Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN DIAGNOSIS HOLISTIK PENYAKIT GASTRITIS

DITINJAU DENGAN ASPEK RISIKO ‘INTERNAL’ MELALUI


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN CEMPAKA PUTIH

Disusun Oleh:
Khaulah Nurul Fadhilah

1102014144

Kelompok 6

Pembimbing:
dr. Dini Widianti, M.KK, Dipl.DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
NOVEMBER 2019
LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan studi kasus yang berjudul “Penyakit Gastritis Ditinjau dengan Aspek
Risiko ‘Internal’ Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian
Kedokteran Keluarga.

Jakarta, November 2019


Pembimbing,

dr. Dini Widianti, M.KK, Dipl.DK

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa Penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada tim penulis sehingga Laporan Lingkaran Pemecahan Masalah yang
berjudul “Penyakit Gastritis Ditinjau dengan Aspek Risiko ‘Internal’
Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih” ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai
salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan
mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, semoga dapat memberikan
manfaat.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta
orang-orang sekitaryang terkait.
1. dr. Dini Widianti, M.KK, Dipl.DK, selaku dosen pembimbing dan staf
pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI
yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
2. dr. Yusnita M.Kes, Dipl.DK, selaku koordinator kepaniteraan
kedokteran keluarga dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

2
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, DR. Rifqatussa’adah SKM,
M.Kes, dr.Siti Maulidya, dr. Maya Trisiswati, MKM, dr. Dian
Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar Kepanitraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Dicky, selaku kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.
6. dr. Shinta Dwi, serta seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini
7. Seluruh rekan sejawat kepaniteraan kedokteran keluarga periode
07 Oktober – 14 Desember 2019 yang telah memberikan motivasi dan
kerjasama sehingga tersusun laporan ini.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan baik dari segi materi maupun dari bahasa yang
disajikan Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan sangat Penulis perlukan. Semoga laporan ini dapat dapat
bermanfaat khususnya bagi tim penulis dan pembaca pada umumnya.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Jakarta, November 2019

Penulis

3
BAB I

BERKAS PASIEN

a. IDENTITAS PASIEN
Nama Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Nama : Nn. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta

Pendidikan : Perguruan Tinggi

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Petamburan

Tanggal Berobat : 20 November 2019

b. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 20 November 2019 pukul 11.00 WIB di
Poli Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.
1. Keluhan Utama
Nyeri pada ulu hati sejak 2 hari SMRS

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih seorang diri
dengan keluhan nyeri pada ulu hati sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
dirasakan memburuk sehari yang lalu sehingga menggangu aktivitas
pekerjaannya. Nyeri dirasakan semakin memberat bila pasien telat makan
atau mengonsumsi makanan yang pedas. Pasien juga merasakan mual
disertai muntah sejak 1 hari SMRS. Muntah dialami oleh pasien sebanyak
1 kali dan berisi makanan. Keluhan dirasakan setelah pasien sempat
terlambat makan. Pasien menyangkal adanya rasa panas yang terasa di dada
hingga tenggorokan. Tidak ada keluhan mengenai BAB pasien.

4
Pasien mengaku dirinya mempunyai riwayat yang serupa setahun
sebelumnya. Pada saat itu pasien hanya mengatasinya dengan minum obat
maag dan mengonsumsi bubur, pasien mengaku tidak mengonsumsi obat-
obatan lain selain obat maag. Pasien berobat ke puskesmas bila dirasakan
keluhan tersebut belum membaik. Sehari-hari pasien berkerja sebagai
bagian marketing pada perusahaan swasta.

Pasien merasa khawatir jika keluhan yang dialaminya mengganggu


pekerjaannya dan berlanjut ke penyakit yang lebih berat. Pasien merasa,
sakit yang diderita pasien dapat sembuh dengan pertolongan dokter serta
tekun berobat. Pasien setiap minggu nya rajin beribadah ke Masjid dan tidak
ragu-ragu akan berobat ke puskesmas bila keluhannya muncul.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


a. Pasien memiliki riwayat keluhan yang sama sejak 1 tahun SMRS.
b. Riwayat hipertensi disangkal
c. Riwayat DM disangkal
d. Riwayat pengobatan TB disangkal
e. Riwayat Asma disangkal
f. Riwayat Alergi disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat hipertensi dalam keluarga : disangkal
b. Riwayat DM dalam keluarga : disangkal
c. Riwayat asma dalam keluarga : disangkal
d. Riwayat alergi dalam keluarga : disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Nn. P tinggal sendiri disebuah kos-kosan yang sudah ia tempati sejak 5
tahun yang lalu. Kos-kosan tersebut berada di pemukiman padat penduduk.

