Gejala Positif Menonjol √ Gejala Negatif Menonjol
Riwayat Premorbid Baik √ Riwayat Premorbid Buruk
Menikah Tidak Menikah √
Psikoseksual yang Baik √ Psikoseksual Buruk
Status Ekonomi Baik √ Status Ekonomi Kurang
Tidak Ada Kekambuhan Ada Kekambuhan √
Faktor Genetik Tidak Ada √ Faktor Genetik Ada