Disusun Oleh:
Muchamad Rinaldy
1102008157
Kelompok 4
Pembimbing:
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “Laporan Diagnosis Holistik
Marasmus Kwarshiorkor Dengan Aspek Risiko Eksternal Ditinjau Melalui
Pendekatan Kedokteran Keluarga” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
2
KATA PENGANTAR
3
tersusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Muchamad Rinaldy
4
LEMBAR PENATALAKSANAAN KASUS
KEDOKTERAN KELUARGA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Usia : 1 tahun 7 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tanggal pemeriksaan : 10 Mei 2022
Tanggal home visit : 1 Juli 2022
1. Keluhan Utama: Timbul bercak kemerahan dan berat badan terus menurun dalam
beberapa bulan terakhir disertai sering diare, batuk lama dan sering mengalami demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien An. F, didapati kesehatannya semakin menurun semenjak usia 6 bulan. Pada
tubuhnya didapati bercak bercak merah dan saat ini dalam kondisi batuk. Pasien juga sedang
demam dan terlihat lemas. Orang tua pasien mengaku anaknya seperti ini sudah beberapa
bulan terakhir tapi lupa persisnya berapa bulan. Orang tua pasien tidak memeriksakan
kesehatan pasien karena masalah ekonomi dan juga karena orang tua pasien masih belum
paham mengenai kondisi pasien.
Pasien di diagnosis menderita penyakit marasmus kwarshiorkor pada bulan mei 2022
saat pasien berhasil dirujuk ke RS Tarakan dari Puskesmas gambir. Ibu pasien mengaku
selama ini tidak paham mengenai gizi pasien dan ibunya terbiasa memberi makan ala
kadarnya sesuai yang ia pahami. Ibu pasien mengaku pasien juga sering demam hilang
timbul dan sering diare. Ketika pasien sakit ibu pasien terkadang hanya memberikan obat
penurun panas yang dibeli di warung.
Penatalaksanaankasuskedokterankeluarga_NA
-Riwayat alergi dalam keluarga : Disangkal
-Riwayat trauma : Disangkal
6. Review Sistem
Pasien memiliki pola makan yang kurang baik, gizi pasien juga tidak terpantau,
selain itu sanitasi di lingkungan terutama di rumah juga sangat buruk.
N T ST
O Pernyataan SS S R S S
Keimanan Pasien
1 Penyakit yang saya alami datangnya karena kehendak Allah V
Saya menerima dengan ikhlas penyakit yang Allah berikan V
2 kepada saya
3 Saya sabar dalam menjalani masa pengobatan V
Penyakit yang Allah berikan bisa membersihkan dosa-dosa V
4 saya
Saya yakin Allah akan memberikan kesembuhan V
5 kepada saya
6 Saya yakin Allah selalu mendengar doa saya V
7 Saya yakin Allah akan mengabulkan doa-doa saya V
Saya yakin setiap penyakit Allah berikan obat untuk V
8 menyembuhkannya
9 Saya akan sembuh hanya dengan izin Allah V
Dokter hanya orang yang membantu menyembuhkan V
10
saya, yang menyembuhkan saya adalah Allah
Meminum obat adalah ikhtiar saya agar sembuh, V
11
yang menyembuhkan saya adalah Allah
12 Saya yakin Allah selalu memberikan yang terbaik untuk saya V
Saya yakin setelah kehidupan di dunia, akan ada kehidupan V
13 di akhirat
Saya harus mempersiapkan amalan untuk bekal hidup di V
14 akhirat
Kesimpulan : Persepsi religi ibu pasien , ibu pasien tidak pernah laksan kan shalat 5
waktu. kurang me a
LIGI SIEN
KETERANGAN NILAI PERSEPSI RE P
A NILAI
SS sangat setuju 5
KATAGORI TOTAL
S setuju 4
R ragu-ragu 3 BAIK >= 108
TS tidak setuju 2
CUKUP 69-107
STS sangat tidak setuju 1
KURANG <=68
1. Kondisi Rumah
Rumah yang ditinggali oleh An. F dan ibunya bukan milik pribadi. Pasien
tinggal di daerah yang kumuh, sanitasi buruk, dan lembab. Rumah satu lantai dengan
dinding terbuat dari papan dan lantai tanah dengan luas 15m2. Penghuni rumah
sebanyak 3 orang, yaitu An. F dan ibunya (Ny.M), dan ayahnya (Tn.N). namun
ayahnya sangat jarang pulang ke rumah. Rumah pasien tampak sempit dan tidak
barang atau perabotan. Rumah tersebut memiliki jamban, namun sangat kotor, tidak
memiliki tempat pembuangan sampah dan sulit mendapatkan air bersih. Pencahayaan
rumah buruk, hanya ada 1 pintu dan 1 jendela.
