Anda di halaman 1dari 24

STATUS KASUS PSIKIATRI

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA


RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO

Pembimbing :
dr. Rihadini, Sp. KJ
Oleh :
Muhammad Giffar Ramadhan
122810088

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2023
STATUS KASUS PSIKIATRI
KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JIWA
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Pembimbing Klinis : dr. Rihadini, Sp.KJ


dr. Sri Woroasih, Sp.KJ
dr. Hesti Anggriani, Sp.KJ,
MM dr. Linda Kartika Sari,
Sp.KJ
dr. Siti Badriyah, Sp.KJ, M.Kes
dr. Muflihatunnaimah, M.Kes,
Sp.KJ dr. Witrie Sutaty MR, Sp.KJ

Institusi Pendidikan : Universitas Diponegoro


Universitas Sultan Agung
Universitas Abdurrab
Universitas Swadaya Gunung Jati
Universitas Kristen Indonesia
Universitas Muhammadiyah Semarang
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Nama : Muhammad Giffar Ramadhan


NIM : 122810088
Periode Kepaniteraan Klinik : 16 Oktober – 11 November 2022

1
I. PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
A. IDENTITAS
Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 39 tahun
Tempat, tanggal lahir : Demak, 07 September 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ds. Morodemak
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah Cerai
Suku : Jawa
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Pemeriksaan : 07 November 2023
Nomor RM : 00XXXX

2
B. KELUHAN .UTAMA
a. Autoanamnesis : Sering berbicara sendiri, seing mondar-mandir
dan marah-marah
b. Alloanamnesis :-
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Seorang perempuan bernama Ny. S berusia 39 tahun dibawa
keluarganya ke RSJD dr. Amino Gundohutomo dikarenakan sering berbicara
sendiri, sering mondar-mandir dan marah-marah. Awal mulanya pasien
mengatakan pekerjaannya sehari-hari membantu ibunya. Adik pasien bekerja
diluar kota. Ayah pasien sudah meninggal sejak lama. Pasien sudah bercerai
dengan mantan suaminya, dan anak kandung pasien dibawa bersama mantan
suaminya sejak tahun 2013. Pasien mengaku stres karena mengingat kejadian
perceraiannya dan kepergian ayahnya. Pasien juga selalu merasa teman-
temannya membicarakan dia. Makan, minum dan mandi masih mau sendiri
dan pasien selalu memanfaatkan waktu luang dengan membantu ibunya.(GAF
70)
Pada tahun 2013, pasien mengatakan harus bercerai dengan suaminya.
Anak kandung pasien dibawa oleh mantan suaminya. Pasien mengatakan hal
ini menambah beban pikiran pasien. Setelah kejadian peristiwa tersebut,
sekitar bulan April tahun 2021 keluarga mengatakan pasien mulai mengalami
perubahan perilaku, seperti pasien lebih mudah tersinggung bila lawan
bicaranya sulit di ajak mengobrol. (GAF 70)
Pada awal tahun 2023 sekitar bulan januari pasien kembali mengalami
perubahan perilaku, gejala yang sudah ada seperti lebih mudah tersinggung,
lebih suka menyendiri dan sering melamun, dan sering marah-marah tanpa
sebab, Tapi tidak sampai memukul orang dan membanting barang, gejala
masih ringan dan cenderung muncul sesekali, untuk tidur masih bisa seperti
biasa. Pasien mengatakan selalu teringat kejadian perceraiaan dengan mantan

3
suaminya dan mengingat kepergian ayahnya. Makan, minum dan mandi harus
diingatkan keluarga pasien. (GAF 40)
Pada awal bulan Oktober 2023 pasien mengatakan lebih sering
menyendiri dikamarnya. Pasien sudah jarang bersosialisasi dengan teman-
teman sekitar rumahnya. Makan, minum, dan mandi harus diingatkan oleh
keluarga pasien. Pasien mengatakan suka kesal kepada adiknya karena
adiknya selalu menasehati pasien. Pasien mengatakan adik pasien bekerja
diluar kota dan hanya pulang satu bulan sekali. Pasien sering berbicara sendiri
dikamarnya. Pasien juga mengaku suka mendengar adanya bisikan-bisikan
yang tidak jelas, pasien tidak mengetahui betul apa yang dibisikan, tetapi
pasien mengatakan seperti ada suara manusia tapi tidak jelas dirasakan hilang
timbul. (GAF 40)
Hingga puncaknya pada 2 minggu SMRS Oktober 2023, keluhan
semakin parah dan semakin menjadi, pasien masih mengalami keluhan serupa
bahkan lebih parah, pasien mengatakan sering marah-marah dan sampai
pernah memukul ibunya. Makan, minum dan mandi sudah tidak mau, Hingga
akhirnya keluarga pasien bingung dan memutuskan untuk membawa pasien ke
IGD RSJD Amino Gondohutomo. (GAF 20)