Nn. P bekerja di peruhasaan swasta di area Jakarta Pusat pada bagian Marketing..
Pendapatan bulanan Nn. P sesuai UMR Jakarta Pusat, dan mencukupi untuk biaya
sehari-hari hidupnya sendiri.

5
6. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan rutin makan tiga kali sehari, dan pasien selalu
membeli makanan dan jarang memasak. Pasien memiliki kebiasaan
mengonsumsi makanan ayam, tempe, tahu, dan jarang mengonsumsi buah
dan sayuran. Pasien juga suka mengonsumsi makanan berbahan pengawet
seperti mie instan.

Pasien memiliki kebiasaan telat makan dan sering mengonsumsi


makanan yang pedas. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok maupun
mengonsumsi alkohol.

Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju dan menyapu


biasanya dikerjakan oleh Nn. P sendiri.

7. Riwayat Lingkungan

Nn. P tinggal di daerah padat penduduk. Nn. P tinggal di sebuah kos-


kosan dengan luas bangunan berukuran ± 3x3 m.

Kamar tempat tinggal pasien tidak bertingkat dan beratapkan plafon.


Lantai berupa keramik. Dindingnya terbuat dari batu bata dan disemen di
seluruh bangunan tempat tinggal serta dicat berwarna putih.

Terdapat satu buah tempat tidur, satu kamar mandi yang menyatu
dengan toilet. Terdapat ventilasi di atas pintu depan dengan ukuran 1x0.5
m. Terdapat 1 buah jendela pada kamar tempat tinggal pasien.

Air untuk mandi cuci kakus (MCK) didapat dari air PAM, dan sifat
airnya agak keruh, namun tidak berbau. Didalam kamar tempat tinggal Nn.
P tidak tersedia tempat pembuangan sampah sehingga sampah dikumpulkan
di kantong plastik kemudian diletakkan di depan kamar nya untuk diangkut
oleh petugas kos-kosan.

7. Riwayat Reproduksi

Nn. P masih rutin mengalami menstruasi setiap bulannya. Nn. P belum


menikah.

6
c. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda Vital
Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Frek. Nadi : 84 x/menit

Frek. Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,7 oC
3. Status Gizi
Berat Badan : 54 kg
Tinggi Badan : 156 cm
Indeks Massa Tubuh : 22.22 kg/m2
Status Gizi : Normal
4. Status Generalis
Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah
dicabut

Mata : Pupil bulat, isokor, ukuran 3mm/3mm, konjungtiva


tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjer tiroid

Thorax : Pergerakan dada simetris bilateral dalam keadaan


statis dan dinamis.

Cor : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing


(-/-)
Abdomen :
• Inspeksi: Datar, jejas (-), massa (-), sikatriks (-)
• Auskultasi: Bising usus (+) normal
• Perkusi: Timpani seluruh kuadran
• Palpasi: Nyeri ulu hati (+), supel

7
Ekstremitas : Akral hangat, Turgor kulit baik, Sianosis (-/-),
Edema (-/-)
d. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
e. DIAGNOSIS KLINIS
Gastritis
f. DIAGNOSIS BANDING
Ulkus Peptikum
g. TATATLAKSANA
1. Non Medikamentosa:
• Kurangi mengonsumsi maknan pedas
• Terapkan pola makan sedikit tapi rutin
• Mengonsumsi buah dan sayuran
• Olahraga teratur

2. Medikamentosa:

Omeprazole 2 x 20 mg
Domperidone 3 x 10 mg

8
BAB II

BERKAS KELUARGA

2.1 Profil Keluarga


2.1.1 Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Ayah pasien bernama Tn. S
b. Identitas Pasangan: Ibu pasien bernama Ny. N
c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 2.1 Anggota Keluarga Nn. S

No. Nama Kedudukan Jenis Umur Pendidikan Pekerjan


Kelamin
dalam
Keluarga
1. Tn. S Kepala L 52 SMK Pegawai
Keluarga swasta
2. Ny. N Istri P 49 SMP IRT

3. Nn. P Anak I P 23 PT Pegawai


swasta
4. An. Anak II L 19 SMA Pelajar
5. An. Anak III L 13 SMP Pelajar

Nn. P tinggal disebuah kos-kosan di daerah pulomas, sedangkan


keluarga nya bertempat tinggal di cikarang. Nn. P sudah tinggal
sendiri jauh dari keluarga nya selama 5 tahun, semenjak Nn. P
kuliah hingga mulai bekerja.
2.1.2 Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga Nn. P menurut teori Friedman, 2010
adalah Middle Age/Aging Couple dengan orangtua Nn. P yang
tinggal dirumah bersama dengan kedua adik-adik Nn. P, dan Nn.
P tinggal terpisah dengan keluarga nya karena bekerja.

