Anda di halaman 1dari 50

Naskah Ujian Kasus Geriatri Kamis, 26 Desember 2019

Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik Berdasarkan Comprehensive Geriatric Assessment


pada Pasien dengan Neuroendokrin Tumor Paru stadium IV dengan Metastasis
intracranial, Efusi Pleura Sinistra, Cancer Pain, Hemiparese Dextra ec Space
Occupying Lesion ec Metastasis, Low Endurance Kardiorespirasi, Risiko jatuh tinggi,
Hipertensi, dan Penurunan Kualitas Hidup

Oleh:
dr. Astri Kusuma Dewi

Penguji:
dr. Wanarani Alwin, SpKFR-K
dr. Melinda Harini, SpKFR

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN FISIK & REHABILITASI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
2019
2

DAFTAR ISI

1. IDENTITAS 2
2. ANAMNESIS 2
3. ANALISIS FUNGSIONAL 11
4. PEMERIKSAAN STATUS FUNGSIONAL ADL BARTHEL 12
5. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN USIA LANJUT DI RAWAT
INAP 16
6. PENILAIAN FATIGUE SEVERITY SCALE DAN FRAILTY 17
7. RIWAYAT ASUPAN MAKANAN 19
8. ASUHAN GIZI KEPERAWATAN20
9. PENAPISAN DEPRESI 22
10. PENGKAJIAN RISIKO LUKA (SKALA NORTON) 23
11. PENGKAJIAN STATUS MENTAL (MMSE) 23
12. PENGKAJIAN EQ-5D 25
13. ANAMNESIS SISTEM 27
14. PEMERIKSAAN FISIK 28
15. PEMERIKSAAN PENUNJANG 34
16. RESUME 35
17. DIAGNOSIS MEDIS 35
18. DIAGNOSIS ICF 37
19. MASALAH REHABILITASI 38
20. PROGNOSIS 38
21. TUJUAN 39
22. PENGKAJIAN MASALAH REHABILITASI MEDIK 40
23. RENCANA PEMULANGAN 50
24. KERANGKA MASALAH 45
25. ANALISA KASUS 46
26. FOLLOW UP 48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................51

Universitas Indonesia
3

1. IDENTITAS
Nama : Tn. H M
No.RekamMedis : 4420593
Jeniskelamin :Laki-laki
Tanggallahir : 24 Maret 1954
Umur : 65tahun
Statusperkawinan : Menikah
Jumlahanak : 3 orang (3 perempuan)
Jumlahcucu : Tidak ada
Alamat : Tangerang
Sukubangsa :Jawa
Agama :Islam
Pendidikanformal : SMP
Pekerjaan : Pensiunan
Pelakurawat : Anak dan istri
Masuk IGD RSCM : 4 November 2019
Masuk Rawat Gedung A Lantai8 :5 November 2019
Pembiayaan : BPJS Kesehatan

2. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan pasien, anak, istri pasien, serta rekam
medis pada tanggal 20 November 2019.
2.1 Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kanan 10 hari SMRS.
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada 26 Oktober 2019, pasien merasakan kelemahan pada tangan dan kaki
kanan. Pasien bisa mengangkat tangan tapi terasa lemah, kaki kanan tidak bisa
diangkat oleh pasien, kaki sedikit bergerak kanan kiri dikasur. Pasien menjadi
tidak bisa berjalan. Mobilisasi menggunakan kursi roda. Keluhan awalnya
dirasakan lemas, tapi makin lama makin terasa berat sehingga pasien tidak bisa
menggerakkan kakinya. Lalu pasien dibawa ke RSCM pada tanggal 4

Universitas Indonesia
4

November 2019.
Pasien terdiagnosis PPOK sejak tahun 2017. Keluhan sesak memberat sejak
Juli 2019. Sesak dirasakan terus menerus. Sesak tidak dipengaruhi posisi , atau
aktivitas. Pasien terkadang mengeluh nyeri dada kiri sampai dengan perut sisi
kiri. Pasien berobat ke RS Sari Asih dikatakan penyakit paru obstruksi, namun
terdapat kecurigaan nodul paru. Tidak ada demam dan tidak ada batuk darah.
Pasien merasakan berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan, dan nafsu makan
menurun. Tidak ada bengkak pada kaki. Batuk jarang, dengan tidak ada
riwayat batuk darah. Lalu pasien melakukan pemeriksaan gene expert hasilnya
negatif, pemeriksaan ronsen dada didapatkan atelektasis paru kiri atas, dan
pleuritis kiri. Hasil CT scan pada 16 Juli 2019 mengatakan adanya
perselubungan pada paru kiri atas, sehingga menekan saluran nafas pasien.
Pada Juli 2019 dilakukan pungsi cairan, tetapi yang keluar hanya sedikit.
Kemudian dilakukan biopsi paru, tanggal 21 Oktober 2019 didapatkan hasil
positif tumor ganas dengan condong neuroendokrin carcinoma. Hasil
pemeriksaan CT kepala didapatkan terdapat metastasis ke otak. Tidak terdapat
keluhan pandangan ganda, atau pandangan menjadi buram.

Saat masa perawatan pasien mengeluhkan nyeri dada kiri terus menerus, tidak
berubah saat perubahan posisi, terasa lebih nyeri saat menarik nafas. Skala
nyeri yang dirasakan pasien VAS 4-5. Pasien diberikan morphine, lalu nyeri
dada berkurang. Pasien juga mengeluhkan tidak buang air besar selama 1
minggu. Pasien merasa perut terasa begah dan nyeri pada perut tengah bawah.
Pasien mendapatkan terapi Whole Brain Radio Therapy selama 10x.

Saat ini pasien diperbolehkan pulang, dan akan menjalani rawat jalan. Saat
rawat jalan onkologi radiasi, dilaporkan setelah whole brain radio terapi kaki
pasien masih terasa lemas, dan tidak ada perubahan. Pasien disarankan untuk
memulai kemoterapi.

Pasien bisa proses duduk mandiri, mandi dengan posisi duduk, makan sendiri
dengan tangan kiri. Memakai baju dibantu sebagian, memakai celana dibantu

Universitas Indonesia
5

sebagian oleh istri atau anaknya. Pasien berharap dapat kembali berjalan, dan
dapat melakukan aktivitas rumah dan bisa ke masjid.

2.3 Riwayat Penyakit Dahulu


- Pasien terdiagnosis PPOK sejak tahun 2017. Rutin mengkonsumsi obat
seretide, spiriva, dan combivent.
- Riwayat hipertensi, mengkonsumsi obat teratur, saat ini tekanan darah
terkontrol.
- Tidak ada riwayat gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Riwayat diabetes mellitus, asma, alergi, stroke, TBC disangkal.

2.4 Riwayat Alergi dan Pemakaian obat-obatan


Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan ataupun makanan
tertentu.
2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga mengalami hipertensi
- Terdapat riwayat keganasan pada ibu pasien, yaitu kanker kolon.
2.6 Riwayat Kebiasaan
- Pasien merokok sejak usia 30 tahun. Dalam sehari dapat menghabiskan 1
bungkus rokok.

2.7 Riwayat Psikososioekonomi


- Status ekonomi
Pasien merupakan pensiunan TNI AD, sejak usia 58 tahun. Sampai saat
ini pasien masih mendapatkan dana pensiun yang merupakan penghasilan
utama pasien saat ini sebesar Rp 3.000.000,- per bulan. Selain itu, anak
pasien juga memberikan uang tambahan untuk pasien dan istri pasien
sebesar Rp 500.000,- per bulan. Sampai saat ini kebutuhan sehari-hari
pasien dan istri pasien dapat terpenuhi dengan dana pensiun dan uang
tambahan dari anak pasien. Pengeluaran per bulan kurang lebih Rp
2.000.000,- per bulan. Saat ini pasien sudah tidak memiliki tanggungan

Universitas Indonesia
6

untuk dibiayai karena ketiga anak pasien sudah hidup


mandiri.Pembiayaan kesehatan saat ini ditanggung BPJS.

- Aktivitas sosial
Sejak pasien pensiun, pasien lebih banyak menghabiskan waktu di
lingkungan tempat tinggal pasien. Pasien sering berinteraksi dengan
tetangga yang merupakan teman-teman pasien dengan mengobrol, ibadah
bersama di mesjid dekat tempat tinggal pasien. Kadang kala pasien
bermain bulu tangkis dan catur bersama. Pasien sering ke pasar dekat
tempat tinggal pasein dengan berjalan kaki dan kadang kala mengendarai
motor.
Sejak bulan Juli 2019, pasien sehari-hari lebih banyak menghabiskan
waktu hanya dirumah, berkebun, dan beribadah ke mesjid dekat rumah,
berisitirahat dan menonton TV. Pasien masih dapat beraktivitas di luar
rumah seperti berbelanja ke pasar dan pasien masih dapat mengendarai
motor secara mandiri namun aktivitas ini sudah berkurang. Pasien juga
masih berinteraksi dengan teman-temannya di lingkungan tempat tinggal
pasien dan hanya mengobrol, terkadang bermain catur.

- Kondisi psikologis
Saat minggu awal perawatan pasien berada dalam fase anger. Pasien
belum menerima kondisinya. Pasien cenderung sering marah ke keluarga,
dan menjadi tidak sabar.
Setelah 3 minggu perawatan, pasien cenderung bisa menerima keadaan.
Pasien mau bergerak dan duduk mandiri, dan melakukan aktivitas dasar
mandiri. Dari assessmen TS Psikiatri dikatakan tidak terdapat gangguan
psikopatologis (Axis II).