4 2 6
Sarana Pembuangan Air a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak 0
Limbah (SPAL) teratur di halaman
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari 1
sumber air (jarak sumberair(jarak
dengansumber air <10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka
d. Ada, diresapkandantidakmencemari 2
sumber air (jarak dengan sumber
air 3
> 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih 4 3 9
lanjut.
Sarana Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat b. Ada, tetapi tidak kedap air dan 1
Sampah tidak ada tutup
c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2
d. Ada, kedap air, tertutup
3 1 3
III. PERILAKU 44
PENGHUNI
Membuka jendela a.Tidak pernah dibuka 0
kamar tidur b.Kadang-kadang 1
c.Setiap hari dibuka 2 0 0
Membuka jendela ruang a.Tidak pernah dibuka 0 1 44
Keluarga b.Kadang-kadang 1
c.Setiap hari dibuka 2
Membersihkan rumah a.Tidak pernah 0
dan halaman b.Kadang-kadang 1 1 44
c.Setiap hari 2
Membuang tinja bayi a.Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
dan balita ke jamban sembarangan
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 0 0
Membuang sampah a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
pada tempat sampah sembarangan
b. Kadang-kadang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat
sampah 2 0 0
TOTAL HASIL PENILAIAN 267
Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
Kriteria
Rumah Sehat : 1068 – 1200
Rumah yang dimiliki pasien bukan rumah pribadi, yang berlokasi di daerah Duri Pulo, jakarta
pusat. Rumah pasien tidak memenuhi kriteria rumah sehat, yaitu dengan skor 267. Namun,
jendela rumah pasien masih dibuka kadang-kadang.
3. Lingkungan Pekerjaan
Genogram
Laki – laki
Perempuan
Pasien
Nuclear Family, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua, anak yang menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Carter & Mc. Goldrick
(1989), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap II yaitu keluarga yang sedang
mengasuh anak.
4. Peta Keluarga (Family Map)
Pasien memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya dan jarang
bertemu ayahnya karena jarang pulang ke rumah. Hubungan ibu pasien dengan
keluarganya juga kurang baik karena faktor ibu pasien menikah siri di usia muda
sehingga keluarga ibu pasien sudah tidak mau mengurus ibu pasien.
NO Pernyataan SS S R TS STS
2. Keluargasayaselalumengingatkansayauntukmelaksanakan V
shalat setiaphari5 waktu
3. Keluarga saya selalu membaca Al Qur'an setiap hari V
TOTAL SKOR 5
G. PEMERIKSAAN FISIK
6. Antropometri
Tinggi Badan : 66 cm Indeks Massa Tubuh (IMT): 13,2
kg/m2 Berat Badan : 5 kg [TB (meter)/ BB (kg)2]
Status Gizi : Kurang
7. Pemeriksaan Umum
Kepala :
a. Bentuk : bentuk kepala normal, tidak terlihat adanya sikatriks dan hematoma.
b. Rambut : rambut berwarna hitam kemerahan, tidak mudah dicabut.