9
2.1.3 Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip
dari Duvall (1984), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada
tahap VI yaitu keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
yang ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua.
2.1.4 Fungsi Keluarga
1. Biologis
Nn. P tinggal sendiri terpisah dari keluarga nya dan
belum menikah. Anggota keluarga Nn. P terdiri dari Ayah
kandung yaitu Tn. S, Ibu kandung yaitu Ny. N, dan 2 orang
saudara kandung. Nn. P merasa penghasilan yang dimiliki
nya mencukupi untuk kebutuhan makanan sehari-hari
namun belum dapat memenuhi pola gizi seimbang yaitu
jarang mengonsumsi sayur, serta buah, dan mneurut Nn. P
keluarga Nn. P memiliki penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari namun juga
belum dapat memenuhi pola gizi seimbang yaitu jarang
mengonsumsi sayur, serta buah. Nn. P jarang melakukan
aktifitas fisik secara teratur seperti berolah raga.
2. Psikologis
Nn. P merupakan satu-satunya dari keluarga inti
mereka yang tinggal di Jakarta. Hal ini membuat Nn. P
memiliki kebiasaan untuk menyelesaikan masalah nya
sendiri. Seperti apabila sedang sakit, ia akan berobat sendiri
ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Sosial
Lingkungan tempat tinggal Nn. P termasuk
lingkungan padat penduduk. Lingkungan sekitar rumah
pasien kurang bersih. Hubungan pasien dengan tetangga
sekitar baik.

10
4. Ekonomi
Sumber penghasilan utama Nn. P adalah dari diri nya
sendiri. Penghasilan Nn. P dirasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari, tapi tidak untuk kebutuhan
lainnya. Untuk biaya kesehatan pasien menggunakan BPJS.
5. Pendidikan
Nn. P menyadari akan pentingnya mengenyam
pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan terakhir Nn. P
yaitu perguruan tinggi.
6. Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar tenpat tinggal Nn.
P adalah pendatang dari berbagai suku seperti jawa, sunda
dan sumatra. Nn. P dapat tinggal dan bersosialisasi dengan
baik kepada warga sekitar.
7. Fungsi Spiritual
Nn. P dan sekeluara memeluk agama Islam, dan rutin
beribadah.

2.1.5 Dinamika Keluarga


Keluarga Tn. S dan Ny. N mengambil keputusan bersama
untuk menyelesaikan kesulitan hari-harinya. Tn. S sebagai
seorang ayah selalu menyanyangi istri dan anak-anaknya. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari- hari Tn. S bekerja sebagai engineer
di perusahaan swasta.

11
2.1.6 Genogram

12
2.2 Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2.2.1 Pedoman Penilaian Rumah Sehat

No. KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT


RUMAH YANG
DINILAI
I. KOMPONEN RUMAH 31
1. Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan
1
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 62
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau batu yang
2
tidak diplester/papan yang tidak kedap
air
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata
3 93
yang diplester) papan kedap air
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah
2 62
panggung).
4. Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
b. Ada 1 31
5. Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 0
6. Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari
1
luas lantai
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas
2 31
lantai
7. Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari
1
luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari
luas lantai dapur (asap keluar dengan
2 0
sempurna) atau ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis
8. Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan
0
untuk membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas
1
untuk membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan 2 31
normal
TOTAL HASIL PENILAIAN KOMPONEN RUMAH 10 310