- Aktivitas pasien dalam 24 jam sebelum sakit (Oktober 2019)


05.00 Bangun tidur (1 METs)
05.00 – 06.00 Sholat Subuh, mandi (2 METs)
06.00 – 06.30 Jalan-jalan sekitar rumah (3,5 METs)

Universitas Indonesia
7

06.30 – 07.30 Sarapan pagi (1,5 METs)


07.30 – 10.00 Belanja ke pasar, bersosialisasi dengan teman dan
bermain bulu tangkis (5,5 METs)
10.00 – 12.00 Nonton TV (1 METs)
12.00 – 13.00 Makan siang (2 METs)
13.00 – 16.00 Tidur siang (0,9 METs)
16.30 – 17.30 Nonton TV (1 METs)
17.30 – 18.00 Makan malam (2 METs)
18.00 – 19.00 Sholat Magrib (2 METs)
19.00 – 20.30 Mengobrol dengan keluarga (2 METs)
20.30 – 05.00 Tidur (0,9 METs)
Rentang AKS adalah 0,9 – 5,5 METs

- Aktivitas pasien dalam 24 jam saat perawatan November 2019


05.00 Bangun tidur (1 METs)
05.00 – 06.00 Sholat Subuh (posisi duduk, 1 METs)
06.00 – 06.30 Mandi ( 1 METs)
06.30 – 07.30 Tidur (0,9 METs)
07.30 – 08.00 Sarapan pagi (dibantu caregiver 50%, 1 METs)
08.00 – 10.00 Istirahat (1 METs)
10.00 – 12.00 Tidur (0,9 METs)
12.00 – 13.00 Makan siang (dibantu caregiver 50%, 1 METs)
13.00 – 15.00 Tidur siang (0,9 METs)
15.00 – 17.00 Istirahat (1 METs)
17.00 – 18.00 Makan malam (dibantu caregiver 50%, 1 METs)
18.00 – 18.30 Sholat Magrib (posisi duduk, 1 METs)
18.30 – 20.00 Istirahat (1 METs)
20.00 – 05.00 Tidur (0,9 METs)
Rentang AKS 0,9 – 1METs

- Kondisi keluarga

Universitas Indonesia
8

Pasien memiliki 3 orang anak perempuan. Istri pasien hanya bertugas


mengurus rumah tangga dan merawat pasien. Saat ini, 2 anak pasien
sudah berkeluarga, dan ketiganya sudah bekerja mandiri. Pasien tinggal
bersama istri dan anak ketiga pasien. Istri pasien merupakan caregiver
utama pasien dan dibantu oleh anak ke-3.
Anak ke-1 pasien tinggal bersebelahan rumahnya dengan pasien. Anak
ke-1 tinggal bersama suami dan anaknya yang baru lahir. Sehingga anak
pertama memiliki waktu lebih sedikit dalam mengurus pasien.
Anak ke-2 pasien sudah menikah, dan memiliki 2 orang anak. Anak ke-2
tinggal di Bogor. Karena lokasi yang jauh, anak ke- 2 hanya saat akhir
minggu mengunjungi pasien.
Anak ke-3 pasien bekerja sebagai bidan di puskesmas Tangerang. Jadwal
kerja berdasarkan shift jaga dan bisa mengatur waktu jaga. Anak ke-3
pasien dapat membantu pasien dan istri pasien bila dibutuhkan.

- Genogram

Tabel 1.Pelaku Rawat dan Hubungan dengan Pasien


Nama Usia Hubungan Keterangan
Data pelaku rawat yang tinggal serumah dengan rumah pasien
Ny. H 62 th Istri Tinggal bersama dengan pasien, membantu
menyiapkan makanan dan kebutuhan pasien
selama sakit. Istri pasien tidak memiliki
pengetahuan medis yang dapat menunjang

Universitas Indonesia
9

perawatan pasien. Istri pasien yang selalu


menemani dan merawat pasien. Saat ini tidak ada
masalah kesehatan yang menghambat sebagai
pelaku rawat
NY. Y 30 th Anak Tinggal bersama pasien, bekerja sebagai bidan.
ketiga Mengerti medis. Bekerja berdasarkan shift jaga.
Bisa mengatur jaga sesuai kebutuhan pasien.
Data pelaku rawat yang tidak tinggal serumah dengan pasien dan membantu
perawatan
Ny. A 35 tahun Anak Bekerja sebagai karyawan kantor.Saat ini sedang
pertama memiliki bayi. Tinggal bersebelahan dengan
pasien. Dapat membantu pasien saat dibutuhkan.
Ny. H 33 tahun Anak Ibu rumah tangga tinggal di bogor. Setiap akhir
kedua minggu selalu mengunjungi pasien dengan
membawa kedua anaknya.
- Analisis rumah
Pasien tinggal di rumah wilayah Tangerang. Kawasan rumah kompleks,
dapat dilewati oleh kendaraan 1 arah. Rumah pasien berada tepat di
pinggir jalan. Rumah pasien sudah dilunasi dan menjadi hak milik
pasien. Rumah pasien terdapat 2 lantai. Ruangan rumah pasien cukup
besar sehingga ada akses untuk kursi roda. Tempat tinggal pasien terbuat
dari tembok semen, atap dari semen, lantai dari keramik. Ukuran lebar
pintu tempat tinggal pasien 80 cm. Luas tempat tinggal5 x 6 meter yang
terdiri atas 1 ruang tidur sekaligus ruang keluarga, 1 kamar mandi, dapur
dan area teras jemuran. Tempat tidur pasien berukuran 1,8 x 2 meter
berada di ruang tidur. Terdapat beberapa lemari berukuran besar dengan
ukuran lemari terbesar 1,5 x 0,5 m. Kamar mandi berada di sisi kiri dari
pintu masuk, terdapat 1 ember besar berisi air dan WC duduk. Pasien
menggunakan WC duduk dibantu oleh istri. Tidak ada handrail pada WC.
Ruang dapur kesan rapih dan bersih, Penerangan cukup dan terdapat
jendela yang cukup besar dikamar pasien, dan di ruang tamu sehingga
cahaya matahari dan ventilasi cukup. Sumber listrik dari PLN. Kamar
mandi beralaskan ubin dengan warna gelap dan penerangan cukup, lantai
licin, terdapat tong penampungan air dengan sumber dari air PAM, WC

Universitas Indonesia
10

duduk, pasien bisa juga berpegangan pada wastafel. Tidak ada keset anti-
slip ataupun hand rail pada dinding.

Gambar 1. Denah Rumah Pasien

Gambar 2. Kondisi Tempat Tinggal pasien

Universitas Indonesia
11

3. ANALISIS FUNGSIONAL
Waktu 2017
Klinis Penyakit :  Pasien mengalami sesak nafas, terasa hilang timbul
bila berjalan cepat. Keluhan pasien terkontrol dengan
obat.
 Pasien masih dapat beraktivitas
Status Fungsional :  AKS mandiri (tidak terdapat ketergantungan)
 IADL 7
 Analisis aktivitas dalam 24 jam:
- 50% melakukan aktivitas 1 METs
- 30% melakukan aktivitas 1,5 – 2 METs
- 20% melakukan aktivitas3,5 – 5,5 METs
Waktu Oktober 2019
Klinis Penyakit :  Pasien sesak nafas mulai memberat
 Kaki dan tangan kanan terasa lemah, kaki kanan tidak
dapat digerakkan
Perubahan Status :  AKS Barthel Index13 (ketergantungan ringan)
Fungsional  IADL 3,
 Analisis aktivitas dalam 24 jam:
- 60% melakukan aktivitas 1 METs
- 30% melakukan aktivitas 1,5 – 2 METs
- 10% melakukan aktivitas 2 – 3,5 METs
Waktu : Saat perawatan April 2019
Klinis Penyakit :  Kaki kanan tidak bisa digerakkan, tangan kanan terasa
lemah
 Pasien mengalami sesak napas, dan nyeri dada
 Pusing saat berubah posisi dari berbaring ke duduk
Perubahan Status :  Mobilisasi berbaring – duduk dengan bantuan minimal
Fungsional  AKS Barthel Index 10 (ketergantungan sedang)
 Analisis aktivitas dalam 24 jam:
- 80 % melakukan aktivitas 1 METs

4. PEMERIKSAAN STATUS FUNGSIONAL ADL BARTHEL


No Fungsi Skor Keterangan
1. Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali(1x/minggu)
2 Terkendali teratur
2. Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali atau pakai kateter
BAK 1 Kadang tak terkendali (hanya 1x/24jam)
2 Mandiri
3. Membersihkan diri (seka 0 Butuh pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, sikat 1 Mandiri
gigi)
4. Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lain

Universitas Indonesia
12

masuk, dan keluar 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan, tetapi


(melepaskan, memakai dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang
celana, membersihkan, lain
menyiram) 2 Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan
2 Mandiri
6. Berubah posisi dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7. Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri
8. Memakai baju 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2 Mandiri
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri

Indeks ADL Barthel


Saat sakit Saat Saat Saat pulang
Sebelum
Fungsi/jenis kegiatan (Oktober masuk perawatan perawatan
sakit
2019) RSCM 5/11/2019 20/11/2019
Mengendalikan
rangsang pembuangan 2 2 2 2 2
tinja
Mengendalikan
2 2 2 2 2
rangsang berkemih
Membersihkan diri 1 1 0 1 1
Menggunakan jamban 2 2 0 0 1
Makan 2 2 0 2 2
Berubah sikap dari
3 2 0 2 2
berbaring ke duduk
Berpindah/berjalan 3 1 0 0 1
Memakai baju 2 1 0 1 2
Naik turun tangga 2 0 0 0 0
Mandi 1 0 0 0 0
Total 20 13 4 10 13
Keterangan:
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantunganringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang

Universitas Indonesia
13

5–8 : Ketergantunganberat
0-4 : Ketergantungan total

SKOR INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING


1. Kemampuan menggunakan telepon
a. Menggunakan telepon atas inisiatif sendiri, mampu mencari 1
dan memencet nomor telepon
b. Mampu memencet beberapa nomor telepon yang diketahui 1
c. Hanya bisa menjawab telepon tapi tidak mampu memencet
nomor telepon 1
d. Sama sekali tidak menggunakan telepon 0
2. Berbelanja
a. Mampu menangani semua kebutuhan belanja secara mandiri 1
b. Mampu berbelanja sendiri untuk barang-barang kecil 0
c. Perlu ditemani setiap kali berbelanja 0
d. Sama sekali tidak bisa berbelanja
0
3. Menyiapkan makanan
a. Merencanakan, menyiapkan/memasak, dan menyajikan makanan
secara mandiri 1
b. Menyiapkan/ memasak makanan jika bahannya sudah disediakan 0
c. Memanaskan, menyajikan, dan menyiapkan makanan namun tidak
memenuhi kebutuhan yang cukup 0
d. Perlu bantuan menyiapkan/ memasak dan menyajikan makanan 0
4. Urusan Rumah Tangga
a. Memelihara rumah sendiri atau sekali-sekali perlu bantuan untuk
pekerjaan yang berat 1
b. Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti 1
mencuci piring dan merapihkan tempat tidur
c. Melakukan pekerjaan rumah tangga ringan namun kurang baik/
tidak bersih 1
d. Bantuan untuk semua pekerjaan rumah tangga 1
e. Sama sekali tidak mampu melakukan pekerjaan rumah tangga 0

Universitas Indonesia
14

5. Mencuci pakaian
a. Mampu mencuci pakaian sendiri 1
b. Mampu mencuci pakaian-pakaian yang ringan 1
c. Kegiatan mencuci pakaian dilakukan oleh orang lain 0
6. Penggunaan Transportasi
a. Dapat berpergian dengan menggunakan kendaraan umum 1
atau menyetir sendiri
b. Dapat berpergian dengan taksi, bajaj, atau ojeg namun tidak 1
dengan kendaraan umum
c. Dapat berpergian dengan kendaraan umum jika ditemani 1
d. Berpergian hanya bisa dengan taxi atau mobil sendiri
dengan ditemani 0
e. Sama sekali tidak mampu berpergian 0
7. Tanggung jawab terhadap obat sendiri
a. Mampu bertanggung jawab terhadap minum obat dengan dosis 1
dan waktu yang tepat
b. Mampu bertanggung jawab terhadap obat jika telah disiapkan 1
c. Tidak mampu minum obat sendiri 0
8. Mampu mengatur keuangan
a. Mampu mengatur masalah keuangan sendiri (merencanakan, 1
membuat catatan, membayar tagihan, dll)
b. Mampu mengatur belanja sehari-hari, namun perlu
bantuan dalam hal perbankan, dll 1
c. Tidak mampu mengatur keuangan sendiri 0
Total nilai 2
*) Skor total antara 0 – 8.
Skor total yang semakin rendah menandakan semakin tinggi tingkat ketergantungan.

Saat sakit Saat Saat pulang


Komponen Sebelum Saat masuk
(Oktober perawatan perawatan
IADL sakit RSCM
2019) 3/4/2019 16/4/2019
Menggunakan A-1 D-0 D-0 0 A-1
telepon
Berbelanja A-1 D- 0 D- 0 0 B-0
Menyiapkan A- 1 D- 0 D- 0 0 C- 0

Universitas Indonesia
15

makanan
Urusan rumah A-1 E–0 E–0 0 B–0
tangga
Mencuci C-0 C–0 C-0 0 C–0
pakaian
Penggunaan A-1 D–0 D-0 0 C–0
transportasi
Tanggung A-1 C–0 C-0 0 A–1
jawab terhadap
obat
Mengatur A-1 C–0 C-0 0 B–0
keuangan
Total 7 0 0 Tidak 2
dilakukan
Keterangan: Skor total antara 1-8. Skor total yang semakin rendah menandakan
semakin tinggi tingkat ketergantungan.

5. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN USIA LANJUT DI RAWAT INAP

NO RISIKO SKALA PASIEN


1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, 4 4
berayun)
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3 3
3 Kebingungan setiap saat (contoh: pasien yang 3 0
mengalami demensia)
4 Nokturia/Inkontinen 3 0
5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang 2 0
mengalami delirium/Acute confusional state)
6 Kelemahan umum 2 2
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, 2 2
sedatif, antipsikotik, laksatif, vasodilator,
antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 2 bulan terakhir 2 0
9 Osteoporosis 1 0
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1 0
11 Usia 70 tahun ke atas 1 0
Jumlah 11
Tingkat risiko :
- Risiko rendah bila skor 1-3  Lakukan intervensi risiko rendah
- Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan intervensi risiko tinggi

Falls Efficacy Scale – International

Universitas Indonesia
16

No. Kegiatan Tidak Agak Khawatir Sangat


Khawatir Khawatir Khawati
r
1. Membersihkan rumah (contoh: menyapu, √
mengelap debu)
2. Memakai, mengganti, atau melepas √
pakaian
3. Memasak makanan yang mudah √
sederhana
4. Mandi √
5. Berbelanja √
6. Duduk atau berdiri dari kursi √
7. Naik atau turun tangga √
8. Berjalan-jalan di sekitar rumah √
9. Meraih sesuatu yang berada di atas kepala √
atau di lantai/tanah
10. Menjawab telepon sebelum dering telepon √
berhenti
11. Berjalan di atas permukaan yang licin atau √
basah
12. Pergi mengunjungi teman atau saudara √
13. Berjalan di keramaian di antara orang √
banyak
14. Berjalan di permukaan yang tidak rata (di √
jalan berbatu, trotoar yang banyak
berlubang)
15. Berjalan di jalan yang menurun atau √
mendaki
16. Pergi menghadiri kegiatan sosial (kegiatan √
keagamaan, pertemuan keluarga, atau
pertemuan perkumpulan)
Jumlah masing-masing kolom 2x1 = 2 - 7x3 = 21 4x7 =28
Total 51
Skor:
- Nilai 16-19: rasa takut jatuh ringan
- Nilai 20-27: rasa takut jatuh sedang
- Nilai 28-64: rasa takut jatuh berat

Pasien memiliki risiko tinggi untuk jatuh dengan faktor risiko sebagai berikut:
A. Faktor risiko internal jatuh pada pasien iniadalah:
1. Kelemahan ekstremitas kanan
2. Kelemahan umum
B. Faktor risiko eksternal jatuh pada pasien iniadalah:
1. Polifarmasi (>4obat)
2. Lingkungan rumah:
• Kamar mandi licin, tidak terdapat keset antislip

Universitas Indonesia
17

• Tidak terdapat handrail di kamar mandi

6. PENILAIAN FATIGUE SEVERITY SCALE DAN FRAILTY

Total skor: 39
Skor total > 36 = fatigue

FRAIL Scale
- Fatigue (“are you fatigue?”) Yes
- Resistance (“can you climb one flight of stairs?”) No
- Ambulation (“can you walk one block?”) No
- Illness (greater than 5) Yes
- Loss of Weight (greater than 5%) Yes
Robust : 0 points
Pre-frail : 1 – 2 points
Frail : 3 – 5 points
Skor : 3 (frail)

Universitas Indonesia
18

Kuesioner Frailty Index – 40


FI-40 index: 14.5/40 = 0.3 (frail)

7. RIWAYAT ASUPAN MAKANAN


Kebutuhan gizi berdasarkan rumus Harris-Benedict untuk laki-laki:
BEE = 74,5 + (13,7 x BB kg) + (5 x TB cm) – (6,8 x usia)
= 74,5 + (13,7 x 74,5 kg) + (5 x 170 cm) – (6,8 x 71)
= 1.462,35 kkal/hari
Faktor koreksi untuk tingkat stress sedang = BEE x 1,5 = 2.193,525 kkal/hari

Sebelum dirawat di rumah sakit (Oktober 2019)


Pasien mengatakan bahwa selera makan pasien tidak mengalami penurunan.
Pasien biasanya sarapan pagi dengan makan bubur ayam, terkadang nasi uduk
dengan telur dadar dan sayur. Untuk makan siang dan makan malam, pasien
biasanya makan nasi putih, telur/daging/tempe dan sayur. Pasien juga

Universitas Indonesia
19

mengatakan rutin makan buah setiap hari. Pasien mampu makan sendiri tanpa
perlu dibantu. Minum rata-rata 1200 ml/hari. Rerata asupan gizi selama di
rumah sebelum sakit 1377 kkal/hari.
Sarapan pagi : Nasi uduk (260 kkal) + telur (93 kkal) + sayur (60 kkal)
: 413 kkal
Makan siang : Nasi putih (204 kkal) + daging (288 kkal) + sayur (60 kkal)
: 552 kkal
Makan malam : Nasi putih (204 kkal) + telur (93 kkal) + sayur (60 kkal)
: 357 kkal
Selingan : Buah papaya (55 kkal)

8. ASUHAN GIZI KEPERAWATAN


BB 74,5 kg, TB 170 cm, IMT 25,7 kg/m2 (Normal)
Lingkar lengan atas: 30 cm, Lingkar betis: 35 cm

Selama perawatan di RSCM, pasien makan secara oral. Rencana target


pemberian diet sekitar 2100 kkal/hari dengan protein 74 gram. Total kalori yang
diberikan minimal dengan capaian 1700 kkal (80%),protein yang diberikan 60
gram.Diet diberikan dalam bentuk nasi putih / nasi tim denganprotein nabati dan
hewani / lauk cincang. Frekuensi 3 kali makan utama, 2 kali selingan.

