Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PORTOFOLIO

Topik : HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN


DEHIDRASI

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus bagian dari
persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia
di RSUD Simo Boyolali

Disusun oleh :

dr. Fitria Nur Farizka

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

KABUPATEN BOYOLALI

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS PORTOFOLIO

HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN DEHIDRASI

Disusun oleh :
dr. Fitria Nur Farizka

Telah dipresentasikan pada


Tanggal, 27 Agustus 2019

Pembimbing,

dr. Yopie Ibrahim


BORANG PORTOFOLIO KASUS MEDIK

Topik : Hiperemesis Gravidarum dengan Dehidrasi


Tanggal MRS : 24 agustus 2019
Presenter : dr. Fitria Nur F.
Tanggal Periksa : 24 agustus 2019
Tanggal Presentasi : 27 agustus 2019 Pendamping : dr. Yopie Ibrahim
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
□ Tinjauan
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran
Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia
Bumil
□ Deskripsi : Laki-laki, 68 tahun dengan keluhan sesak nafas
□ Tujuan : Penegakkan diagnosa dan pengobatan yang tepat dan tuntas.
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Bahasan :
Cara
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas :
Data Pasien : Nama : Ny.A , 23 tahun No. Registrasi : 1506092783
Nama RS : RSUD SIMO Telp : Terdaftar sejak:
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah dialami sejak ±1 minggu yang lalu.
Pada awalnya, muntah hanya terjadi pada pagi hari namun saat ini muntah dialami tidak
hanya di pagi hari. Muntah sering terjadi ketika pasien setelah makan dan minum, dengan
frekuensi >8x/hari dengan volume sekitar ¾ gelas. Isi muntahan berupa makanan dan
minuman yang dikonsumsi sebelumnya, bercampur dengan cairan kuning yang diyakini
pasien berasal dari lambung karena terasa pahit. Muntah disertai dengan sedikit darah saat
sebelum ke rumah sakit satu kali. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah
makan dan minum atau saat mencium bau ikan dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien
juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari,
merasa haus dan bibir terasa kering, merasa banyak air liur di dalam mulut, terjadi penurunan
nafsu makan dan berat badan sekitar 2kg dalam satu minggu ini. BAB tidak lancer terkhir 2
hari yang lalu dan BAK berwarna kuning dengan frekuensi 3x dalam sehari dan jumlah yang
sedikit. Keluhan disertai dengan sakit ulu hati.
2. Riwayat Pengobatan : minum obat magh dari apotek
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: Riwayat DM (-). Riwayat Hipertensi (-), riwayat
jantung (-), riwayat merokok (+), riwayat TB (-), riwayat gastritis (+)
4. Riwayat Keluarga : Riwayat DM (-), Riwayat hipertensi di keluarga (-)
5. Riwayat Pekerjaan : Pasien tidak bekerja
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Status ekonomi keluarga pasien termasuk
dalam golongan menengah keatas
7. Lain-lain :
Sosial ekonomi cukup, pasien menggunakan fasilitas BPJS

Daftar Pustaka
1. Mochtar, Rustam, , Sinopsis Obsetri, Jilid I, 2001.Jakarta; EGC.

2. Hartanto H. Penyakit Saluran Cerna. Dalam: Cunningham FG. Obstetric Williams.


Edisi ke-21. Jakarta: EGC. 2005. hal 1424-1425.
3. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan;
Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta;2002; hal. 275-280.
4. Ogunyemi DA, Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. 2012

5. Verberg MFG, Gillott DJ dan Grudzinskas JG. 2005. Hyperemesis Gravidarum, a


literature review. Human Reproduction Update.vol 11. No.5. pp. 527-539.

6. Goldberg D, Szilagyi A, Graves L: Hyperemesis gravidarum and Helicobacter pylori


infection: a systematic review. Obstet Gynecol 2007, 110:695-703.

7. Sheehan P. Hyperemesis gravidarum assessment and management. Aust Fam


Physician 2007,36:698-701.

8. Chaterine M, Graham RH and Robson SC. Caring for women with nausea and
vomiting in pregnancy : new approaches. British Journal of Midwifery, May 2008,
Vol 16, No. 5.

9. Asih, Kampono dan Prihartono. Hubungan pajanan infeksi Helicobacter pylori


dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Majlah Obstetri Ginekologi Indonesia. Vol
33, no 3 Juli 2009.