KURVA GAF (GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING SCALE)

4
80 GAF

70

60

50

40

30

20

10

GAF

5
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Riwayat Psikiatri
Baru pertama pertama kali sakit, pada awalnya pasien berobat jalan di
poli jiwa RSDJ dr Amino Gondohutomo, karena pasien mengatakan
stres akibat perceraian dengan suaminya. Dan meninggalnya ayahnya.
Karena akhir-akhir ini pasien sering marah marah sampai menyakiti
ibunya akhirnya pasien dibawakan ke IGD RSDJ dr Amino
Gondohutomo.
2. Riwayat Medis Umum
1. Riwayat Hipertensi : Disangkal
2. Riwayat DM : Disangkal
3. Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
4. Riwayat Asma : Disangkal
5. Riwayat Kejang : Disangkal
6. Riwayat Trauma Kepala : Disangkal
7. Riwayat Penyakit Lainnya : Disangkal
3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Lainnya
1. Riwayat Penggunaan NAPZA : Disangkal
2. Riwayat konsumsi alkohol : Disangkal
3. Riwayat merokok : Disangkal
E. RIWAYAT PENYAKIT PRAMORBID
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak pertama dari kedua bersaudara
kandung. Selama kehamilan, ibu pasien tidak memiliki masalah
kesehatan maupun kejiwaan, pasien dilahirkan secara normal.
2. Masa Anak Awal (0-3 tahun)
Keseharian pasien diasuh oleh orang tuanya. Pasien
mengaku tidak ada kebiasaan menghisap jempol dan tidak ada perilaku
menonjol dan berbeda dari kebiasaan anak-anak seusianya.

6
3. Masa Anak Pertengahan (3-7 tahun)
Pasien dapat bergaul dengan anak seusianya dan memiliki
beberapa teman dekat di masa sekolahnya. Pasien tidak pernah terlibat
dalam masalah dengan teman sebaya maupun guru di sekolah. Pasien
dapat mengikuti tata tertib di sekolahnya. Tidak mengalami
perundungan
4. Masa Anak Akhir – Remaja (7-18 tahun)
Pasien mandiri dan mengatur kegiatannya sendiri, interaksi
dengan keluarga baik. Pasien tidak pernah memiliki konflik terhadap
teman pasien maupun dengan lingkungan rumah.
5. Riwayat Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai tingkat SD, pasien tidak memiliki
riwayat permasalahan disekolah, seperti suka bolos atau berkelahi
dengan temannya.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sejak menikah.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien mengaku pernah menikah dan cerai pada tahun 2013.
Pasien mempunyai 1 anak laki-laki dan sekarang anaknya
bersama mantan suami pasien.
d. Riwayat Keagamaan
Pasien mengaku bahwa dirinya beragama islam.
e. Riwayat Kemiliteran
Pasien tidak pernah memiliki riwayat terlibat masalah
kemiliteran.
f. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah memiliki riwayat keterlibatan dengan hukum.
g. Riwayat Aktivitas Sosial

7
Pasien mengakui hubungan dengan keluarganya kurang baik. Pasien
kurang bersosialisasi dengan teman-temannya. Pasien pernah
mempunyai suami dan anak lalu cerai sejak tahun 2010..
h. Situasi Hidup Sekarang
Pasien tinggal di rumah bersama ibunya. Hubungan dengan
keluarga kurang baik. Sempat mengalami berkeluarga namun
bercerai.
i. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara
kandung. Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
pasien. Tidak ada keluarga dengan riwayat penyalahgunaan
alkohol.

Keterangan
: Laki-laki : Pasien

: Perempuan

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Dilakukan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo ruang 1 Arimbi RSJD Amino
Gondohutomo hari Selasa, 07 November 2023 pukul 16.00 WIB.
A. GAMBARAN UMUM

8
1. Penampilan
Seorang perempuan berusia 39 tahun dengan penampilan sesuai usia,
kerapian dan kebersihan cukup. Menggunakan baju RSJD Dr.Amino
Gundohutomo berwarna pink dan celana pink.
2. Kesadaran Psikiatri
Jernih
3. Kesadaran Sensorium
Compos mentis
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Tingkah laku
Hiperaktif - Tidak Berkoordinasi -
Hipoaktif - Stereotipi -
Normoaktif √ Manireren -
Stupor - Ambivalensi -
Gelisah - Gerakan Autochton -
Gerakan Automatis - Gerakan Impulsif -
Agresif - Gerakan Kompulsif -
Echopraksia - Poriomania -
Berkoordinasi -

b. Sikap
Apatis - Berubah-ubah -
Kooperatif √ Tenang -
Negativisme - Pasif -
Dependent - Aktif -
Infantil - Bermusuhan -
Rigid - Katalepsi -
Indifferent - Flexibilitas Serea -

9
Curiga -

c. Sikap terhadap pemeriksa


Kooperatif
d. Kontak psikis
Ada, wajar dan dapat dipertahankan
B. MOOD DAN AFEK
1. Mood
Disforik - Poikilothymi -
Euthyme - Parathymi -
Hypothyme √ Tension -
Hiperthyme - Cemas -
2. Afek
Serasi √ Datar -
Tidak Serasi - Tumpul -
Terbatas - Labil -
Protocol wawancara (mood)
DM : mba, bagaimana perasaannya akhir-akhir ini?
P : akhir-akhir ini saya merasa sedih
Kesimpulan : didapatkan mood hypothyme
C. PEMBICARAAN
1. Kualitas : Artikulasi jelas, volume cukup, kecepatan spontan
normal, intonasi cukup
2. Kuantitas : Cukup

D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik
2. Ilusi : Tidak ada

10
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
Protokol wawancara (halusinasi visual)
DM : Apakah mba pernah melihat sesuatu yang orang lain
ga bisa lihat tidak?
P : tidak pernah melihat
Kesimpulan : tidak terdapat halusinasi visual
Protokol wawancara (halusinasi auditorik)
DM : Apakah mba pernah mendengar suara aneh tidak?
Seperti ada bisikan,atau berdenging, atau suara ramai di telinga?
P : dengar seperti suara orang, tapi tidak jelas
DM : untuk suara orangnya bagaimana? Apa seperti orang
sedang mengobrol? Atau seperti ada orang yang menyuruh?
P : saya tidak tahu
DM : sudah berapa lama keluhan ada suara aneh di telinga?
P : keluhan muncul sudah sejak 1 bulan
DM : keluhannya timbul terus menerus atau hilang timbul?
P : hilang timbul
DM : untuk sekarang bagaimana suaranya? Apakah masih
muncul?
P : sekarang sedang tidak ada,
DM : kapan terakhir muncul?
P : sekitar dua minggu yang lalu
Kesimpulan : terdapat halusinasi auditorik akuasma (menurut
PPDGJ III ini termasuk gejala kurang tajam/ kurang jelas untuk
diagnosis skizofrenia)
Protokol wawancara (halusinasi olfaktori)
DM : apakah mba pernah mencium bau yang tidak ada
sumbernya?

11
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat halusinasi olfaktori
Protokol wawancara (halusinasi gustatorik)
DM : apakah mba merasa pengecapannya merasa aneh?
P : Tidak
Kesimpulan : tidak terdapat halusinasi gustatorik
Protokol wawancara (halusinasi taktil)
DM : apakah mba pernah merasa seperti ada yang merayap
tubuh padahal tidak ada apa-apa?
P : Tidak
Kesimpulan : tidak terdapat halusinasi taktil
Protokol wawancara (Ilusi visual)
DM : mba pernah ngga salah melihat suatu benda tiba-tiba
benda tersebut berubah bentuk? Seperti tali menjadi ular?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat ilusi visual
Protokol wawancara (Ilusi auditorik)
DM : mba, pernah tidak tiba-tiba mendengar suara kucing
tiba-tiba menjadi berubah suara lain?
P : tidak
Kesimpulan : tidak terdapat ilusi auditorik
Protokol wawancara (ilusi olfaktorik)
DM : mba pernah tidak tiba-tiba merasa makanan manis
berubah menjadi asin?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat Ilusi olfaktorik
Protokol wawancara (Depersonalisasi)
DM : mba pernah tidak, merasa bingung mbanya siapa?
Terus apakah pernah merasa ada ditubuh orang lain?

12
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat depersonalisasi
Protokol wawancara (Derealisasi)
DM : mba pernah tidak, merasa kaya di tempat lain padahal
sebenarnya sedang berada di rumah?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat derealisasi
E. GANGGUAN PROSES PIKIR
1. Bentuk pikir : Non realistik
2. Arus pikir :
Flight of idea - Sirkumstansial -
Retardasi - Tangensial -
Asosiasi longgar - Perservasi -
Asosiasi bunyi - Neologisme -
Koheren √ Verbigerasi -
Blocking - Lancar -
3. Isi pikir :
Thought of echo - Waham kebesaran -
Thought of insertion - Waham berdosa -
Thought of withdrawal - Waham persekutorik -
Thought of broadcasting √ Waham rujukan -
Over value idea - Waham magic mistic -
Delusion of control - Fobia -
Delusion of reference - Obsesif kompulsif -
Delusion perception - Miskin isi pikir -
Protokol wawancara (thought of echo)
DM : mba, pernah merasa kalau pikirannya bergema terus
menerus?
P : tidak pernah

13
Kesimpulan : tidak terdapat thought of echo
Protokol wawwancara (thought of insertion)
DM : mba, pernah tidak merasa ada sesuatu yang
memasuki pikiran?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat adanya thought of insertion
Protokol wawancara (thought of withdrawl)
DM : pernah merasa kalau pikirannya ditarik keluar?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat thought of withdrawl
Protokol wawancara (thought of broadcasting)
DM : pernah tidak merasa orang lain tahu pikiran mba?
P : iya, saya merasa khawatir orang lain mengetahui isi
pikiran saya
DM : sejak kapan itu?
P : 1 bulan yang lalu
DM : terus-menerus atau hilang timbul?
P : saya merasa sesekali saja
Kesimpulan : terdapat thought of broadcasting (menurut PPDGJ III
ini merupakan gejala yang amat jelas untuk diagnosis skizofrenia)
protokol wawancara (delusion of control)
DM : mba pernah merasa tubuhnya dikendalikan?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat delusion of control
Protokol wawancara ( delusion of influence)
DM : mba pernah merasa ada yang nyuruh tapi tidak ada
orangnya?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat delusion of influence

14
Protokol wawancara (waham kebesaran)
DM : mba pernah tidak merasa punya kekuatan berbeda
dari orang lain?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat waham kebesaran
Protokol wawancara (waham kejar)
DM : mba, pernah tidak merasa ada yang menejar tetapi
orangnya tidak ada?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat waham kejar
Protokol wawancara ( waham curiga)
DM : mba pernah tidak merasa curiga berlebihan terhadap
orang lain?
P : tidak pernah
Kesimpulan : tidak terdapat waham curiga
III. SENSORIUM DAN KOGNITIF
1. Kesadaran : Jernih
2. Orientasi
a) Tempat : Baik, pasien tahu sekarang di rumah sakit jiwa
b) Waktu : Baik, pasien tahu sekarang jam berapa
c) Personal : Baik, pasien tahu sedang di periksa oleh siapa
d) Situasional : Baik, pasien tahu suasana tidak terlalu ramai
3. Daya ingat
a) Segera : Baik, pasien mengingat kalimat yang
sebelumnya disebutkan.
b) Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat bulan kemarin
c) Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat tempat tanggal
lahir
4. Konsentrasi : Baik, pasien dapat mengurutkan hari

15
5. Perhatian : Baik, pasien tidak mudah teralihkan
perhatiannya
6. Membaca dan menulis : Baik, pasien dapat menulis dan membaca
7. Kemampuasn visuo-spasial : Baik, pasien dapat menggambar pohon
8. Pikiran abstrak : Baik, pasien dapat membedakan bola dan
jeruk
9. Daya nilai : Baik, pasien mengatakan jiwa pasien
menemukan dompet jatuh dipinggir jalan pasien akan mengembalikan
kepada pemiliknya.
10. Tilikan : Tilikan derajat 6 Pasien menyadari bahwa
dirinya sedang sakit dan mau meminum obat.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
Pemeriksaan fisik umum

1. Kesadaran umum : Kompos mentis


2. Tanda vital
 Tek. Darah :120/80 mmHg
 Nadi : 98 x/menit
 Suhu : 36.60C
 Pernafasan : 20 x/menit

3. Kulit : Tidak dilakukan


4. Kepala : Tidak dilakukan
5. Mata : Tidak dilakukan
6. Telinga : Tidak dilakukan
7. Hidung : Tidak dilakukan
8. Tenggorokan : Tidak dilakukan
9. Leher : Tidak dilakukan

16
10. Thorax : Tidak dilakukan
11. Abdomen : Tidak dilakukan
12. Ekstremitas : Tidak dilakukan

B. STATUS NEUROLOGIS
Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Lab darah lengkap : dalam batas normal
b. EKG : dalam batas normal

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Pasien Ny. S berusia 39 tahun, dibawa keluarganya ke IGD RSJD dr
Amino Gondohutomo provinsi Jawa Tengah dengan keluhan marah-
marah, berbicaran sendiri, dan sering mondar-mandir
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental, pasien didapatkan :
a. Halusinasi auditorik yang dibuktikan dengan pasien merasa
telinganya terdapat suara-suara aneh, tidak jelas yang hilang
timbul. (menurut PPDGJ III ini termasuk gejala kurang tajam/
kurang jelas untuk diagnosis skizofrenia)
b. Though of broadcasting yang dibuktikan pasien merasa khawatir
jika orang lain mengetahui isi pikirannya. (menurut PPDGJ III ini
merupakan gejala yang amat jelas untuk diagnosis skizofrenia)
c. Menurut keluarga pasien sering ,menyendiri, berbicara sendiri,
dan terkadang marah-marah. Bahkan sampai pernah memukul
ibunya.
d. Pasien memiliki riwayat sering ada masalah dengan keluarganya
dan bercerai dengan mantan suaminya.
e. Perilaku pasien jarang bersosialisasi, sering dikamar (menarik
diri), sulit tidur, makan dan mandi harus disuruh.

17
f. Riwayat penggunaan NAPZA, alkohol dan nikotin disangkal oleh
pasien, sehingga diagnosis gangguan jiwa akibat penggunaan
alkohol dan zat psikoaktif lainnya dapat disingkirkan.
g. Riwayat kejang, tumor otak, trauma kepala, gula darah tinggi dan
penyakit ginjal disangkal, sehingga diagnosis gangguan mental
organic dapat disingkirkan.
h. Hasil pemeriksaan status mental :
- Mood : Hypothyme
- Afek : serasi
- Pembicaraan : pasien dapat berbicara dengan lancar,
artikulasi baik, kecepatan normal, intonasi cukup, kuantitas
cukup
- Gangguan persepsi : halusinasi auditorik (+)
- Gangguan proses pikir : bentuk pikir (non realistik), arus
pikir (koheren), isi pikir (thought of broadcasting)
- Sensorium dan kognitif : baik, Tilikan 6
Sehingga sesuai PPDGJ III dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
status mental, kasus ini digolongkan dalam gangguan jiwa menurut
PPDGJ III, pasien dapat didiagnosis F20.3 Skizofrenia tak terinci
(undifferentiated) karena memenuhi kriteria diagnosis
- Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
-Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,
hebefrenik dan katatonik
-Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi
pasca skizofrenia

18
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F20.3 Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)
Axis II : Z03.2 tidak ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis medis umum
Axis IV : Stresor masalah “primary support group” (keluarga)
Axis V : GAF
1 Tahun yang lalu : 70
Saat masuk RS : 20
Mutakhir : 60
VIII. TERAPI
Farmakoterapi
RUMAH SAKIT JIWA
RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Jawa Tengah
KHUSUS RAWAT INAP

Tanggal : 07 November 2023


Nama Dokter : dr. Giffar

SIP :1228xxx

R/ Risperidone tab 2 mg No. X


∫ 2 dd tab 1

19
Pro : Ny. S
Umur : 39 Tahun
Alamat : Demak

No.RM : xxxx

Risperidon merupakan antipsikosis atipikal atau antipsikosis golongan


II. Antipsikosis golongan II merupakan golongan obat yang memiliki efek
untuk mengurangi gejala negatif maupun positif Jika dibandingkan dengan
antipsikosis golongan I, risperidon merupakan lini pertama untuk obat
antipsikotik, risperidon mempunyai efektivitas yang lebih baik dalam
mengontrol gejala positif dan negatif, efek samping risperidon lebih rendah
dari pada efek samping obat yang lainnya, afinitas terhadap reseptor D2,
serotonin 5 HT2 reseptor. Reseptor alfa adrenergik histamin H2 dan D1
risperidon lebih tinggih dibandingkan atipikal yang lainnya.
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah bahaya pada pasien,
mengontrol perilaku pasien, dan untuk mengurangi gejala psikotik pada
pasien seperti agitasi, agresif, negatif simptom, positif simptom, serta gejala
afek.

Mekanisme kerja obat


Obat ini mempunyai afinitas tinggi terhadap reseptor serotonin (5HT2)
dan aktivitas menengah terhadap reseptor dopamin (D2), α1 dan α2
adrenergik, serta histamin. Sindrom psikosis berkaitan dengan aktivitas
neurotransmitter Dopamine yang mengikat (hiperreaktivitas sistem
dopaminergik sentral), obat ini dapat memblokade Dopamine pada reseptor
pascasinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonis). Dengan demikian obat ini
efektif baik untuk gejala positif (halusinasi, waham, disorganisasi

20
pembicaraan) maupun gejala negatif (upaya pasien yang menarik diri dari
lingkungan). Risperidon dimetabolisme di hati dan diekskresi di urin. Dengan
demikian perlu diadakan pengawasan terhadap fungsi hati. Secara umum
risperidon ditoleransi dengan baik.

Efek samping Obat


 Sedasi dan inhibisi psikomotor
 Gangguan otonomik
 Gangguan ekstrapiramidal
 Gangguan endokrin
Sedasi, gangguan otonomik dan gangguan ekstrapiramidal. Efek samping
tersebut sangat minimal pada obat risperidon dibandingkan obat antipsikosis
tipikal dan atipikal yang lain. Dosis anjurannya adalah 2-6 mg/hari, sediaan
tab 1 mg, 2 mg , 3 mg. Merk dagangnya yaitu: risperdal, rizodal, neripros.
Non Farmakologi
- Menjelaskan diagnosis atau penyakit yang diderita pasien kepada pasien
dan keluarga pasien.
- Menyadarkan pasien bahwa pasien sakit gangguan jiwa sehingga harus
meminum obat secara rutin
- Menjelaskan kepada pasien mengenai pentingnya rutin minum obat
walaupun pasien merasa sudah sehat
- Menjelaskan terapi yang diberikan: cara meminum obat, efek samping
obat, dan lama pemberian obat.
- Menjelaskan bahwa proses perawatan di rumah sakit jiwa bertujuan agar
gejala – gejala yang timbul segera berkurang dan membaik.
- Memberitahu cara untuk mengendalika gejala (emosi): menghindari hal-
hal yang dapat memicu timbulnya gejala dengan cara ibadah, isi waktu
luang dengan mengerjakan hal yang positif (membaca buku, lakukan hal-
hal yang disukai/hobi, menonton televisi, tidur) dan lain-lain.

21
- Hindari atau lawan jika timbulnya gejala (suara bisikan)
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien harus memiliki semangat hidup
dan keinginan kuat untuk sembuh, sehingga dapat mempunyai masa
depan yang lebih bagus

IX. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam (tidak ada gangguan mental
organic dan tanda vital dalam batas normal, pasien dapat membaik apabila
patuh menjalani terapi yang diberikan)
- Quo ad functionam : dubia ad bonam (pasien bisa membaik jika
terapi farmakoterapi dan non-farmakoterapi dilakukan dengan baik)
- Quo ad sanamtionam : dubia ad bonam ( pasien dapat sembuh jika
melakukan terapi dengan baik)

22
Daftar Pustaka

1. Maslim Rusdi DR, dr. Sp.KJ M.kes, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Cetakan ketiga; Jakarta 2019.
2. Sadock Benjamin, Sadock Virginia. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi
kedua. Jakarta;2020.
3. Kusuma Wardani. Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran UI, Edisi
Ketiga; penerbit FK UI, Jakarta 2016.

23

Anda mungkin juga menyukai