Status Nutrisi (Mini Nutritional Assessment [MNA])


BB : 74,5 kg TB: 170 cm
PENAPISAN (SCREENING) PENGKAJIAN (ASSESSMENT)
A. Apakah ada penurunan asupan makanan dalam G. Hidup mandiri, tidak tergantung orang lain (bukan di
jangka waktu 3 bulan oleh karena kehilangan rumah sakit / panti werdha)
nafsu makan, masalah pencernaan, kesulitan 0= tidak1 = ya
menelan, atau mengunyah?
0 = nafsu makan yang sangat berkurang H. Minum obat lebih dari 3 macam dalam 1 hari
1 = nafsu makan sedikit berkurang (sedang) 0 = ya 1 = tidak
2 = nafsu makan biasa saja
I. Terdapat ulkus dekubitus/ luka tekan atau luka di kulit
B. Penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir: 0 = ya 1 = tidak
0 = penurunan berat badan lebih dari 3 kg
1 = tidak tahu J. Berapa kali pasien makan lengkap dalam 1 hari ?
2 = penurunan berat badan 1 – 3 kg 0 = 1 kali 1 = 2 kali2 = 3 kali
3 = tidak ada penurunan berat badan

Universitas Indonesia
20

K. Konsumsi BM tertentu yg diketahui sebagai BM


C. Mobilitas sumber protein (asupan protein)
0 = harus berbaring di tempat tidur atau  Sedikitnya 1 penukar dari produk susu (susu,
menggunakan kursi roda keju, yogurt) per hari (Ya/ Tidak)
1 = bisa keluar dari tempat tidur / kursi roda,  Dua penukar atau lebih dari kacang-kacangan
tetapi tidak bisa ke luar rumah. Atau telur per minggu (Ya/ Tidak)
2 = bisa keluar rumah  Daging, ikan, atau unggas tiap hari (Ya/ Tidak)
0,0 = jika 0 atau 1 pertanyaan jawabannya ‘ya’
D. Menderita stres psikologis / penyakit akut 0,5 = jika 2 pertanyaan jawabannya ‘ya’
dalam 3 bulan terakhir? 1,0 = jika 3 pertanyaan jawabannya ‘ya’
0 = ya2 = tidak

L. Adakah mengonsumsi 2 penukar atau lebih buah


E. Masalah neuropsikologis atau sayuran per hari?
0 = demensia berat atau depresi berat 0 = Tidak 1 = Ya
1 = demensia ringan
2 = tidak ada masalah psikologis M. Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu,…) yang
diminum setiap hari ?
F. Indeks massa tubuh (IMT) (berat badan dalam 0,0 = kurang dari 3 gelas
2
kg/tinggi badan dalam m ) 0,5 = 3 sampai 5 gelas
0 = IMT < 19 1 = IMT 19 - < 21 1,0 = lebih dari 5 gelas
2 = IMT 21 - < 23 3 = IMT 23 atau lebih

N. Cara makan
TOTAL: 0 = tidak dapat makan tanpa bantuan
 Skor PENAPISAN (subtotal maksimum 14 1 = makan sendiri dengan sedikit kesulitan
poin) 2 = dapat makan sendiri tanpa masalah
 Skor ≥12 normal, tidak berisiko  tak
perlu melengkapi form pengkajian O. Pandangan pasien terhadap status gizinya
 Skor ≤11 kemungkinan malnutrisi  0 = merasa dirinya kekurangan makan/ kurang gizi
lanjutkan pengkajian 1 = tidak dapat menilai/ tidak yakin akan status
gizinya
2 = merasa tidak ada masalah dengan status gizinya

P. Dibandingkan dengan orang lain yang seumur,


bagaimana pasien melihat status kesehatannya ?
0,0 = tidak sebaik mereka
0,5 = tidak tahu
1,0 = sama baik
2,0 = lebih baik

Universitas Indonesia
21

R. Lingkar Lengan atas (LLA) dalam cm


0,0 = LLA < 21 0,5 = LLA 21 – < 22
1,0 = LLA ≥ 22
S. Lingkar betis (LB) dalam cm
0 = LB < 311 = LB ≥ 31

Skor PENGKAJIAN (maksimum 16 poin) :12,5


Skor PENAPISAN:12  normal, tidak berisiko
PENILAIAN TOTAL (maksimum 30 poin): 24,5gizi baik

SKOR INDIKATOR MALNUTRISI


> 24 : Gizi baik
17 sampai 23,5 poin : berisiko malnutrisi
kurang dari 17 poin : malnutrisi

9. PENAPISAN DEPRESI
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? YA TIDAK
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau YA TIDAK
kesenangan anda ?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? YA TIDAK
4. Apakah anda sering merasa bosan ? YA TIDAK
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat ? YA TIDAK
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ? YA TIDAK
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ? YA TIDAK
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? YA TIDAK
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan YA TIDAK
mengerjakan sesuatu hal yang baru ?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat YA TIDAK
anda dibandingkan kebanyakan orang ?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan ? YA TIDAK
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ? YA TIDAK
13. Apakah anda merasa penuh semangat ? YA TIDAK
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? YA TIDAK
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari anda ? YA TIDAK
SKOR: 2 (kemungkinan kecil depresi)
Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal.
Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.
Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi.
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi.

Universitas Indonesia
22

10. PENGKAJIAN RISIKO LUKA (SKALA NORTON)


Penilaian 4 3 2 1
Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat buruk
Status Mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Jalan dengan Di tempat
Aktivitas Jalan sendiri Kursi roda
bantuan tidur
Bebas Tidak mampu
Mobilitas Agak terbatas Sangat terbatas
bergerak bergerak
Kadang-kadang Selalu Inkontinensia
Inkontinensia Kontinen
inkontinensia urin inkontinensia urin urin et alvi
Total skor: 15
16-20 : tidak ada risiko terjadi luka dekubitus
12-15 : rentan terjadi luka dekubitus
< 12 : risiko tinggi terjadi luka decubitus

11. PENGKAJIAN STATUS MENTAL (MMSE)


NILAI MAKS NILAI PERNYATAAN
ORIENTASI
5 ( 5) Sekarang ini (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?

5 (5) Kita berada dimana ? (negara), (Propinsi), (kota), (rumah sakit),


(lantai/kamar)
REGISTRASI
3 ( 3) Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda : satu detik untuk setiap
benda. Kemudian pasien diminta mengulangi nama ketiga objek tadi.
Berilah nilai 1 untuk tiap nama objek yang disebutkan benar. Ulangi lagi
sampai pasien menyebut dengan benar : (bola, kursi, buku)
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah : 1 kali

ATENSI DAN KALKULASI


5 ( 3) Pengurangan 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar.
Hentikan setelah 5 jawaban, atau eja secara terbalik kata “ W A H Y U”
(Nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misal : UYAHW
= 2 nilai)

MENGENAL KEMBALI
3 ( 3) Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama objek diatas tadi. Berikan nilai
1 untuk tiap jawaban yang benar
BAHASA

Universitas Indonesia
23

2 (2) Apakah nama benda ini? Perlihatkanlah pensil dan arloji


1 ( 1) Pasien disuruh mengulangi kalimat berikut : “JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI”
3 (3) Pasien disuruh melakukan perintah : “Ambil kertas itu dengan tangan
anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
1 ( 1) Pasien disuruh membaca, kemudian melakukan perintah kalimat “
Pejamkan mata Anda“
1 ( 1) Pasien disuruh menulis kalimat lengkap dengan spontan (tulis apa saja)
1 (1) Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini

Jumlah nilai : 28
Interpretasi: nilai MMSE tersebut menunjukkan tidak adanya gangguan kognitif
pada pasien. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan dan pemahaman pasien.
Hal yang terjawab kurang tepat adalah pada bagian pengenalan kembali (pasien lupa
satu nama benda yang telah disebutkan sebelumnya).