10. Einarson A, Maltepe C, Bukovic R, Koren G. Treatment of nausea and vomiting in


pregnancy: an updated algorithm. Can Fam Physician 2007, 53 (12):2109-2111.

Hasil Pembelajaran :
1. Hiperemesis Gravidarum , Dehidrasi
2. Penegakan diagnosis hiperemesis gravidarum dan dehidrasi
3. Tatalaksana kasus HEG disertai dehidrasi

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Karang gayam 05/01 Sumber Simo
Tanggal masuk : 24 Agustus 2019
No. CM : 1506092783
Biaya pengobatan : BPJS

Nama Suami : Tn. AS


Umur : 25 tahun
Alamat : Karang gayam 05/01 Sumber Simo
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : Sarjana
II. ANAMNESIS
Anamnesis dailakukan tanggal 24 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB di
bangsal IGD RSUD Simo Boyolali.
Keluhan utama: Muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah dialami sejak ±1
minggu yang lalu. Pada awalnya, muntah hanya terjadi pada pagi hari namun
saat ini muntah dialami tidak hanya di pagi hari. Muntah sering terjadi ketika
pasien setelah makan dan minum, dengan frekuensi >10x/hari dengan volume
sekitar ½ gelas. Isi muntahan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi
sebelumnya, hari ini muntahan bercampur dengan cairan warna kuning yang
terasa pahit. Muntah disertai dengan sedikit darah saat sebelum ke rumah
sakit satu kali. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah
makan dan minum atau saat mencium bau ikan dan berkurang saat istirahat.
Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari, merasa haus dan bibir terasa kering, merasa
banyak air liur di dalam mulut, terjadi penurunan nafsu makan dan berat
badan sekitar 2kg dalam satu minggu ini. Berat badan sebelum sakit 47kg.
BAB tidak lancer terkhir 2 hari yang lalu dan BAK berwarna kuning dengan
frekuensi 3x dalam sehari dan jumlah yang sedikit. Keluhan disertai dengan
sakit ulu hati.
HPHT : 20 Juni 2019
HPL : 27 Maret 2020
Riwayat Haid
- Menarche : 12 tahun.
- Lama haid : 6-7 hari
- Siklus haid : 28 hari

Riwayat Menikah
Pernikahan pertama, lama pernikahan 8 bulan.

Riwayat Obstetri
Kehamilan ini merupakan hamil pertama
Riwayat KB
Disangkal
Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 1 kali, sudah mendapatkan
imunisasi TT 1 (+) , belum pernah USG

Perilaku Kesehatan
 Merokok : disangkal
 Minum minuman beralkohol : disangkal
 Kebersihan daerah reproduksi : diakui baik

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat Asma : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Diabetes melitus : disangkal
 Riwayat Penyakit jantung : disangkal
 Riwayat Alergi : disangkal
 Riwayat Gastritis : diakui
 Riwayat Trauma : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


 Asma : disangkal
 Hipertensi : disangkal
 Riwayat Diabetes melitus : disangkal
 Penyakit Jantung : disangkal
 Alergi : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama suami dan orang
tuanya. Biaya pengobatan menggunakan BPJS.

A. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Tampak lemas
b. Kesadaran : Compos mentis, GCS 15
c. Vital sign : TD : 97/63 mmHg
Nadi: 71 x/menit, isi & tegangan cukup
RR : 20 x/menit
T : 37,6C (axiler)
SpO2 : 98 %
d. Tinggi badan : 148 cm
e. Berat badan sekarang : 44 kg
f. Status Gizi : 20,08 kg/m2 (normoweight)
g. Kepala : Mesocephal, distribusi rambut merata
h. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
direk (+/+), reflek cahaya indirek (+/+),Mata
(facies cholerica) cekung -/-
i. Hidung : Deformitas (-),napas cuping hidung(-), sekret(-)
j. Telinga : Discharge (-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid
(-/-), gangguan fungsi pendengaran(-/-).
k. Mulut : bibir kering (-),sianosis (-), lidah kotor (-), bibir
kering (+)
l. Kulit : hipopigmentasi(-), hiperpigmentasi (-)
m. Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), deviasi
trakea (-), peningkatan JVP

Thoraks
Jantung
 Inspeksi : ictus codis tak nampak
 Palpasi : ictus cordis tidak melebar, tidak kuat angkat,
pulsus parasternal (-), pulsus epigastrium (-), thrill (-)
 Perkusi
Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS 2 linea sternalis sinistra
Kiri bawah jantung : ICS 6 2cm ke lateral linea
midclavikula sinistra
Kanan bawah jantung : ICS 5 linea parasternalis dextra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru (Pulmo)
 Inspeksi : normochest, retraksi (-), pergerakan simetris pada saat
statis dan dinamis
 Palpasi : sela iga tidak melebar, nyeri tekan (-)
 Perkusi : sonor +/+
 Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen
• Inspeksi : tampak datar
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
• Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+) >>, turgor <2”

Ekstremitas Sup Inf


• Akral dingin : +/+ +/+
• Udem : -/- -/-
• Sianosis : -/- -/-
• CRT : <2 detik <2 detik

Status Ginekologi
Pemeriksaan genitalia eksterna :
• Rambut pubis : pertumbuhan dalam batas normal
• Labia mayora : tanda radang (-)
• Labia minora :
- Dextra : massa (-)hiperemis (-), nyeri tekan (-)
- Sinistra : dalam batas normal
• Muara uretra : tanda radang (-)
• Kelenjar bartholini : massa (-), nyeri tekan (-)
• Vagina : fluor albus (-), darah (-)
• Kelenturan perineum : normal

Pemeriksaan genitalia interna ( tidak dilakukan )

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


o Pemeriksaan laboratorium : 24 Agustus 2019

Nilai
Jenis Hasil Satuan
Normal
Darah Rutin

Leukosit 7.9 103/uL 4.5 – 13.5


Eritrosit 4.9 106/uL 3.8 – 5.8

Hemoglobin 12.3 g/dL 10.8 – 15.6

Hematokrit 39.4 % 33 – 45

MCV 79.9 fL 69 – 93
MCH 27 Pg 22 – 34
MCHC 22 g/dL 32 – 36

Trombosit 213 103/uL 184 – 488

RDW 13.2 % 11.5 – 14.5


PLCR 32.6 %  

Diff Count

-Eosinofil
0.04 103/uL 0.045 – 0.44
Absolute
-Basofil
0.01 103/uL 0 – 0.2
Absolute
-Netrofil
5.9 103/uL 1.8 – 8
Absolute
-Limfosit
1.2 103/uL 0.9 – 5.2
Absolute
-Monosit
0.5 103/uL 0.16 – 1
Absolute
-Eosinofil 0.5 % 2–4
-Basofil 0.1 % 0–1
-Netrofil 75.2 % 50 – 70
-Limfosit 17.6 % 25 – 50
-Monosit 6.6 % 1–6

Elektrolit

-Kalium 3.1 mmol/L 3.1 – 5.1


-Natrium 136.1 mmol/L 135 – 145

-Chlorida 95.4 mmol/L 95 – 105

DIAGNOSIS KERJA : 1. Hiperemesis Gravidarum


2. Dehidrasi Ringan-Sedang
DIAGNOSIS BANDING : 1. Gastritis Kronik
2. GERD
3. Ulkus peptikum

IV. PENATALAKSANAAN
1. Diagnosis kerja : Hiperemesis Gravidarum dengan dehidrasi
2. Terapi
Medikamentosa
Skor Daldiyono : 2 ( muntah skor 1 , akral dingin skor 1 )
Defisit cairan : 2*10%*BB*1000ml/15
: 533 ml
Dilakukan guyur RL 500cc tetesan cepat-> observasi KU dan TTV
Dilanjutkan infus RL : D5% 20 tpm selang seling
Infus RL + drip ondansentron 4 mg tetesan 20 tpm
Inj i.v. Ranitidine 1 amp/8 jam
Inj i.v diphenhidramin 1 amp/iv/extra
Antasid syrup 3x1
Asam folat 400 mg /24 jam
Paracetamol 500 mg tab k/p
Non Medikamentosa
Bed rest
Makan sering dengan porsi kecil
Hindari makanan yang merangsang mual dan muntah
3. Monitoring
Keadaan umum
Kesadaran
TTV (Tekanan darah, Nadi, Respiratory rate, Suhu)
Urine output
Tanda-tanda dehidrasi
4. Edukasi
Makan makanan porsi kecil sering
Kurangi makanan yang merangsang pencernaan
Manajemen psikologi (hindari stress)

V. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

VI. FOLLOW UP
25 agustus 2019
S : Lemas (+), mual (+), pusing (+), muntah (+) 3 kali hari ini, nyeri ulu hati
(+), BAB (-), BAK lancar
O : TD : 107/70 mmHg
N : 90x/menit
R : 22x/menit
S : 37ºC
DJJ : 148 x/menit
A : GIP0A0 gravid 9 minggu 2 hari + hiperemesis gravidarum grade I dan
dehidrasi
P : IVFD RL : D5% 20 tpm selang seling
Infus RL + drip ondansentron 4 mg tetesan 20 tpm
Inj Ranitidin 1 Ampul/12 jam
Antasid syr 3x1
Asam folat 400 mg /24 jam
Paracetamol 500 mg tab k/p

26 agustus 2019
S : Lemas (-), mual (+), pusing (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), nafsu
makan (+), BAB (-), BAK lancar
O : TD : 110/80 mmHg
N : 76x/menit
R : 20x/menit
S : 36,4ºC
DJJ : 146 x/menit
A : GIP0A0 gravid 9 minggu 2 hari + hiperemesis gravidarum grade I dan
dehidrasi Ringan
P : IVFD RL : D5% 20 tpm selang seling

Injeksi i.v ondansentron1 ampul/ 12 jam


Inj Ranitidin 1 ampul/12 jam
Antasid syr 3x1
Asam folat 400 mg /24 jam
Rencana USG besok di poli Obsgyn RSUD Simo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang
begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urin.1-4

B. Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan,
kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan
nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester
pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa
ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia
dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh
berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai
perdarahan sub-endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdarahan pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

D. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,

yaitu:1,2

a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap


makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit
dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,
turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah
kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan
cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.
d) Parameter Tingkat I Tingkat II Tingkat II
Kondisi umum Lemah Lebih lemah dan Lebih buruk
apatis
Kesadaran Compos mentis Apatis Somnolen
Nyeri epigastrium + ++ ++
Muntah >10 kali Sering Berhenti
Tekanan darah Menurun Menurun Menurun
Nadi >100 x/mnt Meningkat Meningkat
Turgor kulit Menurun Menurun Menurun
Mata Cekung Cekung, + Cekung, +
ikterus ikterus
BAK Normal Oligouria Oligouria-anuria
Keton urin -/+ > +2
Tabel 1. Gejala Hiperemesis Gravidarum
E. Gejala Klinik.
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering
dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva
yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi.
Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan
peningkatan hematokrit.1,2,3

Batas jelas antara mual dalam kehamilan yang masih fisiologik


dengan hiperemesis gravidarum tidak ada. Ada yang mengatakan, bisa
lebih dari 10 kali muntah; akan tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.1,

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke


dalam 3 tingkatan:

Tingkat I. Ringan

Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum


penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi meningkat sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit berkurang, lidah kering
dan mata cekung.1,2,3

Tingkat II. Sedang

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang
lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Dapat pula tercium aseton dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.1,2,3

Tingkat III. Berat


Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun.1,2,3 Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan
mental.1,3 Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.1 Literatur
lain menyebutkan Wernicke encephalopathy dari defisiensi tiamin diikuti tanda-
tanda dari keterlibatan sistem saraf pusat., meliputi bingung, gangguan
penglihatan, ataksia, and nistagmus. Komplikasi ini ditemukan melalui
pemeriksaan penunjang MRI.8

F. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan jika
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.4 Diagnosis hiperemesis
gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan.
Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit
gastritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis,
ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala
muntah.1,4

Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2


a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat, tekanan darah menurun pada keadaan
berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,
pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan,
konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna
biru.
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan
dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
mola hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton
dan proteinuria.

Kriteria Diagnosis:5

a. Sering muntah (lebih dari 10 kali per 24 jam)


b. Tenggorokan terasa kering dan terus-menerus merasa haus
c. Kulit menjadi keriput (dehidrasi)
d. Berat badan mengalami penyusutan
e. Pada keadaan yang berat dapat terjadi ikterus sampai dengan
gangguan syaraf/kesadaran.

Hiperemesis gravidarum yang terus-menerus dapat menyebabkan


kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga
pengobatan perlu segera diberikan.1

G. Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan
mempunyai gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan.
Beberapa penyakit tersebut antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan
perut sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa
appendicitis akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-
tanda defance musculare juga bisa dijadikan petunjuk membedakan
hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil
apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan
kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula
darah, dan pemeriksaan gas darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering
menggunakan NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat
membedakan dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus
peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis
gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat.
Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-
muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien hiperemesis
gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai
peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT)
dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata.
Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum
tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak
menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang
sudah menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum
alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,
kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar
ke punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar
ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat
membantu menegakkan diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah
yang hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang
terjadi hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula
disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil
sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.

H. Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak
segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia,
menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian.
Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke.
Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-
otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur
(ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan
kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

I. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan
dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari
dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur
hendaknya dapat teratur.1,2,3

J. Penatalaksanaan 1-4
1. Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala
tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Tetapi perlu diingat
untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa yang sering
diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin
B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurkan seperti dramamin, avomin.
Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti metoklopramide,
disiklomin hidrokhloride atau khlorpromazin.1,2 Penanganan
hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah
sakit.1 Apabila muntah terus berlangsung perlu diambil langkah-
langkah yang sesuai untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit lain,
misalnya gastroenteritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus
peptikum, pielonefritis, dan perlemakan hati pada kehamilan.7
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah
sakit.
a. Yang menjadi pegangan untuk memasukkan pasien ke rumah
sakit sebagai berikut:
i. Semua yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
apalagi bila telah berlangsung lama
ii. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badan
normal
iii. Dehidrasi, yang ditandai dengan turgor yang kurang dan
lidah kering
iv. Adanya aseton dalam urine.4
b. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah
sakit saja telah banyak mengurangi mual muntahnya.1,3
c. Isolasi. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah
dan peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang
boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien
mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak
diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.1,2,3
3. Terapi psikologik. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.1,2 Dengan
diperbaikinya faktor-faktor psikologik ini, wanita yang bersangkutan
biasanya mengalami perbaikan bermakna selagi di rawat inap namun
biasanya kambuh setelah dipulangkan. Penanganan yang positif
terhadap masalah psikologis dan sosial akan bermanfaat.7
4. Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena. Dibuat daftar
kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan.1 Infus dilepas bila
kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi
wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah
normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus
dilepas.10 Air kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein,
aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam
dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit
pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam
penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat
dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat
ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas,
pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik.1 Jika pasien dengan usaha di atas tetap muntah,
makanan diberikan melalui sonde hidung.4

Penghitungan deficit cairan dengan skor Daldiyono


Muntah 1
Suara serak 2
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, sopor sampai koma 2
Tensi sistolik kurang atau sama dengan 2
90 mmHg
Nadi lebih atau sama dengan 120x/menit 1
Napas kussmaul (lebih dari 30x/menit) 1
Turgor kulit kurang 1
Facies cholerica 2
Ekstremitas dingin 1
Jari tangan keriput 1
Sianosis 2
Umur 50 tahun atau lebih -1 (negative)
Umur 60 tahun atau lebih -2 (negative)

Daldiyono (1973) mengemukakan salah satu cara menghitung kebutuhan


cairan untuk rehidrasi inisial pada gastroenteritis akut / diare koliform berdasarkan
sistem score (nilai) gejala klinis dapat dilihat pada tabel. Semua skor ditulis lalu
dijumlah. Jumlah cairan yang akan diberikan dalam 2 jam, dapat di hitung:

Skor x 10% BB (kg) x 1liter


15
5. Penghentian
kehamilan.
Pada
sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika
memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat,
tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala
irreversibel pada  organ vital.1,3 Gejala-gejala untuk
mempertimbangkan abortus terapeutikus, ialah:4
a. Ikterus
b. Delirium atau koma
c. Nadi yang naik berangsur-angsur sampai di atas 130 kali/menit
d. Suhu meningkat di atas 38 oC
e. Perdarahan dalam retina
f. Uremi, proteinuri, silinder yang merupakan tanda-tanda
intoksikasi

Anda mungkin juga menyukai