c. Mata :
Suprasilia tumbuh teratur, tidak ada madarosis, tidak ada sikatrik, silia tidak
ada trichiasis
Orbita : krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-)
Sklera tidak ikterik, injeksi konjungtiva (-/-), injeksi siliar (-/-), konjungtiva
tidak anemis
RCL (+/+), RCTL (+/+)
d. Hidung : bentuk normal, septum hidung tidak deviasi, krepitasi (-), secret (-), darah (-
), polip (-)
e. Telinga : bentuk telinga normal, liang telinga lapang, serumen (+/+), nyeri tekan (-/-),
darah (-/-), cone of light jam 5/7
f. Mulut : bentuk mulut normal, lidah dan mulut tidak deviasi, lidah bersih, gigi geligi
lengkap, karang gigi (+), tonsil T1T1
Leher :
Tidak didapatkan adanya pembesaran kelenjar getah bening submandibular, submental, regio
coli dan supraclavicula. Trakea ditengah, tidak deviasi
Thoraks
Paru – paru
a. Inspeksi : dinding dada normal simetris kanan dan kiri, hematoma (-), sikatriks (-)
b. Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-)
c. Perkusi : sonor, batas jantung hati ICS 6 linea midclavicular dextra
Abdomen
a. Inspeksi : perut buncit, hematoma (-), sikatriks (-), massa (-)
b. Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
c. Perkusi : Timpani di 9 kuadran
d. Auskultasi : Terdengar bising usus normal
Anogenital:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas:
Akral hangat
H. PEMERIKSAAN KHUSUS
Tidak dilakukan
I. STATUS NUTRISI
I. STATUS NUTRISI
a. Berat Badan : 5 kg
b. Tinggi Badan : 68 cm
c. Status Gizi : Sangat Kurang
d. BB ideal : Usia 3-12 bulan
(usia dalam bulan + 9) : 2 = BB ideal (dalam kg)
: (5 + 9) : 2 = 7 kg
= (89 x 5 – 100) + 56
= 401 kkal
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa An. F mendapat total kalori perhari yaitu
: 1084,5 kkal, karbohidrat 107,4 gr, protein 63 gr, dan lemak 47,5 gr
2. Radiologi =-
3. Lainnya =-
K. DIAGNOSIS BANDING
Gizi Buruk
L. DIAGNOSIS HOLISTIK
Diagnosis Holistik
- Aspek Personal
- Alasan kedatangan: Pasien datang karena didapati menderita gizi buruk oleh
petugas kesehatan.
- Harapan: Ibu Pasien berharap penyakitnya dapat sembuh dan dapat makan
dengan teratur sesuai anjuran dokter.
- Kekhawatiran: Ibu Pasien khawatir penyakitnya bertambah parah
- Persepsi medis: Terkait penyakit yang diderita anaknya, ibu pasien tidak
tahu
M. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
(Meliputi Lima TahapPencegahanan)
1. Patient-Centered
a. Edukasi terkait penyakit
Pasien dianjurkan untuk kontrol setiap bulan
Ibu pasien dianjurkan untuk menjaga pola makan pasien dan hidup sehat
Edukasi terhadap pola makan dan aktivitas fisik
Edukasi mengenai gizi baik dan PHBS
Dianjurkan mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi
Dianjurkan untuk melakukan pemantauan gizi berkala
Pasien dianjurkan untuk mengatur pola makan
B Kuratif
Furosemid 5mg 1x1
Spironolacton 6,25mg 1x1
captopril 2,5mg 3x1
thyrax 1x1
zamel syrup 1x1
c. Rehabilitative
-
P. Prognosis
a. Ad vitam : Dubia ad bonam
b. Ad functionam : Dubia ad bonam
c. Ad sanationam : Dubia ad bonam
Q. Coping Score
Coping score terdiri dari:
1 : Keluarga tidak peduli dengan pasien
2 : Keluarga hanya sesekali memperhatikan
3 : Keluarga memperhatikan pasien dan masih tergantung membutuhkan orang
lain sebagai pengingat (dokter)
4 : Keluarga memperhatikan pasien secara penuh kadang-kadang saja membutuhkan
orang lain sebagai pengingat
5 : Keluarga bisa full memperhatikan pasien
R. Lampiran
-
S. Dokumentasi