Oleh
Pendamping:
0
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SN
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SLTA
Alamat : Tapaktuan
Tanggal masuk : 11/08/2018
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Pasien datang ke RS Yuliddin Away dengan keluhan mual dan muntah.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSYA dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari
yang lalu (8 Agustus 2018). Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi
hari saja dan terjadi setelah makan dan minum, namun sejak 2 hari sebelum
masuk RS, muntah yang dialami > 10 kali per hari dengan volume kurang
lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang dimuntahkan berupa makanan dan
minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada muntahan tidak terdapat
darah. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah
1
makan dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga
mengeluh badan terasa lemas sehingga tak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering, nafsu makan dirasakan
menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan semakin
menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan menurun.
Pasien mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya
maupun dalam pekerjaan.
Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun
Haid : teratur
Siklus : 28 hari
Lama Haid : ± 5 hari
Hari Pertama Haid Terakhir : 14 Juni 2018
Hari Perkiraan Lahir : 21 Maret 2019
Riwayat Nikah :
Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 8 tahun.
Riwayat Obstetri :
G2P1A0
1. Perempuan, aterm, berat badan lahir 3000 gram, lahir spontan di
tolong oleh bidan, sekarang usia 7 tahun, sehat
2. Hamil ini.
Riwayat Keluarga Berencana (KB) :
Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulanan, sudah berhenti 2,5
tahun yang lalu.
Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3 kali, belum mendapatkan
imunisasi TT
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
- Riwayat Asma : disangkal
2
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Alergi Obat : disangkal
- Riwayat Gastritis : disangkal
- Riwayat penyakit selama kehamilan: disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
- Riwayat Asma : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai
swasta, mempunyai 1 orang anak. Biaya pengobatan menggunakan
Jampersal. Kesan ekonomi: kurang
3
konfigurasi jantung dalam batas normal
Pulmo : SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : TFU tidak teraba, turgor kulit menurun, bising usus (+) , nyeri
tekan epigastrium (+)
Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Refleks Fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks Patologis -/- -/-
Status Ginekologi
V. DIAGNOSA KERJA
4
VII.PROGNOSIS
Quo Ad Visam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanam : dubia ad bonam
Quo Ad fungionam : dubia ad bonam
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
5
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet
dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum
diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat
hubungannya dengan endokrin, biokimia dan psikologis. 1,2 Faktor-faktor yang
menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab
dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
C. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan
sub-endokardial.
6
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
D. Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,
yaitu:1,2
E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada
vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya
lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.
7
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan
kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola
hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan
proteinuria.
F. Gejala Klinik.
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai
adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang
berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan
laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan
hematokrit.1,2,3
G. Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai
gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut
antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut
sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut
keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare
juga bisa dijadikan petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut
dan tanpa appendicitis akut.
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil
apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan
kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula darah,
dan pemeriksaan gas darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan
NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat membedakan
8
dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus peptikum karena hampir
semua pasien dengan hiperemesis gravidarum mempunyai keluhan nyeri
epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan
gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien
hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai
peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-
kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum tingkat III
(tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak menderita hepatitis
dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah menderita
hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum
alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,
kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke
punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar ke
abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat membantu
menegakkan diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang
hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi
hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai
hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil sebaiknya
dihindari karena berbahaya bagi janin.
H. Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya
9
kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Komplikasi yang
perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke. Gejala yang timbul
dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata
(oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).
I. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan
dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makanan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan
yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang
teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3
J. Penatalaksanaan 1-4
Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan.
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada
keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti prometazin (avopreg),
proklorperazin, atau mediamer B6.
Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti
dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak
diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
10
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek
dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin
perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu
dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan
pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan.
Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik
dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat
ditambah dengan makanan yang tidak cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk
melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan
jiwa Ensephalopati Wernick.
Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan
darah menurun.
11
DAFTAR PUSTAKA
12