13
No. KOMPONEN RUMAH KATEGORI NILAI BOBOT
YANG DINILAI
II. SARANA SANITASI 25
1. Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan
tidak memenuhi syarat 1
kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak
2
memenuhi syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan
3
memenuhi syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan
4 75
memenuhi syarat kesehatan
2. Jamban (sarana pembuangan a. Tidak ada
0
kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, tidak
ada tutup, disalurkan ke sungai / 1
kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada
tutup, disalurkan ke sungai atau 2
kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada
3
tutup, septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank 4 100
3. Sarana Pembuangan Air a. Tidak ada, sehingga tergenang
0
Limbah (SPAL) tidak teratur di halaman
b. Ada, diresapkan tetapi
mencemari sumber air (jarak
1
sumber air (jarak dengan sumber
air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan
2
terbuka
d. Ada, diresapkan dan tidak
mencemari sumber air (jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan
tertutup (saluran kota) untuk 4 50
diolah lebih lanjut.
4. Sarana Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air
1
dan tidak ada tutup
c. Ada, kedap air dan tidak
2
bertutup
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3 25
TOTAL HASIL PENILAIAN SARANA SANITASI 10 250

14
No. KOMPONEN RUMAH YANG KATEGORI NILAI BOBOT
DINILAI
III. PERILAKU PENGHUNI 44
1 Membuka Jendela Kamar Tidur a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2 44
2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 -
c. Setiap hari dibuka 2
3 Mebersihkan rumah dan halaman a. Tidak pernah 0
b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari 2 44
4 Membuang tinja bayi dan balita a. Dibuang ke
ke jamban sungai/kebun/kolam 0
sembarangan
b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 -
5 Membuang sampah pada tempat a. Dibuang ke sungai / kebun /
0
sampah kolam sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang ke
1
tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke tempat
2 88
sampah.
TOTAL HASIL PENILAIAN PERILAKU 4 176
• Keterangan:

Hasil Penilaian : Nilai x Bobot

1. Komponen Rumah = 10 x 31 = 310

2. Sarana Sanitasi = 10 x 25 = 250

3. Perilaku penghuni = 4 x 44 = 176

Total = 736

• Kriteria :

1. Rumah Sehat : 1068 – 1200

2. Rumah Tidak Sehat : < 1068

• Kesimpulan: Tempat tinggal Nn. P (total skor 736) termasuk dalam kategori
rumah tidak sehat karena kurangnya 3 aspek dalam penilaian rumah sehat,
yaitu komponen fisik rumah, sarana sanitasi, dan perilaku penghuni.

15
• Kepemilikan Barang-Barang Berharga

Nn. P memiliki barang-barang antara lain 1 buah kipas angin, 1 buah setrika,
1 buah handphone, 1 buah lemari pakaian, 1 buah meja belajar, dan 1 buah
tempat tidur.
• Denah Tempat Tinggal

Gambar 2. Denah Tempat Tinggal Nn. P

2.3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit


Jika Nn. P sedang sakit ia lebih sering membeli obat di warung terlebih
dahulu. Jika tidak sembuh, Nn. P biasanya berobat ke tempat fasilitas
kesehatan seperti puskesmas terdekat yang ditempuh dengan
menggunakan transportasi umum.

b. Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan


Nn. P memiliki jaminan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) dan rutin mengurus BPJS nya.

c. Perilaku terhadap Makanan


Nn. P memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan makanan
yang dibelinya di kantin kantornya atau sepulang kerja. Makanan yang di

16
konsumsi dalam sehari beranekaragam, Nn. P menyebutkan sarapan nasi
denga telur goreng ataupun tahu dan tempe. Untuk makan siang, Nn. P
memakan makanan beragam yang ada di sekitaran gedung kantornya. Nn.
P jarang mengonsumsi sayur serta dan buah- buahan. Nn. P cukup
mengerti yang dimaksud dengan pola gizi seimbang dan tahu kandungan
gizi dari makanan yang setiap hari di konsumsi. Nn. P minum air putih
kurang lebih 3 gelas sehari.

d. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan


Nn. P membersihkan kos-kosan nya dua kali seminggu. Nn. P tinggal di
sebuah kos-kosan yang berada di lingkungan cukup padat penduduk. Kos-
kosan tersebut hanya memiliki 1 jendela dan 2 ventilasi yang kecil
sehingga sedikit cahaya yang masuk ke dalam kos-kosannya.

2.4. Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 2.4.1. Pelayanan Kesehatan


Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai Menggunakan Nn. P datang ke
Pelayanan Kesehatan transportasi umum Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih
menggunakan
transportasi umum

Faktor Keterangan Kesimpulan


Tarif pelayanan Badan Penyelenggara Dengan menggunakan
kesehatan Jaminan Sosial (BPJS) BPJS Nn. P merasa
puas dan tidak perlu
memikirkan biaya
setiap kali berobat

Kualitas Pelayanan Memuaskan Nn. P merasa puas


Kesehatan dengan pelayanan yang

17
diberikan puskesmas

2.5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Pasien makan 3 kali sehari dengan waktu yang tidak menentu setiap harinya.
Pasien biasa memakan makanan yang dibelinya di sekitar kantor nya atau
tempat lainnya. Pasien sering terlambat makan dan suka mengonsumsi
makanan pedas.
b. Menerapkan pola gizi seimbang

Menu makanan yang sering dikonsumsi pasien adalah nasi, telur, tahu,
tempe, dan ayam. Untuk setiap sajiannya, pasien biasanya membeli nasi
putih dengan lauk seperti telur, tempe, tahu atau ayam. Pasien jarang
mengonsumsi daging, sayur dan buah-buahan.

c. Pola Makan

Food recall: Nn. P memiliki kebiasaan makan 2-3 kali sehari.


Tabel 2.5.1 Food recall Pola Makan Nn. P selama Tiga Hari

1. Hari I (17 November 2019)


Tabel 1.4.1.1 menu makanan pasien tanggal 17 November 2019

Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Jadwal Makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Makan Nasi putih
204 44,08 4,20 0,44
pagi
Air putih 0 0 0 0
Telur dadar 98 1,15 6,81 7,14
Sambal 15 1,56 1,37 0,41
Minyak
90 0 0 10
goreng

18
Tabel 1.6 menu makanan pasien tanggal 17 November 2019

Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Jadwal Makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Makan Nasi putih
siang 204 44,08 4,20 0,44

Ayam
goreng 135 0 13,67 8,45
paha
Tempe 34 1,79 2 2,28
Minyak
goreng 90 0 0 10

Sambal
15 1,56 1,37 0,41

Air putih
0 0 0 0

Selingan Kue pukis


117 15,73 2,75 4,96

Makan Nasi putih


malam 204 44,08 4,20 0,44

Ayam
goreng 195 0 29,55 7,72
dada
Air putih 0 0 0 0
Sambal 15 1,56 1,37 0,41
Minyak
90 0 0 10
goreng
Total 1506 154,03 59,11 45,11

19
3. Hari II (19 November 2019)
Tabel 1.4.2 menu makanan pasien tanggal 19 November 2019

Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Jadwal Makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Makan Nasi goreng
pagi ayam 329 41,82 12,45 12,34

Telur dadar
98 1,15 6,81 7,14

Minyak
goreng 90 0 0 10

Air Putih
0 0 0 0
Makan Ketoprak
siang 402 3,75 15,59 8,66

Air putih 0 0 0 0
Selingan Risol 96 8,66 6,33 3,75
Minyak
90 0 0 10
goreng
Makan
Mie Instan 300 46 7 10
malam

Telor rebus
68 0,49 5,51 4,65

Sambal
15 1,56 1,37 0,41

Air putih 0 0 0 0
Total 1473 103,43 55.06 66.95

20
4. Hari III (21 November 2019)
Tabel 1.4.3 menu makanan pasien 21 November 2019

Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Jadwal Makanan
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Makan
Bubur 372 36,12 27,56 12,39
pagi
ayam
Kerupuk 15 1,83 0,22 0,76
Sambal
15 1,56 1,37 0,41

Makan Nasi
putih 300 40 4 6
siang
Ayam
goreng 135 0 13,67 8,45
paha
Minyak
goreng 90 0 0 10

Sambal
15 1,56 1,37 0,41

Air putih 0 0 0 0
Selingan Rujak 249 22,53 13,68 12,71
Makan
Mie telur 221 40,26 7,26 3,31
malam
Telor orak
arik 101 1,34 6,76 7,45

Sambal
15 1,56 1,37 0,41

Air putih 0 0 0 0
Total 1528 146,76 77,26 62,3

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa Nn. P mendapat total kalori per
hari, sebagai berikut:
a. Tanggal 17 November 2019 = 1.506 kkal
b. Tanggal 19 November 2019 = 1.473 kkal

21
c. Tanggal 21 November 2019 = 1.528 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 1.502,3 kkal.

1) Total asupan karbohidrat perhari:


a. Tanggal 17 November 2019 = 154,03 gr
b. Tanggal 19 November 2019 = 103,43 gr
c. Tanggal 21 November 2019 = 146,76 gr
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 134,74 kkal.

2) Total asupan protein perhari:


a. Tanggal 17 November 2019 = 59,11 gr
b. Tanggal 19 November 2019 = 55,06 gr
c. Tanggal 21 November 2019 = 77, 26 gr
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 63,81 kkal.

3) Total asupan lemak perhari:


a. Tanggal 17 November 2019 = 45,11 gr
b. Tanggal 19 November 2019 = 66.95 gr
c. Tanggal 21 November 2019 = 62,3 gr
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 58,12 kkal.
1. Penentuan Status Gizi
a. Berat Badan : 54 kg
b. Tinggi Badan: 156 cm
c. IMT: 54/2,43 = 22,22
d. Status Gizi: Berat badan normal

2. BB Ideal = 90% (Tinggi Badan- 100) kg


= 90% (156– 100)
= 50,4 kg

3. Jumlah Kebutuhan Kalori Perhari


Kebutuhan kalori basal = BB ideal x kalori perempuan (kkal/KgBB)

= 50.4 kg x 25kkal/kgBB

= 1260 kkal

22
Faktor Koreksi
• Aktivitas fisik sedang + 30% kalori basal

= + 30% x 1260 kkal

= 678 kkal

• Kebutuhan Kalori Total= KKB + Aktivitas fisik


= 1260 + 678
= 1938 kkal
4. Kebutuhan Gizi Pasien:
• Karbohidrat (60-70%) = 70% x 1938 kkal
= 1356 gr : 4
= 339,15 gr
• Protein (10-15%) = 10% x 1938 kkal
= 193,8 gr : 9
= 21,53 gr
• Lemak (20-25%) = 20% x 1938 kkal
= 387,6 gr : 4
= 96.9 gr

5. Interpretasi terhadap food record pasien

Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record


pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas bahwa secara keseluruhan
menu makan pasien kurang sesuai dengan jumlah energi/kalori yang dibutuhkan
setiap harinya dan belum mencakupi gizi yang seimbang.

23
4.3. Nilai/Kepercayaan yang Dianut Terkait Kesehatan
Pasien percaya bahwa penyakit yang didapat disebabkan oleh pola makan
yang buruk, serta kurang menjaga kesehatan. Penyakit yang dialaminya
ini tidak ada hubungan dengan ilmu ghaib atau guna – guna dan semata-mata
adalah ujian dari Allah SWT.
4.4. Pola Dukungan Keluarga
1. Faktor pendukung terselesainnya masalah
a. Pasien ingin menjalani pengobatan
b. Tempat pelayanan kesehatan yang tidak terlalu jauh
c. Memiliki layanan pengobatan gratis (BPJS)

d. Adanya keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya

2. Faktor penghambat terselesaikannya masalah

Pada Nn. P ada faktor penghambat dalam menyelesaikan masalah yaitu jauhnya
pasien dari keluarga menyebabkan kurangnya pengawasan keluarga terhadap
pola makan dan pola hidup pasien.

3. Identifikasi permasalahan yang didapat

a. Kuranganya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah satunya


dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap pencetus
penyakit pasien.
b. Nn. P tidak menerapkan tentang gizi seimbang dan pengaturan pola makan
atau menu makanan yang tepat.
c. Tempat tinggal Nn. P tergolong rumah tidak sehat.
d. Nn. P kurang menjaga kesehatannya, ini terlihat dari kebiasaan yang jarang
berolahraga.
e. Pola dukungan yang kurang baik dari keluarga pasien terlihat dari
kehidupan pasien yang jauh dari keluarga pasien.

24
BAB III
DIAGNOSIS HOLISTIK

3.1 Diagnosis Holistik (Multiaksial)


3.1.1 Aspek Personal
A. Alasan Kedatangan
Pasien datang berobat ke Puskesmas seorang diri dengan
menggunakan transportasi umum, pasien memilih berobat ke
Puskesmas dikarenakan jarak yang dekat dengan tempat tinggal
nya, biaya yang gratis, serta kualitas pelayanan kesehatan yang
memuaskan.
B. Harapan
Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh dari
penyakitnya sehingga dapat bekerja kembali dengan
mengonsumsi obat-obatan yang didapatkan dari dokter di
Puskesmas serta rajin kontrol 3 bulan sekali.
C. Kekhawatiran
Keluhan pada pasien tidak membaik sampai pasien meminum
obat, sehingga khawatir apabila harus bergantung untuk terus
minum obat ke depannya.
D. Persepsi
Pasien beranggapan bahwa sakit yang dialami pasien ini adalah
karena tidak menjaga pola makan.

3.1.2 Aspek Religi


Pasien percaya bahwa sakit adalah merupakan ujian dari Allah
SWT, setiap ujian harus diterima dan harus berprasangka baik
terhadap ujian yang didapat. Walaupun sedang sakit pasien tetap
menjalankan ibadah sholat wajib.

25
3.1.3 Aspek Klinis
Pasien datang berobat ke puskesmas karena keluhan pada
penyakitnya kembali muncul. Pasien mengeluh rasa nyeri pada
ulu hati nya yang mengganggu aktivitas sehari-hari nya. Pasien
didiagnosis memiliki gastritis sejak 1 tahun yang lalu, semenjak
itu pasien sering datang ke puskesmas apabila keluhan pasien
muncul.

Dari anamnesis didapatkan nyeri pada ulu hati, rasa mual, dan
mengalami muntah sebanyak 1 kali. Sehingga dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan bahwa
diagnosis kerja yaitu Gastritis.

3.1.4 Aspek Risiko Internal


Nn. P suka mengonsumsi makanan yang pedas. Pasien juga
sering terlambat makan sehingga memengaruhi fisiologi tubuhnya
sehingga keluhan nyeri ulu hati disertai mual dan muntah dirasakan.
Serta pola gizi yang tidak seimbang.
3.1.5 Aspek Risiko Eksternal

• Kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakit yang


dialami dan faktor risikonya.
• Jauhnya pasien dari keluarga menyebabkan kurangnya
pengawasan keluarga terhadap pola makan dan pola hidup
pasien.
• Keadaan tempat tinggal pasien yang termasuk kategori rumah
tidak sehat.
3.1.6 Aspek Fungsional

Menurut International Classification Primary Care (ICPC),


pasien mempunyai aspek fungsional yang mana pasien mampu
melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit.
Identifikasi derajat fungsional pasien berdasarkan ICPC dan
alasannya:

26
• Level 1: Tidak ada keterbatasan apapun
• Level 2: Mulai ada keterbatasan fungsi
• Level 3: Banyak keterbatasan fungsi
• Level 4: Sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan
harian dirumah)
• Level 5: Tidak dapat beraktivitas sama sekali (full bed
100%)

Berdasarkan kriteria ICPC maka dapat disimpulkan derajat


fungsional pasien menurut ICPC saat ini adalah derajat 1,
dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan ataupun aktivitas
harian.

27
Tabel 3.1. Rencana Penatalaksanaan
No. Daftar Masalah pada Setiap Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
Aspek
A. Aspek Personal
1. Pasien datang berobat ke puskesmas Memberikan edukasi terhadap pencetus Pasien Pada saat di Pasien menjaga pola Pasien memahami
karena keluhan pada penyakitnya penyakit yang dialami oleh pasien dan kontrol dan Puskesmas dan makan serta pola hidup tentang penyakit yang
kembali muncul. Pasien mengeluh rasa ke dokter apabila keluhan kembali muncul serta keluarga kunjungan ke yang sehat dan dialaminya.
nyeri pada ulu hati nya yang meminum obat yang diberikan. nya rumah meminum obat dengan
mengganggu aktivitas sehari-hari serta teratur.
terasa mual dan mengalami muntah
sebanyak 1 kali. Pasien didiagnosis
memiliki gastritis sejak 1 tahun yang
lalu, semenjak itu pasien sering datang
ke puskesmas apabila keluhan pasien
muncul.

2. Pasien sangat mengharapkan dirinya Memberikan edukasi tentang penyakit gastritis Pasien Pada saat di Pasien menjadi paham Pasien menjaga pola
dapat sembuh dan tidak ada lagi yang dapat dicegah dengan menjaga pola makan dan Puskesmas dan bahwa penyakitnya tidak makan dan
keluhan nyeri yang dialaminya. serta pola hidup yang sehat.. keluarga kunjungan ke akan bertambah buruk menerapkan pola
nya rumah bila menjaga pola makan hidup sehat.
serta pola hidup sehat
dan meminum obat
secara teratur.
3. Pasien memiliki kekhawatiran Menjelaskan kepada pasien bahwa gastritis Pasien Pada saat di Pasien paham dan mau Pasien mau
penyakitnya akan bertambah buruk dan dapat dicegah dengan menjaga pola makan dan dan Puskesmas dan untuk sembuh dengan memperbaiki pola
tidak akan sembuh.. pola hidup sehat serta meminum obat yang keluarga kunjungan ke cara menjaga pola makan makan serta pola
diberikan. nya rumah dan pola hidup sehat. hidup sehat.

25
Tabel 3.1. Rencana Penatalaksanaan

No. Daftar Masalah pada Setiap Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
Aspek
B. Aspek Religi
1. Pasien percaya bahwa penyakit yang Mengingatkan kepada pasien bahwa Pasien Pada saat Pasien percaya bahwa Pasien bersyukur
dialaminya datang dari Allah dan akan kesembuhannya bukan dari dokter, namun atas dan kunjungan ke kesembuhannya atas izin kepada Allah karena
sembuh dengan seizin Allah. seizin Allah dan dokter hanya perantara bagi keluarga rumah Allah dan dokter hanya memberi kesembuhan
kesembuhan pasien. Pasien juga diingatkan nya sebagai perantaranya pada dirinya
untuk selalu makan makanan yang halal dan
thoyyib.
C. Aspek Klinis
1. Gastritis Memberikan obat golongan proton pump Pasien Pada saat di Pasien rutin meminum Pasien mengatakan
inhibitor yaitu omeprazole 2 x 20 mg, serta obat Puskesmas obat sehingga keluhan keluhannya mulai
anti emetic yaitu domperidone 3 x 10 mg pasien berkurang berkurang

D. Aspek Risiko Internal


1. Pasien suka mengonsumsi makanan Kurangi mengonsumsi maknan pedas, terapkan Pasien Pada saat di Kebutuhan kalori Pasien mulai
yang pedas dan juga sering terlambat pola makan sedikit tapi rutin, mengonsumsi dan Puskesmas dan terpenuhi, gizi seimbang menerapkan gizi
makan, serta pola gizi yang tidak buah dan sayuran, serta olahraga teratur keluarga kunjungan ke terpenuhi, dan dengan seimbang
seimbang. nya rumah mengurangi konsumsi
makanan yang pedas
diharapkan penyakitnya
bisa membaik.

26
Tabel 3.1. Rencana Penatalaksanaan

No. Daftar Masalah pada Setiap Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
Aspek
E. Aspek Risiko Eksternal
1. Kurangnya pengetahuan pasien Memberikan edukasi tentang penyakit yang Pasien Pada saat di Pasien menjadi paham Pasien menjaga pola
mengenai penyakit yang dialami dan dialaminya serta faktor risiko yang dapat dan Puskesmas dan mengenai penyakitnya makan dan
faktor risikonya mencetus penyakitnya. keluarga kunjungan ke serta faktor risiko yang menerapkan pola
nya rumah dapat mencetus hidup sehat.
penyakitnya

2. Keadaan tempat tinggal pasien Menjelaskan kepada pasien aspek penilaian Pasien Pada saat Pasien mengetahui aspek Pasien menjaga
termasuk kategori rumah tidak sehat rumah sehat dan mengedukasi pasien untuk dan kunjungan ke penilaian rumah sehat lingkungan rumah
menjaga lingkungan rumah tetap sehat keluarga rumah dan menjaga lingkungan tetap sehat
nya rumah tetap sehat

3. Jauhnya pasien dari keluarga Memberikan edukasi mengenai pentingnya Pasien Pada saat Keluarga pasien dapat Pasien rutin
menyebabkan kurangnya pengawasan peran keluarga terhadap pola makan dan pola dan kunjungan ke lebih mengawasi kondisi berkomunikasi
keluarga terhadap pola makan dan pola hidup pasien seperti dengan rutin berkomunikasi keluarga rumah keadaan pasien dengan dengan keluarga nya
hidup pasien. jarak jauh serta berkunjung 1 bulan sekali untuk nya meningkatkan
mengetahui kondisi keaadaan dan lingkungan komunikasi jarak jauh
sekitar pasien serta berkunjung ke
tempat tinggal pasien
F. Aspek Fungsional
1. Pasien termasuk derajat Menyarankan pasien untuk tetap beraktivitas Pasien Pada saat di Pasien tidak terbebani Pasien dapat tetap
1 yang mana pasien sehari-hari seperti biasa namun mengurangi Puskesmas dan oleh aktifitas nya sehari- beraktifitas seperti
sehat dan dapat konsumsi makanan pedas yang dapat mencetus kunjungan ke hari dan bisa lebih sehat biasa.
melakukan aktifitas timbul nya penyakit. rumah
sehari – hari.

27
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai