Oleh :
Bima Ghovaroliy
030.10.056
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status perkawinan : Menikah
Bangsa/Suku : Indonesia/Jawa
Alamat : Balaraja, Banten
Dokter yang merawat : dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
Masuk RS tanggal : Sabtu, 22 Juli 2017
Ruang perawatan : R. Bangsal Merak
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga
II.RIWAYAT PSIKIARTIK
Autoanamnesis :
Tanggal 26 Juli 2017 pukul 11.00 WIB, di Bangsal Elang 1 Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Tanggal 31 Juli 2017 pukul 10.00 WIB, di Bangsal Merak Rumah
Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis :
Tanggal 31 Juli 2017, pukul 15.00 WIB dilakukan alloanamnesis
dengan ibu dan adik pasien (tinggal bersama dan mengurus pasien) via
telepon.
.
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh bapak, ibu dan adiknya ke IGD RSJSH
karena mengamuk tanpa alas an sejak 3 hari SMRS
2009-2010
Bercerai dengan istri ke 3, mulai menggunakan heximer
2013.
2015 - 2017
3 bulan setelah berhenti minum obat, pasien kembali mengamuk, sulit tidur,
halusinasi + dirawat di RSJ.
Pulang dari RSJ, rutin mengkonsumsi obat, rawat jalan selama > 1 thn gejala
sisa terkadang susah tidur. berhenti minum obat karena lemas dan mudah
ngantuk
Juli 2017 mengamuk tiba-tiba, telanjang, halusinasi +, susah tidur dan makan,
dibawa ke RSJ.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan formal hingga tamat SMA. Pasien
mengatakan bahwa ia sering membolos dengan teman-temannya, baik
saat SD maupun SMA. Pada saat SMP tidak bisa bolos karena di
pesantren. Pasien tidak pernah tinggal kelas.menikah.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien pertama kali bekerja pada tahun 2005 sebagai karyawan
pabrik. Pasien bekerja selama setahun kemudian berhenti karena
kontrak habis. Pasien kemudian menganggur selama 4 bulan kemudian
bekerja kembali pada tahun 2007 sebagai karyawan pabrik kayu
selama 1 tahun hingga kontrak habis pada tahun 2008. Setelah itu
pasien menganggur selama setahun. Pada tahun 2009 pasien kembali
bekerja di pabrik elektronik selama setahun hingga kontrak habis.
Selanjutnya pasien wiraswasta sebagai pedagang asongan di terminal
dan supir angkot hingga tahun 2012. Pada tahun 2012 pasien bekerja
sebagai surveyor bank selama setahun hingga dirawat di RSJ pada
tahun 2013. Setelah dirawat di RSJ pertama kali hingga sekarang,
pasien belum memiliki pekerjaan lagi
6. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah. Pasien sholat 5 waktu
dan rajin sholat sunnah. Pasien sering berzikir, baik di rumah ataupun
saat berziarah di makam para ulama. Pasien dapat berzikir seharian
hingga lupa tidur dan makan.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien Pasien sudah pernah menikah sebanyak lima kali dan memiliki
dua orang anak. Pasien pertama kali menikah pada tahun 2005 dan
dikaruniai satu orang anak perempuan dari istri pertama. Pasien
bercerai dengan istri pertama pada tahun 2006. Pasien kemudian
menikah dengan istri kedua tahun 2007 dan bercerai pada tahun 2008
tanpa dikaruniai anak. Kemudian pasien menikah dengan istri ketiga
pada tahun 2008 dan bercerai pada tahun 2009 tanpa dikaruniai anak.
Pasien sempat menduda selama lima tahun hingga pada tahun 2014
menikah dengan istri keempat, namun bercerai pada tahun 2015.
Pasien menikah dengan istri kelima pada tahun 2016 hingga sekarang
dan sudah dikaruniai satu orang anak laki-laki berusia 4 bulan.
Menurut keterangan pasien, istrinya menerima kondisi kesehatan
pasien dan merawat pasien dengan sabar hingga mencari kerja sampai
kondisi pasien dapat bekerja kembali
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien : Serumah
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Euthym
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) halusinasi visual. Halusinasi auditorik
2. Ilusi : (-) Tidak ada
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Cukup ide
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : ibadah dan berziarah ke makam ulama
b. Waham : kejaran (+)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
B. Pengendalian Impuls
Baik (Saat diwawancarai, pasien tampak sopan dan bersahabat).
C. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Terganggu
Uji Daya Nilai
Terganggu
Daya Nilai Realita
Terganggu (Terdapat halusinasi auditorik dan waham kejar)
D. Tilikan
Derajat V (Pasien memahami dirinya sedang sakit dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan sakitnya, namun tidak diterapkan dalam perilaku
praktisnya).
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,8 oC
Pernafasan : 19x/menit
Status Generalis
Kepala : Normosefal, rambut hitam, distribusi rambut merata
Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum -/-, sekret -/-
Telinga : Normotia, membran timpani intak, nyeri tekan tragus -/-
Mulut : Kelembaban mukosa DBN, sianosis (-), trismus (-)
Lidah : Dalam batas normal
Gigi Geligi : Dalam batas normal
Uvula : Letak ditengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1, tenang, hiperemis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar KGB dan tiroid.
Paru : Bentuk dada normal, simetris, retraksi (-)
Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, Supel, NT (-), BU (+), normal
Ekstremitas : Akral hangat, deformitas (-), edema (-), CRT < 2 detik
Genitalia : Tidak diperiksa (Tidak ada indikasi)
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal, efloresensi (-)
Status Neurologis
Saraf kranial : Dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Dalam batas normal
Sensorik : Dalam batas normal
Fungsi Luhur : Baik
Gangguan Khusus : Tidak ada
Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot DBN,
resting tremor (-), distonia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
VI. RESUME
Tn. R, laki-laki berusia 32 tahun dibawa oleh ibu dan adik pertamanya ke IGD
RSSH dengan keluhan mengamuk tanpa alasan jelas sejak 3 hari SMRS. Keluhan
disertai sulit
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Diagnosis Aksis 1
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan
kedalam :
Gangguan kejiwaan karena adanya :
Gejala klinis yang bermakna berupa perubahan perilaku (mengamuk),
persepsi (halusinasi auditorik), pikiran, perasaan (disforik).
Disabilitas : hendaya dalam fungsi sosial. Pasien menjadi sulit
berkonsentrasi apabila sedang melakukan pekerjaan.
Distress / penderitaan : pasien mengaku merasa terganggu dengan
pikiran bahwa ayahnya menularkan sifat kemalasan kepadanya hingga
ia bermalas-malasan juga dan tidak mempunyai pekerjaan yang pasti,
juga kesulitan untuk mengalihkan pemakaian zat.
1. Termasuk F1 karena :
F0 tersingkir karena berdasarkan anamnesis tidak ada gangguan
medik umum (ada riwayat cedera kepala sebelum gejala timbul,
namun sudah 13 tahun yang lalu dan tidak kenapa-kenapa). Pada
pemeriksaan fisik saat ini tidak ditemukan kelainan neurologis.
F1 belum dapat disingkirkan karena pasien mengatakan bahwa
tanpa ciu yang dicampur dengan heksimer, ia tidak akan merasakan
halusinasi hingga mengamuk.
F20.0 juga belum dapat disingkirkan karena :
Termasuk gangguan psikotik karena ada hendaya dalam menilai
realita.
Memenuhi kriteria umum skizofrenia.
a) Terdapat halusinasi (halusinasi auditorik).
b) Terdapat gejala-gejala negatif seperti, penarikan diri dari
lingkungan sosial, dan hilangnya minat atau semangat.
c) Gejala sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan.
d) Adanya perubahan konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (hilangnya
minat, penarikan sosial, sikap larut dalam diri sendiri).
Diagnosis Aksis II
Perlu eksplorasi lebih lanjut pada pasien.
Diagnosis Aksis IV
Masalah dengan keluarga : Ada (Pasien sering kesal dengan ayahnya)
Masalah dengan lingkungan sosial : Tumbuh di tempat dengan lingkungan
rentan penyalahgunaan zat
Masalah pendidikan : Ada (Pasien dikeluarkan saat SMP karena sering
bolos)
Masalah ekonomi : Tidak ada
Masalah pekerjaan : Ada (Pasien tidak mempunyai pekerjaan yang pasti,
serta lingkungan kerja yang kurang kondusif & beban kerja yang berat)
Akses ke pelayanan kesehatan : Tidak ada
Masalah psikoseksual : Ada (Pacar pasien yang sudah dianggap cinta sejati
olehnya, memutuskan hubungan karena adanya pria idaman lain, yang
hingga kini masih dipikirkan oleh pasien)
Diagnosis Aksis V
- GAF Current : 70-61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
- GAF Sewaktu Masuk : 40-31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
- GAF HLPY : 90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih
dari masalah harian biasa.
2. Psikofarmaka
Risperidon 2x2 mg p.o
Pasien diberikan antipsikotik golongan atipikal untuk mengatasi gejala
positif (halusinasi) dan negatifnya (menarik diri) dimulai dari dosis terendah
yakni 2x1 mg p.o yang dinaikkan tiap 3 hari hingga dosis efektif. Efek
samping timbulnya sindrom ekstrapiramidal juga lebih kecil dari obat
antipsikosis tipikal.
Lorazepam (Ativan)
Untuk mengatasi gelisah agar lebih tenang.
4. Psikoterapi
Psikoterapi suportif kepada pasien :
Menunjukan empati dan sikap optimistik
Bantu pasien identifikasi dan mengekspresikan emosinya dan
membantu untuk mengungkapkan seluruh permasalahannya (ventilasi)
Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat penting
untuk menghilangkan halusinasinya
Mengajarkan cara distraksi halusinasi yang dialami oleh pasien
Memberikan reward jika pasien mampu mengikuti kegiatan terapi
dengan baik.
Memotivasi abstinensi, menggambarkan konsekuensi dari minum
minuman beralkohol dan membahas bagaimana membentuk gaya
hidup bebas alkohol.
XI. PROGNOSIS
ad vitam : Dubia ad Bonam (tidak ada tanda gangguan mental
organik, tetapi ada keinginan untuk bunuh diri maupun
menyakiti orang lain)
ad functionam : Dubia ad Bonam (pasien masih mampu untuk melakukan
pekerjaan sehari-hari, terlebih bila pasien mau untuk
meminum obat tepat waktu).
ad sanactionam : Dubia ad Bonam (awitan muda, pasien tidak memiliki
pekerjaan yang pasti, tilikan yang buruk, namun sistem
pendukung baik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Faktor yang Memperingan :
Masih adanya dukungan dari keluarga serta tetangga untuk merawat
pasien.
Ketersediaan biaya