12. PENGKAJIAN EQ-5D

BAGIAN PERTAMA DARI EQ-5D

Mohon beri tanda  pada kotak  yang paling sesuai untuk pernyataan tentang tingkat
kesehatan Bapak/ Ibu
1. MOBILITAS
a. Saya tidak mempunyai masalah untuk berjalan 
b. Saya ada masalah untuk berjalan 
c. Saya hanya mampu berbaring 
2. PERAWATAN DIRI SENDIRI
a. Saya tidak mempunyai kesulitan dalam perawatan diri sendiri 
b. Saya mengalami kesulitan untuk membasuh badan, mandi atau berpakaian 
c. Saya tidak mampu membasuh badan, mandi atau berpakaian sendiri
3. AKTIVITAS SEHARI-HARI (mis. pekerjaan rumah tangga, aktivitas
keluarga, bersantai)
a. Saya tak mempunyai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari saya 
b. Saya mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari 

Universitas Indonesia
24

c. Saya tak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari 


4. RASA NYERI / RASA TAK NYAMAN
a. Saya tidak mempunyai keluhan rasa nyeri atau rasa tak nyaman 
b. Saya sering merasakan agak nyeri/ agak kurang nyaman
c. Saya menderita karena keluhan rasa nyeri atau tidak nyaman 
5. RASA CEMAS / DEPRESI
a. Saya tidak merasa cemas/ gelisah atau depresi (jiwa tertekan) 
b. Saya kadang merasa agak cemas atau depresi 
c. Saya merasa sangat cemas atau sangat depresi 
Keterangan: status kualitas hidup pasien terdapat penurunan
Sebelum MRS : Level 11211
Saat perawatan di RS : Level 32331
Saat pulang perawatan dari RS : Level 32332

Universitas Indonesia
25

BAGIAN KEDUA EQ-5D (VAS)

Untuk membantu menyatakan tingkat kesehatan Bapak/ Ibu, berikut ini adalah sebuah alat
ukur dengan skala yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan yang menurut Bapak/ Ibu
paling sesuai. Jika tingkat kesehatan yang dirasakan sangat baik maka dapat ditandai ke
angka 100 sedangkan jika tingkat kesehatan Bapak/ Ibu sangat buruk maka dapat diberi
tanda di angka 0.
Mohon dapat menunjukkan tingkat kesehatan Bapak/ Ibu saat ini dengan menggunakan alat
ukur ini dengan cara menarik garis dari kotak di bawah ini ke titik mana saja yang
menggambarkan tingkat kesehatan Bapak/ Ibu.
Tingkat kesehatan yang dirasakan 70%

Keterangan: penilaian pasien terhadap kesehatan pasien kurang baik

Universitas Indonesia
26

13. ANAMNESIS SISTEM


- Penglihatan: tidak terdapat gangguan fungsi penglihatan
- Pendengaran: tidak terdapat penurunan pendengaran
- Mulut: beberapa gigi geraham atas dan bawah sudah tanggal.
- Kardiovaskular: tidak sesak saat aktivitas duduk atau berbaring dengan 3
bantal, tidak ada nyeri dada
- Paru-paru: ada sesak nafas, batuk, nyeri
- Pencernaan: asupan makanan per oral. Nafsu makan baik. BAB dapat
merasakan, menahan, dan mengeluarkan. Feses konsistensi solid warna
kecoklatan.
- Saluran kemih: tidak ada keluhan. BAK dapat merasakan, menahan dan
mengeluarkan.
- Hematologi: tidak terdapat riwayat perdarahan saluran cerna
- Sendi-otot: pasien mengeluhkan tidak kuat berdiri atau berjalan. Tidak ada
keterbatasan gerak sendi. Tidak adadeformitas atau keluhan nyeri pada
tulang belakang, di persendianatau di anggota gerak.
- Metabolik: tidak ada benjolan di leher, tidak ada gemetaran, tidak lebih suka
udara dingin, tidak banyak keringat, tidak lekas lelah/lemas, tidak terdapat
penurunan berat badan yang drastis, tidak ada riwayat operasi gondok, tidak
ada rasa haus bertambah, tidak mudah mengantuk, cukup tahan dingin, tidak
mudah lupa, tidak sulit konsentrasi, tidak ada lambat berpikir.
- Neurologi: ada pusing berputar saat diposisikan tegak, tidak ada sakit
kepala, tidak ada kesulitan mengingat sesuatu/konsentrasi, tidak ada riwayat
pingsan sesaat, tidak kesulitan tidur, tidak ada kelemahan anggota tubuh,
tidak ada riwayat kejang-kejang.
- Kulit: tidak terdapat luka lecet di punggung bawah maupun bagian tubuh
lainnya.
- Jiwa: pasien merasa cemas akan timbul sesak bila banyak melakukan
pergerakan.Tidak ada rasa depresi.Pasien dan keluarga berharap pasien
dapat melakukan aktivitasdengan lebih baik tanpa sesak dan nyeri.

Universitas Indonesia
27

14. PEMERIKSAAN FISIK


Deskripsi Umum
Penampilan : laki-laki, sesuai usia
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Perilaku dan aktivitas motor : tenang, kontak adekuat,konsentrasi adekuat, anggota
gerak aktif
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif
Komunikasi :fungsi pendengaran baik, pasien dapat mengikuti
instruksi
Bahasa : Fluency = adekuat
Komprehensif = adekuat
Repetisi = adekuat
Penamaan dan mencari kata-kata = adekuat
Menulis = adekuat
Membaca = adekuat

Tanda Vital
Tekanan darah : berbaring 122/69 mmHg; duduk 3 menit 104/60 mmHg
Nadi : berbaring 81 kali/menit; duduk 93 kali/menit
Pernapasan : berbaring 18 kali/menit, teratur; duduk 20 kali/menit, teratur
Saturasi O2 : berbaring 97 - 98% room air; duduk 97 - 98% room air

Status Gizi
Berat badan : 74,5 kg LLA : 30 cm
Tinggi badan :170 cm LB :35 cm
IMT :25,7 kg/m2 LP :100 cm

Postur dan Mobilisasi


Berbaring : Kepala ditengah, kedua lengan dan tungkai
tampak simetris
Baring-duduk : Dibantu sebagian
Duduk-berbaring : Mandiri

Universitas Indonesia
28

Duduk dipinggir tempat tidur : Tampak forward head, alignment shoulders


simetris, alignment vertebrae di midline,
hiperkifotik tidak ada
Duduk dipinggir tempat tidur-berdiri : Dibantu 50%
Berdiri-duduk : Dibantu 25%
keabu-abuan
Mata Konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung positif/positif
Hidung Tidak ada deviasi septum
Telinga Tidak ada sekret, tidak terdapat serumen
Gigi/Mulut Oral hygiene cukup baik, beberapa gigi geraham tanggal,
mukosa basah, lidah basah

Leher JVP 5+2 cmH2O, tidak teraba pembesaran KGB


Thorax Tidak ada deformitas, simetris pada saat pergerakan, pola
pernapasantorakoabdominal, tidak terdapat retraksi suprasternal
atau intercostalis, terpasang CVC di intercostalis 1 dextra.
Paru I: Gerakan dada kiri tertinggal
P: Fremitus kanan > kiri, Chest Expansion 2-3-4cm (posisi
duduk)
Pr: Sonor lapangan paru kanan,dullness pada paru kiri, tidak
terdapat krepitasi
A: Bunyi napas vesicular menurun pada paru kiri, ronki basah
kasar pada kedua lapang paru minimal, wheezing tidak
ada.

Universitas Indonesia
29

Jantung I: Iktus cordis tidak terlihat


P: Iktus kordis teraba pada 1 jari medial linea midclavicularis
sinistra. Tidak teraba thrill atau heaving
Pr: Batas jantung kanan pada linea sternalis dextra, batas
jantung kiri pada satu jari medial line midclavicularis
sinistra
A: Bunyi jantung I-II normal, tidak ada murmur/gallop
Abdomen I: Datar, tidak terdapat deformitas, venektasi, spider nevi
P: Lemas, tidak terdapat nyeri tekan, hepar tidak teraba,
lienteraba schuffner 1
Pr: Timpani, shifting dullness negatif
A: Bising usus positif normal dengan frekuensi normal
Punggung Alignment lurus. Tidak ada deformitas, tanda radang, ulkus
decubitus.
Ekstremitas Akral hangat, tidak ada limfedema, tidak ada edema tungkai,
terdapat slight hipotonus otot-otot tungkai bawah, CRT < 2 detik
Anus Tonus sfingter ani baik. Ampula tidak kolaps, tidak teraba
benjolan. Pada sarung tangan  feses warna kecoklatan, darah/
lendir tidak ada.

Neuromuskular
Pemeriksaan saraf kranialis

I : Normosmia.
II : Pemeriksaan kasar visus kesan baik, refleks cahaya langsung/tak
langsung positif/positif bilateral.
Tes lapang pandang dalam batas normal.
III, IV,VI : Gerakan bola mata normal ke segala arah, tidak ada ptosis.
V : Sensorik dahi, pipi, dagu simetris kanan sama dengan kiri, kontraksi
m.temporalis dan m.masseter dalam batas normal,refleks kornea baik.
VII : Angkat alis simetris, kedua kelopak mata dapat tertutup rapat, dapat
menggembungkan pipi,mulut simetris saat mencucudan menyeringai,
plika nasolabialis dan sudut mulut simetris.
VIII : Tes berbisik normal.
IX, X : Uvula dan arkus faring kesan simetris. Gag reflex positif.

Universitas Indonesia
30

XI : Kesan tidak ada kelemahan otot sternokleidomastoideus dan upper


trapezius.
XII : Kekuatan dan gerakan lidah normal. Tidak ada disartria.

Anggota gerak atas


Look : normotrofi, tidak tampak edema, tidak ada deformitas dan tanda radang.
Feel : slight hipotonus, tidak ada nyeri tekan, proprioseptif dan sensibilitas kanan
menurun .
Move : ROM dan MMT tercantum dalam tabel, tidak ada nyeri gerak.
Refleks biseps dan triseps: +2/+2, Refleks Hoffmann-Tromner negatif.
Spastisitas tidak ada.
LGS Kanan / Kiri MMT Kanan / Kiri
Servikal   Servikal    
Fleksi 0 – 45 Fleksi 5 5
Ekstensi 0 – 30 Ekstensi 5 5
Lateral bending 0 - 45 / 0 - 45 Lateral bending 5 5
Rotasi 0 - 45 / 0 - 45 Rotasi 5 5
Bahu   Bahu    
Fleksi 0 - 180 / 0 - 180 Fleksi 4 5
Ekstensi 0 - 60 / 0 - 60 Ekstensi 4 5
Abduksi 0 - 180 / 0 - 180 Abduksi 4 5
Adduksi 0 - 45 / 0 - 45 Adduksi 4 5
Rotasi Internal 0 - 90 / 0 - 90 Rotasi Internal 4 5
Rotasi Eksternal 0 - 90 / 0 - 90 Rotasi Eksternal 4 5
Siku   Siku    
Fleksi 0 - 150 / 0 - 150 Fleksi 4 5
Ekstensi 150 - 0 / 150 - 0 Ekstensi 4 5
Supinasi 0 - 90 / 0 - 90 Supinasi 4 5
Pronasi 0 - 90 / 0 - 90 Pronasi 4 5
Pergelangan tangan   Pergelangan tangan    
Fleksi 0 - 80 / 0 - 80 Fleksi 4 5
Ekstensi 0 - 70 / 0 - 70 Ekstensi 4 5
Deviasi Ulnar 0 - 30 / 0 -30 Deviasi Ulnar 4 5
Deviasi radial 0 - 20 / 0 -20 Deviasi radial 4 5

Anggota gerak bawah


Look : normotrofi, tidak tampak edema, tidak ada deformitas dan tanda radang.

Universitas Indonesia
31

Feel : slight hipotonus, tidak ada nyeri tekan, proprioseptif dan sensibilitas normal.
Move : ROM dan MMT tercantum dalam tabel,tidak ada nyeri gerak.
Refleks Patella dan Achilles negatif/negatif. Refleks Babinsky positif.
Spastisitas tidak ada.
LGS Kanan / Kiri MMT Kanan / Kiri
Panggul   Panggul    
Fleksi 0- 120 / 0- 120 Fleksi 2 5
Ekstensi 0 - 30 / 0- 30 Ekstensi 2 5
Abduksi 0- 45 / 0- 45 Abduksi 2 5
Adduksi 0 - 30 / 0- 30 Adduksi 2 5
Rotasi Internal 0- 45 / 0- 45 Rotasi Internal 2 5
Rotasi Eksternal 0- 45 / 0- 45 Rotasi Eksternal 2 5
Lutut   Lutut    
Fleksi 0 - 135 / 0 - 135 Fleksi 1 5
Ekstensi 135 - 0 / 135 - 0 Ekstensi 1 5
Pergelangan kaki   Pergelangan kaki    
Dorso Fleksi 0 - 20 / 0 - 20 Dorso Fleksi 1 5
Plantar Fleksi 0 - 50 / 0 - 50 Plantar Fleksi 1 5
Inversi 0 - 35 / 0 - 35 Inversi 1 5
Eversi 0 - 15 / 0 - 15 Eversi 1 5

Pulsasi Kanan Kiri


A. Femoralis ++ ++
A. Popliteal ++ ++
A. Tibialis posterior ++ ++
A. Dorsalis pedis ++ ++

Keseimbangan dan Koordinasi


Sitting balance :Adekuat (statis)
Standing balance (Romberg test) :inadekuat

Jari ke hidung (finger to nose test) :Adekuat bilateral


Lutut ke tumit (heel to shin test) :Adekuat sinistra

Universitas Indonesia
32

15. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium
5/11/2019
Hemoglobin 12.4
Hematocrit 37
Leukosit 8170
Trombosit 150000
Natrium 137
Kalium 4.2
Creatinin 98
GDS 140
Ureum 30
Creatinin 0.8
SGOT 20
SGPT 31

CT Scan Thorax Oktober 2019

Perselubungan lateral kiri posterior atas hemithorax kiri. Trakea, arcus aorta bergeser ke kiri.
Dd/ Atelektasis paru kiri atas
Pleuritis kiri posterior atas

Rontgen Toraks (5/11/2019)

Universitas Indonesia
33

Konsolidasi di lapangan atas tengah paru kiri dengan penarikan trakea ke sisi kiri dd/
Loculated pleural effusion.
Kemungkinan disertai adanya massa serta komponen atelektasis belum dapat
disingkirkan. Infitrat di perihilar kanan dan parakardial kanan-kiri, suspek
pneumonia. Tak tampak kelainan radiologis pada jantung.

CT SCAN Brain 31/10/19

Masa multiple dengan necrotic pada fronto dan parietal kanan dan kiri serta
intraventrikular kiri, dd/ metastasis.

Universitas Indonesia
34

Suspek lakunar infark pada nucleus lentiformis kanan dan thalamus kiri.

Elektrokardiografi (5/11/2019)

Sinus ritme, QRS rate 130 x/menit, LAD, P wave normal, PR int 0.12 s, QRS
complex 0.06s, ST elevasi V1-V4, T inverted tidak ada, Bundle Branch Block tidak
ada

Hasil Patologi Anatomi Massa Paru Kiri (21/10/19)


Positif, Tumor ganas condong neuroendokrin

Hasil Imunohistokimia Massa Paru Kiri (20/11/19)


Profile imunohistokimia dan gambaran histopatologik menyokong suatu tumor
neuroendokrin.

Universitas Indonesia
35

16. RESUME
Pasien laki-laki 65 tahun, dengan kelemahan ekstremitas sisi kanan. Tangan bisa
digerakan, kaki sulit bergerak. Tahun 2017 pasien didiagnosis PPOK, lalu pasien
rutin kontrol dengan obat. Pada Juli 2019 pasien mengeluh sesak dan batuk.
Tidak ada batuk berdarah. Pada Oktober 2019 sesak memberat, lalu dilakukan
pemeriksaan ct scan dicurigai adanya efusi dan masa. Lalu dilakukan pungsi
hasilnya hanya sedikit. Dilakukan biopsi hasilnya terdapat keganasan condong
ke neuroendocrine tumor paru. Oktober akhir pasien merasa kaki kanan lemas.
Pada November kaki kanan tidak dapat digerakkan. Kemudian pasien dibawa ke
rscm. Dilakukan CT otak, didapatkan hasil terdapat masa intracranial suspek
metastasis. TIdak ada pandangan ganda. Tidak ada gangguan pendengaran.
Pasien mengeluh nyeri pada dada kiri. Nyeri bertambah saat inspirasi. Pasien
diberikan morphine 10 mg/24 jam, lalu nyeri berkurang. Proses duduk pasien
dibantu sebagian. Pasien bisa duduk tanpa sandaran. Pasien sudah bisa
menerima kondisi kesehatannya. Pasien bisa makan per oral. Istri pasien sebagai
pelaku rawat utama. Pasien memiliki 3 anak perempuan. 2 sudah menikah.
Pasien tinggal bersama istri dan anak ketiganya.

17. DIAGNOSIS MEDIS


1. Neuroendocrine Tumor of lung sinistra, stadium IV, metastase intracranial
2. Cancer pain
3. Hemiparese Dextra
4. PPOK
5. Hipertensi terkontrol
6. Konstipasi
7. Frailty
8. Imobilisasi dengan ketergantungan sedang

Geriatric Giants
Yang ada pada pasien Yang tidak ada pada pasien
Immobility Incontinence
Instability Intellectual Impairment
Impecunity Impairment of vision and hearing
Immune Deficiency Isolation

Universitas Indonesia
36

Iatrogenic Impaction
Insomnia Impotence
Inanition
infection

Terapi:
Di rumah sakit:
- Injeksi :
o Dexametason 2x2 mg
- Per oral:
o Amlodipin 1x10 mg
o Omeprazol 1x10 mg
o Laxadin 15 ml 3x1
Dirumah:
- Laxadine 60 ml 3x1
- Omeprazole capsule 1x20 mg
- Paracetamol tablet 3x500mg
- Dexametason 2x0.5 mg
- Amlodipin 1x10 mg
- MST continuous tablet 2x10 mg

18. DIAGNOSIS ICF

Body Functions:

Universitas Indonesia
37

b440 Respiratory functions


b130 Energy and drive functions
b445 Respiratory muscle functions
b455 Exercise tolerance functions
Body Structures:
s430 Respiratory system
s730 structure of lower extremity
s640 structure of upper extremity
Activities and Participation:
d210 Undertaking a single task
d220Undertaking multiple tasks
d230 Carrying out daily routine
d410 Changing basic body position
d415Maintaining a body position
d420Transfering oneself
d450Walking
d455Moving around
d510Washing oneself
d520Caring for body parts
d530Toileting
d640Doing housework
d910Community life
d920 Recreation and leisure
Environment
Facilitators
e110 Products or substances for personal consumption
e315 Extended family
e450 Individual attitudes of health professionals
e570 Social security, services, systems and policies
e580 Health services, systems and policies
Barriers
e325 Acquaintances, peers, colleagues, neighbours and community members

Universitas Indonesia
38

e460 Societal attitudes


e465 Social norms, practices and ideologies

19. MASALAH REHABILITASI

1. Hemiparese Dextra
2. Cancer pain
3. Gangguan pengembangan dada
4. Low endurance kardiorespirasi
5. Low endurance otot
6. Cancer related fatigue
7. Frailty
8. Instabilitas dengan risiko jatuh tinggi
9. Imobilisasi dengan ADL ketergantungan sedang
10. Penurunan kualitas hidup
11. Risiko jatuh tinggi

20. PROGNOSIS
Ad vitam:dubia ad malam
Angka harapan hidup pasien dengan NET paru dengan metastasis yaitu 41
bulan. Persentase laju harapan hidup dalam 1,3,5, dan 10 tahun yaitu sebesar
78,2%, 52.7%, 39.4%, dan 18,1% secara berurutan. Lokasi tumor primer
menentukan prediksi harapan hidup. Lokasi Net pada rectum memiliki prognosis
paling bagus, sedangkan lokasi NET pada pancreas memiliki prognosis paling
buruk.
Ad sanactionam: dubia ad malam
Dalam 100 tahun studi klinis, NET masih menjadi sulit untuk dimengerti karena
kejadian NET yang jarang, heterogen, gejala yang tidak jelas, dan kurangnya
kesadaran akan penyakit ini.
Ad functionam: dubia ad bonam
Fungsi untuk mobilisasi dengan berjalan dengan alat bantu. Kekuatan motorik
pada ekstremitas kiri 5, ekstremitas atas kiri 4.

Universitas Indonesia
39

Berdasarkan The Duke Activity Status Index skor 7.2 dengan prediksi METs
pada pasien ini adalah 3.08 (Aktivitas intensitas ringan).3

21. TUJUAN
Tujuan Jangka Pendek:
1. Mengurangi rasa cemas untuk beraktivitas
2. Mengurangi rasa nyeri
3. Meningkatkan pengembangan dada
4. Meningkatkan endurance otot dan kardiorespirasi
5. Mencegah jatuh dengan pemberian edukasi, modifikasi lingkungan tempat
tinggal
6. Pasien, keluarga beserta pelaku rawat memahami kondisi penyakit,
tatalaksana, prognosis dan komplikasi

Tujuan Jangka Menengah:


1. Mengontrol nyeri
2. Evaluasi uji kapasitas fungsional jantung paru dan uji latih kekuatan otot
3. Meningkatkn masa otot
4. Meningkatkan fungsi endurance kardiorespiras
5. Meningkatkan kemandirian fungsional dalam aktivitas perawatan diri
6. ADL Ketergantungan ringan

Tujuan Jangka Panjang:

Universitas Indonesia
40

1. Mencegah re-hospitalisasi
2. Meningkatkan aktivits fisik
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien
4. Memaksimalkan partisipasi pasien di keluarga dan lingkungan sekitar
pasien

22. PENGKAJIAN MASALAH REHABILITASI MEDIK


No Masalah Gejala Klinis Program
1. Hemiparese Subjektif : Target:
Kelemahan ekstremitas Peningkatan fleksibilitas dan kekuatan
Dextra
sisi kanan. Pasien tidak ekstremitas kanan. Terjadi peningkatan
bisa mengangkat MMT.
kakikanan. Tangan Pasien bisa berdiri, dan berpindah
kanan bisa digerakkan,
tetapi terasa lemas. Hambatan:
 Cancer related fatigue
Objektif :
MMT Potensi:
Upper extremity :  Kognisi baik
4444/5555  Kooperatif
Lower extremity :  Semangat baik
1122/5555  Caregiver supportif
 MMT 5 pada ekstremitas sinistra, dan
MMT 4 pada ekstremitas atas dextra

Program:
 Latihan AAROM pada UE dextra,
dan PROM pada LE dextra,
3x/hari 10 repetisi.
 Latihan penguatan UE dextra dengan
beban 1kg , 3xhari , 10 repetisi
 Latihan berdiri dengan walker, dan
berpindah ke kursi roda.
 Behavioral Therapy dengan
menunjukkan pada pasien bahwa
pasien mampu untuk duduk mandiri
dan ADL hanya dibantu sebagian

2. Gangguan Objektif: Target:


pengembangan Pernapasan tidak  Meningkatkan pengembangan dada
dada simetris, paru kiri Hambatan:
tertinggal. Pola napas  Neuroendocrine Tumor of lung
thorakoabdominal. Potensi:
Chest expansi 2-3-4 cm  Kognisi baik
 Pasien mampu duduk tegak dibantu
 MMT 5 ekstremitas kiri
 Lingkup gerak sendi extremitas atas,

Universitas Indonesia
41

cervikal, dan trunk penuh


Program:
 Chest expansion exercise 3x/hari, 10
repetisi
3 Cancer pain Subjektif : Target:
Nyeri dada kiri, Nyeri terkontrol
bertambah saat inspirasi.
Hambatan :
Objektif : Pasien belum bisa mengontrol emosi saat
TD : 120/80 nyeri muncul.
Nadi : 100 x/menit
RR : 20x/menit Potensi :
Saturasi O2 97-98% - Supporting system yang baik
- Kognisi pasien baik
- Pasien koopertif

Program :
- Lakukan teknik relaksasi
breathing exercise saat nyeri
terjadi
- MST sesuai TS IPD
4. Low endurance Subjektif: Target:
kardiorespirasi Pasien lelah saat  Meningkatkan endurance
melakukan aktivitas kardiorespirasi untuk dapat
melakukanADL, mobilisasi mandiri,
Objektif: aktivitas sosial
TD: 122/69 mmHg Hambatan:
Nadi : 81 x/menit  Imobilisasi
RR:20 x/menit
SaO2:97-98 % Potensi:
 Kognisi pasien baik
 Semangat pasien baik
 MMT 4/5
 Lingkup gerak sendipenuh

Program:
 In bed aerobic exercise, moderate
intensity exercise (Borg scale 13-15,
60-80% maksimum heart rate, 50-60
menit, 2-3 x/ minggu)
5. Low muscle Subjektif: Target:
endurance Pasien lelah saat  Meningkatkan endurance otot untuk
melakukan aktivitas aktivitas
Hambatan:
 Imobilisasi

Potensi:
 Kognisi baik
 Semangat baik
 MMT 5 sinistra
 Lingkup gerak sendi penuh

Universitas Indonesia
42

Program:
 Rencana uji latih kekuatan otot
 Melakukan ADL dengan teknik
konservasi energi
 Rencana latihan penguatan otot
isotonik extremitas atas 40-60% 1
RM, mulai dengan 1 set 8-10 repetisi
dinaikkan bertahap, frekuensi 2-3
x/minggu
6. Fatigue Subjektif: Target:
Pasien lelah saat  Mengurangi fatigue (target fatigue
melakukan aktivitas severity scale<36)
Hambatan:
Objektif:  Low endurance
RR : 20 x/menit Potensi:
Fatigue severity scale 39
 Tidak terdapat depresi
 MMT 5sinistra
 Aktivitas fisik pasien sebelum masuk
RSbaik

Program:
 Perbaikan kondisi medis sesuai TS
IPD
 Melakukan ADL dengan teknik
konservasi energi
7. Frailty Subjektif : Target
Pasien lelah saat  Meningkatkan endurance
melakukan aktivitas kardiorespirasi pasien
Hambatan:
Objektif:
Low endurance  Low endurance
kardiorespi
Potensi:
Barthel Indeks menurun
 Tidak terdapat depresi
 Lingkup gerak sendi penuh
 MMT 5 sinistra
 Aktivitas fisik pasien sebelum masuk
RS baik
Program
 Latihan aerobic on bed
8. Instabilitas dengan Objektif: Target:
risiko jatuh tinggi Pengkajian risiko jatuh  Mencegah jatuh
skor 12  risiko jatuh  Modifikasi lingkungan
tinggi Hambatan:
FES-I skor 51 (rasa
 Kelemahan umum
takut jatuh tinggi)
 Polifarmasi
 Balance inadekuat
 Sensorik dan propioceptive inadekuat

Universitas Indonesia
43

Potensi:
 Kognisi baik
 Kooperatif
 Caregiver suportif
 MMT 5
Program:
 Edukasi pasien dan keluarga
mengenai risiko jatuh dan caregiver
harus mengawasi dan membantu
mobilisasi pasien, berpegangan bila
melakukan mobilisasi
 Edukasi kondisi rumah:
o Pencahayaan cukup
o Hindari lantai yang licin
o Pemasangan handrail dan keset
antislip di kamar mandi, WC
duduk
9. ADL Objektif: Target:
ketergantungan Barthel Index 10/20  Meningkatkan kemandirian ADL
sedang o Berubah posisi dari baring ke
duduk  target: mandiri
o Berpindah  target: mandiri
Hambatan:
 Kelemahan umum
Potensi:
 Kognisi baik
 Kooperatif
 Semangat baik
 Caregiver suportif
 MMT 5 sinistra
 Sebelumnya Barthel Index pasien
19/20
Program:
 Latihan kemandirian ADL
10. Penurunan kualitas Subjektif: Target:
hidup Pasien mengatakan sejak  Meningkatkan kualitas hidup
sakit untuk melakukan Hambatan:
aktivitas menjadi sulit.  Cancer pain
Pasien tidak bisa Potensi:
berjalan, terdapat nyeri  Kognisi baik
dan sesak pada dada.  Semangat baik
Pasien berharap agar  Pasien tidak ada depresi
bisa berjalan berkebun.  Caregiver suportif
 Infeksi paru perbaikan
 MMT 5
Objektif:
EQ-5D :32332  EQ-5D sebelum perawatan : 11211
EQ-5D VAS : 50  EQ-5D VAS 80
Program:
 Edukasi pasien dankeluarga
mengenaipenyakitnya

Universitas Indonesia
44

 Meningkatkan endurance aktivitas


fungsional pasien secara bertahap
 Kembali melakukan aktivitas sosial
dan hobi

23. KERANGKA MASALAH

Universitas Indonesia
45

24. ANALISA KASUS


Pasien laki-laki 65 tahun. Pada tahun 2017 terdiagnosis PPOK. Lalu pada juli
2019 sesak memberat. Oktober 2019 terjadi kelemahan pada tungkai kanan.
November 2019 tungkai semakin sulit digerakkan. Pada hasil CT Scan Thoraks
dicurigai adanya masa pada paru kiri atas yang menggeser trakea dan aorta ke
kanan. Pasien mengeluhkan nyeri dada kiri. Hal ini disebabkan karena masa
NET yang menekan aorta dan struktur visceral yang sensitive terhadap
penekanan.Nyeri yang ditimbulkan bersifat tajam, seperti terbakar. Ketika
dilakukan pemeriksaan histopatologi, ditemukan adanya neuroendocrine tumor
pada masa paru kiri. Neuroendocrine tumor (NET) merupakan kelompok kanker
heterogen yang bisa muncul dari berbagai tempat. Insidensinya meningkat dalam
beberapa tahun terakhir. Tempat paling sering munculnya NET adalah di
paru/bronkus. Insidensi sebesar 30.6 % diikuti dengan usus kecil 22.2%, rectum
16.2 %, kolon 13.4%, pancreas 10.8%, dan lambung 6.8%.
Ekspansi dada pasien menurun, sehingga pasien diberikan latihan pernafasan
dnegan tujuan meningkatkan ekspansi dada. Pasien memiliki endurance
cardiorespirasi, sehingga pasien diberikan latihan untuk meningkatkan kapasitas
fungsional paru jantung. Pasien latihan aerobic on bed dengan arm ergocycle.
Kelemahan ekstremitas yang terjadi disebabkan oleh metastasis intracranial.
Pasien sudah diberikan whole brain radio therapy, tapi masih belum ada
perubahan. Hal ini disebabkan karena NET bersifat agresif dan resisten terhadap
terapi. Lalu pasien menjalani kemoterapi 3x. Agen sistemik, bio-therapy, dan
radio therapy digunakan untuk melambatkan pertumbuhan tumor. Agen yang
baik digunakan adalah analog somatostatin, temozolomide, vascular endothelial
growth factor pathway inhibitor, dan inhibitor rapamycin.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pavel dkk, pasien yang menikah memiliki
angka mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan yang menikah. Laki-
laki memiliki prognosis yang lebih bagus pada NET paru. Angka harapan hidup
bagus pada tumor yang localized.
Pada pasien ini memiliki prognosis yang buruk karena tumor sudah menyebar ke
otak. Angka harapan hidup pasien dengan NET paru dengan metastasis yaitu 41
bulan. Persentase laju harapan hidup dalam 1,3,5, dan 10 tahun yaitu sebesar

Universitas Indonesia
46

78,2%, 52.7%, 39.4%, dan 18,1% secara berurutan. Lokasi tumor primer
menentukan prediksi harapan hidup. Lokasi Net pada rectum memiliki prognosis
paling bagus, sedangkan lokasi NET pada pancreas memiliki prognosis paling
buruk. Dalam 100 tahun studi klinis, NET masih menjadi sulit untuk dimengerti
karena kejadian NET yang jarang, heterogen, gejala yang tidak jelas, dan
kurangnya kesadaran akan penyakit ini.

25. FOLLOW UP
Tanggal 11/12/2019
S : Pasien kembali masuk IGD karena nyeri dada kiri yang terasa tajam,
VAS 9. Nyeri muncul terus menerus, tidak berubah saat aktivitas,
sesak juga dirasakan pasien. Kelemahan pada ekstremitas kanan
pasien bertambah. Tangan kanan menjadi lebih lemah, kaki kanan
sama sekali tidak bisa digerakkan. Pasien merasa tangan kiri juga
menjadi lemah, kaki kiri masih bisa digerakkan tapi terasa lebih
lemah. Pasien mobilisasi menggunakan kursi roda.
O : Compos mentis, tampak sakit sedang
TD: 130/73 mmHg N: 93 x/menit RR: 20 x/menit SaO2 98%
tanpa O2
Borg scale: 15-4-5
Status fungsional: Barthel Index = 9
Evaluasi mobilisasi: mobilisasi on bed,
Regio toraks: Pengembangan dada kiri tertinggal, vesikuler menurun
pada lapang kiri, ronki dan wheezing tidak ada.
Status Muskuloskeletal :
Look : Tampak hipotrofi pada lower extremity dextra
Feel : Hipotonus bilateral
Move : Upper Extremity 3344/4444
Lower extremity 1111/4444
Hb 14,7, Ht 43.2. leukosit 7.5, trombosit 179000
Na 128, K 4.4, Cl 104,1
A : 1. Neuroendocrine Tumor of Lung Stadium IV, metastasis intracranial
2. Cancer pain
3. Kelemahan extremitas bilateral
4. Low endurance kardiorespirasi

Universitas Indonesia
47

5. ADL ketergantungan sedang


6. Risiko jatuh tinggi
7. Hiponatremia
P : 1. Breathing exercise untuk relakasi
2. Ankle pumping exercise
3. MST 10 mg drip/24 jam
4. Duragesic patch
5. Strengthening exercise isotonic lower extremity Sinistra sehari 2
kali, 10 repetisi (as tolerated pasien dengan batasan Borg Scale 13-4-4
saat nyeri sudah berkurang)

Tanggal 18/12/2019
S : Nyeri dada berkurang setelah diberikan obat. Sesak berkurang. Pasien
sudah mau mencoba untuk ke posisi duduk. Pasien direncanakan
kemo hari ini dengan total 3x. Tidak ada keluhan batuk, mual, muntah
O : Compos mentis, tampak sakit sedang
TD: 115/70 mmHg N: 89 x/menit RR: 18 x/menit SaO2 99%
tanpa O2
Borg scale: 13-3-4
Status fungsional: Barthel Index = 9
Evaluasi mobilisasi: Perubahan dari berbaring ke duduk. TD: 102/73
mmHg, Nadi 97 x/menit, RR 20 x/menit, SaO 2 97%, Borg scale 12-0-
0. Pasien dapat betahan 10 menit.
Regio toraks: Pengembangan dada kiri tertinggal, vesikuler menurun
pada lapang kiri, ronki dan wheezing tidak ada.
Status Muskuloskeletal :
Look : Tampak hipotrofi pada lower extremity dextra
Feel : Hipotonus bilateral
Move : Upper Extremity 3344/4444
Lower extremity 1111/4444

A : 1. Neuroendocrine Tumor of Lung Stadium IV, metastasis intracranial


2. Cancer pain
3. Kelemahan extremitas bilateral
4. Low endurance kardiorespirasi
5. ADL ketergantungan sedang
6. Risiko jatuh tinggi
7. Hiponatremia

Universitas Indonesia
48

P : 1. Breathing exercise
2. Ankle pumping exercise
3. Strengthening exercise isotonic lower extremity bilateral sehari 2
kali, 10 repetisi (as tolerated pasien dengan batasan Borg Scale 13-4-
4)
4. Kemoterepi 1

RENCANA PEMULANGAN
1. Pasien dapat dipulangkan jika:
- Kondisi medis secara umum baik.
- Status fungsional pasien ketergantungan ringan.
- Asupan makanan pasien 80-100%.
- Pasien dapat melakukan latihan di rumah untuk mempertahankan
kekuatan otot dan meningkatkan pengembangan rongga dada.
2. Pasien dan keluarga teredukasi mengenai:
- Risiko jatuh tinggi pada pasien dan pencegahan jatuh yang dapat
dilakukan (penggunaan keset anti-slip, handrail di kamar mandi,
penerangan yang baik pada seluruh ruangan rumah, dan lainnya)
- Cara pemberian obat-obatan untuk pasien
- Program perbaikan nutrisi pasien sesuai saran ahli gizi.
- Program jangka menengah dan jangka panjang pada pasien.
- Palliative care

Universitas Indonesia
49

DAFTAR PUSTAKA

1. Hlatky MA, Boineau RE,Higginbotham MB, Lee KL, Mark DB, Califf RM,
et al. A brief self-administered questionnaire to determine functional capacity.
Am J Cardiol. 1989;64:651–4.
2. American Psychiatric Association. Diagnostic And Statistical Manual of
Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Washington DC: American Psychiatric
Publishing; 2013. 1–947 p.
3. Hallet J, Law CH, Cukier M, Saskin R, Liu N, Singh S. Exploring the rising
incidence of neuroendocrine tumors: a population-based analysis of
epidemiology,metastatic presentation, and outcomes. Cancer. 2015; 121 (4):
589–597.
4. Kunz PL. Carcinoid and neuroendocrine tumors: building on success. J Clin
Oncol. 2015;33(16):1855–1863.
5. Dasari A, Mehta K, Byers LA, Sorbye H, Yao JC. Comparative studyof lung
and extrapulmonary poorly differentiated neuroendocrine
carcinomas: A SEER database analysis of 162,983 cases. Cancer. 2018 ;
124(4) :807–815.
6. National Cancer Institute. Surveillance, Epidemiology, and End Results
Program [webpage on the Internet]. Overview of the SEER program.
Available from: https://seer.cancer.gov/about/overview.html. Accessed
October 17, 2018.
7. Yao JC, Hassan M, Phan A, et al. One hundred years after “carcinoid”:
epidemiology of and prognostic factors for neuroendocrine tumors in
35,825 cases in the United States. J Clin Oncol. 2008;26(18):3063–3072.
8. Boyar Cetinkaya R, Aagnes B, Myklebust TÅ, Thiis-Evensen E. Survival
in neuroendocrine neoplasms; A report from a large Norwegian
population-based study. Int J Cancer. 2018;142(6):1139–1147.
9. Shen C, Dasari A, Chu Y, et al. Clinical, pathological, and demographic
factors associated with development of recurrences after surgical
resection in elderly patients with neuroendocrine tumors. Ann Oncol.
2017;28(7):1582–1589.
10. Kunz PL, Reidy-Lagunes D, Anthony LB, et al. Consensus guidelines
for the management and treatment of neuroendocrine tumors. Pancreas.
2013;42(4):557–577.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai